Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi
Lihat Foto

RADITYA HELABUMI

Museum PETA (Pembela Tanah Air) berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor, Sabtu (30/7). Museum PETA merupakan salah satu museum sejarah di Kota Bogor yang didirikan untuk mengenang perjuangan para tentara PETA dalam merintis kemerdekaan Indonesia. Kompas/Raditya Helabumi (RAD) 30-07-2016 lipsus indeks kota wisata Bogor

KOMPAS.com - Pembela Tanah Air (PETA) merupakan tentara sukarelawan yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang saat mengusai bangsa Indonesia periode 1942 hingga 1945.

PETA memiliki peran penting untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia meski awalnya bertugas membantu Jepang dalam peperangan Asia Timur Raya.

Bahkan PETA merupakan cikal bakal terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sejarah PETA

PETA dibentuk oleh Pemerintah Jepang pada 1943 yang bertujuan untuk menghadapi perang Asia Timur Raya dari serangan blok sekutu.

Dalam menghadapi perang tersebut Jepang meminta bantuan dari para pemimpin nasionalis dan Islam.

Pembentukan PETA diinisiatif oleh orang Indonesia bernama R Gatot Mangkupraja. Ia merupakan seorang pimpinan nasionalis.

Baca juga: Secarik Kisah Pembela Tanah Air

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), PETA dibentuk setelah adanya Osamu Seirei atau peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Jepang.

Pada pembentukan PETA banyak pemuda dan pelajar bangsa Indonesia yang ikut dan bergabung menjadi tentara sukarelawan.

Mereka mendapat pelatihan fisik oleh tentara Jepang. Mereka bersemangat karena memiliki tujuan untuk mempersiapkan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

PETA bukan milik organisasi mana pun tapi langsung di bawah Panglima Tentara Jepang. Tentara PETA dibentuk untuk sebagai tentara teritorial yang berkewajiban mempertahankan wilayahnya.

Avisena Ashari Senin, 18 Februari 2019 | 10:54 WIB

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Pelatihan tentara PETA oleh pemerintah Jepang (Tropenmuseum)

Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu kepanjangan dari PETA?

PETA merupakan singkatan dari Pembela Tanah Air. Apa tugas dan tujuan Pasukan PETA, ya?

Pasukan PETA ini merupakan tentara yang dibentuk oleh pemerintah Jepang. Jepang menduduki Indonesia di tahun 1942 - 1945.

Saat itu Jepang sedang menghadapi perang Asia Timur Raya dan Pasukan PETA dilatih untuk membantu Jepang.

Usul untuk membentuk satuan militer ini juga diprakarsai oleh tokoh Indonesia, yaitu R. Gatot Mangkoepradja.

Sekarang kita cari tahu tugas dan tujuan Pasukan PETA, yuk.

Osamu Seirei Nomor 44

Osamu Seirei merupakan peraturan atau undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang.

Nah, Osamu Seirei Nomor 44 adalah dasar pendirian Pasukan PETA.

Baca Juga : Pahlawan Indonesia dan Namanya, Inilah 6 Pahlawan Nasional yang Baru


Page 2


Page 3

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Tropenmuseum

Pelatihan tentara PETA oleh pemerintah Jepang

Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu kepanjangan dari PETA?

PETA merupakan singkatan dari Pembela Tanah Air. Apa tugas dan tujuan Pasukan PETA, ya?

Pasukan PETA ini merupakan tentara yang dibentuk oleh pemerintah Jepang. Jepang menduduki Indonesia di tahun 1942 - 1945.

Saat itu Jepang sedang menghadapi perang Asia Timur Raya dan Pasukan PETA dilatih untuk membantu Jepang.

Usul untuk membentuk satuan militer ini juga diprakarsai oleh tokoh Indonesia, yaitu R. Gatot Mangkoepradja.

Sekarang kita cari tahu tugas dan tujuan Pasukan PETA, yuk.

Osamu Seirei Nomor 44

Osamu Seirei merupakan peraturan atau undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang.

Nah, Osamu Seirei Nomor 44 adalah dasar pendirian Pasukan PETA.

Baca Juga : Pahlawan Indonesia dan Namanya, Inilah 6 Pahlawan Nasional yang Baru

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at Belajar.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Penetapan pembentukan tentara Peta secara resmi
  2. Pembubaran Peta secara resmi
  3. Pembentukan Seinendan
  4. Pembentukan Heiho
  5. Pembubaran Heiho
Klik Disini Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang pada masa pendudukan mereka di Indonesia.

Proses pembentukan PETA, dimulai dengan usul R. Gatot Mangkoepradja, melalui suratnya yang ditunjukan kepada Gunseikan, pada tanggal 8 September 1943, yang meminta agar bangsa Indonesia diperkenankan membantu Pemerintah Militer Jepang.

''Bahwa hamba sampai mengharapkan, bangsa Indonesia bukan saja tinggal di belakang dan memperkuat garis belakang, akan tetapi juga turut terjun ke medan perang, ikut melawan dan meruntuhkan kekuasaan Inggris, Amerika, dan sekutunya,'' terang Gatot Mangkoepradja dalam Surat Gatot Mangkoepradja Dipersembahkan ke Hadapan Padoeka Jang Moelja Tuan Gunseikan di Djakarta (1943).

Akhirnya usulan itu diloloskan. Pembela Tanah Air dibentuk pada 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela yang berisikan orang-orang lokal.

Pelatihan pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyugun Kanbu Resentai.

Perhatian penduduk terhadap PETA ternyata sangat besar, terutama dari kalangan pemuda yang telah mendapat pendidikan sekolah menengah dan tergabung dalam Seinendan (barisan pemuda).

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Para pemuda Indonesia menjalani latihan militer. Sumber: Tropenmuseum

Anggota PETA berasal dari berbagai golongan masyarakat dengan motivasi yang beragam, ada yang terdorong karena semangat membantu Jepang dan juga ada yang bergabung karena bujukan pemimpin pergerakan Islam nasional.

Peran golongan agama Islam memang turut dikedepankan dalam mengembangkan PETA.

Hal ini kemudian juga diperlihatkan dalam panji atau bendera tentara PETA yang berupa matahari terbit (lambang kekaisaran Jepang) dan lambang bulan sabit dan bintang (simbol kepercayaan Islam).

Sebagian besar Daidanco (sebutan untuk Komandan Batalion PETA) pun berasal dari tokoh pergerakan Islam.

Hanya saja banyak yang tidak kerasan karena melihat kebiasaan tentara Jepang yang gemar minum minuman keras dan mengharuskan membungkuk (seikerei) yang gerakannya serupa ruku dalam salat.

PETA membesar dalam waktu yang relatif singkat, meskipun kebanyakan anggotanya tidak punya pengalaman dan kemampuan militer.

Pada tanggal 03 Oktober 1943 dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44 yang berisi

Poster PETA pada 1943. Sumber: Beeldbankwo2.nl

Gatot Mangkoepradja memang mengiming-imingi militer Jepang bahwa pemuda Indonesia bisa membantu mereka sukses memenangi perang Pasifik dengan mengalahkan Barat.

Jika melihat keseluruhan isi suratnya, Gatot terkesan menjilat militer Jepang agar usulnya disetujui dan ia mendapat perhatian.

Namun, tujuan lainnya murni untuk mengasah para pemuda di kesatuan militer yang berguna bagi bangsa Indonesia untuk ke depannya.

PETA yang semula membantu justru menjadi batu sandungan bagi tentara Jepang.

Banyak tentara PETA yang kecewa karena status mereka lebih rendah dibandingkan prajurit-prajurit Jepang yang berpangkat bukan perwira.

Kebencian juga timbul di kalangan perwira PETA karena melihat penderitaan dari para Romusha (pekerja).

Dari situ, pemberontakan pun dilakukan tentara PETA salah satu yang terbesar berlangsung di Blitar pada 14 Februari 1945.

Setelah proklamasi Indonesia kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, PETA menjadi salah satu unsur penting dalam terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR), angkatan perang RI cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.

Para mantan anggota PETA pun nantinya banyak yang menjadi tokoh militer terkemuka dalam riwayat ketentaraan nasional, di antaranya ialah Jenderal Sudirman, Suharto, Ahmad Yani, dan Basuki Rahmat.

---

Referensi: Nugroho Notosusanto, Marwati Djoened Poesponegoro, "Sejarah Nasional Indonesia VI" | George McTurnan Kahin, "Nationalism and Revolution in Indonesia" | Ahmad Mansur Suryanegara, "Api Sejarah 2"