Apa perbedaan isi kandungan surat al-hujurat ayat 12 dan 13

Apa perbedaan isi kandungan surat al-hujurat ayat 12 dan 13
Apa perbedaan isi kandungan surat al-hujurat ayat 12 dan 13

Surat Al Hujurat (الحجرات) merupakan surat ke-49 dalam Al Quran. Ia merupakan surat Madaniyah. Apa saja isi kandungan surat Al Hujurat ayat 12, berikut ini penjelasannya.

Terjemahan Surat Al Hujurat Ayat 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

(Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba’dlodh dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba’dloo. Ayuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha innallooha tawwaabur rohiim)

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 10

Intisari Tafsir Al Hujurat Ayat 12

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim menjelaskan, melalui Surat Al Hujurat ayat 12 ini, Allah melarang hamba-hambaNya yang beriman dari banyak berprasangka buruk. Yakni mencurigai orang lain dengan tuduhan buruk yang tidak berdasar. Karena sebagian dugaan itu adalah murni dosa, maka ia harus dijauhi sebagai tindakan preventif.

Dalam ayat ini, Allah juga melarang memata-matai dan mencari keburukan orang lain. Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, tajassus kadang-kadang merupakan kegiatan yang mengiringi dugaan dan kadang-kadang sebagai kegiatan awal untuk menyingkap aib dan mengetahui keburukan. Al Quran memberantas praktik yang hina ini dari segi akhlak guna membersihkan kalbu dari kecenderungan yang buruk itu, yang hendak mengungkap aib dan keburukan orang lain.

Allah juga melarang ghibah, yakni mengatakan keburukan seseorang yang jika ia mengetahuinya ia takkan suka hal tersebut. Ghibah diibaratkan makan bangkai saudaranya. Yang pasti ia benci.

Lalu Allah mengingatkan kembali untuk bertaqwa. Dengan taqwa, seseorang akan terjaga dari buruk sangka, mencari keburukan orang lain dan ghibah.

“Jika selama ini perangai yang buruk ini ada pada dirimu, mulai sekarang segeralah hentikan dan bertaubatlah dari kesalahan yang hina itu disertai penyesalan dan bertaubat,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar ketika menafsirkan Surat Al Hujurat ayat 12 ini. “Allah senantiasa membuka pintu kasih sayang-Nya, membuka pintu selebar-lebarnya menerima kedatangan para hamba-Nya yang ingin menukar perbuatan yang salah dengan perbuatan baik, kelakuan durjana dengan akhlak terpuji.”

Baca juga: Asmaul Husna

Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12

Berikut ini isi kandungan Surat Al Hujurat ayat 12 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.

  • Surat Al Hujurat ayat 12 memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjauhi prasangka buruk.
  • Ayat ini melarang memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain.
  • Ayat ini juga melarang ghibah. Bahkan menjelaskan ghibah laksana memakan bangkai saudaranya sendiri.
  • Buruk sangka, memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain serta ghibah adalah haram serta menjadi perusak persatuan. Padahal orang-orang beriman itu bersaudara dan harus menjaga persatuan sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al Hujurat ayat 10.
  • Ayat ini memerintahkan orang-orang beriman untuk bertaqwa. Jika orang beriman masih melakukan perbuatan buruk tersebut, hendaklah bertaubat dan bertaqwa. Dengan taqwa, terjagalah diri dari sifat-sifat buruk tersebut dan dengan taqwa Allah akan menerima taubatnya.
  • Allah senantiasa membuka pintu taubat dan pintu kasih sayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan bertaqwa.

Demikian isi kandungan Surat Al Hujurat ayat 12. Semoga bermanfaat dan menguatkan ukhuwah imaniyah di antara orang-orang beriman. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]

*Untuk tafsir lengkap, bisa dibaca di artikel Surat Al Hujurat Ayat 12

Apa perbedaan isi kandungan surat al-hujurat ayat 12 dan 13
Ilustrasi berdoa. ©Shutterstock

TRENDING | 5 Maret 2022 07:00 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Surat Al Hujurat termasuk ke dalam golongan surat Madaniyah. Di mana surat ini diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Al Hujurat sendiri memiliki makna kamar-kamar. Atau bisa diartikan dengan kamar tempat kediaman Nabi Muhammad SAW bersama istri-istri beliau.

Dari satu surat, Al Hujurat ayat 13 sering kali menjadi sorotan. Hal ini karena dalam ayat tersebut tidak menggunakan panggilan kepada orang beriman saja. Melainkan ditujukan kepada seluruh umat manusia.

Surat Al Hujurat ayat 13 ini juga berisikan prinsip dasar dalam hubungan antar manusia. Pada ayat tersebut ditegaskan kesatuan asal usul umat manusia dengan menunjukkan derajat kemanusiaan yang selalu sama di sisi Allah SWT. Tujuan diturunkannya surat Al Hujurat ayat 13 juga agar setiap manusia bisa saling mengenal.

Lantas bagaimana bacaan surat Al Hujurat ayat 13 lengkap dengan tafsir dan kandungannya? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (4/3), simak ulasan informasinya berikut ini.

2 dari 6 halaman


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Yaa ayyuhan naasu innaa kholaqnaakum min dzakariw wa unstaa waja’alnaakum syu’uubaw waqobaa, ila lita’aarofuu, inna akromakum ‘indalloohi atqookum, innallooha ‘aliimun khobiir

Artinya:
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

3 dari 6 halaman

Imam Suyuthi dalam kitab tafsirnya Al-Durr Al-Mantsur fi Tafsir Bil-Ma'tsur menyebutkan terdapat dua kisah turunnya surat Al Hujurat ayat 13 ini. Kisah pertama adalah pada saat Rasulullah SAW memasuki kota Mekkah dalam peristiwa Fathu Makkah. Bilal bin Rabah naik ke atas Ka'bah dan menyerukan azan. Maka sebagian penduduk Mekkah terkaget-kaget.

Ada yang berkata: "Budak hitam inikah yang azan di atas Ka‘bah?" Yang lain berkata, "Jika Allah membencinya, tentu akan menggantinya". Lalu turunlah surat Al Hujurat ayat 13 ini.

Selain itu, terdapat kisah kedua yang disebutkan dalam kitab tafsirnya. Kisah kedua ini menceritakan Abu Daud meriwayatkan tentang alasan diturunkannya surat Al Hujurat ayat 13. Ayat ini turun berkenaan dengan profesi Abu Hind sebagai seorang pembekam.Rasulullah SAW kemudian meminta kepada Bani Bayadhah untuk menikahkan putri mereka dengan Abu Hind. Akan tetapi, mereka enggan melakukannya dan memberikan alasan jika Abu Hind merupakan bekas budak mereka.

Sikap mereka sungguh keliru dan dikecam Al-Quran dengan turunnya ayat ini. Bahwa kemuliaan di sisi Allah SWT bukan karena keturunan atau garis kebangsawanan. Melainkan karena ketakwaannya.

(mdk/tan)

Baca juga:
Nyesek Banget, Ini Curhatan Polisi Tampan Ibaratkan Pasangan seperti '30 Februari'
Penampakan Kendaraan Dinas Baru Kopassus, Keren Diserahkan Mayjen Widi Prasetijono

4 dari 6 halaman

Melansir dari Dream.co.id, tafsir surat Al Hujurat ayat 13 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah.

a. Manusia Adalah Satu Keturunan

Melalui surat Al Hujurat ayat 13, Allah SWT menegaskan jika suluruh umat manusia adalah satu keturunan. Mereka semua berasal dari nenek moyang yang sama yakni Adam dan Hawa. Sehingga, dalam kehidupan tidak ada perbedaaan kasta. Semua umat manusia akan sama dan setara di sisi Allah SWT.

b. Prinsip Dasar Hubungan Manusia

Dikatakan sebelumnya, jika surat Al Hujurat ayat 13 ini Allah SWT memberitahukan jika segala umat manusia berasal keturunan yang sama. Di mana selanjutnya Allah SWT menjadikannya berkembang sangat banyak. Bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.Itulah prinsip dasar hubungan manusia. Bahwa manusia secara sunnatullah itu beragam karena Allah SWT menjadikannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Dengan keberagaman tersebut, Allah SWT lantas menghendaki segala umat manusia untuk saling mengenal.

5 dari 6 halaman

Melalui ayat dalam surat ini, ditegaskan jika keberagaman manusia sesungguhnya akan tetap setara di hadapan Allah SWT. Pembedanya hanya terletak pada ketakwaan masing-masing dari mereka. Sebab, kemuliaan manusia di sisi Allah SWT berbanding lurus dengan tingkat ketakwaannya.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian, tetapi Dia memandang hati dan amal perbuatan kalian." (HR. Muslim).

Ayat inilah yang digunakan Rasulullah SAW untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi. Dalam khutbah fathu Makkah, sebelum menyampaikan surat Al Hujurat ayat 13 ini beliau bersabda:

"Hai manusia, sesungguhnya Allah telah melenyapkan dari kalian keaiban masa jahiliyah dan tradisinya yang selalu membangga-banggakan orang tua. Manusia itu hanya ada dua macam; yakni yang berbakti, bertakwa lagi mulia di sisi Allah; dan orang yang durhaka, celaka lagi hina di sisi Allah."  (HR. Tirmidzi)

d. Allah Maha Mengetahui


Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Ayat tersebut menegaskan hanya Allah SWT yang mengetahui tingkat ketakwaan seseorang.

Baca juga:
Sabar Tunggu Istri Nyalon, Perlakuan Kakek Ini Bikin Hati Berbunga-bunga
Anggunnya Titiek Soeharto Pakai Baju Adat Minang, Sampai Disebut 'Rancak'

6 dari 6 halaman

Adapun isi kandungan surat Al Hujurat ayat 13 adalah sebagai berikut:

a. Ayat ini memberitahukan, manusia berasal dari satu keturunan yang sama yaitu Nabi Adam dan Hawa. Sehingga pada hakikatnya mereka semua setara.

b. Keragaman adalah sunnatullah karena Allah SWT menjadikan manusia berkembang sedemikan banyak. Sehingga mereka bisa menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.

c. Keragaman bukan untuk berpecah belah dan saling memusuhi. Melainkan untuk saling mengenal. Dengan pengenalan yang baik, maka akan terjalin kedekatan, kerja sama dan bisa saling memberikan manfaat.

d. Seluruh manusia setara di hadapan Allah SWT. Pembedanya adalah tingkat ketakwaannya. Manusia paling mulia di sisi Allah SWT adalah yang paling bertakwa.

e. Allah Maha Mengetahui segala hal yang dilakukan oleh manusia. Termasuk dengan tingkat ketakwaan mereka.