Langkah-langkah penerapan watak tokoh dalam sebuah cerita antara lain

          Sebuah cerita selalu menghadirkan tokoh-tokoh sebagai alat untuk menjalankan cerita. Tanpa adanya tokoh tentu sebuah cerita tidak akan berjalan karena pada hakikatnya sebuah cerita, baik berupa prosa maupun drama, adalah berupa gambaran mini kehidupan hasil rekaan pengarang yang tentunya membutuhkan orang sebagi tokohnya. Dalam kaitannya dengan tokoh, kita mengenal istilah penokohan dan sudut pandang.

             Penokohan merupakan penggambaran pribadi tokoh dalam cerita. Tiap-tiap tokoh akan diberi karakter, sikap, watak, atau pun pikiran yang berbeda-beda sesuai kebutuhan penceritaan. Penokohan yang bermacam inilah yang pada akhirnya akan menjalankan cerita secara dinamis dan luwes.

         Pengarang dalam menyampaikan karakter tokoh dalam cerita menempuh jalan yang berbeda-beda. Ada beberapa cara yang digunakan pengarang dalam menyampaikan karakter tokoh (penokohan atau perwatakkan), yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penggambaran watak tokoh secara langsung yaitu penggambaran watak tokoh dinyatakan langsung oleh pengarang.

        Penggambaran perwatakkan secara tidak langsung biasanya dilakukan pengarang dengan beberapa cara, yaitu melalui pikiran tokoh, dialog antartokoh, tingkah laku atau tindakan tokoh, lingkungan sekitar tokoh, dan tanggapan dari tokoh lain.

             Melalui pikiran-pikiran tokoh. Penggambaran perwatakkan dengan cara ini yaitu pengarang dalam menyampaikan karakter tokoh disampaikan melalui pikiran tokoh itu sendiri. Hal-hal yang terjadi dalam pikiran tokoh terkadang dapat menunjukkan bagaimana karakter tokoh tersebut. Perhatikan contoh berikut.

          Dialog  antartokoh, dalam berdialog atau bercakap-cakap terkadang kita dapat mengetahui watak orang yang berbicara tersebut. Dari apa yang diucapkan secara langsung ataupun yang tersirat dalam perkataan-perkataan tokoh, kita dapat mengetahui bagaimana watak seseorang. Jadi, pengarang dalam menggambarkan perwatakkan tokoh-tokoh dilakukan dengan perantara dialog yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam cerita.

      Melalui tingkah laku atau tindakkan tokoh, yaitu penggambaran perwatakkan tokoh yang dilakukan dengan penggambaran perbuatan yang dilakukan oleh tokoh. Sebagai contoh, jika seorang tokoh digambarkan sedang mengamuk, merampok, atau memukuli orang, tentu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa orang tersebut memiliki watak keras, jahat, dan kejam. Begitulah penggambaran watak tokoh jenis ini dilakukan.

            Melalui tanggapan tokoh lain, yaitu penggambaran watak seorang tokoh yang dilakukan oleh pengarang melalui perantara yaitu komentar atau tanggapan tokoh lain terhadap seorang tokoh.

         Lingkungan sekitar tokoh. Tidak dapat disangkal jika lingkungan tempat tinggal / keberadaan seseorang dapat menggambarkan perilaku atau karakter seseorang. Dengan dasar tersebut, pengarang juga secara implisit dapat menggunakan media lingkungan sebagai penyampaian watak dari tokoh.


Demikian artikel info tentang : Pendeskripsian Watak Tokoh dalam Cerita , semoga bermanfaat bagi kita semua.

Watak adalah penggambaran sifat seorang tokoh dalam drama. Watak tokoh dapat terlihat dari penggambaran fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh yang ditunjukkan dalam gerak dan ekspresi tokoh, monolog, atau komentar/narasi penulis terhadap tokoh. Watak atau karakter tokoh dalam drama tidak dapat ditampilkan melalui bloking.

Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah B. 

Seperti dalam cerita pendek dan novel, karakter tokoh dalam cerita drama digambarkan berdasarkan keadaan fisik (fisiologis), psikis (psikologis) san sosial (sosiologis). Berikut ini adalah bagaimana penulis naskah melukiskan watak tokoh dengan ketiga penggambaran tokoh tersebut.

  1. Penerapan Tokoh Berdasarkan Penggambaran Fisik

Penerapan tokoh berdasarkan penggambaran fisik tokoh ditandai oleh umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, keadaan tubuh: tinggi-pendek, kurus-gemuk, suka senyum-cemberut, dll. Ciri fisik ini dapat dihubungkan dengan perwatakan.

  1. Penerapan Tokoh Berdasarkan Gambaran Psikis

Penerapan tokoh berdasarkan gambaran psikis dapat dilakukan dengan menganalisis karakter tokoh, kebiasaan-kebiasaan, aspirasi, motivasi, dan sikap hidup, dan pertualangan tokoh. Gambaran psikis tokoh itu dapat terjadi pada tokoh protagonis, yaitu tokoh yang membawa ide dan mengembangkan jalan cerita, maupun tokoh antagonis, yaitu tokoh yang menentang ide dan mengembangkan jalannya cerita.

  1. Penerapan Tokoh Berdasarkan Gambaran Sosial

Penerapan tokoh berdasarkan gambaran sosial tampak pada profesi, pekerjaan, dan aktivitas rutin yang dilakukan tokoh dalam naskah. Seorang penganalisis naskah harus mampu menandai status sosial tokoh dalam naskah. Ani dan Ina adalah wanita penghibur. Tompel adalah pengangguran yang mengawal Ani dan Ina pada saat bekerja mencari pelanggan. Kakek adalah penunggu kolom, mantan pengusaha yang gagal. Babah Liem adalah pedagang yang berjiwa sosial. Dan prosedur penerapan watak tokoh dalam naskah drama dilakukan dengan langkah-langkah berikut: Pertama, Membaca naskah secara keseluruhan. Kedua, Menentukan tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Ketiga, Membuat analisis karakter tokoh dari aspek fisik, psikologis, dan sosial baik tokoh utama maupun pembantu, baik tokoh protagonis maupun antagonis.

Source:

Suroso, Drama: Teori Praktik dan Pemenrasan, Yogyakarta: Elmatera Publisher, 2015

Written By Guru BI Berbagi Saturday, 31 October 2020 Edit

Apa yang kalian ketahui tentang tokoh? dan apa itu penokohan? Dua ini menjadi sesuatu yang menarik untuk kita ulas. 

Tokoh menjadi unsur penting dalam sebuah cerita baik drama, cerpen, novel, fabel, dan jenis cerita lainnya. Tanpa kehadiran tokoh, penulis cerita juga pasti tidak akan bisa mengembangkan isi ceritanya. Untuk itu, mari kita kaji lebih jauh mengenai apa sebenarnya tokoh itu dan bagaimana perannya dalam sebuah cerita.


Tokoh adalah para pelaku dalam cerita. Menurut KBBI tokoh merupakan pemegang peran (peran utama) dalam roman atau drama. Di dalam sebuah cerita, tokoh memiliki peran penting untuk menjalankan isi cerita dari awal hingga akhir cerita. Tokoh dalam cerita merupakan hasil rekaan pengarang untuk menjalankan serangkaian petunjuk lakuan yang ada dalam cerita tersebut. Tokoh dalam cerita dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh peran pembantu.

Penokohan adalah pemberian watak-watak tokoh dalam sebuah cerita.  Setiap tokoh dalam cerita mempunyai watak atau karakternya masing-masing. Hal ini tentu membuat isi cerita menjadi lebih manarik. Ada 3 jenis penokohan dalam cerita, yaitu protagonis, antagonis, dan tritagonis. 

Protagonis merupakan memiliki perwatakan baik, antogonis memiliki perwatakan jahat atau penentang protagonis, sedangkan tritagonis sebagai penengah. 

Ada dua teknik yang dilakukan pengarang untuk menggambarkan watak-watak tokohnya dalam cerita, yaitu teknik analitik dan teknik dramatik.

Teknik analitik adalah teknik penokohan dengan menggambarkan watak tokoh secara langsung. Teknik ini penulis menyebutkan watak tokohnya secara langsung tertulis dalam cerita. 

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri bernama Purbasari. Dia merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan pasir batang. Purbasari memiliki enam orang kakak perempuan yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik dan Purbaleuih. Purbasari sangat baik sifat dan kelakuannya. Dia lembut, manis budi, dan suka menolong. Siapapun juga yang membutuhkan pertolongan dengan senang hati dibantunya. Selain hatinya yang elok, Purbasari juga memiliki paras yang cantik dan rupawan, setiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati pada pandangan pertama.

Teknik dramatik merupakan teknik penokohan dengan tidak menggambarkan watak tokoh secara langsung. Teknik ini kebalikan dari teknik analitik. Watak-watak tokoh dalam teknik ini tersirat dalam cerita baik melalui fisik, tingkah laku maupun ucapan.

Teknik dramatik dibedakan menjadi lima jenis, yaitu penggambaran fisik dan perilaku tokoh, penggambaran melalui dialog tokoh lain, penggambaran melalui lingkungan kehidupan tokoh, penggambaran melalui tata bahasa tokoh, dan penggambaran melalui jalan pikiran tokoh.

1. Penggambaran fisik dan perilaku tokoh

Teknik ini dilakukan dengan menggambarkan perbuatan yang dilakukan oleh tokoh. Disamping itu, dari segi fisik tokoh meliputi cara berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit, juga menjadi metode dalam teknik ini.

Contoh 1 :  

Sekilas Mira melihat pengemis berkaki buntung di depan toko. Segera ia turun dari mobilnya dan menghampiri pengemis tersebut. Dia tersenyum dan membuka dompet yang berada dalam tasnya. Diambilkannya uang seratus ribuan lalu ia berikan pada pengemis itu. 

 " Watak Mira : Baik hati dan suka menolong. " tergambar dalam cerita perilaku tokoh Mira turun dari mobil dan memberi uang seratus ribu kepada pengemis.

Contoh 2 :

Sukri menanti bis melintas di halte. Dia gemas melihat skuter melintas.Dia benci melihat kendaraan itu.Dia raba pisau belati di pinggangnya.Dia buka pintu pagar rumah Sumarni.Dia lihat skuter itu.Dia lihat Sumarni menerima pemuda pengendara skuter di ruang tamu.Dia melompat ke balik semak-semak bunga mawar.Dia dengarkan percakapan Sumarni dan pemuda pengendara skuter di ruang tamu.

2. Penggambaran melalui dialog tokoh lain.

Teknik ini dilakukan dengan perantara tokoh lain. Tokoh 1 memberikan komentar atau tanggapan terhadap tokoh 2 berkaitan dengan sifat, kebiasaan, tingkah laku, dll. 

Contoh 1:  

Setelah Viky berhasil menyelesaikan soal matematika di papan tulis, semua bertepuk tangan tak terkecuali Robi. “VIk, kamu pintar sekali ” Puji Robi. Viky hanya tersenyum dan kembali ke mejanya.

 " Watak Viky : pandai." disampaikan oleh tokoh Robi.  

Contoh 2 :

Kita kehilangan seorang sahabat kawan. Entah kemana kita tidak tahu. Padahal Juan itu anak yang baik dan kita suka ditolongnya. Kita harus berusaha mencarinya sampai ketemu. 

" Watak Juan : baik dan suka menolong."

3. Penggambaran melalui lingkungan kehidupan tokoh

Teknik ini dilakukan dengan menggambarkan lingkungan kehidupan tempat tinggal tokoh. 

Lisa dan Ayu mendapatkan nilai 10 besar, sehingga mereka berdua masuk dalam kelas 1A. Kelas 1A merupakan kelas yang dihuni oleh siswa-siswi yang berprestasi dan mendapatkan nilai ujian 40 terbaik, kelas 1B diduduki oleh siswa-siswi 41-80 terbaik dan kelas 1C diisi oleh siswa siswi yang menempati peringkat 80-120.

" Watak Lisa dan Ayu : Pintar dan Cerdas " tergambar dalam cerita mereka masuk 10 besar dan berada di kelas 1A dimana berisi para siswa berprestasi.

Contoh 2 :

Terdapat sebuah mushola meski rumah Pak Sukaryo tidak terlalu luas.Alat sholat lengkap berada di dalamnya. Di beberapa ruangan terhiasi berbagai kaligrafi arab.

" Watak Pak Sukaryo : religius."

4.  Penggambaran melalui tata bahasa tokoh

Teknik ini dilakukan dengan menggambarkan tutur kata atau ucapan tokoh.

Maya :“Heh,, dasar gak punya otak lo!! Lo pikir dengan lu pake kerudung terus gue bisa langsung maafin elo, hah?? Gak segampang itu Al. Sampe lu nangis darah pun gue nggak akan maafin lo Alya! Inget itu!!”

" Watak Maya : kasar dan pemarah." tergambar dalam cerita ucapan Maya yang kasar terhadap temannya.

5. Penggambaran melalui jalan pikiran tokoh

Teknik ini dilakukan dengan menggambarkan jalan pikiran tokoh itu sendiri. Jalan pikiran yang dilakukan tokoh bisa digunakan untuk mengidentifikasi watak tokoh dalam cerita.

Tak seperti orang kaya lain, Pak Sukaryo sadar tidak semua orang seberuntung dia dan keluarganya. Setelah berpikir matang, Pak Sukaryo memutuskan untuk memberikan setengah harta kekayaanya pada beberapa panti asuhan di kotanya.

" Watak Pak Sukaryo : dermawan." tergambar dalam cerita jalan pikiran dia untuk mambantu panti asuhan. 

Contoh 2 :

“Sebelum subuh mereka telah bangun. Siti Rubiyah ikut bangun pagi dan memasak kopi dan makanan pagi untuk mereka. Buyung merasa berat dalam hatinya berangkat. Dia teringat Siti Rubiyah yang ditinggalkan sendiri dengan Wak Hitam yang masih sakit. Kemarin malam panasnya naik lagi hingga dia mengerang-ngerang sepanjang malam dan sepanjang malam terdengar dia tak tertidur.”

" Watak Buyung : peduli."

Sekian, semoga bisa bermanfaat.


 

Video yang berhubungan