Perubahan apakah yang terjadi ketika memasak dengan menggunakan kompor yang bersumbu

Konversi penggunaan kompor minyak ke kompor gas ini memang sudah terjadi beberapa tahun lalu. Namun, saat ini saya tertarik untuk membahasnya lagi di dalam blog saya ini. Karena menurut saya, peralihan penggunaan kompor minyak ke kompor gas merupakan perubahan sosial yang mungkin sudah disosialisasikan sejak lama namun perubahannya bisa dibilang serempak dan langsung bisa dilihat.

Pada awalnya, masyarakat di kota kebanyakan masih menggunakan kompor minyak dalam kegiatan memasak sehari-hari. Namun, minyak tanah yang mereka pakai untuk memasak merupakan olahan dari minyak bumi yang semakin hari stoknya semakin menipis. Memang sudah semestinya masyarakat menggunakan sesuatu yang ramah lingkungan serta turut mengirit penggunaan minyak bumi. Karena, apabila saat ini kita boros menggunakannya minyak bumi akan cepat habis dan anak cucu kita tidak dapat merasakan bagaimana manfaat dan kegunaan minyak bumi.

Gas alam meerupakan salah satu kekaayaaan Indonesia yaang melimpah. Dengan beralih menggunakan gas, kita sama saja membantu Indonesia mengirit uang belanjanya. Menurut saya, suatu kebijakan yang bagus ketika pemerintah mengalihkan masyarakat yang menggunakan minyak tanah untuk memasak sehari-hariinya menjadi menggunakan gas.

Awalnya, banyak sekali masyarakat yang takut menggunakan kompor gas karena dianggap kurang aman. Mereka takut ketika menggunakan kompor tersebut, kompor itu tiba-tiba akaan meledak dan membuat kebakaran. Wajar saja masyarakat berfikir seperti itu karena, memang kejadian kompor gas meledak lumayan sering terdengar serta menurut logika mereka berbahaya sekali , menyimpan benda gas yang akan terbakar jika terkena api di dalam rumah mereka. Gas seperti bom yang kapanpun dapat meledak.

Pemerintah benar-benar terlihat niat sekali merubah kebiasaan masyarakat menggunakan kompor minyak jadi menggunakan kompor gas ketika ia membagikan kompor gas beserta tabung gas 3kg secara gratis kepada masyarakat. Kegiatan ini pastinya disambut positif. Walaupun tidak semua masyarakat langsung menggunakan kompor tersebut namun perlahan tapi pasti, lama-kelamaan hampir semua masyarakat mengalihkan kebiasaan mereka menggunakan kompor minyak menjadi kompor gas.

Pemerintah juga seringkali mengadakan penyuluhan tentang bagaimana caraa menggunakan kompor gas yang baik. Berbagai iklan tentang penanganan yang baik ketika terjadi kesalahan pada gas juga sering terlihat di TV. Kegiatan ini sedikit demi sedikit mengurangi rasa takut yang ada di benak masyarakat termasuk saya.

Waktu itu keluarga saya juga termasuk keluarga yang masih menggunnakan minyak tanah. Sampai akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengkonversi minyak tanah ke gas. Keluarga saya awalnya tidak memperdulikan kebijakan ini dan kami tetap menggunakan minyak tanah. hingga akhirnya pemerintah memberikan kompor gas dan tabung gas 3kg secara cuma-cuma kepada setiap keluarga. Ketika baru diberikan, keluarga saya masih belum berani menggunakannya. Kami masih tetap menggunakan kompor minyak, namun lama kelamaan harga satu liter minyak tanah semakin melambung tinggi hingga mengalahkan harga isi ulang gas 3kg. Barulah kami mencoba menggunakan kompor gas dan melihat memang lebih banyak keuntungan dan kemudahan menggunakan gas. Kami tidak perlu repot menyalakan kompor pada satu-satu sumbu ketika awal menyalakaannya. Panci dan wajan tiak berubah warna menjadi hitam karena terbakar. Waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan sesuatu dengan kompor gas juga lebih sedikit. Karena banyak kelebihan itu akhirnya keluarga kami menggunakan kompor gas sampai sekarang.

Saya yakin, banyak juga masyarakat di luar sana yaang sama seperti keluarga saya. Awalnya takut menggunakan. Semenjak diadakannya pembagian kompor gratis itu, harga minyak tanah menjadi sangat tinggi serta mulai sulit didapatkan. Yang saya ingat, sebelum diadakannya kebijakan konversi tersebut, harga satu liter minyak tanah sekitar Rp.7.000,- namun setelah adanyaa kebijakan itu dan setelah dibagikannya kompor gratis, harga minyak menjadi Rp. 11.000,- bahkan yang terakhir saya dengar sampai Rp. 15.000,- harga itu lebih mahal dari harga gas 3 kg yang saat itu berkisar sekitar Rp. 13.000,-

Satu liter minyak tanah tidak cukup untuk memasak banyak makanan sedangkan gas 3 kg itu bisa digunakan untuk memasak lebih banyak. Apabila penggunaan normal dalam rumah tangga, saya memperkirakan gas dapat digunakan 5-7 hari. Jika dilihat dari aspek harga, jelas menggunakan gas jauh lebih ekonomis dibanding menggunakan minyak tanah.

Sekarang saya melihat hampir semua masyarakat, tidak hanya yang tinggal di kota tetapi juga pedesaan sudah menggunakan kompor gas. Tidak terlihat lagi berita tentang antri minyak tanah di TV yang dulu sering sekali dibahas di media.

Dengan masyarakat menggunakan gas untuk memasak, berarti kami telah membantu untuk mengirit dan menghemat penggunaan minyak bumi. Sekarang perhatian masyarakat yang tadinya pada minyak tanah sudah beralih memperhatikan gas. Di berbagai toko sembako sekarang juga yang mereka sediakan adalah gas, bukan minyak tanah lagi. Di toko swalayanpun yang tersedia adalah berbagai perlengkapan untuk kompor gas. Seperti regulator gas, kompornya atau pernak pernik lainnya.Bahkan yang sekarang media bahas pun tentang gas. Seperti tentang kelangkaan gas 3 kg yang kadang kerap terjadi. Itu membuktikan bahwa masyarakat sekarang sebagian besar memang sudah beralih ke gas.

Ukuran tabung gas yang paling banyak digunakan adalah 3 kg. karena ukuran ini yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka yaitu lebih kecil sehingga mudah ditaruh di dapur dan harganya relatif murah.

Walaupun memang masih ada beberapa masyarakat yang masih menggunakan kompor minyak ataupun kayu bakar. Namun, yang menggunakan kompor gas tetap sudah menjadi dominan di Indonesia ini.

Saat ini, toko sembako yang menjual minyak tanah sangatlah jarang. Berbeda sekali dengan dulu sebelum kenversi ini dilakukan hampir semua toko sembako menyediaakan minyak tanah. terlihat drum-drum besar berisi minyak tanah di depan toko. Sekarang yang sering terlihat di depan toko sembako adalah tumpukan gas 3 kg.

Dari seluruh artikel saya diatas, saya dapat sedikit menyimpulkan

Bahwa kebijakan konversi yang diusung pemerintah telah berhasil merubah kebiasaan masyarakat yang awalnya mayoritas menggunakan minyak tanah menjadi menggunakan gas. Karena sekarang masyarakat mayoritas menggunakan gas, maka toko-toko juga jarang yang menjual minyak tanah dan beralih menjual gas. Serta mediapun sekarang mengalihkan perhatian mereka dari minyak tanah ke gas. Ini menandakan hampir semua warga Indonesia saat ini telah beralih menggunakan kompor gas.

Kelebihan menggunakan kompor gas dibandingkan kompor minyak:

• Lebih irit
• Api yang dihasilkan lebih panas, sehingga lebih cepat matang
• Mudah menggunakannya
• Tidak membuat alat masak menjadi hitam

Kelemahan :

• Harus lebih hati-hati dalam memeriksa keadaan gas
• Dapur tidak boleh terlalu tertutup
• Kadang terjadi kelangkaan gas
• Masih sering terjadi ledakan gas