Berapa lama bertahan penderita kanker kelenjar getah bening?

Merdeka.com - Angka harapan sembuh dari kanker cukup bisa jika diketahui dini dan diobati. Termasuk kanker kelenjar getah bening.

Kanker yang juga dikenal dengan nama limfoma itu merupakan salah satu kanker terbanyak yang dialami oleh orang usia muda. Penderitanya rata-rata berusia 20–30 tahun, demikian dikutip dari situs KlikDokter, 30 April 2018.

Sebelum membahas penyakitnya, Anda harus tahu kelenjar getah bening. Ini merupakan organ tubuh yang berperan untuk menjaga imunitas atau daya tahan tubuh. Dalam tubuh manusia, terdapat ratusan kelenjar getah bening yang tersebar dari kepala hingga ke kaki.

Gejala kanker kelenjar getah bening bisa sangat bermacam-macam. Hal tersebut tergantung lokasi kelenjar getah bening yang mengalami kanker.

Secara umum, gejala kanker kelenjar getah bening yang dapat dikenali adalah demam naik dan turun yang berkepanjangan, keringat yang berlebihan di malam hari, dan adanya penurunan berat badan yang drastis.

Lokasi kelenjar getah bening yang paling sering menjadi lokasi dimulainya kanker adalah kelenjar yang terdapat di leher. Gejalanya berupa timbulnya benjolan di leher yang makin lama makin besar.

Umumnya benjolan tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri, sehingga sering kali penderita mengabaikan gejala tersebut. Hal ini yang menyebabkan pengobatannya terlambat dan keberhasilan pengobatan menjadi lebih rendah.

Lokasi lain

Selain di leher, kelenjar getah bening di paru juga menjadi salah satu lokasi yang sering dipilih kanker untuk berkembang biak. Hal ini bisa menimbulkan gejala batuk kronik atau sesak napas yang semakin lama semakin progresif.

Tak jarang, kanker kelenjar getah bening di paru menyebabkan penumpukan cairan di rongga paru. Kondisi ini bisa menyebabkan sesak napas yang berat, bahkan dapat menimbulkan kematian jika tak lekas diatasi.

Setelah timbul di leher atau paru, umumnya kanker kelenjar getah bening akan menyebar ke rongga perut, yaitu ke organ hati atau limpa. Gejala di perut umumnya berupa perut yang makin membesar karena terisi cairan, terasa begah, diare, dan lemas.

Sayangnya, hingga kini belum ada alat pemeriksaan yang dapat mendeteksi dini kanker kelenjar getah bening. Hal yang dapat dilakukan adalah waspada terhadap gejala-gejala kanker kelenjar getah bening seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Bila terdapat salah satu atau beberapa gejala kanker kelenjar getah bening, segera temui dokter. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk meraba adanya pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh, khususnya di daerah leher, ketiak, dan lipat paha.

BACA JUGA:

4 Dedaunan sehat untuk cegah kanker sejak dini

Penelitian: Ini 4 cara mudah untuk tangkal serangan kanker

Waspada, gejala-gejala HIV ini mirip sakit biasa

Liputan6.com, Jakarta Mengenakan pakaian berwarna kuning muda, Muhammad Fakhri terlihat ceria saat ditemui di kediamannya di Jakarta Selatan. Kanker menyerang seolah tidak pandang status dan usia. Muhammad Fakhri (24), didiagnosa menderita kanker kelenjar getah bening (Limfoma) jenis Hodgin. Di usia muda, Fakhri harus berjuang melawan kanker kelenjar getah bening stadium 4 yang dideritanya.

Prof. Peng Xiao Chi, spesialis Onkologi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou mengungkapkan terdapat dua jenis kanker pada sistem kelenjar getah bening, yakni limfoma hodgkin (LH) dan limfoma non-hodgkin (LNH). Prevalensi kasus LH sekitar 20 persen dari seluruh kasus limfoma, sisanya LNH.

Namun yang harus diketahui, kedua jenis kanker kelenjar getah bening ini memiliki gejala yang hampir sama. Dari tahun ke tahun, tingkat kejadiannya meningkat sesuai usia. Dari banyak kasus, mayoritas kehilangan nyawa karena keterlambatan mendeteksi penyakit ini. Lalu bagaimana dengan Fakhri?

Gejala yang dialami Fakhri, demam dan mudah kelelahan. Lantaran gejala itu berulang, Fakhri memeriksakan diri ke rumah sakit. Baru diketahui bahwa gejala yang dialami itu adalah Limfoma.

Di usianya yang sangat muda, Fakhri harus menghadapi kenyataan di diagnosis penyakit yang mematikan itu. "Saat didiagnosa rasanya biasa saja karena saya yakin, semua pasti ada jalan keluarnya," katanya.

 

Berapa lama bertahan penderita kanker kelenjar getah bening?

Perbesar

Fakhri saat menjalankan pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou

Beruntung Fakhri memiliki kerabat yang sudah pernah berobat di China. Tanpa ragu dia berangkat ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou dan berjuang mendapatkan kesembuhan.

"Awalnya saya disuruh biopsi di Jakarta. Tapi atas saran tante saya yang kebetulan juga sudah sembuh dari kanker nasofaring, saya akhirnya memutuskan untuk pergi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital di Guangzhou China untuk menjalankan treatment cancer," ujarnya.

Yakin dan percaya bahwa dia akan sembuh seperti tantenya, Fakhri pun mulai pengobatan pada November 2017. Selama sekitar setahun atau tepatnya pada Maret 2018, Fakhri lepas dari pengobatannya. "Ini melebihi ekspektasi saya pribadi, " ucap Fakhri.

Untuk kanker yang dideritanya, proses penyembuhan Fakhri terbilang cepat. Itu karena selama St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Fakhri menjalankan sejumlah metode pengobatan inovatif.

Berapa lama bertahan penderita kanker kelenjar getah bening?

Perbesar

Metode Penanaman Biji Partikel (Brachytherapy)

Pertama, pengobatan Penanaman Biji Partikel (Brachytherapy). Dr Muliono, Health Advisor St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou Jakarta Office menjelaskan tentang kondisi Fakhri.

"Pada tubuh Fakhri, dokter menanamkan partikel yang terbuat dari titanium yang hanya berukuran setengah biji beras. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar Gamma jarak pendek (radius 1,7 cm) selama dua bulan berturut-turut. Fungsinya adalah mematikan sel tumor lewat sinar Gamma yang dipancarkan itu dengan minim rasa sakit," jelasnya. 

Muliono menjelaskan bahwa tidak ada efek samping dari metode pengobatan itu. "Efek sampingnya hampir tidak ada karena radiusnya sangat pendek. Prinsipnya adalah terpusat ke kankernya, jadi tidak mengganggu organ atau sel yang masih sehat di sekitarnya," tambahnya.

Berapa lama bertahan penderita kanker kelenjar getah bening?

Perbesar

Pengobatan kanker stadium 4.

Selain metode Penanaman Biji Partikel, Fakhri juga menjalankan metode Intervensi (Kemoterapi Bertarget) atau biasa disebut kemo bertarget. Berbeda dengan metode kemoterapi konvensional, di mana obat dimasukkan melalui infus dan tersebar ke seluruh tubuh pasien, baik yang sehat maupun yang sakit.

Metode intervensi ini berbeda karena bekerja di bawah panduan alat DSA. Jadi dokter memasukan kateter (selang sangat kecil) ke pembuluh darah arteri di pangkal paha. Setelah kateter menjangkau pusat tumor, obat anti-kanker dialirkan sehingga membuat tumor/kanker 'mati kelaparan' dan tidak bisa menyerap nutrisi dari pasien lagi.

Hasilnya, tumor pada tubuh Fakhri mengecil secara signifikan. Jika dibandingkan kemoterapi konvensional, efek samping dari metode Intervensi jauh lebih sedikit.

Berapa lama bertahan penderita kanker kelenjar getah bening?

Perbesar

Metode Cryosurgery (Metode Pembekuan) (Dok. St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou).

Metode ketiga yang dijalankan adalah Metode Cryosurgery (pembekuan) yang merupakan pengobatan minim luka menggunakan jarum khusus dan alat pencitraan DSA, serta perbedaan suhu gas dingin dan gas panas.  

Cara kerjanya, gas Argon bersuhu minus 160 derajat celcius disuntikkan ke pusat kanker menggunakan jarum khusus hingga beku menyerupai bola es.  Setelah itu, sel kanker yang beku tadi dipanaskan dengan gas helium bersuhu lebih dari 40 derajat celcius.

Sel kanker yang sudah beku akan mencair dan membuat kerusakan pada sel kanker. Kanker akan mengecil secara signifikan karena perbedaan suhu yang sangat ekstrim.  Cara ini lebih efisien karena tidak membutuhkan pembedahan besar seperti pada operasi konvensional. 

"Saya kaget, keluarga saya kaget, dokter-dokter di rumah sakit juga kaget karena kanker stadium 4 saya bisa sembuh dalam waktu enam bulan. Itu waktu yang begitu cepat," ujarnya.

Bagi pengobatan kanker stadium akhir, enam bulan merupakan waktu yang tergolong singkat. Tetapi yang perlu diperhatikan bahwa durasi pengobatan setiap pasien berbeda-beda tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.

"Saat menjalani pengobatan, saya tidak merasa seperti sedang berobat karena semua dokter dan suster yang ada di sini ramah. Setiap seminggu sekali kami (pasien) diajak jalan-jalan oleh pihak rumah sakit agar tidak stres. Jalan-jalannya ke tempat-tempat wisata di Guangzhou. Sudah seperti melancong, padahal sedang berobat," jelas Fakhri.

Berapa lama bertahan penderita kanker kelenjar getah bening?

Perbesar

Suasana di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.

Keyakinan Fakhri untuk kesembuhan penyakitnya berbuah manis. Dia sembuh dan kini kembali menjalankan aktivitas berbis dan hobi diving-nya. Sekadar informasi, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou tempat Fakhri menjalankan pengobatan itu merupakan rumah sakit khusus tumor dan kanker.

Rumah sakit tersebut memiliki kantor perwakilan yang tersebar di berbagai negara. Di Indonesia terdapat tiga kantor perwakilan yaitu di Jakarta, Surabaya dan Medan.  Untuk memudahkan pasien yang ingin melakukan pengobatan ke Guangzhou, masing-masing kantor perwakilan menyediakan layanan untuk pengurusan visa dan tiket pesawat. 

Para pasien dan keluarga tidak perlu khawatir dalam segi bahasa, karena rumah sakit ini memiliki layanan penerjemah 24 jam bahasa Indonesia, setiap dokter melakukan tindakan dan kunjungan, akan didampingi penerjemah.

Selain memiliki teknologi pengobatan kanker terkini, rumah sakit ini juga menyediakan fasilitas penjemputan di Airport Guangzhou, laundry serta wisata Guangzhou bagi pasien dan keluarga, serta layanan lain yang menunjang kenyamanan pasien selama menjalankan pengobatan.

Berkat pelayanan yang diberikan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Fakhri mengaku puas. Menurut Fakhri, semua staf medis berusaha menebar energi positif kepada setiap pasien sehingga mereka tetap optimis dalam menjalankan pengobatan.

"Buat teman-teman yang terkena kanker, jangan putus harapan, pasti ada jalan keluar. Dan menurut saya jangan stres, kelola pola stres, dan hidup happy-happy aja," pesannya.

Jika Anda membutuhkan informasi tentang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, ada layanan konsultasi online yang bisa diakses di sini.  Ada pula call center di nomor 0812-978-978-59 yang bisa dijangkau melalui telepon atau WhatsApp.  

(*)