Di rumah lagi ada tamu, terus mama nyuruh elo buat bikin sirup. Eh, ternyata sirupnya kemanisan! Yes, elo akan tambahkan air biar rasa manisnya berkurang. Show Tapi kok bisa ya? Kenapa menambahkan air bisa membuat rasa manis dari sirup berkurang? Caranya dengan melakukan pengenceran larutan, dong! Di kelas 11 elo akan belajar nih, cara dan rumus pengenceran larutan ini. Supaya lebih paham, yuk belajar bareng! Pengenceran LarutanPengenceran larutan adalah proses penurunan konsentrasi larutan dengan penambahan zat pelarut (dok. freepik.com) Larutan adalah campuran antara dua buah hal yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Dengan catatan, zat pelarut harus lebih banyak dari zat terlarut. Nah, pengenceran larutan sendiri adalah proses penurunan konsentrasi larutan dengan penambahan zat pelarut untuk menurunkan konsentrasi larutan agar lebih encer dari konsentrasi awalnya. Kok, larutan perlu diencerkan? Iya, guys. Pengenceran ini perlu dilakukan kalau elo cuma punya larutan dengan konsentrasi pekat sementara elo membutuhkan larutan berkonsentrasi encer. Sama kayak sirup yang kemanisan tadi. Elo harus mengencerkan sirupnya supaya rasa manisnya berkurang. Baca Juga: Larutan Asam: Materi Kimia Kelas 11 Rumus Pengenceran LarutanPengenceran laruan (dok. freepik.com) Supaya bisa mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang tepat, elo harus melakukan perhitungan terlebih dahulu. Rumus ini diperlukan kalau elo membutuhkan larutan dengan jumlah yang tepat saat praktikum. Berikut rumusnya: Rumus pengenceran larutan (Arsip Zenius) V1 = volume larutan pekat (L) M1 = konsentrasi larutan pekat (M) V2 = volume larutan encer (L) M2 = konsentrasi larutan encer (M) x = banyak pelarut yang ditambahkan (L) Dengan catatan, V2=V1+x Kalau sudah ketemu perhitungan yang tepat, elo hanya perlu menuangkan jumlah pelarut yang dibutuhkan ke dalam zat yang akan dilarutkan atau diencerkan. Misalnya nih, elo butuh mengencerkan larutan berukuran 10 mL yang konsentrasinya 4 M menjadi 2 M. Nah, untuk mencari tahu berapa jumlah larutan pelarut yang dibutuhkan, elo bisa menggunakan rumus tadi. V1 M1 =( V1+x) M2 104=(10+x)2 40=20+2x 2x=40-20 2x=20 x=10 Nah, berarti jumlah larutan pelarut yang elo butuhkan untuk mengencerkan larutan ini sebanyak 10 mL. Jadi, cara pengenceran larutan yang terbaik adalah dengan menghitungnya terlebih dahulu. Apa elo sudah paham? Supaya makin mendalami, coba bahas soal-soal ini, yuk! Baca Juga: Pengertian dan Rumus Larutan Penyangga – Materi Kimia Kelas 11 Contoh Soal1. Jika sebanyak 10 mL larutan amoniak 0,02 M ditambahkan 90 mL air maka konsentrasi larutan amoniak berubah menjadi… a. 0,02 M b. 0,01 M c. 0,002 M d. 0,001 M e. 0,004 M Pembahasan Kita sudah tahu kalau: V1 = 10 mL M1 = 0,02 M x = 90 mL Dari rumus V1 M1 =( V1 +x) M2 kita bisa masukkan: 100,02=(10+90)M2 Maka, M2=0,2100 M2=0,002 Jadi, jawabannya adalah C. 2. Sebanyak 20 mL H2SO4 2 M dituangkan ke dalam gelas kimia berisi 80 mL air. Konsentrasi setelah pencampuran adalah… a. 0,2 M b. 0,4 M c. 0,6 M d. 0,8 M e. 1,0 M Pembahasan V1 = 20 mL M1 = 2 M x = 80 mL Dari rumus V1 M1 =( V1 +x) M2 kita bisa masukkan: 202=(20+80)M2 Maka, M2=40100 M2=0,4 Jadi, jawabannya adalah B. 3. Sebanyak 20 mL larutan berkonsentrasi 2 M dituangkan ke dalam gelas kimia berisi 40 mL air. Konsentrasi setelah pencampuran adalah… a. 0,2 M b. 0,5 M c. 0,7 M d. 0,8 M e. 1 M Pembahasan V1 = 20 mL M1 = 2 M x = 40 mL Dari rumus V1M1=(V1+x)M2 kita bisa masukkan: 202=(20+40)M2 Maka, M2=4060 M2=0,7 Jadi, jawabannya adalah C. Masih bingung sama penjelasan artikel ini? Elo bisa belajar lebih lanjut dengan tutor di aplikasi Zenius dengan klik yang ada di banner ini.
Biar belajarnya lebih mantap, elo juga bisa berlangganan paket belajar Zenius! Kita punya berbagai pilihan paket yang udah disesuaikan sama setiap kebutuhan elo. Klik gambar di bawah ini ya untuk pengalaman belajar yang lebih seru! Baca Juga: Persamaan Reaksi Asam Basa dan Contohnya – Materi Kimia Kelas 11
Titrasi adalah cara analisa tentang pengukuran jumlah larutan yangg dibutuhkan untuk bereaksi secara tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. Larutan yang diketahui normalitasnya disebut larutan standart, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran. Larutan yang akan ditentukan normalitasnya diletakkan dalam Erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi atau analit. Titrasi dilakukan dengan cara membuka kran buret pelan-pelan. Titik akhir titrasi terjadi pada saat terjadi perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat dengan menggunakan zat penunjuk atau indikator. Pada saat itulah gram ekivalen dari titran sama dengan gram ekivalen dari zat yang dititrasi, dimana jumlah mol asam setara dengan jumlah mol basa. Proses penetapan kadar suatu larutan asam dengan larutan standar basa yang diketahui normalitasnya atau sebaliknya disebut titrasi asam-basa. Titrasi asam-basa terdiri atas :
Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa. Proses ini dinamakan alkalimetri. Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-asam. Proses ini dinamakan asidimetri. Suatu larutan asam dapat ditentukan kadarnya dengan penambahan larutan standar-basa yang tepat ekivalen dengan jumlah basa yang ada. Titik di mana saat tersebut tercapai dinamakan titik ekivalen atau titik akhir teoritis, di mana jumlah asam adalah ekivalen dengan jumlah basa. Untuk menentukan titik ekivalen ini digunakan indikator asam-basa, yaitu suatu zat yang berubah warnanya tergantung pH-nya. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi telah tercapai dan titik tersebut dinamakan titik akhir titrasi. Alat & BahanStatip dan perlengkapannya, buret 50 ml, pipet tetes, labu erlenmeyer 250 ml, labu takar 250 ml, gelas kimia 250 ml, pipet volum 25 ml, pipet tetes NaOH 0.1 N, HCl 0.1 N, indikator PP 1%, larutan cuka. Prosedur KerjaKegiatan 1. Standardisasi larutan NaOH dengan larutan baku asam klorida (HCl).
V1 x N1 = V2 x N2 → N2 = (V1 x N1) ÷ N1Dimana: V1 = Volume HCl yang dititrasi; N1 = Normalitas HCl yang dititrasi; V2 = Rata-rata Volume NaOH terpakai; N2 = Normalitas NaOH Kegiatan 2. Menentukan kadar asam cuka
fp = (Volume pengenceran) ÷ (Volume asam cuka) Kadar Asam Cuka (%) = {(fp x mL NaOH terpakai x Mr Asam Cuka) ÷ (Berat sampel x 1000)} x 100% Dimana: fp = faktor pengenceran, Mr Asam Cuka atau Asam Asetat, CH3COOH = 60 Contoh Perhitungan:Misalnya 5 mL asam cuka diambil dan diencerkan menjadi sebanyak volume 250 mL maka besarnya faktor pengenceran = 250 ÷ 5 = 50 kali pengenceran. Larutan asam cuka (yang telah diencerkan) tersebut kemudian diambil 25 mL dengan beratnya adalah 45 gram. Banyaknya NaOH terpakai untuk menetralkan 25 mL asam cuka tersebut adalah 1.5 mL. Dengan demikian: Kadar Asam Cuka = {(50 x 1.5 x 60) : (45 x 1000)} x 100% = (4500 ÷ 45000) x 100% = 0.1 x 100% = 10%. Jadi kadar asam cuka tersebut adalah sebesar 10%. Pertanyaan:
Unduh Lembar Kerja Praktikum KEMBALI >>>> |