Apa arti dari surat Al Qadr ayat pertama dan kedua?

Liputan6.com, Jakarta Bacaan Surat Al-Qadr beserta artinya perlu kamu pahami. Surat yang terdiri dari 5 ayat ini bercerita tentang peristiwa turunnya Al-Quran pada malam Lailatul Qadr. Malam yang disebutkan memiliki banyak kemuliaan dan lebih baik daripada seribu bulan.

Surah yang berada pada juz 30 ini termasuk golongan Makkiyah. Surah al Qadr merupakan surah yang ke-97 di dalam Al-Quran. Kata al Qadr sendiri memiliki arti mulia. Pada surat ini dijelaskan bagaimana keistimewaan malam Lailatul Qadar. 

Bacaan Surat Al-Qadr tidak sulit untuk dihafalkan, karena hanya 5 ayat. Kamu bisa membacanya setelah membaca Al-Fatihah saat melaksanakan salat fardu. Membaca dan memahaminya akan membuat kamu semakin mengenal malam Lailatul Qadar yang penuh berkah.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (17/4/2021) tentang bacaan Surat Al-Qadr.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Apa arti dari surat Al Qadr ayat pertama dan kedua?

Perbesar

Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com

Berikut bacaat surat Al-Qadr ayat 1-5 beserta artinya:

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ

wa mā adrāka mā lailatul-qadr

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

lailatul-qadri khairum min alfi syahr

3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr

4. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr

5. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Apa arti dari surat Al Qadr ayat pertama dan kedua?

Perbesar

Ilustrasi Al-Qur’an Credit: unsplash.com/Afiq

Makna Al Qadr secara terminologi, menurut Ibnu Mukarram adalah keputusan yang ditetapkan oleh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Tinggi dan Dia memberlakukannya terhadap segala perkara.

Dalam Al-Qur’an, kata Al Qadr digunakan untuk menggambarkan makna yang beragam, seperti membatasi, menetukan, mengagumkan, menguasai, mengukur, dan sebagainya. Sedangkan dalam surat Al-Qadr sendiri, kata Qadr, memiliki makna “kemuliaan”. Lailatul Qadr adalah malam kemuliaan.

Selanjutnya, malam Qadr juga dikenal dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ibnu Jarir At-Thabari mengatakan (pahala) beribadah pada malam tersebut lebih utama daripada malam-malam yang tidak bertepatan pada al-Lail al-Qadr. Artinya banyak kebaikan-kebaikan yang akan diberikan pada malam itu.

Pada ayat ke-4 Surat Al Qadr yang berbunyi seperti ini:

tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr

 “Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (jibril) dengan izin tuhanya untuk mengatur semua urusan.” (Q.S al-Qadr: 4).

Melalui ayat ini, kamu mendapatkan informasi bahwa malaikat diturunkan ke bumi atas izin Allah SWT untuk mendengar dan mengaminkan doa-doa orang yang berdoa pada malam tersebut.

Sebagai ganjaran untuk ibadah dan amalan yang dilakukan pada malam Lailatul Qadr, Allah SWT pun menjamin malam Lailatul Qadar dipenuhi dengan kesalamatan dan kesejahteraan, Allah Swt berfirman:

salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr

 “Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 5)

Pada malam tersebut, terus berlanjut turun kebaikan, keberkahan, dan para malaikat yang membawa rahmat dari Allah SWT untuk hambanya yang taat, hingga terbitnya fajar.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Apa arti dari surat Al Qadr ayat pertama dan kedua?

Perbesar

Keutamaan Malam Lailatul Qadar (Ilustrasi: Pexels.com)

Sebagai malam yang penuh kemuliaan, malam Lailatul Qadar tentunya memiliki keutamaan yang membedakannya dengan malam-malam lain di bulan ramadan. Pada malam Lailatul Qadar, para malaikat akan turun ke bumi dan memberi syafaat kepada orang-orang yang senantiasa menghidupkan Lailatul Qadar.

Allah juga akan melapangkan rezeki bagi orang-orang yang senantiasa meminta dengan tulus dan dikehendaki-Nya. Segala amalan baik yang dilakukan di malam Lailatul Qadar akan diberikan pahala berlipat ganda. Sebagai malam yang lebih mulia dari 1000 bulan, malam ini tidak bisa disamakan dengan malam-malam lain.

Kamu bisa mengerjakan beberapa amalan seperti mendirikan salat, baik salat wajib dan sunah, membaca Alquran, berzikir, dan melakukan kebaikan di malam ini akan mendapatkan ketenangan serta kesejahteraan. Orang-orang yang senantiasa menghidupkan malam ini juga akan dijaga oleh para malaikat yang sedang turun ke bumi.

Lanjutkan Membaca ↓

Apa arti dari surat Al Qadr ayat pertama dan kedua?
Apa arti dari surat Al Qadr ayat pertama dan kedua?

Tafsiralquran.id

Pada pembasahan sebelumnya berbicara mengenai proses penciptaan manusia, prosesnya mendapatkan pengetahuan serta adanya kasus pelarangan salat dalam masjid, pada Tafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2 ini berbicara mengenai Lailatul Qodar.

Baca sebelumnya: Tafsir Surat Al ‘Alaq Ayat 8-19

Sebelum masuk pada pembahasan Tafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2, didahului dengan pemaparan beberapa surat yang redaksinya dainggap mirip dengan surat al Qadr, yaitu ayat yang secara spesifik menyatakan turunnya kepada Nabi Muhammad saw.

Setelah itu Tafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2 menjelaskan tentang ayat yang diturunkan secara berangsur-angsur, penjelasan mengenai perbedaan antara kata anzala dan nazzala lalu diakhiri dengan penjelasan mengenai keutamaan Lailatul Qadr.

Ayat 1

Terdapat empat tempat dalam Alquran yang menerangkan tentang penurunannya kepada Nabi saw yaitu:

Pertama, Dalam Surah al-Qadr.

Kedua,  Dalam Surah ad-Dukhan, yaitu pada firman-Nya:

حٰمۤ  ۚ   ١  وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ   ٢  اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ  ٣  فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ   ٤  اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ   ٥  رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ   ٦

Ha Mim. Demi Kitab (Alquran) yang jelas, sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (ad-Dukhan/44: 1-6)

Ketiga, Dalam Surah al-Baqarah, yaitu pada firman-Nya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَان

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (al-Baqarah/2: 185)

Keempat, Dalam Surah al-Anfal, yaitu pada firman-Nya:

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ   ٤١

Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (al-Anfal/8: 41)

Ayat Surah al-Qadr menyatakan bahwa turunnya Alquran dari Lauh Mahfµz ke Baitul-‘Izzah jelas pada malam Lailatul Qadr. Ayat Surah ad-Dukhan menguatkan turunnya Alquran pada malam yang diberkahi, ayat Surah al-Baqarah menunjukkan turunnya Alquran pada bulan Ramadan.

Sedangkan Surah al-Anfal/8: 41 di atas menerangkan penyelesaian pembagian rampasan perang pada Perang Badar. Perang ini disebut yaumul-furqan karena merupakan pertempuran antara tentara Islam dengan tentara kafir, di mana kemenangan berada di tangan tentara Islam.

Dalam ayat ini diungkapkan bahwa Allah menurunkan Alquran pertama kali kepada Nabi saw pada malam yang mulia. Kemudian diturunkan terus-menerus secara berangsur-angsur menurut peristiwa dan suasana yang menghendakinya dalam jangka waktu dua puluh dua tahun lebih sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Sehubungan dengan uraian di atas, para ulama mengatakan bahwa kata anzala dan nazzala berbeda penggunaan dan maknanya. Oleh sebab itu, makna anzalnahu dalam Surah al-Qadr menunjukkan turunnya kitab suci Alquran pertama kali dan sekaligus dari Lauh Mahfµz ke langit dunia.

Kemudian diturunkan berangsur-angsur dari langit dunia kepada Nabi Muhammad, yang dibawa oleh Malaikat Jibril selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari. Sedangkan makna nazzala bermakna diturunkan berangsur-angsur.

Baca juga: Potret Iluminasi Mushaf Al-Quran Nusantara Dulu dan Kini

Tidak diragukan lagi bahwa manusia sangat memerlukan Alquran sebagai pedoman yang menjelaskan sesuatu yang mereka ragukan dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal keagamaan atau masalah-masalah duniawi. Alquran juga menerangkan kepada mereka kejadian manusia dan kejadian yang akan datang ketika datangnya hari kebangkitan.

Manusia memerlukan pegangan tersebut karena tanpanya, mereka tidak dapat memahami prinsip-prinsip kemaslahatan yang sebenarnya untuk membentuk peraturan-peraturan dan undang-undang. Oleh sebab itu, benarlah pendapat yang menyatakan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama dan petunjuk rohani yang menentukan ukuran dan nilai sesuatu setelah mengetahui secara ilmiah keadaan dan khasiat sesuatu.

Ayat 2

Kemudian dalam ayat ini, Allah menyatakan keutamaan Lailatul-Qadr yang tidak dapat diketahui oleh para ulama dan ilmuwan, bagaimanapun tingginya ilmu pengetahuan mereka. Pengertian dan pengetahuan Nabi-Nya pun tidak sanggup menentukan kebesaran dan keutamaan malam itu. Hanya Allah yang mengetahui segala hal yang gaib, yang menciptakan alam semesta, yang mewujudkannya dari tidak ada menjadi ada.

Baca setelahnya: Tafsir Surat Al Qadr Ayat 3-5

(Tafsir Kemenag)