Bagaimana cara Carolus Linnaeus memberikan nama ilmiah pada suatu makhluk hidup?

Pemberian nama untuk menyebutkan suatu jenis makhluk hidup sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan gambar berikut.

Bagaimana cara Carolus Linnaeus memberikan nama ilmiah pada suatu makhluk hidup?

Hewan tersebut diberi nama macan dalam bahasa Jawa, harimau dalam bahasa Indonesia, dan tiger dalam bahasa lnggris. Suatu makhluk hidup yang sama dapat memiliki berbagai macam nama penyebutan, tergantung daerahnya. Pemberian nama yang berbeda-beda tersebut dapat mengakibatkan kerancuan pada saat berkomunikasi. Untuk menghindari kerancuan tersebut, diusulkan tata cara pemberian nama spesies makhluk hidup oleh Carolus Linnaeus pada abad ke-19 yang disebut sistem tata nama binomial.

Jelaskan prinsip pemberian nama bagi makhluk hidup menurut sistem tata nama binomial atau tata cara pemberian nama makhluk hidup yang dikembangkan oleh Carolus Linnaeus! 

Bagaimana cara Carolus Linnaeus memberikan nama ilmiah pada suatu makhluk hidup?

Bagaimana cara Carolus Linnaeus memberikan nama ilmiah pada suatu makhluk hidup?
Lihat Foto

KIDDLE/ENGLISH WIKIPEDIA/GREG L

Lukisan Carolus Linnaeus (Carl von Linne) oleh Alexander Roslin.

KOMPAS.com - Siapakah Bapak Klasifikasi makhluk hidup? Bapak Klasifikasi atau Taksonomi adalah Carolus Linnaeus dari Swedia. Carolus Linnaeus disebut Bapak Klasifikasi dan Bapak Taksonomi karena menciptakan sistem klasifikasi hierarkis dan Binomial Nomenklatur.

Carolus Linnaeus, Bapak Klasifikasi

Mengutip Encyclopaedia Britannica, Bapak Klasifikasi dunia adalah Carolus Linnaeus atau Carl Linnaeus atau Carl von Linne (Swedia). Ia lahir di Rashult, Smaland, Swedia pada 23 Mei 1707 dan meninggal di Uppsala pada 10 Januari 1778.

Carolus Linnaeus dikenal sebagai Bapak Taksonomi Modern sekaligus salah satu Bapak Ekologi Modern. Carolus Linnaeus adalah seorang ahli botani, ahli zoologi sekaligus dokter.

Pada 1735, Carolus Linnaeus menerbitkan edisi pertama Systema Naturae (The System of Nature), berupa pamflet kecil yang menjelaskan sistem klasifikasi alam yang baru. Dua kontribusi Carolus Linnaeus yang paling penting dalam Taksonomi adalah:

  1. Sistem klasifikasi hierarkis
  2. Sistem Binomial Nomenklatur

Baca juga: Kingdom Animalia: Klasifikasi dan Ciri-ciri

Berikut ini penjelasan singkatnya:

Mengutip Study, taksonomi adalah ilmu yang fokus pada penamaan dan pengklasifikasian atau pengelompokan organisme. Klasifikasi makhluk hidup menjadi langkah penting untuk memahami keanekaragaman saat ini dan sejarah evolusi masa lalu kehidupan di Bumi.

Carolus Linnaeus dianggap sebagai Bapak Taksonomi karena pada 1700-an mengembangkan cara penamaan dan pengaturan spesies yang masih digunakan sampai sekarang.

Semua sistem klasifikasi modern berakar pada sistem klasifikasi Linnaean atau Linnaeus (Linnaean Classification System). Sistem pengelompokkan organisme ini berdasarkan ciri fisik yang jelas, contoh jumlah kaki atau bentuk daun.

Sistem klasifikasi Linnaean terdiri dari hierarki pengelompokan, yang disebut taksa (tunggal: takson). Terdapat 7 tingkatan klasifikasi oleh Carolus Linnaeus.

Baca juga: Kingdom Plantae: Pengertian, Ciri-ciri, dan Klasifikasi

Berikut ini urutan takson (hierarki atau tingkatan) dari tinggi ke rendah:

Bagaimana cara memberi nama ilmiah makhluk hidup? Jawabannya dengan menggunakan sistem tata nama ganda atau binomial nomenklatur. Lalu apakah sistem tata nama ganda itu? Tata sistem tata nama ganda atau binomial nomenklatur adalah aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata (binomial berarti ‘dua nama’) dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Carolus Linnaeus memilih menggunakan bahasa Latin untuk penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa Latin tidak mengalami perubahan maupun perkembangan, melainkan tetap.

Bagaimana cara Carolus Linnaeus memberikan nama ilmiah pada suatu makhluk hidup?
wikipedia.org

Berikut adalah bagaimana cara memberi nama ilmiah makhluk hidup dengan menggunakan aturan penulisan sistem tata nama ganda atau binomial nomenklatur.

  • Aturan penulisan dalam tatanama ganda selalu menempatkan nama (“epitet” dari epithet) genus di awal dan nama (“epitet”) spesies mengikutinya.

Contoh:
Panthera tigris; Panthera adalah nama genus, sedangkan tigris adalah nama spesiesnya.

  • Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
    • Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.
    • Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: “Pengujian Daya Tahan Kedelai (Glycine max Merr.) Terhadap Beberapa Tingkat Salinitas”. (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan “sp.” (zoologi) atau “spec.” (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan “spp.” (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah “ssp.” (zoologi) atau “subsp.” (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti “subspesies”, dan bentuk jamaknya “sspp.” atau “subspp.”
  • Singkatan “cf.” (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berarti “sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tetapi belum dipastikan sama dengan spesies ini”.
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama ganda dikenal pula sebagai “Sistem Klasifikasi Binomial”.

Baca Juga:  Apa yang Dimaksud Eutrofikasi?

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh “autoritas” – suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di antara bidang zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di belakang nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di bidang zoologi dalam bentuk nama akhir (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di bidang botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di bidang zoologi).

Apabila nama awal diganti, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem tata nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – “L.” adalah singkatan baku untuk “Linnaeus”.
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Demikianlah bagaimana cara memberi nama ilmiah makhluk hidup dengan menggunakan sistem tata nama ganda atau binomial nomenklatur.

Kontributor Wikipedia, “Tata nama biologi,” Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tata_nama_biologi&oldid=12167027 (diakses pada 3 September 2018).