3 tingkat keanekaragaman hayati dan contohnya

3 tingkat keanekaragaman hayati dan contohnya

3 tingkat keanekaragaman hayati dan contohnya
Lihat Foto

Kompas.com/Ronny Adolof Buol

Kerapatan vegetasi di hutan Nantu membuat kanopi hutan hujan tropis ini cukup padat, yang menjadikan Nantu memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

KOMPAS.com - Keanekaragam hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukan keseluruhan atau totalitas variasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keanekaragaman hayati merupakan keseluruhan keanekaragaman makhluk yang diperlihatkan suatu daerah mulai keanekaragaman genetika, jenis dan ekosistemnya.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), keanekaragaman hayati adalah variasi kehidupan yang ditemukan di suatu tempat di bumi.

Keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman dari makhluk hiudp dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tesktur, penampilan dan sifat.

Dalam buku Keanekaragaman Hayati (2011) karya Amien S. Leksono, istilah keanekaragaman hayati pertama kali digunakan dalam versi panjangnya oleh lovejoy pada 1980.

Awalnya istilah tersebut digunakan untuk menyebutkan jumlah spesies. Karena terlalu sederhana, maka istilah tersebuat menimbulkan perdebatan dikalangan ahli.

Baca juga: Lindungi Keanekaragaman Hayati, Ilmuwan Berencana Bikin Daftar Spesies di Dunia

Sebagian besar menyatakan keanekaragaman hayati tidak sama dengan jumlah spesies, karena istilah yang pertama bersifat lebih umum.

Keanekaragaman hayati menurut De Long adalah ciri suatu area yang menyangkut keragaman di dalam dan diantara organisme hidup, kumpulan orgnisme, komunitas biotik dan proses biotik, yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia.

Tingkat keanekaragaman hayati

Secara garis besar keanekaragaman hayati ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu, keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.

Berikut penjelasannya:

Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik individu-individu suatu populasi.

Gen merupakan unit kromosom pembawa kode untuk pembuatan protein spesifik.

Keanekaragaman merupakan faktor utama dalam evolusi meski prosesnya belum sepenuhnya diketahui. Hal tersebut dikemukaan oleh Lamark dan Darwin.

Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis dari kedua induk.

Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk.

Baca juga: Taman Nasional Betung Kerihun, Menyimpan Keanekaragaman Hayati

Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanakaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan .

Pada manusia terdapat keanekaragaman gen menunjukan sifat-sifat berbeda, seperti ukuran tubuh, warna kulit, warna mata, dan bentuk rambut.

Dalam keanekaragaman jenis dijumpai keseragaman individu, tapi antar jenis dijumpai keanekaragaman individu.

Di lingkungan sekitar banyak dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan dengan berbagai ciri-cirinya fisiknya.

Seperti bentuk dan ukuran tubuh, warna, dan kebiasaan hidup.

Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer (daratan) atau lautan.

Di bumi akan ditemukan makhluk hidup lain tidak hanya manusia. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya.

Baca juga: Ikan Asing Sumber Kerusakan Keanekaragaman Hayati Indonesia, Mengapa?

Lingkungan hidup meliputi kompoten biotek dan komponen abiotek. Komponen biotek meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu hingga makhluk hidup bersel banyak yang dapat dilihat langsung.

Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Kedua komponen tersebut sangat beragam dan bervariasi.

Maka ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dan abiotik pun bervariasi pula.

Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya.

Hubungan timbal balik menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

3 tingkat keanekaragaman hayati dan contohnya

Pengertian Keanekaragaman Hayati

Pengertian keanekaragaman hayati adalah variabilitas di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan dan ekosistem akuatik lain serta kompleks ekologik tempat hidup makhluk hidup menjadi bagiannya. Hal ini meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan ekosistem (Convention on Biological Diversity, 1993).

Menurut Encyclopaedia Britannica (2015), keanekaragaman hayati adalah variasi kehidupan yang ditemukan di suatu tempat di bumi. Sedangkan menurut Sudarsono (2005), keanekaragaman hayati adalah adalah segala bentuk variasi mengenai ketersediaan jenis genetic dan keanekaragaman ekosistem. Sedangkan Ani Mardiastuti (1999), keanekaragaman hayati adalah kelimpahan variasi dari berbagai jenis sumberdaya alam hayati, baik dari tumbuhan dan hewan.

Secara garis besar kehati adalah  istilah yang dipergunakan untuk menyebutkan berbagai jenis mahluk hidup yang ada tinggal di bumi, jenis- tersebut dibagi atas perbedaan gen dan ekosistem sehingga melahirkan bentuk dan rupa beserta ciri khas yang berbeda.

Keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman dari makhluk hiudp dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tesktur, penampilan dan sifat. Secara umum, keanekaragaman hayati dibagi menjadi 3:

  1. 1.    Keanekaragaman Tingkat Genetik

Keanekaragaman gen merupakan variasi genetik dalam satu spesies. Tingkat tersebut timbul karena setiap individu mempunyai bentuk gen yang khas. Gen adalah mateti dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanakaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan. Beberapa contoh antara lain:

  1. variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor
  2. variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan sebagainya
  3. variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan sebagainya
  4. variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina

Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor gen ( genotif ) dan faktor lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan rumus berikut  :

F = G + L

F =  fenotip (sifat  yang tampak)

G =  genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)

L =  lingkungan.

Jika Genotip berubah karena suatu hal ( misalnya mutasi) atau lingkungan  berubah maka akan terjadi perubahan di Fenotip.

  1. 2.    Keanekaragaman Tingkat Individu/Spesies (Jenis)

Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.

Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini:

  1. famili Fellidae : kucing, harimau, singa
  2. famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
  3. famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri
  4. familia graminae  : rumput teki, padi, jagung
  5. genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)
  6. genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)
  1. 3.    Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik,  lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya beragam pula. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.

Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim, tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut..

Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan (eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra.

Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu daratan luas yang memiliki karakteristik komponen biotik dan abiotik. Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar, ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.

Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :

Gen ——> keanekaragaman gen  ——> keanekaragaman jenis  ——> keanekaragaman ekosistem

Hal ini dapat dilihat pada conoh berikut ini,

Ekosistem lumut adalah ekosistem yang mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh lumut. Umumnya ekosistem ini terdapat di kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung, perbukitan, lembah dan daerah dekat kutub. Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu tebal dan toleran terhadap suhu dingin.

  1. b.       Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.

  1. c.        Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam. Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.

  1. d.       Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.

  1. e.       Ekosistem Padang Pasir

Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis burung.

Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Kehati sejatinya telah menjadi menjadi bagian penting dalam rantai kehidupan manusia, yaitu sebagai sistem pendukung kehidupan. Kehati ini merupakan life support system yang mana menjadikan keberadaannya mutlak ada karena kerusakan terhadap keanekaragaman hayati dapat mengancam kehidupan manusia. Peran keanekaragaman hayati sangat penting bagi manusia, jadi menjaga keanekaragaman hayati berarti menjaga kehidupan, sebab memiliki manfaat sebagai berikut:

Manfaat pertama yang bisa diambil dari keanekaragam hayati adalah sebagai sumber pangan. Manusia membutuhkan energi untuk bisa beraktivitas (baca : Energi Dalam Ekosistem). Energi tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan tersebut bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan.

  1. 2.    Sebagai Bahan Obat- Obatan

Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat ditanam di rumah sebagai tanaman obat keluarga (toga). Selain itu, teknologi yang terus berkembang membantu industri jamu atau obat tradisional untuk mengetahui manfaat dari setiap bagian tanaman yang berkhasiat. Penggunaan tanaman sebagai obat ini lebih aman dan mengurangi efek samping. Contoh beberapa tanaman obat yang sering digunakan yaitu tanaman jahe, kencur, temulawak, daun sirih, kayu putih, buah mengkudu dan alang- alang.

  1. 3.    Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan

Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan tumbuhan agar bisa mengembangkan potensi dari tumbuhan dan hewan tersebut.Dengan meneliti flora dan  manusia bisa mendalami berbagai ilmu terutamanya adalah biologi. Penelitian tersebut akan menghasilkan berbagai metode keilmuan, misalnya perkembangbiakan vegetatif buatan pada hewan maupun tumbuhan. Ilmu pengetahuan bisa terus berkembang dan berguna bagi manusia jika keanekaragaman hayati sebagai sumber ilmu itu sendiri terus dijaga eksistensinya.

Budaya dibeberapa daerah di Indonesia masih menggunakan tanaman dan hewan tertentu. Misalnya pada upacara adat di daerah Sulawesi mengharuskan memotong hewan kerbau. Ritual Larung sesaji di Jawa juga menyembelih sapi atau kerbau untuk di larutkan ke laut. Budaya nyekar atau berkunjung ke makam juga memanfaatkan jenis- jenis flora seperti mawar, melati dan kenanga untuk di tabur di atas makam.

  1. 5.    Sebagai Penyeimbang Ekosistem

Manfaat paling penting dari keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang ekosistem. Setiap makhluk hidup yang mendiami suatu ekosistem mempunyai perannya masing- masing. Jika keberadaan makhluk hidup tersebut terancam, tentu akan mengganggu keseimbangan. Apabila ekosistem tidak seimbang, maka akan mengakibatkan berbagai bencana yang merugikan manusia, lingkungan dan makhluk hidup yang lain.

  1. 6.    Meningkatkan Produktivitas Ekosistem

Salah satu manfaat keanekaragaman hayati adalah dapat meningkatkan produktivitas ekosistem dari masing-masing spesies. Meski sekecil apapun peranan dari setiap spesies, produktivitasnya akan bermanfaat bagi suatu ekosistem. Misalnya, berbagai macam tanaman yang dapat dikonsumsi oleh hewan dan manusia, atau bahkan dapat dijadikan obat-obatan. Ekosistem akan menjadi lebih aktif dengan adanya manfaat dari setiap spesies tersebut.

  1. 7.    Menjamin Keberlanjutan Alam

Adanya keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk menjamin keberlanjutan alam. Semua spesies dalam ekosistem akan saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Contohnya adalah tanaman-tanaman bakau di pantai yang dapat menjaga bibir pantai dari abrasi air laut. Manfaat ini dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan sehingga keberlanjutan alam akan terjaga.

  1. 8.    Menjaga Keseimbangan Alam

Keanekaragaman hayati juga menjadi elemen penjaga keseimbangan alam. Tanpa keragaman, alam akan menjadi tidak seimbang. Misalnya, pada ekosistem hutan hujan tropis yang menjadi habitat dari berbagai macam spesies hewan dan tumbuhan. Bisa dibayangkan jika ekosistem hutan hujan tropis tidak ada, maka alam akan menjadi tidak seimbang.

  1. 9.    Meningkatkan Taraf Kehidupan Manusia

Keanekaragaman hayati menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan taraf hidup manusia. Karena kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sumber daya alam, yang berasal dari keanekaragaman dalam tiap tingkatan.

  1. 10.    Menyediakan Perlindungan Alami

Keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk memberikan perlindungan secara alami dan sejumlah keuntungan lain bagi alam dan manusia. Misalnya, adanya perlindungan terhadap sumber daya air, perlindungan terhadap banjir, perlindungan terhadap tanah longsor, kesehatan tanah, dan sebagainya. Tanpa keanekaragaman hayati, tidak mungkin alam menjadi tempat yang sehat untuk dihuni manusia.

  1. 11.    Manfaat Edukasi dan Hiburan

Disamping manfaatnya bagi alam dan kehidupan, keanekaragaman hayati juga memiliki manfaat lainnya di bidang edukasi dan hiburan. Keberadaannya bisa dijadikan objek penelitian dan pendidikan, serta pariwisata.

Ancaman Terhadap Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati bisa terancam oleh kondisi alami maupun akibat kegiatan manusia, antara lain:

  1. Ancaman yang terjadi secara alami, yaitu:
  2. kepunahan biologis dapat terjadi jika spesies tidak mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan
  3. bencana alam gunung berapi juga mampu menjadi sebuah ancaman bagi kelangsungan kehati
    1. Ancaman yang terjadi akibat aktifitas manusia, yaitu:
    2. Alih fungsi hutan
    3. Intensifikasi lahan pertanian
    4. Perburuan liar dan penebangan hutan secara liar
    5. Perusakan hutan
    6. Industrialisasi dan pencemaran lingkungan
    7. Penemuan bibit tanaman baru yang menyebabkan bibit lokal atau bibit lama ditinggalkan
    8. perburuan satwa
    9. penangkapan hewan secara berlebihan
    10. pembakaran atau penebangan hutan

Usaha Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Konservasi sumber daya alam hayati merupakan inti dari usaha perlindungan alam. Pelestarian keanekaragaman hayati dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan hayati, mencegah kepunahan, dan juga menjaga spesies tetap bertahan di bumi.

Upaya perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu:

Perlindungan alam secara umum adalah sebuah tindakan yang dilakukan untuk melindungi flora dan fauna, serta tanah suatu ekosistem. Perlindungan alam ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu perlindungan alam ketat, terbimbing, dan taman nasional.

Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang prosesnya dilakukan secara ketat, namun tanpa campur tangan dari manusia. Contohnya adalah Cagar Alam Sancang yang berada di Garut.

Sementara itu, perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam yang dilakukan oleh para ahli di bidang konservasi dan alam. Contohnya adalah Kebun Raya Bogor. Sedangkan taman nasional merupakan salah satu jenis perlindungan alam yang dibuat dengan berbagai tujuan. Taman nasional memiliki sistem yang jelas dan lengkap dengan zonasinya. Salah satu contoh taman nasional di Indonesia adalah Taman Nasional Baluran yang ada di Situbondo.

Perlindungan alam juga dilakukan dengan tujuan tertentu. Beberapa contoh perlindungan alam dengan tujuan tertentu, antara lain:

  1. Perlindungan alam antropologi yang dilakukan untuk melindungi sebuah suku bangsa di suatu kawasan tertentu.
  2. Perlindungan alam botani yang dilakukan untuk melindungi komunitas tumbuhan tertentu.
  3. Perlindungan alam zoologi yang dilakukan untuk melindungi beberapa jenis hewan langka atau yang sudah terancam punah.
  4. Perlindungan geologi yang dilakukan dengan tujuan untuk melindungi bagian atau formasi geologitertentu.
  5. Perlindungan hutan yang dilakukan untuk melindungi spesies dan ekosistem di suatu hutan, khususnya yang memiliki spesies langka atau akan punah.
  6. Perlindungan ikan yang dilakukan untuk melindungi beberapa spesies ikan tertentu.
  7. Perlindungan monumen alam yang dilakukan untuk melindungi benda-benda di alam tertentu, misalnya melindungi stalagmite dan stalagtit di suatu gua.
  8. Perlindungan pemandangan alam yang dilakukan untuk melindungi keindahan atau panorama alam di suatu kawasan.

Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dilakukan dengan berbagai metode. Metode konservasi sumber daya alam merupakan salah satu metode yang tepat dan bisa dijadikan pendekatan berkelanjutan dalam konsep perlindungan alam. Tentu, tujuannya adalah menjadikan keanekaragaman hayati menjadi lebih terjaga, sehingga ekosistem menjadi lebih layak untuk ditinggali oleh flora maupun fauna.

Dari berbagai sumber