Yang berdasarkan analisis PENDEKATAN sistem informasi diantaranya adalah

Pengembangan sistem informasi merupakan cara kerja/tahapan dalam menyusun sistem yang baru untuk memperbaiki sistem yang lama agar dapat meningkatkan kinerja dan tujuan organisasi yang lebih cepat dan lebih baik dari sistem sebelumnya. Pengembangan sistem informasi diperlukan karena kebutuhan bisnis, perkembangan teknologi, dan kebutuhan pasar yang terus meningkat. Pengembangan sistem informasi memerlukan beberapa ahli yang bekerja dalam memenuhi tahapan dalam pembangunan sistem, di antaranya manajer project, analis dan desain sistem, programer, dan ahli testing. Pengembangan sistem informasi tersebut menggunakan pendekatan model driven. Di dalam model driven ada tiga pendekatan: terstruktur, rekayasa informasi, dan berorientasi objek. Pendekatan ini sangat penting agar analisa sistem yang didesain dapat merepresentasikan masalah-masalah yang terjadi serta merepresentasi solusi yang baru yang nantinya dapat memperbaiki sistem yang lama pada suatu organisasi atau instansi.

Buku ini disusun berdasarkan pengalaman penulis mengampuh mata kuliah Analisis Sistem Informasi, Perancangan Sistem Informasi, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Sistem Informasi Manajemen. Karena itu, buku ini diharapkan dapat menambah referensi bagi mahasiswa khususnya pada bidang Sistem Informasi dan Informatika, maupun software developer yang sedang menggarap project pengembangan sistem informasi.

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Yang berdasarkan analisis PENDEKATAN sistem informasi diantaranya adalah

Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.

Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.

Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.

Pengertian Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial.

Ciri-Ciri Pendekatan Sistem

Ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau pendekatan sistem, ialah:

  1. Adanya tujuan: Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentu­kan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan kompo­nen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem meng­arah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem ialah pusat orientasi dalam suatu sistem.
  2. Adanya komponen sistem (selain tujuan): Jika suatu sistem itu ialah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) ialah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj adi di dalamnya ialah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem.
  3. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem: Tubuh badan kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhan­nya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia ber­jalan secara sihat dan semestinya.
  4. Adanya interaksi antar komponen: Antar sub-sistem atau komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan

Proses pemecahan masalah secara sistematis bermulai dari John dewey, seorang profesor filosofi dari colombia university. Ia mengidenfikasikan tiga seri penelitian yang terlibat dalam memecahkan suatu kontroversi secara memadai:

  • Mengenali kontroversi
  • Menimbang klaim alternative
  • Membentuk penilaian

Siklus Hidup Pengembangan System

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.

SDLC Tradisional

Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

  • Perencanaan
  • Analisis
  • Desain
  • Implementasi
  • Penggunaan

SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (Waterfall approach) karena pekerjaan-pekerjaan tersebut mengikuti satu pola teratur dan dilaksanakan dari atas ke bawah dan memiliki aliran satu arah-menuju ke penyelesaian proyek. Ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus diganti, satu siklus hidup baru akan dimulai dengan diawali oleh tahap perencanaan.

Prototyping

Para pengembang selalu melakukan looping kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan sebuah sistem yang dapat memuaskan penggunanya yang proyek-proyek tersebut cenderung berlanjut hingga berbulan bahkan bertahun yang hampir selalu melebihi anggarannya. Sebagai tanggapan atas keterbatasan tersebut, para pengembang sistem memutuskan untuk menerapkan suatu teknik yang telah terbukti efektif dalam pekerjaan lain yaitu prototype. Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses membuat prototype ini disebut prototyping.

Jenis-Jenis Prototype

Terdapat dua jenis prototype : evolusioner dan persyaratan. Prototype Evolusioner terus menerus disempurnakan sampai memiliki fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru yang kemudian dilanjutkan produksi. Prototype Persyaratan dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna  tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.

Pengembangan Prototipe Evolusioner. Ada empat langkah dalam pengembanga prototipe evolusioner, yakni :

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna, mewawancarai pengguna untuk mendaoatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem
  2. Membuat satu prototipe, pengembang menggunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe.
  3. Menentukan apakah prorotipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan atau belum. Jika ya, maka langkah selanjutnya diambil jika tidak maka prototipe akan diulang kembali dari lengkah awal.
  4. Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi.
  • Pengembangan Prototipe bersyarat

Langkah dalam pengembangan prototipe bersyarat, tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototipe evolusioner, langkah berikutnya yakni :

  1. Membuat kode sistem baru. Pengembang menggunakan prototipe sebagai dasar pengkodean sistem baru
  2. Menguji sistem baru. Pengembang menguji sistem
  3. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Jika sistem yang baru dapat diterima, maka langkah selanjutnya dapat diambil, jika tidak maka kembali ke langkah e dan f diulang kembali
  4. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi

     Pengguna menyukai prototyping karena :

  1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna
  2. Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam kebutuhan pengguna
  3. Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
  4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem
  5. Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
  • Potensi Kesulitan Dari Prototyping

Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain:

  1. Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi
  2. Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberika, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realisitis sehubungan dengan sistem produksi nantinya
  3. Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
  4. Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik

Pengembangan Aplikasi Cepat

Rapid application development (RAD) adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (Information engineering – IE) adalah nama yang diberikan James Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.

Unsur-Unsur Penting RAD

  • Manajemen. Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagai mana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
  • Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas RAD menyadari adanya efiesiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus.
  • Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
  • Alat-Alat. Terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.

Pengembangan Berfase

Pengembangan berfrase adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap Investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian, dan pemasangan sistem.

Tahap-Tahap Pengembangan Berfase

Enam tahap pengembangan berfase yaitu:

  • Investigasi awal. Para pengembang, termasuk juga pengguna dan spesialis informasi malakukan analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan maslah sistemnya.
  • Analisis. Pengembang menganalisis persyaratakan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuannya dalm bentuk model proses, data dan objek.
  • Desain. Pengembang merancang komponen antarmuka dengan sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan mendokumentasikan desain
  • Konstruksi awal. Pengguna membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul isitem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna.
  • Konstruksi akhir. Peranti lunak diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap yang diuji bersama dengan datanya.
  • Pengujian dan pengembangan system. Pengembangan merancang dan melaksanakan uji sistem tidak hanya mencakup peranti lunak dan data melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas, personel dan prosedur.

Desain Ulang Proses Bisnis

Proses pengerjaan ulang sistem disebut  dengai istilah rekayasa ulang atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis ( business procces redesign – BPR ) BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesign ulang sistem-sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa.

  1. Insiasi Strategis Proyek-Proyek BPR

BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti dicetuskan ditingkat manajemen strategis.

Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada pada saat ini.

Rekayasa ulang adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi,  bukanlah pendekatan yang “bersih”, karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa ulang.

  1. Pemilihan Komponen-Komponen BPR

Komponen-komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi system yang ada saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat teknisnya.

Daftar Pustaka:

  • Reymond, MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat

Demikianlah pembahasan mengenai Pendekatan Sistem – Pengertian, Ciri, Siklus, Prototyping, Pengembangan dan Desain semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Baca Juga :

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan