Jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara pada periode tertentu disebut

Jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara pada periode tertentu disebut
Ilustrasi Pasar. ©2014 Merdeka.com

JATIM | 19 Desember 2020 12:02 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Produk Domestik Bruto atau PDB adalah salah satu indikator perekonomian yang dianggap sebagai ukuran yang baik untuk menilai perekonomian suatu negara. Pada dasarnya, PDB adalah jumlah nilai akhir dari seluruh sektor manufaktur dan jasa, baik atas dasar harga berlaku (PDB nominal) dan atas dasar harga konstan (PDB riil). PDB suatu negara dihitung berdasarkan oleh nilai-nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari seluruh daerah di negara tersebut.

Mengutip Sadono Sukirno dalam Makro Ekonomi: Teori Pengantar, Produk Domestik Bruto atau PDB adalah total produksi (output) yang dihasilkan oleh pemerintah. PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan di dalam suatu negara pada suatu periode tertentu. Produk Domestik Bruto merupakan konsep dalam perhitungan pendapatan nasional.

Dalam analisis makro ekonomi, penggunaan istilah “pendapatan nasional” atau “national income” sering dilakukan. Dan biasanya, istilah tersebut dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian, dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).

Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai Produk Domestik Bruto atau PDB yang perlu Anda ketahui.

2 dari 5 halaman

Selama lebih dari setengah abad, ukuran yang paling banyak diterima dari kondisi ekonomi suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah perkiraan pasar secara keseluruhan, menjumlahkan semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dan diperdagangkan untuk mendapatkan uang alam jangka waktu tertentu.

PDB biasanya diukur dengan menjumlahkan pengeluaran konsumsi pribadi suatu negara (pembayaran oleh rumah tangga untuk barang dan jasa), pengeluaran pemerintah (pengeluaran publik untuk penyediaan barang dan jasa, infrastruktur, pembayaran hutang, dll.), ekspor neto (nilai ekspor suatu negara dikurangi nilai impor), dan pembentukan modal bersih (peningkatan nilai dari total stok barang modal yang menghasilkan uang).

Sejak pembentukannya, para ekonom yang akrab dengan PDB telah menekankan bahwa PDB adalah ukuran aktivitas ekonomi, bukan ekonomi atau kesejahteraan sosial. Pada tahun 1934, Simon Kuznets, kepala arsitek sistem akuntansi nasional dan PDB Amerika Serikat, memperingatkan agar tidak menyamakan pertumbuhan PDB dengan kesejahteraan ekonomi atau sosial.

Deskripsi dari Biro Analisis Ekonomi AS tentang PDB menyatakan bahwa tujuan pengukuran PDB adalah untuk menjawab pertanyaan seperti seberapa cepat pertumbuhan ekonomi, bagaimana pola pengeluaran barang dan jasa, berapa persen dari peningkatan produksi disebabkan oleh inflasi, dan berapa banyak pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk konsumsi dibandingkan untuk investasi atau tabungan.

Ketika PDB awalnya dikembangkan di AS pada tahun 1930-an dan 1940-an, dunia berada di tengah pergolakan sosial dan ekonomi besar dari dua perang global dan Depresi Besar. Pemerintah Presiden Roosevelt menggunakan statistik untuk membenarkan kebijakan dan anggaran yang bertujuan membawa AS keluar dari depresi.

Penggunaan PDB sebagai ukuran kemajuan ekonomi semakin diperkuat sebagai hasil dari Konferensi Bretton Woods. Faktor utama pecahnya PD II adalah ketidakstabilan ekonomi di sejumlah negara yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang yang tidak stabil dan praktik perdagangan diskriminatif yang menghambat perdagangan internasional.

Pada tahun 1944, para pemimpin dari 44 negara sekutu berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire, untuk membuat proses kerjasama internasional dalam perdagangan dan pertukaran mata uang. Maksud dari pertemuan tersebut adalah untuk “mempercepat kemajuan ekonomi, membantu stabilitas politik dan memelihara perdamaian”.

Perdagangan internasional akan menciptakan lapangan kerja di semua negara. Pekerjaan itu akan memberikan penghasilan, memungkinkan orang di mana pun untuk mendapatkan makanan, perumahan, perawatan medis, dan fasilitas lainnya yang memadai. Dengan demikian, meningkatkan kesejahteraan ekonomi adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dunia yang langgeng. Menumbuhkan ekonomi dipandang sebagai jalan menuju kesejahteraan ekonomi.

3 dari 5 halaman

Salah satu metode perhitungan produk domestik bruto atau PDB adalah dengan metode pengeluaran (expenditure method). Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:

  1. Konsumsi Rumah Tangga/ Household Consumption ( C )
  2. Konsumsi Pemerintah/ Government Consumption ( G )
  3. Pengeluaran Investasi/ Investment Expenditure ( I )
  4. Ekspor Neto/ Net Export ( X – M )

Mengutip Prathama Rahardja dan Mandala Manurung dalam Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi & Makroekonomi, Metode perhitungan PDB berdasarkan pengeluaran adalah nilai total lima jenis pengeluaran tersebut, yakni:

PDB = C + G + I + (X–M)

Di mana:

  • C = konsumsi rumah tangga
  • G = konsumsi / pengeluaran pemerintah
  • I = Investasi
  • X = ekspor
  • M = impor

4 dari 5 halaman

Adapun komponen dari pada perhitungan PDB berdasarkan pengeluaran adalah sebagai berikut:

1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)

Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis pakai dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/ barang tahan lama (non-durable goods).

2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)

Konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah. Itulah sebabnya dalam data statistik PDB, pengeluaran konsumsi pemerintah nilainya lebih kecil daripada pengeluaran yang tertera dalam anggaran pemerintah (sisi pengeluaran anggaran negara).

3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (Investment Expenditure)

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Pengeluaran ini dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki kemampuan menciptakan/meningkatkan nilai tambah. Termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.

Untuk mengetahui berapa potensi produksi, akan lebih akurat bila yang dihitung adalah investasi neto (net investment), yaitu investasi bruto dikurangi penyusutan. Penghitungan PMTDB ini menunjukkan bahwa pendekatan pengeluaran lebih mempertimbangkan barang-barang modal yang baru (newly capital goods). Barang-barang modal tersebut merupakan output baru, karena itu harus dimasukkan dalam perhitungan PDB.

4. Ekspor Neto (Net Export)

Ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar dari pada impor. Begitu juga sebaliknya. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).

5 dari 5 halaman

Produk domestik bruto terbagi atas PDB harga berlaku dan PDB harga konstan. PDB harga berlaku merupakan hasil perkalian harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan.

PDB Berlaku = output x harga berlaku

Perhitungan PDB berdasarkan harga berlaku kurang mencerminkan kondisi perekonomian yang sesungguhnya, karena adanya perbedaan harga pada setiap tahunnya akibat pengaruh inflasi. Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat, maka perhitungan PDB didasarkan pada harga konstan.

PDB Konstan = output x harga konstan

PDB konstan diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan tahun dasar (based year) yang merupakan tahun di mana perekonomian dalam kondisi stabil. Harga barang pada tahun tersebut digunakan sebagai harga konstan. Nilai PDB konstan ini disebut juga sebagai PDB riil. Sedangkan nilai PDB berlaku disebut PDB nominal.

(mdk/edl)

Jakarta -

Pendapatan nasional pertama kali diperkenalkan lewat konsep Sir William Petty dari Inggris. Pada 1665, ia berupaya menaksir pendapatan nasional negaranya dengan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup atau konsumsi selama setahun. Sebetulnya, apa itu pendapatan nasional?

Pendapat Sir William Petty kelak tidak disepakati ahli ekonomi modern. Sebab, konsumsi bukan satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional, seperti dikutip dari Pengantar Ilmu Ekonomi oleh Drs. Jimmy Hasoloan, M.M.

Pendapatan Nasional dan Jenisnya

Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di sebuah negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode. Biasanya, satu periode dalam pendapatan nasional adalah satu tahun.

Menurut ahli ekonomi modern, alat utama pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP). GNP adalah seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara bersangkutan, diukur menurut harga pasar suatu negara.

Beberapa konsep pendapatan nasional yaitu Produk Domestik Bruto (GDP), Produk Nasional Bruto (GNP), Produk Nasional Netto (NNP), Pendapatan Nasional Netto (NNI), Pendapatan Perseorangan (PI), dan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI).

Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) merupakan jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan unit-unit produksi dalam batas wilayah sebuah negara (atau secara domestik) selama satu tahun.

GDP juga termasuk hasil produksi barang dan jasa perusahaan atau orang asing yang beroperasi di negara tersebut. Sementara itu, barang-barang yang dihasilkan juga termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya. Sebab, jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto atau kotor.

Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP/PNB) merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan penduduk suatu negara selama satu tahun. GNP juga termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan warga negara tersebut di luar negeri. Namun, PNB tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di negara itu.

Produk Nasional Neto (NNP)

Produk Nasional Neto atau Net National Product (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal yang disebut juga replacement. Replacement penggantian barang modal atau penyusutan peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran. Karena itu, replacement bisa saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan, meskipun relatif kecil.

Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung.

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan pada pihak lain. Contoh pajak tidak langsung yaitu pajak penjualan, pajak hadiah, dan lain-lain.

Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan Perseorangan atau Personal Income adalah jumalh pendapatan yang diterima setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.

Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan yang bukan balas jasa produksi tahun ini, tetapi sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu, seperti dana pensiun, tunjangan sosial bagi pengangguran, veteran perjuangan, bunga utang pemerintah, dan lain-lain.

Pendapatan Perseorangan merupakan NNI dikurangi pajak laba perusahaan, laba yang tidak dibagi, dan iuran pensiun.

Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan atau disposable income adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan dalam membeli barang dan jasa konsumsi. Sementara selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

Disposable Income adalah personal income dikurangi pajak langsung atau direct tax. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan pada pihak lain, sehingga harus ditanggung wajib pajak sendiri. Contoh pajak langsung adalah pajak pendapatan.

Nah, itu dia pengertian pendapatan nasional dan jenisnya. Semangat belajar, detikers!

Simak Video "Respon Investor Soal Pajak Kripto"



(twu/nwy)