Warna pada motif batik parang menggunakan warna kontras yang lebih gelap agar memiliki kesan

3. Sepatu Semi Boots Batik 3 Gambar CXXXVIII: Karya Sepatu Semi Boots Batik 3 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Sepatu batik ini berukuran 36 cm dengan tinggi hak 7 cm. Model sepatu ini memadukan antara sepatu monk dengan sepatu boots, yang memiliki lidah menumpang pada vamp dan terdapat tali dengan aksesoris gesper warna perak sebagai pengunci. Motif batik yang digunakan adalah dengan motif parang klitik. Bagian komponen vamp full dengan bahan kulit kayu lantung, dengan sentuhan motif batik parang klitik untuk lidah sepatu dan tali menggunakan kulit sapi warna cokelat tua. Warna pada sepatu batik karya ke 3 ini adalah sama dengan karya sebelumnya menggunakan kulit sapi cokelat tua pada bagian penutupsaddle, ini memiliki dua fungsi yaitu untuk menambah kekuatan sepatu pada saat dikenakan karena pada bagian ini sering mendapati tarikan pada saat melangkah, kemudian untuk menutup sambungan jahitan. Pada bagian vamp menggunakan kulit kayu lantung yang dibatik dengan motif parang klitik. Untuk warnanya kebalikan dari karya 2, kalau di karya 2 agar batik parang klitik menonjol. Untuk sepatu batik ke 3 ini agar kulit sapi dengan warna cokelat tua ini menjadi center of interest, namun dengan warna yang kontras terlihat berbeda motif batik akan tetap sangat terlihat perbedaannya dan menarik jika dilihat. Sepatu batik ini cocok digunakan untuk wanita yang suka dengan fashion dan karena sepatu batik ini termasuk semi boots maka sepatu batik ini sangat cocok untuk yang tidak terlalu feminine, namun jika dilihat akan nampak feminine karena ditambahi dengan motif batik yang cantik dan anggun. 4. Sepatu Semi Monk Batik 4 Gambar CXXXIX: Karya Sepatu Semi Monk Batik 4 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Untuk Sepatu batik karya ini memiliki ukuran 38 cm, dengan sol cetak yang berwarna bening. Model sepatu yang trend di kalangan wanita saat ini dengan paduan jenis sepatu Monk dan pump. Ini merupakan model sepatu santai namun, juga nampak sporty selain itu dapat digunakan untuk acara keluarga seperti, tamasya, jalan-jalan, maupun bersantai. Sepatu batik ini memakai bahan kulit kayu lantung pada bagian vamp, bagian ini telah dibatik dan di celup dengan pewarna naptol yang berwarna biru. Pada bagian tali sepatu batik ini menggunakan kulit sapi berwarna cokelat tua, untuk gesper yang dipakai dengan warna perak. Pada Komponen sepatu ini terlihat simetri pada bagian vampnya. Warna dari sepatu batik yang ke 4 ini adalah warna hitam keungu-unguan ini sebenarnya adalah warna biru tua, karena percampuran warna dari warna kulit kayu lantung asli dengan pewarna naptol biru tua menjadikkan warna unutk kulit kayu lantung ini berubah menjadi biru keungu-unguan. Motif yang digunakan adalah motif parang kusumo. Untuk bagian alas bagian dalam sepatu batik ini menggunakan vinyl berwarna cokelat tua yang di beri isian spon ati untuk kenyamanan kaki pada saat dipakai. Selain itu penggunaan sol cetak dari karet ini agar pada saat melakukan berbagai aktivitas sepatu tersebut dapat elastis dengan sol cetak yang dapat dengan mudah mengikuti arah bentuk kaki yang artinya tidak kaku. Sepatu batik ini sangat cocok untuk wanita yang suka dengan petualangan seperti berjalan kaki dengan jarak yang sangat jauh. 5. Sepatu Boots Batik 5 Gambar CXL: Karya Sepatu Boots Batik 5 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Sepatu Boots ini berukuran 37 cm, dengan hak 3 cm, kemudian untuk tinggi sepatunya dari hak sepatu 16 cm. Sepatu ini merupakan sepatu jenis Boots karena potongan atasan sepatu ini menutupi tumit sampai diatasnya. Dibagian atasan sepatu terdapat lengkungan yang simetri menambah ciri khas dari sepatu ini. Komponen untuk sepatu batik ini penuh menggunakan kulit kayu lantung, dan untuk bagian tali menggunakan kulit sapi warna cokelat muda. Kemudian pada bagian sisi dalam sepatu terdapat resleting ini untuk mempermudah pemakaian sepatu, pada bagian sisi-sisi resleting menggunakan kulit sapi, ini untuk memperindah sepatu dan juga untuk memperkuat pada saat resleting dibuka maupun ditutup. Dan pada bagian ujung atas bagian sepatu ini menggunakan kulit sapi. Selain itu terdapat tali berukuran 2 cm di bagian pinggang atasan sepatu melingkari badan sepatu. Sepatu batik karya ke 5 ini cocok untuk wanita yang tinggi dengan kaki yang jenjang, dapat juga dikenakan para wanita suka berpetualang karena dengan potongan sepatu yang melindungi kaki sampai menutupi tumit ke atas. Selain itu dapat pula dikenakan untuk para wanita yang tomboy dan suka beraktivitas. 6. Sepatu Boots Batik 6 Gambar CXLI: Karya Sepatu Boots Batik 6 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Sepatu batik ini berukuran 37 cm, tinggi hak yang digunakan 7 cm, potongan dari atasan sepatu batik ini simetri dan sama. Bentuk dari sepatu batik ini terlihat seperti sepatu pump yang memiliki sambungan di atasanya sampai menutupi mata kaki. Kemudian terdapat bagian perekat untuk membuka-tutup sepatu, untuk motif yang digunakan adalah motif parang kusumo. Warna cokelat tua dengan warna batik yang senada dengan kulit sapi yang digunakan menambah nuansa keharmonisan dari sepatu batik ini. Kombinasi dari kuli sapi warna cokelat tua yang terdapat diantara bagian vamp dan pinggiran atas sepatu batik ini yang berbentuk seperti jajargenjang yang dibagian salah satu sisinya melngkung mengikuti bentuk sambungan di bagian vamp atas. Sol yang digunakan adalah dengan fiber garis. Sepatu batik ini sangat cocok dikenakan para wanita yang pekerja keras, semangat, dan juga sangat cocok dikenakan pada saat kuliah, main dengan teman-teman, dengan hak yang tidak terlalu tinggi membuat nyaman jika bebas bergerak. Dan untuk bagian haknya di lapisi dengan kulit sapi agar nampak rapi. 7. Sepatu Boots Batik 7 Gambar CXLII: Karya Sepatu Boots Batik 7 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Keunikan dari sepatu batik ini sangat terlihat sekali dari bentuk, material, serta motif batik yang digunakan. Sebelumnya untuk ukuran sepatu batik ini 40 cm, dengan tinggi hak 5 cm. Terlihat komponen sepatu batik ini simetri, namun dengan membuat model sepatu yang berbeda pada bagian punggung kaki ini di biarkan terputusterbuka dengan bagian pergelangan kaki, nampak seperti penggalan. Sepatu batik ini sangat berbeda dengan sepatu boots yang sudah ada. Dengan bahan yang berbeda pula juga dalam mewujudkan sepatu batik ini. Motif yang digunakan untuk sepatu batik karya ke 7 ini menggunakan motif parang kusumo tidak jauh dari karya sebelumnya. Keunikan lainnya terdapat pada bagian depan sepatu yang lebih tepatnya dibagian tali sepatu, pembuatannya menggunakan dengan kulit sapi semua dari tali sepatu yang digunakan, yang kemudian tali sepatu tersebut di kepang. Sepatu batik karya ke 7 ini cocok digunakan untuk fashion show, wanita yang gemar memakai sepatu boots. 8. Sepatu Pump Batik 8 Gambar CXLIII: Karya Sepatu Pump Batik 8 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Sepatu batik ini berukuran 39 cm dengan tinggi hak berukuran 5 cm. Pada sepatu batik ini termasuk model sepatu pump terlihat di komponen yang hanya satu komponen. Model sepatu batik ini terbentuk simetri sama dengan sisinya. Pada ujung sepatu ini terdapat kulit sapi, dan untuk sisi-sisi komponen ini di tutup dengan kulit sapi cokelat. Komponen sepatu batik ini di dominasi dari kulit kayu lantung yang berwarna biru keungu-ungan dengan kulit sapi yang berwarna cokelat tua sebagai kombinasi dari sepatu batik ini. Warna dari sepatu batik ini sangat cocok karena dari kulitnya yang gelap, kemudian untuk kulit sapi berwarna cokelat tua ini sama-sama merupaka warna yang gelap dan hampir sama warn tersebut. Sepatu batik ini cocok digunakan pada saat acara formal, dapat digunakan untuk kantor, sekolah, menghadiri rapat, dan acara resmi. 9. Sepatu Casual Batik 9 Gambar CXLIV: Karya Sepatu Casual Batik 9 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Bentuk sepatu yang santai, datar, dan tidak memakai hak.Dengan perpaduan warna yang tidak terlalu mencolok namun tetap hangat dengan sol yang datar namun masih ada hak yang membuat sepatu casual ini nampak tinggi dan tidak flat. Pada bagian vamp sepatu ini terdapat motif batik yang tercetak, untuk disetiap bagian pinggiran-pinggiran sepatu batik ini menggunakan kulit sapi berwarna cokelat muda. Agar kulit kayu lantung pinggirannya tidak njlabut- njalbut. Insole untuk sepatu batik ini menggunakan warna vinyl yang senada dengan upper warna sepatu ini. Sepatu batik ini cocok di kenakan para wanita untuk bersantai, jalan-jalan, dapat untuk acara kumpul sama teman-teman. Penggunaan warna cokelat muda ini menambah nuansa asri, kalem, dan alami. 10. Sepatu Flat Batik 10 Gambar CXLV: Karya Sepatu Flat Batik 10 Sumber: Dokumentasi Dwi Astuti, September 2015 Untuk karya sepatu batik yang terakhir ini merupakan sepatu yang bersol datar dan tidak memakai hak. Sepatu batik ini memiliki ukuran 38 cm. Komponen sepatu batik ini pada bagian vamp tertutup dengan kulit kayu lantung, kemudian untuk komponen bagian belakang salah satu sisinya memanjang menyatu dengan vamp menjadi komponen quarter. Di bagian vamp, sepatu flat ini ada kombinasi dengan kulit sapi. Bagian vamp ini perpaduan antara kulit sapi dengan kulit kayu lantung yang di potong saling silang. Pada bagian insole sepatu batik ini menggunakan bahan vinyl berwarna cream ini karena agar si pemakai sepatu flat ini akan nampak bersih untuk kaki si pemakainya. Sepatu batik karya ke 10 ini sangat cocok digunakan untuk para wanita feminine, dan kemudian cocok untuk acara santai, dapat dipakai untuk sehari-hari, pergi ke kampus, nongkrong, jalan- jalan santai

B. Pembahasan

1. Karya Sepatu Derby Batik 1 Gambar CXLVI: Penerapan Sepatu Derby Batik 1 pada model Sumber: Dokumentasi Dwi, september 2015 Berikut ini beberapa aspek dari karya seni ini: a. Apek Fungsi Untuk segi fungsi karya ini sebagai pemenuhan kebutuhan kaki yang berguna untuk melindungi kesehatan kaki. Selain sebagai pemenuhan kebutuhan kaki sepatu batik ini juga sebagai fungsi koleksi sepatu dengan bahan yang unik. b. Aspek Ergonomi Dari aspek ergonomi kenyamanan kaki, pemakaian sol yang tidak berhak dan tidak tinggi membuat sepatu ini nyaman untuk dikenakan secara berlama- lama karena tidak akan menimbulkan rasa pegal-pegal dengan tidak memakai hak yang terlalu tinggi, kemudian penggunaan spon ati pada bagian telapak kakiinsole di bagian belakang ini diberi isian yang sangat empuk. Dari segi potongan komponen sepatu ini tidak tinggi, hanya dibawah mata kaki pada bagian ini menggunakan kulit sapi. Potongan sepatu ini membuat kaki tidak lecet dan tidak terlalu tinggi,dan cocok untuk santai-santai. c. Aspek ekonomi Untuk segi ekonomi, bahan yang digunakan tergolong hasil dari alam, karena kulit kayu lantung merupakan kulit pohon yang dikempa. Sehingga bahan kulit kayu lantung ini relative murah daripada kulit sapi. d. Aspek Estetika Bentuk dari sepatu ini tergolong sebagai sepatu jenis Derby cirinya komponen pada sepatu quarter menempel diatas komponen Vamp dengan lidah sepatu menjadi satu. Selain itu ditambah dengan lubang-lubang yang dibuat dengan cara di plong tadi menambah kesan modern. Kemudian untuk motif yang digunakan adalah motif gurdo dengan warna asli dari kulit kayu lantung sendiri dan dari warna Naptol merah yang berubah menjadi warna orange. Pemilihan motif gurdo serta model derby diharapkan si wanita yang mengenakan sepatu ini akan nampak rapi memiliki jiwa pemimpin namun tetap modern dan terlihat sederhana. Karena dari motif tersebut melambangkan kekuatan dan kewibawaan. Kemudian pemilihan warna merah untuk kulit kayu lantung ini untuk menambah ke klasikan dari batik serta menambah keberanian. Kenyamanan mengenakan sepatu ini didalam insole terdapat kulit spon ditambah dengan vinyl untuk melapisinya dan dibagian atasan dilapisi dengan kulit sued akan nyaman jika mengenakannya. e. Aspek Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam mewujudkan karya seni ini adalah kulit kayu lantung yang memiliki serat yang sangat nampak. Dikombinasikan dengan kulit sapi warna cream yang di plong, dengan tali sepatu yang berwarna cokelat tua. Alat-alat yang digunakan adalah plong, palu, landasan, cap batik, alat batik, mesin jahit, alat lasting. f. Aspek Teknik Teknik yang digunakan untuk karya seni ini adalah tehnik batik cap untuk mengecap kulit kayu lantung, menatahmengeplong bahan kulit sapi, menjahit untuk mengaitkan antar komponen sepatu batik, lasting untuk membentuk menjadikan sebuah bentuk sepatu. 2. Karya Sepatu Derby Batik 2 Gambar CXLVII: Penerapan Sepatu Derby Batik 2 pada model Sumber: Dokumentasi Dwi, September 2015 Selain dari deskripsi diatas adapun keunggulan lainnya dari karya seni sepatu batik ini berikut: a. Aspek Fungsi Karya seni sepatu batik ini memiliki fungsi sebagai barang pakai, yang memiliki kegunaan untuk dipakai anggota kaki agar tetap bersih dan sehat dari kotoran. Tidak hanya itu, karya ini juga berfungsi sebagai karya seni yang dapat dipamerkan. b. Aspek Ergonomi Dari sisi keindahan karya sepatu batik ini sangat unik dan belum ada yang membuat bentuk sepatu ini. Serta dari segi bahan, bahan yang digunakan adalah dengan kulit kayu lantung. Kemudian sepatu batik ini menggunakan hak dengan tinggi 3 cm, ini agar kenyamanan untuk sepatu ini terbukti nyaman, hak ini digunakan guna menunjang penampilan. c. Aspek Ekonomi Sepatu batik ini menggunakan bahan kulit sapi, kulit kayu lantung. Bahan utama sepatu batik ini adalah kulit kayu lantung dimana bahan kulit kayu ini relatif murah di banding dengan harga kulit sapi. Namun untuk sepatu batik ini menggunakan kombinasi dengan kulit sapi, sehingga akan nampak mahal jika dilihat dari segi ekonomi. d. Aspek Estetika Dilihat dari segi bentuk sepatu batik ini nampak sperti sepatu sandal dengan bagian tengah terbuka hanya terdapat tali berukuran 2 cm menutupi bagian quarter. Namun sepatu ini dapat juga disebut sebagai sepatu Oxford karena pada komponen sepatu batik ini bagian vamp menempel diatas bagian komponen quarter, dengan bagian lidah yang terpisah dari vamp, ditambah terdapat mata ayam untuk tali sepatu. Pada bagian atasan vamp di potong dengan arah yang melengkung simetri ini memberi kesan berisi untuk sepatu batik ini. Terbukanya pada bagian quarter ini menjadikkan karya seni sepatu batik ini cukup unik dan memiliki kesan santai. Selain itu motif yang digunakan untuk sepatu batik ini adalah motif batik parang klitik, ini dipilih dari segi sejarah motif sering digunakan kerabat keraton di peruntukkan untuk puteri-puteri keraton. Selain itu juga motif ini menggambarkan perilaku yang halus dan bijaksana. Jadi, dengan motif batik parang klitik ini menambah aura wanita yang mengenakan sepatu ini bagaikan puteri-puteri keraton jaman dahulu, dengan bentuk sepatu oxford memberikan kesan yang bijaksana. Warna yang dipilih juga lebih dominan cokelat tua dari kulit sapi, pada dasaranya sepatu batik ini mengusung tema naturealam. Karena warna cokelat tua identik dengan warna kayu, tanah yang memberikan kesan alam. Ditambah dengan penggunakan bahan yang berasal dari kulit kayu menambah kesan alam dengan warna asli dari kulit kayu sendiri, sedikit dengan sentuhan warna merah dari warna naptol menambah keunikan dari sepatu batik ini. Kenyamanan sepatu batik ini juga perlu di pertimbangkan dengan spon ati sebagai alas, penggunaan hak sepatu yang tidak terlalu tinggi memberikan kesan bebas bergerak, dan kulit sued sebagai lapisan dalam menambah kenyamanan kulit.