Show
JATIM | 9 September 2020 16:00 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda Merdeka.com - Di balik terciptanya seorang manusia, terdapat tahapan panjang. Tahapan ini melibatkan pembentukan sel sperma dan sel telur melalui proses yang disebut spermatogenesis dan oogenesis. Hingga akhirnya saling menemukan satu sama lain. Bagaimanakah prosesnya? Hal tersebut semuanya bermula dari proses gametogenesis. Ini merupakan proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Sebelum saling bertemu dalam proses pembuahan, kedua sel kelamin ini perlu melalui proses pematangan untuk akhirnya dilepaskan. Proses pematangan spermatozoa dinamakan spermatogenesis dan sel telur disebut oogenesis. Keduanya memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya, yaitu tahap perbanyakan, pertumbuhan, pematangan, dan perubahan bentuk. Begitu menakjubkannya tubuh perempuan, sel telur mereka bahkan sudah ada jauh sebelum masuk ke usia produktif. Menariknya, proses pembentukan sel telur atau oogenesis terjadi dalam beberapa tahap. Ketika proses pembentukan ini tuntas, maka sel telur siap dibuahi ketika masuk masa ovulasi. Agar kamu lebih mengetahui mengenai proses dari oogenesis, berikut 3 proses oogenis serta hormon yang berpengaruh dan tahapannya yang dilansir dari Sehatq.com. 2 dari 4 halaman
Proses pembentukan sel telur atau oogenesis terjadi di dalam kelenjar reproduksi. Dalam kelenjar ini, dihasilkan gamet (sel germinal) untuk proses pembentukan sel telur selanjutnya. Beberapa tahapan dari proses oogenesis ini antara lain: Ketika masa perkembangan janin, beberapa sel yang ada di dalam sel telur perempuan berukuran lebih besar ketimbang yang lain. Sel-sel ini kemudian membelah diri (mitosis) menghasilkan jutaan oogonia atau sel induk telur (oogonium). Proses oogenesis selanjutnya adalah fase pertumbuhan atau growth phase, yaitu fase yang paling lama. Pada tahap ini, sel induk telur berkembang menjadi sel telur yang lebih besar atau disebut dengan oosit primer. Oosit dengan ukuran lebih kecil akan menjadi badan polar pertama. Oosit primer memiliki jumlah kromosom yang sama dengan sel induk telur, yaitu 23 pasang kromosom dan badan polar pertama. Kemudian, oosit sekunder akan kembali mengalami mitosis membentuk badan polar kedua dan ootid. Pada masa pubertas, bisa ditemukan sekitar 60.000 hingga 80.000 folikel primer di tiap sel telur. Proses oogenesis berikutnya memasuki tahapan fase pematangan, yaitu ketika meiosis I sudah terpenuhi. Saat berada dalam tahap ini, dua sel haploid terbentuk dalam folikel, namun ukurannya berbeda. Satu sel anak akan membentuk badan kutub, sementara sel anak lainnya masuk dalam tahap meiosis II. Kemudian, badan kutub akan membentuk dua badan kutub ketika oosit sekunder berada di tahap metafase meiosis kedua. Dengan demikian, bisa dipahami bahwa proses pembentukan sel telur dimulai lewat meiosis (pembelahan yang menghasilkan 4 gamet) dan mitosis (pembelahan yang menghasilkan 2 sel anak identik). Apabila setelah proses degenerasi ootid tidak ada proses pembuahan, maka siklus pembentukan sel telur akan diulang kembali sejak awal. Tandanya, lapisan rahim akan dilepaskan dan perempuan akan mengalami menstruasi. 3 dari 4 halaman
Dalam proses oogenesis terdapat beberapa hormon yang akan berpengaruh dalam proses ini. Tetapi, pada setiap orang, proses pembentukan sel telur bisa berlangsung berbeda dari yang lain. Beberapa hormon yang berpengaruh antara lain: 1. Luteinizing Hormone (homon LH) 2. Follicle Stimulating Hormone (hormon FSH) 3. Hormon Estrogen dan Progesteron 4 dari 4 halaman
Setelah terjadi oogenesis, terdapat fase dimana adanya proses pembentukan sel telur, yaitu ovulasi. Normalnya, ovulasi terjadi sekitar 12 hari setelah hari pertama haid. Namun, rentang harinya bisa berbeda antara tiap perempuan. Siklus menstruasi rata-rata berkisr 28 hari. Fase-fase ini meliputi: 1. Fase Folikuler 2. Ovulasi 3. Fase Luteal Terjadinya kehamilan dipengaruhi oleh dua proses yang sangat penting di dalam sistem reproduksi, yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Melalui kedua proses ini, sel sperma dan sel telur terbentuk dan memungkinkan terjadinya proses pembuahan. Dalam istilah medis, spermatogenesis merupakan proses produksi dan pematangan sel sperma di dalam testis pria. Sementara itu, proses produksi dan pematangan sel telur wanita disebut oogenesis. Kedua proses ini dikenal dengan sebutan gametogenesis. Proses Terjadinya Spermatogenesis dan OogenesisBerdasarkan penjelasan singkat sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa spermatogenesis dan oogenesis merupakan dua proses yang berbeda. Satu terjadi pada pria dan yang lain terjadi pada wanita. Untuk lebih memahami apa itu spermatogonesis dan oogenesis, simak penjelasan lengkap berikut ini: SpermatogenesisSperma terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala yang berbentuk oval, badan, dan ekor yang panjang. Kepala berisi materi genetik (gen), sedangkan ekor digunakan untuk bergerak. Panjang sperma dari kepala hingga ekor rata-rata adalah 0,05 milimeter. Spermatogenesis dimulai di dalam testis. Di dalam sistem tabung kecil yang bernama tubulus seminiferus, sel awal sperma yang berbentuk lingkaran berkembang hingga bentuknya menyerupai kecebong. Setelah itu, sperma pindah ke epididimis, organ berupa tabung panjang untuk menyimpan sperma dan menyempurnakan perkembangannya. Dari tubulus seminiferus ke epididimis membutuhkan waktu sekitar 4–6 minggu. Dari epididimis, sperma bergerak lagi ke vas deferens (saluran sperma) untuk bercampur dengan air mani. Ketika ejakulasi, sperma yang dilepaskan oleh pria berjumlah hampir 100 juta. Namun, hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur hingga berkembang menjadi janin di dalam rahim. Satu jam setelah ejakulasi, setidaknya 32 persen sperma akan mati. Namun, sperma bisa hidup dan bertahan di dalam tubuh wanita hingga 5 hari. OogenesisSelama masih di dalam kandungan, ovarium wanita mengandung sekitar 6–7 juta sel telur. Saat baru lahir, jumlah sel telur berkurang hingga hanya sekitar 1 juta buah. Sel telur ini “tertidur” dan baru akan “terbangun” ketika seorang wanita memasuki usia pubertas. Di masa pubertas inilah oogenesis atau proses pembentukan dan pematangan sel telur terjadi. Sel telur yang sudah matang tersebut akan dilepaskan oleh indung telur ke saluran telur (tuba falopi). Jika berhasil dibuahi oleh sperma, sel telur akan menetap di tuba falopi dan menempel di dinding rahim. Bila tidak, sel telur akan dikeluarkan dari dalam rahim bersamaan dengan darah dan lapisan dalam rahim kira-kira setiap sebulan sekali mengikuti siklus menstruasi. Pada masa pubertas, dari sekitar satu juta sel telur yang ada tersebut, hanya akan tersisa sekitar 300.000 buah. Dari jumlah tersebut, hanya 300-400 telur yang matang dan akan dilepaskan selama masa reproduksi wanita. Seiring bertambahnya usia wanita, jumlah dan kualitas sel telur yang tersisa pun akan semakin menurun. Perbedaan Spermatogenesis dan OogenesisSecara garis besar, spermatogenesis dan oogenesis bisa dibedakan menjadi:
Spermatogenesis dan oogenesis merupakan proses biologis yang berkaitan dengan fungsi reproduksi. Dari kedua proses tersebutlah awal manusia bisa tercipta. Jika terdapat masalah dalam proses spermatogenesis dan oogenesis, kesuburan seseorang dapat terganggu. Untuk mengetahui apakah Anda memiliki masalah terhadap kesuburan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan kesuburan. |