Perbedaan kamera entry level dengan semi pro

By fitri

In Brand Channel

Juni 5, 2016

0 Comments

36684 Views

Seperti halnya smartphone, kamera DSLR juga dipasarkan dalam beberapa level. Untuk produsen DSLR sekelas Canon, kita dapat membagi produkannya dalam 6 kelas, yakni kelas pemula entry level, kelas pemula mid range, kelas semi-advanced, kelas advanced, kelas semi-professional dan kelas professional.

Perbedaan kamera entry level dengan semi pro

kamera dslr canon – hariantop.com

Masing-masing kelas diisi oleh beberapa seri kamera DSLR berbeda. Perbedaan ini terlihat dari segi kualitas, kelengkapan fitur, serta harga yang ditawarkan.

Kelas Pemula Entry Level

Canon tampaknya tak terlalu agresif bermain di kelas entry level, hal ini terbukti dari kamera di segmen pemula versi 1000d yang diperkenalkan tahun 2008 baru digantikan oleh 1100d setelah 3 tahun berselang. Secara umum, DSLR Canon versi pemula memiliki build quality di bawah standar, terkesan licin ketika digenggam.

Meski begitu, Canon telah melengkapi seluruh kamera DSLR buatannya dengan motor focus di bagian bodinya, termasuk untuk seri pemula entry level. Seri kamera DSLR kelas pemula entry level Canon yang kini beredar di Dunia adalah 100D Rebel SL1 Kiss X7 dan 1100D Rebel T3 Kiss X50 (1000D Rebel XS Kiss F).

Kelas Pemula Mid-Range

Berbeda dengan kelas entry level, Canon lebih banyak menaruh perhatian pada segmen pasar yang satu ini. Di jajaran kamera DSLR Mid-range, Canon sedikitnya telah menggelontorkan 7 versi upgrade sejak tahun 2003, mulai Canon EOS 300D hingga EOS 700D. Canon melengkapi DSLR di segmen mid-range dengan layar yang bisa dilipat, hingga sebuah layar sentuh yang bisa digunakan untuk menentukan daerah fokus saat mengambil foto ataupun video sekalipun di mode live view.

Produkan kelas mid-range Canon yang bisa Anda temukan adalah EOS 300D, 350D, 400D, 450D, 500D, 550D, 600D, 650D, dan 700D.

Kelas Semi-Advanced

Di kelas semi-advanced, Canon sengaja memfasilitasi kreativitas penghobi fotografer yang sudah mengerti dasar-dasar fotografi & ingin ke tingkat yang lebih serius. Kamera DSLR Canon kelas semi-Advanced dilengkapi 2 buah LCD dan sebuah tombol putar khas Canon yang disebut “Quick Dial Button”. Kelas semi-advanced Canon diisi oleh beberapa jajaran seri kamera DSLR, seperti 20D, 30D, 40D, 50D, 60D, dan 70D.

Kelas Advanced

Semula kelas ini hanya diisi oleh Canon EOS 7D yang bersensor APS-C, lalu digantikan oleh EOS 6D dengan sensor fullframe. Sayangnya, Canon EOS 6D belum dilengkapi built in flash, sehingga Anda harus menggunakan flash eksternal atau flash gun.

Kelas Semi-Profesional

Kamera DSLR Canon pada kelas ini dibuat lebih sempurna dalam segi fitur & kenyamanan penggunaannya. Varian semi-professional DSLR Canon diisi oleh EOS 5D dengan resolusi mencapai 22.3MP dan 61 titik fokus dalam bodi.

Kelas Professional

Hal paling menarik dari kamera DSLR Canon kelas Professional adalah tersedianya 2 versi sensor, yakni sensor fullframe dan sensor APS-H. Seri kamera DSLR yang menjadi raja dari seluruh varian DSLR yang ada diantaranya adalah EOS 1D, EOS 1D Mark II, EOS 1D Mark 2N, EOS 1D Mark III, EOS 1 DS, EOS 1D Mark II, serta EOS 1DS Mark III.

Info gratisan yang dicari: kualitas canon dari rendah, tingkatan kamera canon eos

Perbedaan kamera entry level dengan semi pro

Perkembangan kamera digital saat ini begitu mengagumkan, khususnya perkembangan kamera D-SLR (Digital -Single Lens Reflex). Sejak kamera DCS 100 dikenalkan tahun 1991, kamera D-SLR semakin dikembangkan oleh para produsen kamera. Untuk kategori kamera D-SLR, prinsip “uang ‘gak pernah berbohong” ada benarnya. Semakin mahal harga kamera, semakin bagus lah kamera tersebut.
Memilih kamera D-SLR yang tepat untuk fotografer pemula, termasuk gampang-gampang susah. Dari sekian banyak kamera D-SLR yang ada di pasaran saat ini, apa yang harus kita ketahui saat akan memilih kamera yang tepat untuk kita. Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui bagi fotografer pemula sebelum memutuskan membeli sebuah kamera D-SLR.

1. Sensor Kamera D-SLR
Perhatikan sensor CCD atau CMOS yang digunakan pada kemera. Terdapat beberapa varian bagi sensor kamera digital ini, yaitu Full Frame (36 x 24mm), APS-H (28,7 x 19mm), APS-C (22,2 x 14,8 mm), dan Four-thirds (17,3 x 13mm). Perbedaan ukuran ini memang membingungkan untuk pemula, namun singkatnya, jika kita menggunakan sensor full frame (perbandingan gambar 3:2), maka gambar di jendela bidik akan terlihat penuh. Jika dicetak pada kertas foto ukuran 4 R (15 x 10 cm), maka tidak ada cropping pada cetakan karena sesuai dengan ukuran di LCD (15 : 10 = 3 : 2). Tapi jika kita menggunakan sensor APS-C, terdapat crop factor yang didapat dari pembagian sbb, lebar sensor full frame : lebar sensor APS-C, (36 :22,2 = 1,6) maka pada sensor APS-C terdapat crop factor 1,6 artinya gambar tidak terlihat utuh seperti pada sensor fullframe. Perbedaan penampakan yang terjadi seperti gambar di bawah ini:

Perbedaan kamera entry level dengan semi pro

  • sensor fullframe = keseluruhan gambar
  • sensor APS-C = bingkai gambar berwarna

Kamera dengan sensor APS-C, lebih cocok untuk telephoto, karena jika kita menggunakan lensa 70 – 300mm, itu artinya kita menggunakan lensa 112 – 480mm.

Perbedaan kamera entry level dengan semi pro
2. Kamera D-SLR membutuhkan perawatan khusus

Kamera D-SLR, memiliki kemampuan interchangable lens (lensa dapat ditukar lepas). Resiko membuka lensa dari bodi kamera D-SLR, memungkinkan debu masuk ke dalam kamera, sedangkan kamera D-SLR sangat sensitif sekali dengan debu. Debu akan menempel pada sensor kamera, dan pada hasil foto akan terlihat, apalagi ketika menggunakan bukaan kecil (diafragma). Untuk membersihkan debu, bisa menggunakan alat peniup debu khusus yang tersedia di toko kamera. Walaupun pada kamera D-SLR terkini telah dilengkapi dengan sistem pembersih debu otomatis, tapi tetap secara manual dibutuhkan.

tirto.id - Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) yang diperkenalkan sebagai penerus kamera analog ini telah menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang menekuni dunia fotografi secara serius.Meski seringkali disebut sebagai kamera profesional, tapi sebenarnya kamera DSLR memiliki beberapa tipe yang dapat digunakan banyak orang bahkan untuk pemula sekalipun.

Namun seiring dengan kemajuan teknologi kamera, kemunculan kamera mirrorless yang tengah berkembang pesat telah menambah keragaman jenis kamera.



Pada dasarnya, kamera DSLR dan mirrorless memiliki perbedaan pada sistem pengambilan gambarnya. Kamera DSLR memiliki cermin 45 derajat di dalam body kamera sementara mirrorless tidak.

Cermin itu sendiri digunakan untuk memantulkan cahaya menuju prisma yang kemudian masuk ke viewfinder dan menampilkan pratinjau dari objek yang sedang dibidik tersebut.

Hal ini tentu berbeda dengan kamera tanpa cermin (mirrorless), di mana cahaya yang melewati lensa akan langsung diteruskan ke sensor, tempat proses gambar yang menghasilkan pratinjau untuk ditampilkan pada layar LCD atau electronic viewfinder (EVF), demikian sebagaimana ditulis TechRadar.

Sebenarnya, kamera tanpa cermin sudah ada sejak dulu seperti kamera pocket, namun istilah mirrorless mulai dikenal berkat kemampuannya yang dapat berganti lensa layaknya kamera DSLR.

Kedua kamera baik DSLR dan mirrorles pun juga telah dibekali dengan segudang fitur berkemampuan digital yang mumpuni untuk menunjang kebutuhan pengguna dan menghasilkan bidikan gambar yang lebih baik.

Meski begitu, Anda bisa mempertimbangkan beberapa hal lain yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam memotret sebagaimana telah dirangkum dari berbagai sumber seperti berikut ini.

Ukuran

Dilansir dari laman Beach Camera, rata-rata kamera DSLR memiliki body yang lebih besar ketimbang kamera mirrorless. Hal ini disebabkan cermin dan prisma pada DLSR yang cukup memakan ruang.

Meski berukuran besar, body DSLR ini juga dapat memberikan keuntungan tersendiri karena memiliki sejumlah tombol pengaturan lebih banyak yang berguna untuk mendalami dunia fotografi.

Di sisi lain, kamera mirrorless juga memberikan keuntungan bagi pengguna, terutama para pemula, yang lebih mengutamakan ukuran kamera dan pengaturan lebih ringkas.

Kecepatan Autofokus

Setiap kamera DSLR memiliki keunggulan pada poin ini, karena hampir semua kamera DSLR telah dibekali dengan teknologi phase-detection AF yang dengan cepat dapat mengukur konvergensi dua sinar cahaya.

Meski saat ini sejumlah mirrorles telah dibekali kecepatan autofocus yang setara dengan DSLR, tapi sebagian besar kamera jenis ini masih menggunakan contrast-detect AF.

Teknologi ini menggunakan sensor gambar untuk mengukur titik kontras tertinggi dalam menentukan fokus. Sehingga membuat autofocus menjadi lambat terutama di ruangan dengan cahaya yang rendah.

Pratinjau Gambar dengan Viewfinder

Keunggulan lain yang dimiliki DSLR adalah memiliki viewfinder optic atau jendela bidik untuk menampilkan pratinjau objek sesuai dengan apa yang akan dipotret.

Dengan adanya viewfinder, pengguna dapat menangkap pratinjau lebih jelas dan tidak lambat, sehingga kamera jenis ini disebut lebih baik dalam memotret gambar yang bergerak.

Kamera DSLR juga memiliki fitur live-view yang serupa yang dengan electronic viewfinder (EVF) pada kamera mirrorless. Keunikan dari fitur ini adalah pengguna dapat melihat pratinjau yang dekat dengan hasil akhir gambar.

Namun, fitur ini seringkali membuat kamera mirrorless kesulitan untuk menangkap objek yang bergerak dan berada di ruangan minim cahaya. Pasalnya, kamera mirrorless akan memperlambat kecepatan pengambilan gambar untuk menangkap lebih banyak cahaya.

Meski begitu, EVF ini juga dapat membantu Anda untuk mengatur ISO, shutter speed, aperture dan lainnya jika pratinjau yang ditampilkan dalam layar tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Kualitas Foto dan Video

Kedua jenis kamera ini pada umumnya dapat mengambil gambar berkualitas tinggi dengan resolusi yang sama dan berbekal sensor mumpuni di dalamnya.

Sebagian besar kamera DSLR menggunakan ukuran sensor APS-C dan full frame. Sementara mirrorless masih dibekali dengan sensor yang beragam di setiap tipenya.

Meski begitu, saat ini sejumlah produsen kamera mirrorless telah menanamkan sensor APS-C dan full frame di lini produknya, termasuk Sony dengan produk A7 miliknya.

Selain itu, kamera mirrorless kelas atas juga biasanya telah dibekali dengan fitur video berteknologi tinggi, seperti menghasilkan kualitas UHD 4K dengan resolusi empat kali lipat dari rekaman HD.

Sementara untuk DSLR hanya kelas atas saja yang dapat menghasilkan rekaman video berkualitas 4K/Ultra HD, seperti Nikon D7500 dan Canon EOS 90D.

Kecepatan Menangkap Gambar

Kamera mirrorles dan DSLR pada umumnya dapat menangkap gambar dengan kecepatan rana (shutter speed) yang sangat cepat dan menangkap banyak gambar hanya dalam hitungan detik.

Kemampuan ini biasanya ditemukan pada jenis DSLR semi pro atau profesional dan semua mirrorless. Tidak adanya cermin pada kamera mirrorles disebut lebih memudahkan untuk mengambil gambar per-gambar.

Mekanisme kamera yang lebih sederhana juga memungkinkan perangkat ini dapat mengambil lebih banyak foto per detik pada shutter speed yang lebih tinggi.

Daya Tahan Baterai

Secara umum, kamera DSLR menawarkan daya tahan baterai yang lebih lama karena memiliki viewfinder yang memungkinkan seseorang menangkap gambar tanpa menggunakan LCD atau EVF yang menguras lebih banyak daya.Namun keduanya memiliki daya tahan baterai yang sama jika Anda menggunakan layar LCD untuk melihat dan menangkap gambar yang telah ditangkap.

Baik kamera DSLR atau pun mirrorless memiliki baterai yang dapat dilepas dan diisi ulang, sehingga memungkinkan untuk membawa cadangan ketika diperlukan.

Lensa

Kamera DSLR dilengkapi dengan lensa tambahan yang bisa dibeli secara terpisah, seperti ultra-wide, tele-zoom, mirror lens, fish eye dan lain sebagainya.

Meskipun tidak sebanyak lensa yang tersedia seperti kamera DSLR, mirrorless kini juga telah mengalami perkembangan yang pesat untuk kebutuhan tersebut.

Di samping itu, pengguna mirrorless juga bisa memanfaatkan sebuah adapter atau penghubung untuk menyesuaikan diameter lensa tambahan dengan dudukan yang ada di kamera.

Tapi perlu diingat bahwa dengan adapter ini memungkinkan terjadinya perubahan pada focal lenght, karakteristik zoom dan terkadang dapat menonaktifkan atau memperlambat fungsi pada kamera seperti autofocus, demikian ditulis Tom's Guide.