Penyebab meningkatnya jumlah pengguna narkoba dikalangan remaja adalah

Penyebab meningkatnya jumlah pengguna narkoba dikalangan remaja adalah

Klikdokter.com, Jakarta Banyak yang beranggapan bahwa mencoba hal baru merupakan sesuatu yang sah-sah saja selagi masih muda. Namun sayangnya, keinginan para remaja untuk mencoba hal baru sering kelewat batas dan menjurus ke arah negatif, misalnya mencoba narkoba atau zat psikotropika lainnya.

Bukan perkara baru, narkoba di kalangan remaja memang menjadi sesuatu yang sepertinya memiliki ikatan tersendiri. Hal itu terjadi bukan tanpa alasan. Berikut beberapa penyebab tersering mengapa remaja sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba:

Baca Juga

  • Dampak Narkoba untuk Kesehatan Jantung
  • Efek Negatif Narkoba pada Kesehatan Gigi
  • Kenali Bahaya Narkoba terhadap Kesehatan

1. Tekanan sosial

Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Sering kali para remaja mengikuti apa pun yang dilakukan teman atau kelompoknya, agar diterima dalam lingkaran sosial.

Oleh karena itu, jika teman sekelompok atau idolanya mencoba hal yang negatif seperti narkoba, mereka pun rentan untuk melakukan hal yang sama agar tidak dikucilkan.

Paparan media seperti media sosial, serial televisi, atau film juga dapat memberikan efek negatif lantaran menggambarkan pemakai narkoba sebagai orang yang terlihat keren, sehingga rentan diikuti oleh para remaja lainnya.

2. Pelarian dari masalah

Masalah di sekolah, di rumah, atau pertengkaran dengan pacar bisa membuat seorang remaja merasa tidak bahagia dan mencari pelarian ke hal lain. Bentuk pelarian dari ini bisa berujung pada hal negatif, seperti narkoba atau alkohol.

Narkoba menjadi yang paling sering dipilih sebagai pelarian karena seolah memberikan solusi. Hal ini karena narkoba bisa memberikan efek percaya diri, bahagia, dan berenergi, meski hanya sesaat. Padahal jika dibiarkan, justru dapat membuat kecanduan narkoba dan berujung pada kehilangan nyawa.

3. Bentuk pemberontakan

Remaja yang berani mencoba hal baru dan menjadi pionir biasanya akan menonjol dan dipandang oleh kelompoknya. Hal itu bisa membuat remaja yang haus akan pengakuan dari teman-temannya untuk mencoba pengalaman baru, termasuk mencoba narkoba.

Narkoba seolah menjadi “amunisi” bagi para remaja untuk bertindak lebih berani dan agresif. Narkoba jenis methamphetamine atau yang lebih dikenal dengan istilah sabu dapat membuat remaja bertindak kasar, agresif, atau bahkan membahayakan bagi orang lain.

4. Kurang percaya diri

Berbicara di depan umum, tampil pada pentas sekolah, atau sekadar mengajak lawan jenis bicara dapat menjadi masalah bagi remaja yang kurang percaya diri. Narkoba sering kali menjadi solusi bagi remaja yang demikian.

Penggunaan narkoba jenis tertentu memang dapat memberikan efek sesaat, seperti menjadi lebih percaya diri dan tidak takut melakukan hal apa pun. Namun efek samping yang timbul setelah itu bisa sangat berbahaya, bahkan hingga berujung pada kematian seketika.

5. Kesenangan sesaat

Meski awalnya hanya iseng mencoba narkoba untuk kesenangan sesaat, namun kebahagiaan semu ini dapat membuat remaja kecanduan untuk mencobanya lagi dan lagi.

Agar intensitas euforia itu bisa menetap, lama-kelamaan dibutuhkan dosis narkoba yang semakin tinggi. Akibatnya, mereka akan semakin sulit untuk bisa keluar dari “lingkaran setan” yang diciptakan narkoba.

Sebenarnya, masih banyak alasan mengapa seorang remaja bisa terjerumus pada kecanduan narkoba. Oleh karena itu, setiap orang tua sebaiknya lebih waspada dan melakukan pengawasan penuh agar anaknya tak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Ingatlah bahwa kecanduan narkoba tak hanya membawa dampak buruk bagi penggunanya, tetapi juga bisa menyebarkan efek negatif untuk lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.

[NB/ RVS]

342

Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak

sebagai berikut : pencarian jati diri,

pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang

berubah-ubah, mudah terpengaruh mode, konflik

dengan orang tua dan saudara, dorongan ingin

tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens

dengan teman sebaya dan 17 membentuk

kelompok sebaya yang menjadi acuannya. Maka

dari itu, masa remaja menjadi masa-masa yang

rawan bagi remaja untuk terjerumus dalam segala

bentuk kenakalan.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh

remaja-remaja yang gagal dalam menjalani

proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada

saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.

Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung

begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis,

dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis,

kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-

konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada

masa kanak-kanak maupun remaja. Seringkali

didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya,

perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari

lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi

lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang

membuatnya merasa rendah diri.

Sunarwiyati (1985), membagi bentuk kenakalan

remaja menjadi:

1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka

keluyuran, membolos sekolah, pergi dari

rumah tanpa pamit, dan berkelahi dengan

teman.

2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran

dan kejahatan, seperti mengendarai mobil

tanpa SIM, mengambil barang tanpa izin,

mencuri, dan kebut-kebutan

3. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan

narkoba, hubungan seks di luar nikah,

pemerkosaan, aborsi, dan pembunuhan

Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan

Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu

suatu fase perkembangan antara masa anak-anak

dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada

umumnya adalah pencarian jati diri. Mereka

mengalami krisis identitas karena untuk

dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak

merasa sudah besar, namun kurang besar untuk

dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini

merupakan masalah bagi setiap remaja. Oleh

karena itu, seringkali memiliki dorongan untuk

menampilkan dirinya sebagai kelompok tersendiri.

Dorongan ini disebut sebagai dorongan originalitas.

Namun dorongan ini justru seringkali

menjerumuskan remaja pada masalah-masalah

yang serius, seperti narkoba.

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan

terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini

kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku

generasi muda tersebut, dapat membahayakan

keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian

hari, sebab pemuda sebagai generasi yang

diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari

semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif

penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut

tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi

harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya

akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran

narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.

Penyalahgunaan narkoba termasuk ke dalam

salah satu bentuk kenakalan remaja khusus. Setiap

orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang

pasti memiliki alasan mereka masing-masing

sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam

perangkap narkotika, narkoba atau zat adiktif.

Beberapa faktor penyebab seseorang, khususnya

remaja, menjadi pecandu atau pengguna zat

terlarang adalah:

1. Ingin Terlihat Gaya

Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat

pemakainya menjadi lebih berani, keren,

percaya diri, kreatif, santai, dan lain

sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh

orang lain tersebut dapat menjadi

trend

pada

kalangan tertentu sehingga orang yang

memakai zat terlarang itu akan disebut

trendy

, gaul, modis, dan sebagainya.

2. Solidaritas Kelompok/Komunitas/Geng

Sekelompok orang yang mempunyai tingkat

kekerabatan yang tinggi antar anggota

biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi.

Jika ketua atau beberapa anggota kelompok

yang berpengaruh pada kelompok itu

menggunakan narkotik, maka biasanya

anggota yang lain baik secara terpaksa atau

tidak terpaksa akan ikut menggunakan

narkotik itu agar merasa seperti keluarga

senasib sepenanggungan.

3. Menghilangkan Rasa Sakit

Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau

kelainan yang dapat menimbulkan rasa sakit

yang tidak tertahankan dapat membuat orang

jadi tertarik jalan pintas untuk mengobati sakit

yang dideritanya yaitu dengan menggunakan

obat-obatan dan zat terlarang.

4. Coba-Coba atau Ingin Tahu