Munculnya orang yang mengaku sebagai nabi termasuk tanda kiamat a besar B. kecil

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.

7. MUNCULNYA ORANG YANG MENGAKU SEBAGAI NABI

Di antara tanda-tanda Kiamat yang telah nampak adalah munculnya para pendusta yang mengaku sebagai Nabi. Jumlah mereka mendekati tiga puluh pendusta. Sebagian dari mereka telah muncul pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga pada zaman Sahabat dan orang yang semisal mereka senantiasa muncul.

Batasan di dalam hadits-hadits tersebut tidaklah bermakna bagi setiap orang yang mengaku sebagai Nabi secara mutlak, sebab mereka yang seperti itu banyak dan tidak terhingga, tetapi yang dimaksud dalam hadits adalah orang yang [mengaku sebagai Nabi] lagi memiliki kekuatan, banyak pengikutnya dan terkenal di kalangan manusia. [1].

Dijelaskan dalam ash-Shahiihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاَثِينَ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللهِ.

“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘dajjal-dajjal’ [para pendusta] yang jumlahnya mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah.” [2].

Dan diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ، وَحَتَّى يَعْبُدُوا اْلأَوْثَانَ، وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِيْ ثَلاَثُوْنَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ، وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ، لاَ نَبِيَّ بَعْدِيْ.

‘Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga beberapa kelompok dari umatku mengikuti kaum musyrikin dan hingga mereka menyembah berhala, dan sesungguhnya akan ada pada umatku tiga puluh orang pendusta, semuanya mengaku bahwa ia adalah seorang Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.’” [3].

Hadits-hadits tentang kemunculan ‘dajjal-dajjal‘ [para pendusta] seperti ini banyak jumlahnya. Di dalam sebagian riwayatnya dijelaskan dengan redaksi yang pasti bahwa mereka berjumlah tiga puluh orang, sebagaimana diungkap dalam hadits Tsauban. Dan di dalam riwayat lainnya bahwa jumlah mereka mendekati tiga puluh orang, sebagaimana dijelaskan di dalam ash-Shahiihain. Kemungkinan riwayat Tsauban diungkapkan dengan cara pembulatan, yaitu sebanyak 30 orang.

Di antara pendusta yang telah muncul dari ketiga puluh pendusta itu adalah Musailamah al-Kadzdzab, dia mengaku sebagai Nabi di akhir-akhir zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salalm. Rasul pernah mengirim surat kepadanya dan menamakannya ‘Musailamah al-Kadzdzab’ [si pendusta]. Pengikutnya banyak dan kejahatannya semakin menjadi terhadap kaum muslimin, sehingga para Sahabat memeranginya di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu pada perang Yamamah yang masyhur.

Demikian pula muncul al-Aswad al-‘Anasi di Yaman. Dia mengaku sebagai Nabi, lalu para Sahabat membunuhnya sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.

Muncul pula Sajah yang mengaku sebagai Nabi dan dinikahi oleh Musailamah. Tatkala Musailamah mati dibunuh, dia [Sajah] kembali memeluk Islam.

Demikian pula Thulaihah bin Khuwailid yang mengaku sebagai Nabi, kemudian bertaubat dan kembali memeluk Islam lalu baiklah keislamannya.

Kemudian muncul al-Mukhtar bin Abi ‘Ubaid ats-Tsaqafi, ia menampakkan kecintaan kepada Ahlul Bait dan menuntut balas atas pembunuhan Husain. Pengikutnya bertambah banyak sehingga dia bisa menguasai Kufah di awal kekhilafahan Ibnuz Zubair. Kemudian syaitan menyesatkannya sehingga dia mengaku sebagai Nabi dan Jibril turun kepadanya [menyampaikan wahyu].[4]. Di antara hal yang memperkuat bahwa dia termasuk para pendusta adalah riwayat Abu Dawud setelah beliau menyebutkan hadits Abu Hurairah yang terdapat dalam ash-Shahiihain tentang para pendusta [Dajjal]: “Diriwayatkan dari Ibrahim an-Nakha’i sesungguhnya beliau berkata kepada ‘Ubaidah as-Salmani [5], “Apakah engkau melihat bahwa dia termasuk di dalam golongan mereka, -maksudnya al-Mukhtar-?” Dia menjawab, Ubaidah berkata, “Adapun dia termasuk para pemimpinnya.” [6].

Di antara mereka adalah al-Harits al-Kadzdzab. Muncul pada masa khilafah ‘Abdul Maliik bin Marwan, lalu dia dibunuh.

Lalu pada masa khilafah ‘Abbasiyyah keluar sekelompok orang [yang mengaku Nabi] [7].

Di masa kini muncul Mirza Ahmad al-Qadiyani di India. Dia mengaku sebagai Nabi dan mengaku sebagai al-Mahdi yang ditunggu-tunggu. Dia juga berkeyakinan bahwa Nabi ‘Isa Alaihissallam tidak hidup di langit… dan keyakinan-keyakinan bathil lainnya. Sehingga dia memiliki para pengikut dan pembela. Banyak ulama yang menentangnya, membantahnya, serta menjelaskan bahwa dia adalah salah satu dari para pendusta [Dajjal] yang diperingatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Para pendusta seperti itu akan terus bermunculan satu persatu, hingga akhirnya akan keluar Dajjal yang buta sebelah [yang sesungguhnya].

Imam Ahmad meriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tatkala terjadi gerhana matahari :

وَإِنَّهُ -وَاللهِ- لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّـى يَخْرُجَ ثَلاَثُونَ كَذَّابًا آخِرُهُـمُ اْلأَعْوَرُ الْكَذَّابُ.

“Sesungguhnya -demi Allah- tidak akan terjadi hari Kiamat hingga keluar tiga puluh pendusta, terakhir dari mereka adalah si buta sebelah [picek] sang pendusta [Dajjal].” [8].

Dan di antara para pendusta [Dajjal] ini adalah empat wanita. Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فِي أُمَّتِـي كَذَّابُوْنَ وَدَجَّالُوْنَ سَبْعَةٌ وَعِشْرُوْنَ مِنْهُمْ أَرْبَعُ نِسْوَةٍ وَإِنِّي خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي.

“Pada umatku ada dua puluh tujuh para pendusta, di antara mereka empat orang wanita, dan sesungguhnya aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.” [9].

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].

Footnote :

[1]. Lihat Fat-hul Baari [VI/617]. [2]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Manaaqib bab ‘Alaamatun Nubuwwah [VI/616, al-Fat-h], dan Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah [XVIII/45-46, Syarh an-Nawawi]. [3]. Sunan Abi Dawud [XI/324, ‘Aunul Ma’buud], dan at-Tirmidzi [VI/466, Tuhfatul Ahwadzi], dan beliau berkata, “Ini adalah hadits shahih.” [4]. Lihat Fat-hul Baari [VI/617].

[5]. ‘Ubaidah as-Salmani al-Maradi al-Kufi al-Faqih al-Mufti, masuk Islam ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, berjumpa dengan ‘Ali dan Ibnu Mas’ud c. Asy-Sya’bi berkata tentangnya, “Dia adalah orang yang menyamai [hakim] Syuraih dalam masalah hukum.” Lihat biografinya dalam kitab Syadza-raatudz Dzahab [I/78-79].

[6]. Sunan Abi Dawud [XI/486, ‘Aunul Ma’buud]. [7]. Fat-hul Baari [VI/617]. [8]. Musnad Ahmad [V/16, dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul ‘Ummal].

[9]. Musnad Ahmad [V/396], hadits ini shahih. Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir [IV/97, no. 4134]. Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, ath-Thabrani dalam al-Kabiir, dan al-Ausath, al-Bazzar, dan perawi al-Bazzar adalah perawi yang shahih.” [Majma’uz Zawaa-id VII/332].

//almanhaj.or.id/content/3202/slash/0/7-9-munculnya-orang-yang-mengaku-sebagai-nabi-meratanya-rasa-aman-munculnya-api-hijaj/

Nabi Muhammad SAW pun tidak tahu pasti kapan hari kiamat akan datang.

Kamis , 09 Jul 2020, 10:45 WIB

Hari Kiamat [Ilustrasi]

Rep: Heri Ruslan Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Heri Ruslan

Hari kiamat pasti terjadi. Hanya saja, kapankah peristiwa itu akan berlangsung? Allah SWT sajalah yang mengetahui. Tak ada satu pun makhluk di alam semesta, termasuk malaikat, yang mampu memprediksikan waktu kiamat. Bahkan, Nabi Muhammad SAW yang menjadi kekasih-Nya pun tidak diberi informasi yang jelas. 

Hal tersebut ditegaskan Allah dalam Surat al-A’raf ayat 187. “Mereka menanyakan kepadamu [Muhammad] tentang kiamat, kapankah terjadinya? Katakanlah sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat hanya ada pada sisi Tuhanku. Tiada seorang pun yang mengetahui waktu kedatangannya selain Dia.” 

Tidak dapat dimungkiri bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Berbagai peristiwa telah mengisyaratkan bahwa bumi semakin tua. Cuaca semakin tidak menentu dan sulit diprediksi. Berbagai bencana, seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, dan banjir kerap terjadi di berbagai penjuru dunia. 

Ini ditambah dengan gejala pemanasan global [global warming] yang makin mengkhawatirkan. Dalam kehidupan sosial, berbagai kejadian memilukan juga sering terjadi akhir-akhir ini. Misalnya pembunuhan, pemerkosaan, perang saudara, korupsi, dan berbagai bentuk kebejatan moral lainnya. Hal tersebut melanda di berbagai penjuru dunia. Banyak yang mengatakan berbagai kejadian tersebut merupakan pertanda kiamat sudah dekat. 

Dan memang, meskipun kiamat adalah suatu rahasia besar, tapi Allah memberikan sejumlah isyarat atau tanda kepada manusia bahwa saatnya telah dekat. Butuh kepekaan hati untuk bisa membaca tanda-tanda tersebut. Buku karya ulama besar Ibu Katsir ini mengungkap banyak hal tentang kiamat. Antara lain, tentang tanda-tanda kedatangannya. 

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Segeralah beramal baik sebelum terjadi enam tanda kiamat. Yaitu, matahari terbit dari arah ia terbenam, dajjal, asap tebal, satwa melata bicara [dabbah], petaka [kematian spesifik] perorangan, dan petaka umum [kiamat besar].” [HR Ahmad]. 

Dalam hadis lainnya Rasulullah menjelaskan,” Ada enam tanda kiamat. Yaitu kematianku, pembebasan Baitul Maqdis, kematian akibat penyakit di dada [wabah binatang], harta benda melimpah sehingga orang memberi 100 dinar masih membuat yang diberi marah, petaka menimpa semua rumah bangsa Arab dan gencatan senjata antara kalian dengan keturunan kuning [bangsa Romawi]. Namun, mereka berkhianat dan menyerang kalian melalui delapan puluh panji, yang masingmasing dengan 12 ribu orang.” 

Hal lain yang banyak dibicarakan orang terkait dengan kiamat adalah kemunculan Dajjal. Dalam Alquran dan hadis banyak digambarkan tentang Dajjal. Antara lain, dari Abu Hurai rah, Rasulullah bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga muncul 30 kaum Dajjal sang pendusta. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah, harta benda melimpah, timbul banyak petaka, dan ke kacauan merebak. Sahabat bertanya, ‘kekacauan seperti apa?’ Beliau menjawab, ‘pembunuhan, pembunuhan, dan pembunuhan’.” 

Dr Muhammad Nu’aim Yasin mengatakan, di antara tanda-tanda kiamat besar [kubra] adalah munculnya sosok makhluk yang oleh Rasulullah dinamai Dajjal. Disebut Dajjal karena terlalu banyak menipu dan mendusta, mengaku diri sebagai Tuhan, berupaya terus melepaskan manusia dari agamanya melalui berbagai cara yang luar biasa dan hal-hal yang menakjubkan dengan izin Allah. 

Akibatnya, sebagian manusia teperdaya. Namun, Allah akan menyelamatkan orang-orang yang beriman sehingga mereka selamat dari tipu daya dan penyesatan Dajjal. Dengan ketentuan Allah, kemudian timbul fitnah atau petaka akibat ulah Dajjal. Lalu, Allah menurunkan Nabi Isa yang akan membunuhnya. 

Pembahasan tentang turunnya Nabi Isa juga dibahas panjang lebar dalam buku ini. Juga tentang kemunculan Ya’juj dan Ma’juj, satwa melata keluar dari bumi dan menyapa manusia, matahari terbit dari arah tenggelam, asap tebal yang mengepul di akhir zaman. Selain itu, juga tentang apa yang telah dan belum terjadi terkait tibanya saat kiamat dan gambaran umat akhir zaman.

  • hari kiamat
  • nabi muhammad
  • rasul
  • rasulullah
  • kapan kiamat datang

Video yang berhubungan