Lihat Foto Show
KOMPAS.com - Ada sejumlah penyakit yang lebih sering menyerang di musim hujan, demam berdarah dengue (DBD) salah satunya. Kewaspadaan akan DBD sebaiknya perlu ditingkatkan, terutama pada anak-anak sebagai kelompok rentan. DBD menjadi penyakit yang jumlah penderitanya cenderung meningkat selama musim hujan. Sebab, pada musim hujan ada banyak bermunculan genangan air tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Dokter spesialis anak sekaligus dosen di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM, Eggi Arguni mengatakan, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini dibawa atau ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang suka hidup di tempat-tempat gelap, di tempat banyak baju kotor (sehabis pakai) digantung, serta di genangan-genangan air bersih. Baca juga: 10 Negara dengan Penduduk Paling Pintar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa? Gejala DBDEggi menjelaskan, tanda-tanda DBD dapat berupa demam tinggi mendadak berketerusan, nyeri atau pegal-pegal pada otot dan sendi, nyeri di belakang mata, serta wajah memerah dan muncul bintik-bintik di kulit. Lebih lanjut, tanda-tanda DBD pada anak juga dapat berupa kondisi lemah, mual-mual dan muntah, serta pegal-pegal. Spektrum DBD dimulai dari yang ringan tanpa gejala, kemudian dengan gejala demam, sampai dengan yang dinamakan dengue shock syndrome (DSS) dan dapat menyebabkan kematian. Terkait membedakan demam DBD atau demam karena penyakit lain, Eggi mengatakan memang ada banyak sekali penyakit yang disertai dengan demam, mungkin saja hanya batuk pilek biasa, atau hanya influenza, dan lain sebagainya. Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak "Memang sulit sekali membedakan apakah demam tersebut merupakan gejala DBD pada tiga hari pertama, di mana diketahui sebagai fase demam (permulaan). (Kemudian) kalau memang bapak-ibu masih akan merawat anak di rumah dengan keluhannya hanya demam saja, itu tidak apa-apa. Tetapi kalau demamnya sudah mulai turun di hari keempat (di mana hari keempat diketahui masuk dalam fase kritis) tapi kondisi anak belum kembali normal, anaknya masih lemas atau tiduran aja, kemudian juga makan minum tidak mau, maka kita harus hati-hati dan mulai mewaspadai bahwa itu adalah DBD dan sebaiknya dibawa ke rumah sakit," tutur Eggi seperti dirangkum dari laman UGM. Perawatan anak DBDSetelah anak DBD dibawa ke dokter atau rumah sakit dan diperbolehkan pulang oleh dokter, Eggi mengatakan masih ada beberapa hal lagi yang masih perlu dilakukan di rumah.
Lihat Foto KOMPAS.com — Gejala demam berdarah dengue (DBD) pada bayi dan anak balita biasanya diawali dengan demam tinggi, batuk, pilek, hingga mual dan muntah. Namun, sering kali gejala ini tak disadari sebagai tanda DBD. Karena itu, jika orangtua curiga anak terkena demam berdarah, segera hubungi dokter Anda. Karena gejala demam berdarah mirip dengan chikungunya, dokter akan meminta tes darah untuk memastikan diagnosisnya. Tidak ada obat khusus untuk demam berdarah, tetapi ada pengobatan untuk gejala yang timbul. Dokter mungkin meresepkan parasetamol atau acetaminophen untuk meredakan gejala demam. Jangan berikan obat anti-inflamasi karena hal itu dapat memengaruhi trombosit darah sehingga memperburuk pendarahan. Demam berdarah yang parah biasanya membutuhkan perawatan di rumah sakit. Anak Anda mungkin perlu diinfus cairan intravena (fluid IV) untuk mengatasi dehidrasi. Bahkan, terkadang ada anak yang perlu transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang. Anak Anda akan diawasi dengan ketat oleh dokter untuk mendeteksi adanya tanda-tanda shock. Pastikan: - Anak banyak istirahat.- Memberinya makanan ringan dan bergizi. - Kompres dahinya dengan kain basah untuk membantu menurunkan demam. Makanan yang dianjurkan:- ASI- Jus segar (pepaya, jeruk, jus anggur, dan buah lainnya), sup- Bubur bayi - Air kelapa Makanan yang harus dihindari:- Makanan cepat saji- Gorengan - Makanan sarat gula Pemulihan Telat dilakukan diagnosis bisa sangat membahayakan kondisi Si Kecil Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan kematian. Moms perlu tahu apa saja tanda atau gejala DBD pada anak yang harus Moms waspadai. Karena, penyakit ini tidak bisa dianggap remeh, ya Moms! Untuk itu, Moms perlu tahu bagaimana seseorang bisa tertular demam berdarah, gejala DBD pada anak, hingga cara mengatasinya. Penularan Demam BerdarahDemam berdarah memang tidak dapat menyebar secara langsung dari orang ke orang. Tetapi, orang yang menderita demam berdarah dapat menginfeksi nyamuk. Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) demam berdarah merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk. Virus ini dibawa oleh nyamuk betina, terutama dari spesies Aedes aegypti. Seekor nyamuk menjadi terinfeksi ketika menghisap darah dari orang yang terinfeksi DBD dan menularkan virus ke orang lain saat nyamuk menggigit orang tersebut. "Setelah 5 - 14 hari, virus akan matang di kelenjar liur nyamuk dan menularkan ke korban berikutnya saat menggigit orang lain," jelas Dr. Leong Hoe Nam, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Singapura. Demam berdarah tersebar luas di daerah tropis, dengan variasi risiko lokal yang dapat dipengaruhi oleh curah hujan suhu, kelembapan, dan tingkat urbanisasi cepat yang tidak terencana. Dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Desember 2020, diketahui bahwa kasus DBD tersebari di 472 kabupaten atau kota di 34 provinsi. Kematian akibat DBD terjadi di 219 kabupaten atau kota. Baca Juga: Gejala dan Fase DBD yang Wajib Diwaspadai Apa Saja Gejala DBD pada Anak?Foto: parenting.firstcry.com Tidak ingin Si Kecil mengalami kondisi kesehatan yang serius karena penyakit DBD? Yuk, Moms kita cari tahu apa saja yang termasuk gejala DBD pada anak berikut ini. 1. Mengalami FluGejala DBD pada anak, paling awal bisa seperti gejala flu. Namun, flu ini biasanya akan muncul sekitar 1,5 - 10 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus DBD. Jika ini merupakan kasus yang ringan, gejala akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 2 - 7 hari. 2. Demam Tinggi Hingga 40 Derajat CelciusDikutip dari Johns Hopkins Medicine salah satu gejala DBD pada anak adalah demam tinggi. Tidak seperti demam biasa, demam pada penderita penyakit DBD bisa mencapai suhu 40 derajat Celcius dengan jangka waktu lebih lama, sekitar 2 - 7 hari. Akibat demam ini, tubuh Si Kecil dapat mengeluarkan banyak keringat hingga membuatnya kekurangan cairan atau dehidrasi. 2. Ruam di Beberapa Bagian TubuhGejala DBD pada anak selanjutnya adalah munculnya ruam di tubuh. Ciri paling terlihat pada penderita penyakit DBD adalah munculnya ruam merah seperti gigitan nyamuk di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, telapak tangan, kaki, dada, dan bagian tubuh lainnya. Ruam merah ini nantinya akan menghilang dengan sendirinya dalam jangka waktu seminggu. 3. Pendarahan di Hidung dan GusiAdanya pendarahan di hidung dan gusi, juga bisa jadi salah satu gejala DBD pada anak yang patut diwaspadai. Jika Si Kecil sudah positif terkena DBD dan mengalami pendarahan di beberapa bagian tubuh seperti hidung dan gusi, kemungkinan ia telah masuk ke dalam fase penyakit DBD. Pendarahan ini bisa terjadi dengan sangat tiba-tiba, lho Moms! Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mimisan pada Anak 4. Mual dan MuntahTanda demam berdarah lainnya yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa adalah mual dan muntah. Gangguan ini juga termasuk dalam masalah pencernaan, sehingga juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut atau punggung. Melansir Centers of Disease Control and Prevention gejala ini dapat terjadi selama 2 - 4 hari setelah paparan virus masuk dan menyerang di tubuh. 5. Rasa Sakit di Sendi, Otot, atau TulangYang juga cukup kentara menjadi gejala DBD pada adalah adanya rasa nyeri di area sendi, otot, atau tulang. Tidak hanya rasa sakit di perut bagian tubuh lainnya, seperti sendi, otot, dan tulangnya pun terasa sakit. Moms harus waspada jika Si Kecil mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa di bagian tubuhnya, terutama di bagian kepala. 6. Trombosit TurunKetika demam Si Kecil tidak kunjung turun selama beberapa hari, ada baiknya Moms segera melakukan tes darah. Melalui tes darah tersebut akan terlihat apakah trombositnya masih dalam angka normal atau tidak. Jika jumlah trombosit turun, hal ini bisa jadi salah satu gejala DBD pada anak yang cukup jelas. “Mayoritas DBD terjadi pada anak di bawah 15 tahun. DBD bisa menjadi berbahaya karena pasien bisa mengalami sakit perut parah, pendarahan hebat, dan turunnya tekanan darah. Jika tidak ditangani dengan cepat, dapat menyebabkan kematian” jelas Dr. Charles Patrick Davis, MD, PhD, dokter dan konsultan kesehatan di San Antonio. Baca Juga: 6 Jenis Makanan untuk Menaikkan Trombosit, Cocok untuk Anak yang DBD Diagnosis DBD pada AnakFoto: sitarambhartia.org Melansir Johns Hopkins All Children's Hospital untuk bisa memberi diagnosis demam berdarah, dokter akan memeriksa terlebih dulu dan mengevaluasi gejala DBD pada anak yang dirasakan. Selain itu, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan anak dan kegiatan perjalanan yang baru-baru ini dilakukan, serta menguji sampel darah anak untuk dicari tahu penyakitnya. Karena itu, bila Si Kecil baru-baru ini berkunjung ke daerah berisiko demam berdarah yang tinggi, dan mengalami demam atau sakit kepala yang parah segera menghubungi dokter. Ada faktor-faktor yang meningkatkan risiko terhadap penyakit demam berdarah pada anak. Faktor tersebut adalah:
Berada di daerah tropis dan subtropis dapat meningkatkan risiko terkena virus yang menyebabkan demam berdarah. Beberapanya seperti Asia Tenggara Kepulauan Pasifik barat, Amerika Latin dan Karibia.
Infeksi dengan virus demam berdarah sebelumnya bisa meningkatkan risiko gejala yang lebih parah jika terinfeksi lagi. Baca Juga: 15 Cara Mengusir Nyamuk dengan Bahan Alami, Ampuh Bikin Nyamuk Tidak Datang Lagi Cara Mengatasi DBD pada AnakFoto: parentcircle.com Perawatan DBD pada anak bisa dilakukan di rumah, dengan catatan gejalanya termasuk tingkat yang ringan. Tidak ada obat untuk menyembuhkan demam berdarah secara langsung, dan Moms hanya bisa meredakan gejala DBD pada anak yang dikeluhkannya. 1. Cara Mengatasi DBD Gejala RinganUntuk membantu meringankan gejala DBD pada anak yang masih dalam kategori ringan, menurut Kids Health dokter biasanya menyarankan untuk melakukan hal-hal berikut:
Sebagian besar kasus demam berdarah akan hilang dalam beberapa minggu dan tidak akan menyebabkan masalah jangka panjang. Tetapi, demam berdarah juga bisa membutuhkan perawatan di rumah sakit dengan cairan intravena (IV) dan pemantauan ketat. 2. Cara Mengatasi DBD Gejala BeratJika gejala DBD pada anak menjadi parah atau semakin memburuk setelah demamnya menurun pada 1 - 2 hari, segera konsultasikan ke dokter atau ke Unit Gawat Darurat (UGD) fasilitas kesehatan terdekat. Demam berdarah parah merupakan keadaan darurat medis, sehingga memerlukan perhatian medis atau rawat inap. Baca Juga: Bintik Merah DBD pada Bayi, Harus Diwaspadai Moms! Cara Mengatasi DBD pada Anak Secara AlamiFoto: healthline.com Sebagai tambahan, berikut beberapa pengobatan rumahan yang efektif yang dapat membantu mengendalikan gejala demam berdarah. 1. Jus Daun PepayaDaun pepaya dapat dijadikan obat herbal dalam mengurangi gejala DBD pada anak yang dirasakannya. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah peneltian pada tahun 2017, di Journal of Ayurveda and Integrative Medicine bahwa jus daun pepaya dapat meningkatkan jumlah trombosit yang signifikan pada pasien yang terinfeksi virus dengue dalam waktu 24 jam pengobatan. Moms bisa membuatnya dengan mencampurkan daun pepaya, air, dan madu untuk rasa dan khasiat yang lebih baik. 2. Tanaman Jambu BijiJus jambu biji sarat dengan banyak nutrisi. Tidak hanya buahnya, ekstrak kayu dan daunnya juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Berdasarkan penelitian di jurnal Virus Disease tahun 2021, dijelaskan bahwa tanaman jambu biji memiliki sifat antivirus yang ampuh dalam mengatasi berbagai penyakit seperti, influenza, virus dengue, virus herpes simpleks, dan virus hepatitis B. Baca Juga: Seberapa Efektif Fogging Dilakukan untuk Bunuh Nyamuk Demam Berdarah? Cara Mencegah DBD pada AnakFoto: sciencenewsforstudents.org Hingga saat ini, belum ada vaksin yang mencegah dari infeksi virus demam berdarah. Jika Moms berkunjung ke lokasi berisiko tinggi demam berdarah, ada langkah-langkah perlindungan yang bisa dilakukan. Mengutip Mayo Clinic cara terbaik untuk mencegah DBD pada anak adalah dengan menghindari gigitan nyamuk yang membawa penyakit tersebut. Berikut langkah yang bisa dilakukan: 1. Pakai Pakaian TertutupMengenakan pakaian pelindung, terutama saat pergi ke daerah yang dipenuhi nyamuk. Pakai baju lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu. 2. Gunakan Pengusir NyamukBaik itu obat nyamuk semprot, atau bentuk losion yang mengandung setidaknya 10% konsentrasi DEET (diethyltoluamide) . Moms juga bisa menggunakan kelambu untuk melindungi dari gigitan nyamuk saat tidur. 3. Memberantas Penyebab NyamukKarena nyamuk bertelur di air, maka singkirkan genangan air. Ganti air bersih pada wadah seperti ember dan vas bunga setidaknya seminggu sekali. Baca Juga: Benarkah Minyak Kelapa Bisa Mengatasi Stretch Mark? 4. Menjaga Kebersihan di RumahMenjaga kebersihan lingkungan adalah langkah paling utama untuk mencegah perkembangbiakan serangga yang bisa menyebabkan demam berdarah. Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan rumah.
5. Meningkatkan Kekebalan TubuhBerikutnya, Moms bisa membantu Si Kecil dalam meningkatkan kekebalan tubuh, dengan beragam cara ini.
Tindakan pencegahan ini dapat membantu mengurangi penyebaran demam berdarah, dan meringankan gejala penyakit. Baca Juga: 15 Cara Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk pada Bayi, Ampuh Banget! Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan hingga kini juga terus melakukan upaya pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk. Yuk, Moms waspada penyakit DBD dengan program 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat nyamuk bertelur. Tingkatkan juga pencegahan dengan rutin melakukan fogging di daerah tempat tinggal. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati, ya Moms!
|