Kisah cinta pandu dan kunti

Dalam jagad pewayangan, tokoh Dewi Kunti dikenal sebagai seorang ibu yang telah melahirkan dan mendidik para pemimpin atau kesatria utama. Lima satria Pandawa yang terkenal di jagad pewayangan itu, seperti Yudhistira, Bima (Werkudoro), Arjuna, Nakula dan Sadewa, lahir dan dibesarkan olehnya dengan penuh kasih sayang dan tanpa pamrih. Ia membesarkan dan mendidik semuanya sesuai dengan naluri dan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu.

Dewi Kunti merupakan puteri Surasena, sepupu Raja Kuntibhoja. Ketika kecil ia bernama Pritha. Karena Raja Kuntibhoja belum mempunyai seorang anak, oleh ayahnya Pritha kecil lalu diserahkan kepada sang raja tersebut untuk dijadikan anak angkat. Setelah diangkat sebagi anak angkat oleh Prabu Kuntibhoja, nama Pritha kemudian diganti menjadi Dewi Kunti. Bagi Prabu Kuntibhoja, kehadiran Dewi Kunti benar-benar membawa anugerah, karena tak lama setelah itu permaisuri sang prabu mengandung.

Dewi Kunti merupakan perempuan yang cantik. Kecantikannya tidak hanya terlihat secara lahiriah, tapi juga secara batiniah. Ia benar-benar perempuan yang cantik secara lahir dan batin. Karena kecantikan, kelemah-lembutan dan kehalusan budinya itu,maka Dewi Kunti yang sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Prabu Kuntibhoja kemudian diberi tugas sebagai penyambut tamu-tamu terhormat kerajaan.

Sekalipun ia memiliki kecantikan secara lahir dan batin, tetapi sebagai seorang perempuan dirinya memiliki kekurangan yang sangat berarti. Ada Resi yang melihat kekurangan di balik kecantikan Dewi Kunti itu. Resi maha pintar itu bernama Resi Durwasa. Menurut pengamatan Resi Durwasa, Dewi Kunti merupakan perempuan yang sulit mendapatkan anak. Sang Resi lalu bertekad dan berusaha membantunya. Tawaran bantuan dari Resi Durwasa itu diterima dengan senang hati oleh Dewi Kunti.

Resi Durwasa memberikan mantra sakti kepada Dewi Kunti. Mantra sakti itu bisa digunakan oleh Dewi Kunti bila ia ingin meminta bantuan dari para Dewa, termasuk bantuan membebaskan dirinya dari perempuan yang tidak bisa memiliki anak. Dan, Dewi Kunti yang masih berstatus gadis tersebut kemudian tergoda untuk mencoba keampuhan mantra sakti dari Resi Durwasa itu.

Dengan mantra itu ia meminta kehadiran Dewa Surya untuk datang menemuinya. Ternyata keinginannya benar-benar terwujud. Dewa Surya datang dengan penuh keramahan dan kelembutan. Dan, Dewa Surya tak hanya sekadar datang untuk menemuinya. Tetapi lebih dari itu. Dewa Surya telah memberikan sesuatu yang berharga, yakni seorang putera. Karena Dewi Kunti masih berstatus gadis, dan Dewa Surya tidak ingin merusak kegadisannya, maka putera anugerah dari sang dewa itu dilahirkan melalui telinga.

Putera pertama yang dilahirkan melalui telinga itu kemudian bernama Karna. Dewi Kunti menerima kehadiran putera pertamanya itu dengan perasaan gembira dan gelisah. Ia gembira karena ternyata bisa memiliki anak, tetapi juga gelisah karena dirinya masih berstatus lajang dan belum bersuami. Dalam kegelisahan itu ia lalu memasukkan bayi mungilnya ke dalam keranjang dan lantas menghanyutkannya di sungai Aswa. Nasib baik bagi sang bayi, ia ditemukan oleh Adirata, seorang kusir kereta Kerajaan Hastinapura. Adirata kemudian memberi nama sang bayi itu, dengan nama Karna.

Melahirkan Pandawa

Keberuntungan berpihak pada Dewi Kunti, karena kemudian ia menjadi isteri Raja Hastinapura, Pandu. Pandu, seorang raja yang bijak dan disegani di seantero jagad pewayangan. Selain dengan Dewi Kunti, Raja Pandu juga menikahi Dewi Madri. Tetapi kemudian Raja Pandu membawa Dewi Kunti dan Dewi Madri untuk iktu bersamanya menjalani ‘laku prihatin’ berupa meninggalkan istana dan mengembara di hutan belantara.

Dalam pengembaraan bersama Pandu, Dewi Kunti kemudian ingin memiliki anak. Ia pun lalu menggunakan mantra sakti untuk bisa memiliki anak dari perkawinannya dengan Pandu. Berkat mantra sakti dari Resi Duraswa, tiga dewa kemudian datang menemuinya. Ketiga dewa itu, masing-masing Dewa Yama, Dewa Bayu dan Dewa Indera. Dari Dewa Yama, lahirlah puteranya yang diberi nama Yudhistira, Dari Dewa Bayu lahirlah Bima, sedang dari Dewa Indera lahir Arjuna. Ternyata Dewi Madri juga tak bisa memiliki anak. Melihat hal itu, Dewi Kunti lalu membantunya dengan memberikan mantra sakti yang sama. Dewi Madri pun menggunakan mantra sakti tersebut, dan datanglah Dewa Aswin menemuinya. Kemudian Dewi Madri melahirkan putera kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa.

Kelima putera yang dilahirkan Dewi Kunti da  Dewi Madri inilah yang kemudian dikenal sebagai satria Pandawa. Ketika Raja Pandu dan Dewi Madri meninggal dunia, Dewi Kunti kemudian yang bertanggungjawab membesarkan para Pandawa. Dewi Kunti tidak hanya mengasuh dan membesarkan, tapi juga mendidik kelima Pandawa itu dengan sepenuh hatinya, sehingga para Pandawa tumbuh dan berkembang menjadi satria serta pemimpin-pemimpin yang disegani.

Satria dan pemimpin yang dekat dengan rakyat, selalu berjuang melawan kebathilan dan menegakkan kebenaran. Satria dan pemimpin yang tak pernah tergoda dengan perbuatan yang bisa merugikan dan menyesengsarakan rakyatnya. Satria dan pemimpin yang menolak keras perbuatan korupsi. Satria dan pemimpin yang rela berkurban demi kesejahteraan rakyatnya. Satria dan pemimpin yang benar-benar didambakan rakyat. Satria dan pemimpin yang adil serta bijaksana.

Apa hubungan Kunti dan Krisna?

Ayah Kunti adalah Raja Surasena dari Wangsa Yadawa, dan saat bayi ia diberi nama Pritha. Ia merupakan adik Basudewa, ayah Kresna.

Kenapa Pandu menikah dengan Madri?

Madri dinikahkan dengan Pandu untuk mempererat hubungan antara Hastinapura dengan Kerajaan Madra. Dalam kitab Mahabharata dikisahkan bahwa Raja Pandu dari Kuru menjalin persahabatan dengan Raja Salya dari Madra. Raja Salya memiliki adik perempuan bernama Madri.

Bagaimana sifat Dewi Kunti?

Kunthi digambarkan sebagai istri yang setia, mempunyai sifat belas kasih suka menolong kepada semua orang tanpa membeda-bedakan, serta sebagai ibu mempunyai tanggung jawab dalam mendidik Pandawa menjadi ksatria pinandita yaitu berpengetahuan luas dan berbudi luhur (Sri Mulyono 1983: 92; Suwaji Bastomi 1996: 88).

Kenapa Pandu dikutuk?

Dikisahkan bahwa saat berburu di hutan, tanpa sengaja Pandu memanah seorang resi bernama Kindama yang sedang bersenggama dalam wujud rusa. Atas perbuatan tersebut, sang resi mengutuk Pandu agar kelak ia meninggal seketika apabila bersenggama dengan wanita.