Jelaskan yang dimaksud dengan kreator dalam tata teknik pentas tari

            Tata Teknik Pentas Adalah Cara bagaimana membuat menyusun pentas atau tempat pertunjukan / Cara menata panggung atau tempat pertunjukan.
Jadi tata teknik pentas adalah cara menata panggung untuk sebuah pertunjukan. Seorang yang melakukan tata teknik pentas atau penataan sebuah panggung disebut sebagai seorang kreator. Sebelum melakukan sebuah penataan alangkah lebih tepatnya bila seorang kreator mempunyai konsep untuk melandasi penataan yang akan dilakukan pada sebuah pertunjukan,dimana konsep merupakan sebuah kompas yang mampu memberikan suatu petunjuk dan gambaran bagi seorang penata panggung. Suatu konsep dapat kita buat dengan merancang atau membahas tentang pertunjukan apa yang akan dipertujukan atau dipentaskan. Misal katakan saja kita akan mementaskan sebuah pertujukan tari, tari yang dimaksud disini adalah tari kontenporer kemudian setelah itu kita akan menentukan tema yang akan diangkat, misal temanya tentang sebuah permainan rakyat,permainan rakyat yang seperti apa yang akan diangkat dan permainan rakyat daerah mana. Cara Menata : Terlebih dahulu merancang / membuat konsep setelahnya mengarah pada Teknik perencanaan apa yang akan dibuat sehingga menjadi sebuah tempat pertunjukan. Perencanaan : Contoh perencanaan Pentas / Pertunjukan untuk Tari, Pertunjukan Tari seperti apa kita Buat, Sebut saja KONTEMPORER kemudian pemilihan Tema / Cerita Pada Tarian, Setelahnya masuk pada Material yang digunakan Seperti KOSTUM, MAKE- UP, PROFERTI, HAND PROFERTI, SET PROFERTI, CAHAYA, SOUND SISTEM, AKUSTIK.

Penata Pentas : Pentas / Pertunjukan yang mau diselenggarakan Menurut kebutuhan , Pentas / Pertunjukan diselenggarakn IN DOOR (Lingkungan / Alam) / OUT DOOR (Gedung Pertunjukan),

Teknik Rias
Tata rias dalam pembahasan ini adalah tata rias pentas, jadi segala sesuatu harus ditujukan untuk membentuk artistik yang mendukung pemeran dalam sebuah pementasan lakon. Tata rias yaitu bagaimana cara menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah atau gambaran peran yang akan dimainkan. Sebagai contoh seorang pemeran dalam kehidupan sehari-hari mungkin dikenal sebagai seorang pelajar, tetapi dipanggung dia akan menjadi manusia lain, menjadi seorang pemeran yang digariskan oleh seorang penulis lakon. 
Tugas tata rias yaitu membantu memberikan dandanan atau perubahan- perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas dengan suasana yang kena dan wajar. Tugas ini dapat merupakan fungsi pokok, dapat pula sebagai fungsi bantuan. Sebagai fungsi pokok, misalnya tata rias ini mengubah seorang gadis belia menjadi nenek tua atau seorang wanita memainkan peranan sebagai seorang laki-laki atau sebaliknya. Sebagai fungsi bantuan, misalnya seorang gadis muda harus memainkan peranan sebagai gadis muda, tetapi masih harus memerlukan sedikit riasan muka atau rambut dan hal-hal kecil lainnya.

Kegunaan Tata Rias


a. Merias tubuh berarti mengubah hal yang alami menjadi hal yang berguna artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat. Bedanya dengan rias cantik adalah kalau rias cantik merubah hal yang jelek menjadi cantik sedangkan rias untuk teater adalah merubah hal yang alami menjadi hal yang dikehendaki.
b. Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
c. Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan atau dikehendaki.

Tata Cahaya


Tata cahaya yaitu pengaturan sinar atau cahaya lampu untuk menerangi dan menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata cahaya sebelum menggunakan lampu-lampu listrik yang ada sekarang ini, maka pertunjukan masih memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penerangannya. Setelah manusia mengenal api sebagai sumber pemanas dan penerang maka manusia memanfaatkan api sebagai alat penerang pementasan.
Mula-mula manusia memakai api unggun sebagai alat penerangan dan sekaligus sebagai alat pemanas, kemudian setelah ditemukan minyak maka alat penerang berkembang menjadi obor, blencong, cempor dan lain sebagainya. Keterbatasan intensitas penerangan dari api, justru memberikan pengaruh yang indah terhadap gerak-laku pemeran bahkan mampu menimbulkan efek magis dan mungkin sulit didapat pada teater yang tidak menggunakan cahaya seperti itu. Goyang-goyang lidah api ditiup angin menimbulkan efek gelap-terang yang mengundang suasana yang artistik.

Tujuan adanya tata cahaya adalah:


a. Menerangi dan menyinari pentas dan pemeran Menerangi yaitu cara menggunakan lampu sekedar untuk memberi terang dan melenyapkan gelap. Jadi semua pentas dan barang-barang yang ada, baik yang penting maupun yang tidak penting semua diterangi. Menyinari yaitu cara menggunakan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai dengan keadaan dramatik lakon. Jadi dengan menyinari daerah-daerah tertentu maka ada sesuatu atau suasana yang lebih yang hendak ditonjolkan agar tercapai efek dramatik.
b. Mengingatkan efek cahaya alamiah. Maksudnya, menentukan keadaan jam, musim, cuaca, keadaan dengan menggunakan tata cahaya.
c. Melukiskan dekor atau scenery dalam menambah nilai warna sehingga tercapai adanya sinar dan bayangan menonjolkan fungsi dekorasi.
d. Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan suasana kejiwaan.

Tata Bunyi


Tata bunyi bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih bisa membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.
Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu: Dialog – Efek bunyi – Musik. Ketiganya bisa kita pergunakan bersama-sama, kadangkadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat kita harus memperhatikan volume dari ketiga bahan tersebut, artinya volume apa yang harus keras dan volume apa yang harus lemah. 
Disini volume berfungsi seperti spotlight maksudnya bunyi apa yang diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik atau dialog. Efek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat membayangkan apa yang terjadi didalam lakon. Penggunaan efek bunyi ini tidak bisa sembarang tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan.
Cara sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut:
a. Bunyi pintu, (bila pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikropon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya.
b. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau ballpoint yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.
c. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.
d. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.
e. Bunyi kapal terbang dengan merekam bunyi pesawat dilapangan atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikropon. Dan masih banyak lagi asal kita mau melakukan percobaan.
Musik dalam teater mempunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu pemeran membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara  adegan yang satu dengan adegan yang lain

Jenis-jenis Panggung

            Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton. Jenis panggung yang sering digunakan adalah, panggung proscenium, panggung arena dan  panggung thrust, Dengan memahami bentuk dari masingmasing panggung inilah, penata panggung dapat merancangkan karyanya berdasar lakon yang akan disajikan dengan baik. 1.      Proscenium             Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium  Kalau Di Banjarmasin kal-sel bisa kita lihat pada BALAIRUNG SARI Taman Budaya KAL-SEL. 2.       Arena Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung, Penonton sangat dekat  sekali dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat dari setiap sisi maka penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidak diperbolehkan karena dapat menghalangi pandangan penonton. Panggung arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup.

·         Bentuk segi empat , jenis panggung yang perletakan panggung perunjukan berada di salah satu sisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukan kesenian.

·         Bentuk kipas (melingkar), jenis panggung yang menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukan.

·         Bentuk tapak kuda, jenis panggung ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat disisi tengah ruangan, karena permukaaan dinding yang berbentuk cekung.

·         Bentuk tak beraturan,jenis panggung ini tercipta untuk memenuhi aspek kenyaman visual,pencahayaan dan akustik.dinding ruangan dibuat tak beraturan agar dapat menyerap bunyi ataupun memantulkan gelombang bunyi yang dibutuhkan dengan baik.

·         Auditorium, jenis panggung ini berada di tengah,dengan auditorium terletak mengelilingi panggung pertunjukan. Dengan begitu kemampuan arah hadap pementas, maka ia akan menghadap ke penonton.

·         Auditorium transverse stage, jenis panggung ini memiliki bentuk yang sangat sederhana dengan meletakan panggung pertunjukan dan tempat duduk penonton saling berhadapan.

·         Panggung terbuka, jenis panggung ini memiliki ruang utama dan ruang penonton terletak saling berhadapan. Terkadang ruang utama juga dikelilingi ruang penonton.

·         Ruang arena/panggung arena, jenis panggung ini berupa teater melingkar yang dikembangkan dari bentuk amphitheatre klasik berupa bentuk radial. Ruang penonton berada di sekeliling ruang utama.

Proscenim, jenis panggung ini dapat disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkungan proscenium. Dalam panggung ini terdapat drop/silokrama dan wing yang terbuat dari kain hitam , serta balkon (posisi penonton di atas samping) Masing-masing bentuk memiliki keunikannya tersendiri tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu mendekatkan pemain dengan penonton. Panggung Arena terbagi 2 yaitu Full Arena Dan Semi Arena. 1.      Full Arena : Bentuk Segi Empat, Bentuk Melingkar panggung perunjukkan berada di salah satu sisi dan ruang penonton berada disisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukkan kesenian, 2.      Semi Arena : 1.      Later U 2.      Tapal Kuda 3.      Leter L 3.       Thrust Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung, Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan proscenium.

Bagian-bagian Panggung

Panggung teater, Bagian yang paling kompleks dan memiliki fungsi artistik pendukung pertunjukan adalah bagian panggung. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Seorang penata panggung harus mengenal bagian-bagian panggung secara mendetil. Yaitu : 1. Border. Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya untuk memberikan batasan area permaianan yang digunakan. 2. Backdrop. Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan membentuk latar belakang panggung. 3. Batten. Disebut juga kakuan. Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk meletakkan atau menggantung benda dan dapat dipindahkan secara fleksibel. 4. Penutup/flies. Bagian atas rumah panggung yang dapat digunakan untuk menggantung set dekor serta menangani peralatan tata cahaya. 5. Rumah panggung (stage house). Seluruh ruang panggung yang meliputi latar dan area untuk tampil 6. Catwalk (jalan sempit). Permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain sehingga memudahkan pekerja dalam memasang dan menata peralatan. 7. Tirai besi. Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan bagian panggung dan kursi penonton. Digunakan bila terjadi kebakaran di atas panggung. Tirai ini diturunkan sehingga api tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi. 8. Latar panggung atas. Bagian latar paling belakang yang biasanya digunakan untuk memperluas area pementasan dengan meletakkan gambar perspektif. 9. Sayap (side wing). Bagian kanan dan kiri panggung yang tersembunyi dari penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil. 10. Layar panggung. Tirai kain yang memisahkan panggung dan ruang penonton. Digunakan (dibuka) untuk menandai dimulainya pertunjukan. Ditutup untuk mengakhiri pertunjukan. 11. Trap jungkit. Area permainan atau panggung yang biasanya bisa dibuka dan ditutup untuk keluar-masuk pemain dari bawah panggung. 12. Tangga. Digunakan untuk naik ke bagian atas panggung secara cepat. Tangga lain, biasanya diletakkan di belakang atau samping panggung sebelah luar. 13. Apron. Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium. 14. Bawah panggung. Digunakan untuk menyimpan peralatan set. Terkadang di bagian bawah ini juga terdapat kamar ganti pemain. 15. Panggung. Tempat pertunjukan dilangsungkan. 16. Orchestra Pit. Tempat para musisi orkestra bermain. Dalam beberapa panggung proscenium, orchestra pit tidak disediakan. 17. FOH (Front Of House) Bar. Baris lampu yang dipasang di atas penonton. Digunakan untuk lampu spot. 20. Langit-langit akustik. Terbuat dari bahan yang dapat memproyeksikan suara dan tidak menghasilkan gema. 21. Ruang pengendali. Ruang untuk mengendalikan cahaya dan suara (sound system). 22. Bar. Tempat menjual makan dan minum untuk penonton selama menunggu pertunjukan dimulai. 23. Foyer. Ruang tunggu penonton sebelum pertunjukan dimulai atau saat istirahat. 24. Tangga. Digunakan untuk naik dan turun dari ruang lantai satu ke ruang lantai lain. 25. Auditorium (house). Ruang tempat duduk penonton di panggung proscenium. Istilah auditorium sering juga digunakan sebagai pengganti panggung proscenium itu sendiri. 26. Ruang ganti pemain. Ruang ini bisa juga terletak di bagian bawah belakang panggung.

HAKIKATNYA PRINSIP DAN SEJARAH PENTAS

Berdasarkan hakikat, prinsip dan sejarah pentas : Secara hakikat, tata teknik pada dasarnya adalah untuk menghidupkan sebuah karya seni dan secara prinsip, tata teknik pentas adalah sebuah komitmen,aturan,dan pegangan. Disini pentas dihadirkan sesuai dengan konsep yang menjadi pilihan. Kemudian berdasarkan sejarah panggung hadir karena terjadinya suatu pergeseran dari hal yang bersifat ritual ke hal yang bersifat sebagai hiburan untuk manusia. Dan juga kelahiran pentas sama dengan peralihan dari sebuah kepercayaan menuju pada ke pertunjukan Hakikatnya / Keberadaannya bahwa dengan tidak adanya Teknik tata pentas (TTP) pasti tidak aka nada Pentas / Pertunjukan. Prinsip : Pentas dihadirkan sesuai dengan konsep yang menjadi pilihan atau sesuai dengan tujuan. Pentas/Tempat : Penonton yang ditinggikan. Panggung : Bisa penonton yang ditinggikan dan juga panggung yang ditinggikan untuk menampilkan sehingga ada sebuah peninggian.

JENIS – JENIS LAMPU (LIGHTING)

A. Strip Light 1  Open System       Deretan lampu yang berada dalam kotak panjang tanpa sekat, jenis ini dipasang pada Apron, untuk lampu kaki (Foot Light)). Di samping berfungsi sebagai penerangan umum juga dapat untuk menetralkan sinar dari atas. 2  Compartment System Deretan lampu dalam kotak panjang yang bersekat. Di dalam kesatuannya, deret lampu ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok warna. Lampu ini dipasang di daerah Border sebagai Border Light. B.  Spot Light             Sumber sinar berkekuatan besar, sinar yang dipantulkan oleh reflector dibiaskan oleh lensa dan biasannya sesuai dengan jenis lensanya. Ada berbagai macam lampu khusus atau Spot Light 1.      Fresnell Spot light Fresnell adalah lampu spot yang menggunakan reflector spherical dan lensa patent fresnell yang memiliki cahaya menyatu tidak tajam (lembut). 2   Plano Convex Spot Light Lampu spot ini menggunakan reflector ellipsoidal dan lensa plano-konvex yang memiliki cahaya menyatu tajam. Lampu lensa dengan berbagai ukuran 5-8  dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000 watt. 3   Ellipsoidal Spot Light Lampu lensa berukuran 3- 12 dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000 watt.  4.Follow spot light Follow spot adalah lampu yang memiliki intensitas atau berkekuatan besar dan voltase/tegangan tinggi. Sinar dapat dipergunakan untuk mengikuti pemain berpindah atau bergerak untuk berganti posisi. Intensitas lampu follow minimal 1000 watt dan maximal 2500 watt. 5   Flood Light Flood  light adalah lampu yang mempunyai kekuatan yang besar tanpa lensa. Apa yang ditaruh di bawah dipancangkan pada suatu standar untuk menerangi jalan-jalan keluar masuk, drop, cyclorama, dan sebagainya. Ada yang digantungkan untuk menerangi daerah permainan, sebuah backdrop, sebuah cyclorama.

TATA  CAHAYA

            Pencahayaan yang memiliki Artificial (Buatan) melalui lampu dan muatan listrik yang diperdunakan untuk keperluan penerangan panggung atau untuk tujuan tujuan khusus guna untuk membantu suatu penampilan dalam kebutuhan pertunjukan.

Tata Cahaya dibagi dua :

1.      Tata Cahaya Lampu Umum (General Illumination) Contoh : Cahaya Lampu Sehari – Hari. 2.      Tata Cahaya Khusus (Spesific Illumination) Contoh : Cahaya yang disalurkan melalui lensa (Lampu-lampu pertunjukan) Tugas dan Tanggung jawab penata Cahaya 1.      Menafsirkan scenario bersama sutradara 2.      Menggali stimulus gagasan Kreatifitasnya melalui tahapan tahapan awal yang disebut Working with the teks. 3.      Membuat catatan penting tentang scenario. 4.      Bekerjasama dengan Tim produksi dan para penata lainnya. 5.      Memahami dan menguasai tata cahaya (Lighting equitment) atau menguasai cara pengendalian lampu sangat perlu. Maka tidak saja diperlukan pengetahuan juga pengalaman.

Sarana Pengendali Lampu

1.      Intensitas : Kekuatan Cahaya (Tebal atau Tipisnya cahaya) 2.      Warna : Yaitu Berkaitan dengan Suasana. 3.      Distribusi : Pencahayaan (Pemberian Pencahayaan) 4.      Gerakan : Perpindahan Ruang.

Prosedure Tata Cahaya

1.      Planning : Rancangan. 2.      Design : Rancangan. 3.      Bump in : Konsep. 4.      Rigging : Tempat Lalu lalang Penonton. 5.      Paching : Cara penataan Dari Alat alat. 6.      Plooting Gerakan Pencahayaan (Gambar) 7.      Focusing : Pemokusan (Yang Biasanya pada lampu tertentu) 8.      Performing : Permainan cahaya (Memberikan Cahaya) 9.      Bump Out :  Konsep keluar

Macam-macam lampu :

1.         Scoop adalah lampu flood yang menggunakan reflektor elipssoial dan dapat digunakan 2.         Profile adalah termasuk lampu spot yang menggunakan lensa plano convet sehingga lingkaran cahaya 3.         Lampu efek adalah lampu yang menghadirkan cahaya khusus untuk kepentingan tertentu 4.         Barndorn adalah sebuah alat yang memiliki strip atau penutup yang dapat diatur atau disesuaikan 5.         Gobo adalah plat metal yang dicetak membentuk pola motif tertentu m

6.         Filter

Nama  : Destalia Aura Aulia

Mapel  : Seni Tari
SMA N 1 PURWOREJO

Tari Kreasi Baru Tari ini merupakan pelebaran sayap dari tari tradisional yang gerakannya dipadukan dengan gerakan baru dari jenis tarian lain. Jenis tari ini biasanya dilakukan saat upacara ritual, keagamaan, adat dan lainnya. Pada umumnya, tari kreasi baru ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: a. Tari kreasi baru berpola tradisi Tari kreasi baru ini sangat berpedoman pada kaidah tari, baik itu kaidah musik, tata rias, koreografi, maupun teknik pementasannya. b. Tari kreasi baru berpola non tradisi Jenis tari kreasi baru ini tidak terikat dengan kaidah tari seperti halnya tari berpola tradisi. Namun, bukan berarti jenis tari ini tidak menggunakan pola tradisi sama sekali. Melainkan, penggunaan kaidah tari akan disesuaikan dengan konsep gagasan tari yang akan ditampilkan. Konsep Seni Tari Konsep tari merupakan poin penting yang menjadikan seni tari tetap memiliki persamaan diantaran berbagai variasi gerak tubuh yang terbentuk. Adapun konsep tari terdiri dari: 1. R

Menerapkan = Konsep, Teknik, dan Prosedur Dalam Berkarya Tari Kresasi   A. Konsep Karya Tari            Kreasi Karya tari adalah sebuah produk dari masyarakat yang akan tercermin budaya penyangganya. Proses pengolahan gerak tersebut dilakukan dengan cara penggayaan untuk meemperindah (stilatif) atau bisa dengan merombak gerak sehingga beda dengan gerak asalnya (distortif).  Terdapat 2 sumber penciptaan karya tari :  • Peniru perilaku manusia • Perilaku binatang           Tari tercipta karena berbagai asal stimulus (penglihatan, pendengaran, perasaan) yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep: 1) peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang; 2) perwujudan tokoh cerita; dan 3) mengacu lagu atau guru lagu.          Hal umum mengenai tari yang medianya gerak yaitu memiliki :  1) Tenaga  2) Ruang 3) Waktu  B. Teknik Berkarya Tari           Kreasi Teknik berkarya tari kreasi merupakan dasar untuk mengeksplorasi mecam teknik gerak yang dap