Cara memegang peluru yang baik dan benar adalah (1) Letakkan peluru pada telapak tangan bagian atas, dan pegang dengan jari-jari yang dibuka dan diregangkan, (2) Jari manis, tengah, dan telunjuk digunakan untuk memegang dan menahan agar bola peluru tidak jatuh ke belakang, sedangkan (3) Jari jempol, dan kelingking digunakan untuk menahan peluru agar tidak tergelincir ke luar, samping, dan depan, (4) Setelah dapat dipegang dengan baik, letakkan tangan yang pegang peluru pada bahu, dengan posisi melekat di leher, dengan sikap siku serong ke depan, (5) Saat peluru dipegang dengan benar, tangan dan badan rileks, sedangkan lengan tangan satu diluruskan ke depan untuk membantu keseimbangan. Bentuk peluru bulat dan terbuat dari besi, dengan berat 7,26 Kg untuk Putra dan 4 Kg untuk Putri. Karena berat tersebut, makanya diletakan pada ujung atas telapak tanagn yang dekat dengan jemari. Karena bola peluru berbentuk bulat sehingga mudah menggelinding, untuk itu jemari diregangkan menahan dan memegangi sisi belakang, dan samping agar tidak meleset / tergelincir. Diletakan di bahu dilakukan untuk membantu menahan beban dari tolakan peluru, agar saat bersiap menolak tidak turun terlalu berat diayunkan. Kalau kita dapat memegangi bola peluru dengan baik, maka saat bersiap, dan menolak, tidak akan jatuh ke belakang, atau tergelincir, sehingga dapat menolakkan peluru dengan baik. Karena peluru menambah beban ke dalam sisi belekang badan, makanya tangan satunya di luruskan ke depan untuk menyeimbangkan agar tidak terdorong ke belakang. Jelaskan cara memegang peluruGerak spesifik cara memegang peluru dalam tolak peluru adalah
JawabannyaJelaskan cara memegang peluru Di bawah ini adalah cara memegang bola peluru yang benar sesuai dengan buku cetak PJOK. 📕📙📘📗 Dari penjelasan di atas, ada 6 poin utama:
✅ Jawaban telah diverifikasi BENAR. ✅ Atlet tolak peluru Sumut berlatih di Stadion Olahraga Unimed, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (7/11/2015). Sebanyak 22 atlet atletik Sumut akan berangkat ke Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 9 November mendatang untuk mengikuti ajang Pra-PON.
TRIBUNNEWS.COM - Tolak Peluru merupakan satu dari beberapa cabang olahraga atletik. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingan/ diperlombakan yang meliputi nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Dikutip dari KBBI, tolak peluru adalah olahraga dengan menolakkan peluru, alat yang bundar seperti bola yang terbuat dari besi atau kuningan beratnya untuk putri 4 kg, untuk putra 7¼ kg. Sesuai namanya, tolak peluru dilakukan tidak dilempar akan tetapi ditolak/didorong. Baca juga: Pengertian Cerita Fiksi, Beserta Ciri-ciri, Jenis dan Contohnya Baca juga: Apa itu Jual Beli? Berikut Pengertian, Rukun, dan Syarat Barang yang Diperjualbelikan Para atletik-tolak peluru, Suparniyati, sumbang medali emas untuk Indonesia di Asian Para Games 2018 (Instagram/nahrawi_imam)Dalam peraturannya, peluru juga harus didorong atau ditolak dari bahu dengan satu tangan, bukan dilempar. Dikutip dari Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2016) oleh Muhajir, ada dua gaya tolak peluru yang sering digunakan. Pertama yakni gaya lama atau gaya ortodoks dan gaya baru atau gaya O'Brian. Apabila ada gaya lainnya, itu hanyalah bentuk variasi dari kedua gaya tersebut. Tujuan dari tolak peluru yakni menolak sejauh-jauhnya untuk memperoleh prestasi yang optimal. Setidaknya terdapat empat prinsip dasar tolak peluru. Tolak peluru adalah cabang atletik olahraga yang berbentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam dan dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya tolak bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan tangan satu yang diletakkan di pangkal bahu.[1] Dalam sejarah perkembanganya lebih dari 2.000 tahun yang lalu olahraga ini sangat digemari oleh kaum laki-laki Britania atau Inggris untuk menguji kekuatanya dengan melempar peluru dari batu bukan terbuat dari besi seperti sekarang ini.[2] Pada zaman pertengahan mulai ada perlombaan melempar peluru meriam yang termasuk senjata mematikan pada masa itu dengan jarak sejauh mungkin.[3] Kejuaraan amatir tolak peluru pertama diperlombakan pada tahun 1866. Pada tahun 1896 yaitu pada saat Olimpiade Athena.[2] Kompetisi tolak peluru direkam pada awal abad ke-19 di Skotlandia yang merupakan bagian Kejuaraan Amatir Inggris mulai tahun 1866. Tolak peluru adalah acara Olimpiade modern asli, dengan kemenangan Robert Garrett dari Amerika di Olimpiade Athena pada tahun 1896. Salah satu pukulan hebat di awal Olimpiade, American Ralph Rose memenangkan medali emas pada tahun 1904 dan 1908.[2] Pada tahun 1950 olahraga tolak peluru mengalami kemajuan besar, saat Parry O'Brien memulai tolakan membelakangi sektor lapangan. Selanjutnya metode ini dikenal sebagai metode O'Brien atau teknik membelakangi.[4] Peluru dalam olahraga tolak peluru. Peluru yang digunakan adalah peluru yang digunakan harus terbuat dari besi utuh keras (solid iron), kuningan atau logam lain yang tidak lebih lunak dari pada kuningan atau kulit suatu bahan metal yang keras dan diisi dengan timah atau bahan lain. Peluru ini harus berbentuk bulat bola dengan permukaan yang halus licin. Untuk bisa halus licin tinggi rata-rata permukaan harus tidak kurang dari 1.6 µm atau mikrometer, yaitu suatu tingkat kekasaran N7 atau kurang. Berat peluru yang digunakan untuk putri 3 kg dan 4 kg. Berat peluru untuk putra 5 kg, 6 kg dan 7 kg.[1] LapanganLapangan tolak peluru. Diameter lingkaran tolak peluru adalah 2,135 m dengan panjang balok penahan 1,22 m. Sektor lemparan membentuk sudut 45 derajat dari titik tengah lingkaran tolak pelempar atau penolak peluru tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum peluru jatuh ke tanah dan ke luar dalam posisi berdiri melalui lingkaran bagian belakang.[5]
Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sidikit agak serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan.[6] Cara menolakkan peluruBersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke samping kiri), pinggul, pinggang serta perut di dorong agak ke depan ke atas hingga dada menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan dengan tangan kiri dengan sebaliknya).[6] Sikap badan setelah menolakkan peluruSikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan sah tidaknya tolakan yang dilakukan.[6] Cara mengambil awalanDi dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan awalan guna mendapatkan kekuatan tolakan secara maksimal. Awalan dalam tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara gerak awal dalam mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap menolak. Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri) digerakkan ke depan kebelakang, atau diputar guna mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan kaki kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak ke samping kiri lurus hingga menyentuh balok panahan. Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri menyentuh [balok]] penahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama dengan pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan hingga badan menghadap arah tolakan. Secepat mungkin peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh tenaga badan.[6]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Shot put. |