Para sejarawan di seluruh dunia sepakat bahwa kebudayaan Mohenjodaro-Harappa dan peradaban lembah sungai Indus dibangun oleh sebuah kaum, bernama Dravida. Mereka dapat dikategorikan kepada ras Australoid, yang memiliki ciri-ciri bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, berbadan tegap, dan berambut ikal. Diperkikaran bangsa Dravida sudah lama menetap di wilayah lembah Sungai Indus, dan berhasil membangun sebuah peradaban kuno yang sangat hebat di dataran Asia. Show Peradaban besar yang dibangun oleh bangsa Dravida tersebut kemudian mendapat serangan dari sebuah bangsa pendatang, yang berasal dari dataran Eropa, antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, dikenal dengan nama bangsa Arya. Bangsa ini hidup secara nomaden dengan membawa budaya, bahasa, dan kepercayaan yang telah mereka bangun di tempat asal mereka. Bangsa Arya kemudian perlahan-lahan menyebar ke seluruh wilayah India membentuk sebuah kebudayaan baru. Bangsa Arya memiliki ciri-ciri fisik yang sangat bertentangan dengan bangsa Dravida. Mereka memliki kulit yang cenderung putih, hidung mancung, rambut lurus, badan yang tidak terlalu tegap, dan bibir tipis. Bangsa Arya memiliki aturan pokok dalam sistem kemsayarakatan mereka, dikenal dengan istilah varna, atau sistem kasta. Hal tersebut sangatlah bertentangan dengan sistem sosial yang selama ini dikenal dalam peradaban bangsa Dravida. Bangsa Arya berhasil memperkenalkan konsep Brahma dalam sistem kepercayaan di lembah Sungai Indus. Konsep ini berisi kepercayaan terhadap kekuatan roh yang diwujudkan dalam bentuk dewa-dewa, yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia di dunia. Dalam kepercayaan ini sistem kasta sangat kental diprakekan, dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu kaum Brahmana yang diisi oleh para pendeta, kaum Kstaria yang diisi oleh raja dan para tentara, kaum Waisya yang diisi oleh para pedagang, dan kaum Sudra yang diisi oleh masyarakat biasa. Sistem kasta ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakat di India ketika itu. Kebudayaan baru yang dibawa oleh bangsa Arya ke India tidak serta mereta diterima begitu saja oleh masyarakat yang sebelumnya sudah tinggal di sana. Pertempuran demi pertempuran dilakukan untuk mempertahankan kebudayaan lama yang sebelumnya sudah berkembang sangat lama. Namun bangsa Arya memiliki kekuatan dan pengetahuan lebih baik dibandingkan bangsa Dravida, sehingga mereka dapat dengan cepat menghentikan peperangan, dan mulai membangun pengaruh mereka dengan cepat ke seluruh penjuru India. Ketika bangsa Arya berkuasa, kebudayaan di India berkembang sangat pesat, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, sistem sosial, dan karya sastra. Menurut para ahli, ras bangsa Arya telah mendominasi asal-usul masyarakat India saat ini. Walaupun banyak dari mereka yang berasal dari gabungan kedua ras ini, karena ketika sistem kasta sudah tidak diberlakukan, banyak bangsa Dravida yang menikah dengan bangsa Arya. Sumber : Septianingrum, Anisa. 2017. Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat Benua. Yogyakarta : Sociality. jelaskan alasan mengapa pentingnya unsur ruang dalam sejarah???tolong bantu jawab kak permasalahan aktif dalam upaya penyelesaian konflik israel-palestina? akses penyelesaian konflik israel - palestina? Jelaskan kepentingan siri perjanjian yang akhirnya membawa kepada termeterainya Perjanjian Bangkok 1909 kepada kuasa Biritish dan Siam. Pengertian pki 1948 cara masyarakat aceh memahami dan mengamalkan ajaran Islam di Aceh berapa lama perjalanan Rasulullah dari kota Mekkah ke kota Madinah? cara masyarakat aceh memahami dan mengamalkan ajaran Islam di Aceh 17. Banyak sekali keteladanan para sahabat Rosul Saw dalam membantu menyiarkan agama Islam yang dapat kita contoh, ada satu poin yang bukan keteladan … Sebelum ada VOC,belum ada gubernur jenderal. Tujuan VOC menunjuk seorang gubernur jenderal adalah a. mengontrol kerja-kerja VOCb. mengevaluasi kongsi- …
Peradaban India kuno berkembang di dua sungai besar di India yaitu Sungai Indus dan Gangga. Kedua sungai ini membawa endapan lumpur yang membawa kesuburan di lembah sungai sehingga menarik perhatian bangsa disekitarnya. Berikut adalah penjelasan kedua sungai tersebut. Peradaban Bangsa Dravida di Lembah Sungai IndusAntara 3000 dan 2000 SM, di wilayah Sungai Shindu (Indus) tinggallah bangsa – bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah Sungai Eufrat dan Tigris. Sisa – sisa kebudayaan India banyak ditemukan di wilayah Lembah Sungai Indus terutama di seitar kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disekitar wilayah tersebut telah ditemukan sebuah kota yang dinamakan Mohenjodaro. Orang – orang di wilayah terebut memiliki rumah yang berdinding tebal dan bertangga. Penduduk India pada zaman itu menyebutnya sebagai Bangsa Dravida. Bangsa Dravida awalnya hidup diseluruh India, namun pada perkembangannya mereka berpindah ke selatan membentuk pemerintahan sendiri karena di wilayah utara mereka menjadi orang taklukkan bangsa lain. Bangsa Dravida memiliki perawakan berkulit hitam, berhidung pipih, fisik yang kecil dan berambut keriting. India merupakan salah satu tonggak peradaban tertua di dunia yang dikenal dengan situsnya di sekitar lembah Sungai Indus. Dari penemuan fosil – fosil, nampak adanya dua tipe penduduk. Pertama merupakan penduduk asli dengan ciri, memiliki kulit gelap, kecil dan pendek, hidung lebar dan pesek dengan bibir tebal. Suku yang kedua adalah suku mediteranian yang memiliki hubungan erat dengan orang – orang masa pradinasti di Mesir, Arab dan Afrika Utara. Ciri fisik suku kedua ini diantaranya memiliki kulit lebih terang, hidung mancung, dan bermata lebar. Orang – orang ini melakukan migrasi karena daerah lembah sungai Indus dianggap sebagai daerah subur yang sangat baik untuk pertanian. Kemudian datanglah Bangsa Arya, bangsa pendatang yang memiliki kemampuan tinggi dalam berperang. Kedatangan Bangsa AryaDiperkirakan sekitar 2000 dan 1000 tahun yang lalu, Bangsa Arya datang dari wilayah utara India yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran. Bangsa Arya datang ke India melalui jurang – jurang di pegunungan “Hindu Kush“. Bangsa Arya serumpun dengan bangsa – bangsa yang ada di Eropa seperti bangsa Jerman, Romawi dan Yunani serta bangsa – bangsa lain di Asia. Mereka tergolong dalam ras Indo Jerman. Kedatangan bangsa Arya pertama kali yaitu ke Sungai Shindu yang saat itu masih subur. Disanalah terjadi pertemuan antara Bangsa Arya dan Dravida selaku penghuni lama Sungai Shindu. Keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok baik dari warna kulit, fisik, serta kehidupan keseharian. Bangsa Arya memiliki fisik yang sempurna dengan kulit putih, berbadan tegap serta hidung yang melengkung sedikit. Bangsa Arya unggul dalam hal peperangan, hal ini menjadikan Arya mampu menaklukkan Dravida di India. Sedangkan Bangsa Dravida memiliki kulit hitam dengan postur tubuh yang lebih pendek daripada Bangsa Arya. Berkat pertemuan ini terjadi peleburan kebudayaan Dravida dan Arya yang membentuk kebudayaan India yang kita ketahui di masa kini. Kedatangan bangsa Arya di India sangat dimungkinkan terjadi peperangan. Bangsa Arya adalah bangsa nomaden (pengembara). Mereka hidup dengan beternak sehingga pada perkembangannya mereka sangat menjunjung lembu dan kuda dalam agama Hindu, berbeda dengan Dravida yang mengandalkan hidupnya dengan bercocok tanam di sekitar Sungai Shindu. Bangsa Arya bisa dikatakan lebih primitif daripada Dravida karena bangsa Arya belum mengenal patung – patung dewa sedangkan Dravida sudah mengenalnya.
Ciri – Ciri Fisik Bangsa Arya dan DravidaBangsa Dravida
Bangsa Arya
Hasil Kebudayaan Bangsa DravidaPeradaban Lembah Indus menurut para arkeolog berlangsung di Lembah Sungai Indus sejak 3.000 – 5.000 SM. Zaman ini disebut juga zaman Chalcolithicum. Banyak penemuan – penemuan mulai terkuak pada masa penjajahan Inggris terutama pada kepemimpinan Sir John Marshall yang pernah melakukan penggalian kota yang terpendam di Sungai Indus yaitu Harappa, Mohenjodaro dan Chanhudaro. Penggalian ini dilakukan mulai tahun 1925 di bekas kota Mohenjodaro. Dari penggalian ini kemudian ditemukan diantaranya :
Dari penggalian di Harappa (daerah Punjab, sekitar 600 km ke utara dari kota Mohenjodaro) ditemukan :
Dari penemuan – penemuan diatas dapat disimpulkan :
Di wilayah Mohenjodaro tidak ditemukan adanya tempat penguburan jenazah seolah menunjukkan adanya kebiasaan membakar jenazah. Namun di Harappa ada kalanya tulang belulang yang tidak dibakar disimpan dalam tempayan. Bukti tersebut menunjukkan bahwa di Harappa memiliki kebiasaan mengubur jenzah tetap ada.
Runtuhnya Peradaban Bangsa DravidaPeradaban Sungai Indus mengalami masa – masa kemunduran pada milenium kedua Sebelum Masehi dan nyaris lenyap pada 1500 SM ketika kedatangan bangsa Arya yang menyerbu daerah barat laut India. Beberapa teori menyatakan bahwa jatuhnya peradaban Sungai Indus diakibatkan oleh kekeringan yang dahsyat yang dialami oleh bangsa Dravida. Dimungkinkan hal tersebut berasal dari letusan gunung berapi karena letaknya berada di dekat kaki gunung. Faktor wabah penyakit juga dikaitkan dengan kemusnahan peradaban Dravida pada saat itu. Namun dugaan paling kuat adalah Bangsa Arya yang memporak – porandakan kebudayaan Bangsa Dravida. Hal ini sesuai dengan Kitab Weda yang menyatakan bahwa bangsa yang dikalahkan adalah bangsa Dahsyu yang tak berhidung. Dugaan tersebut didasarkan pada anggapan bahwa mereka tidak suka berperang yang terlihat dari kurangnya teknologi persenjataan mereka dengan kualitas ujung tombak maupun pedang mereka. Bukti lain yaitu adanya tulang belulang yang berserakan di ruangan besar menuju pemandian dimana tulang belulang wanita dan anak – anak tersebut berbentuk fisik seperti menggeliat yang mengindikasikan adanya serangan apalagi dilihat dari bentuk leher yang terbawa ke bagian kepala ketika kepala itu terlepas dari tubuh. Diduga sekitar tahun 500 SM kota peradaban Dravida runtuh. Runtuhnya kebudayaan lembah Sungai Indus dapat dibedakan menjadi beberapa teori, diantaranya :
Sejak 1500 SM, peradaban Mohenjodaro-Harappa runtuh, selanjutnya tidak lama berselang Bangsa Arya masuk ke India lewat Iran. Saat itulah dimulai masa baru dalam perkembangan kebudayaan bangsa Arya. Pada perkembangannya terjadi percampuran kebudayaan antara Arya dan Dravida yang membentuk kebudayaan India yang kita ketahui sekarang ini.
|