Gejala tektonisme yang menghasilkan bentuk permukaan bumi berupa graben memiliki sifat

Permukaan Bumi merupakan suatu bentuk keindahan alam (baca: bentuk permukaan Bumi lautan). Kita ketahui bahwa permukaan Bumi ini terdiri dari daratan (baca: ekosistem darat) dan juga perairan. Perairan yang meliputi permukaan bumi ini disebut dengan samudera (baca: daftar samudera di dunia) atau lautan (baca: macam-macam laut). Sementara daratan adalah tanah yang kita pijak. Di daratan ini kita juga dapat menjumpai perairan, seperti danau (baca: macam-macam danau), waduk (baca: waduk terbesar di Indonesia), sungai (baca: ekosistem sungai) dan lain sebagainya.

Daratan merupakan bentuk permukaan Bumi yang mempunyai tinggi rendah yang berbeda- beda. Permukaan daratan yang tidak rata ini disebabkan karena berbagai hal yang berasal dari dalam bumi. Jika pada asalnya permukaan bumi ini adalah rata, maka yang mulai mengubah bentuk permukaan bumi menjadi tidak rata adalah tenaga endogen.

Tenaga endogen

Mengenai tenaga endogen, pasti kita sudah mengetahui atau minimal mendengar nama ini dari sejak di bangku sekolah. Yang dimaksud dengan tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen yang bersifat vertikal dapat menghasilkan berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah bentuk tonjolan yang menyerupai kubah. Kubah yang terbentuk mengalami retakan- retakan hingga bagian tengahnya merosot, yang pada akhirnya akan membentuk lembah patahan yakni slenk atau graben, dan berdampingan dengan puncak patahan atau horst.

Patahan

Patahan merupakan hasil dari tenaga endogen yang bentukannya dapat kita lihat di permukaan Bumi. Patahan yang terbentuk di permukaan bumi ini dibagi menjadi bermacam- macam sesuai dengan bentuk dan juga gejalanya. Salah satu bentuk patahan adalah patahan vertikal. Seperti halnya namanya, yang dimaksud dengan patahan vertikal adalah patahan yang arah geraknya ke atas maupun ke bawah. Patahan vertikal ini mempunyai beberapa hasil, yakni horst, graben, fleksur dan pegunungan patahan. Penjelasan masing- masing hasil dari patahan vertikal adalah sebagai berikut:

Horst merupakan dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Jika dilihat di permukaan Bumi maka horst ini akan tampak seperti bukit karena wilayahnya yang lebih tinggi daripada dataran- dataran (baca: pengertian dataran tinggi) yang ada di sekitarnya, termasuk juga kanan dan kiri dari horst tersebut.

Graben juga disebut dengan Slenk atau Terban. Graben merupakan dataran yang mengalami penurunan akibat adanya tarikan tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben ini terbentuk karena akibat dari gerakan tektogenesa yang semakin memusat, dan menarik sesar atau patahan ke arah bawah yang mempunyai dua titik. Graben ini apabila dibiarkan tersisi oleh air, maka bisa menjadi sebuah danau (baca: ekosistem danau). Beberapa contoh graben yang ada di Indonesia adalah Danau Toba dan juga Danau Tempe.

Bentuk patahan vertikal yang ketiga adalah Fleksur atau yang disebut dengan Fault Scrap. Fleksur merupakan bentuk patahan yang terjadi oleh akibat dorongan dari salah satu sisi. Dorongan satu sisi ini menyebabkan salah satu bagian sesar atau patahan menjadi naik sehingga membentuk sebuah dinding yang terjal yang mana memiliki posisi lebih tinggi daripada di daerah yang ada di sekitarnya. Patahan yang satu ini dapat disebut dengan tebing atau cliff.

Bentuk patahan vertikal yang terakhir adalah pegunungan patahan. Pegunungan patahan disebut juga dengan step faulting, yakni bentuk patahan yang menyerupai tangga. Bentukan ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan oleh beberapa sesar dengan tempo dan juga gerakan yang hampir sama.

Itulah beberapa hasil dari patahan vertikal yang terbentuk di permukaan Bumi. Selain hasil- hasil dari patahan vertikal, ada pula patahan memusat dan juga patahan menyebar. Pada kali ini kita akan membicarakan mengenai patahan memusat.

Patahan Memusat

Patahan merupakan salah satu bentuk permukaan Bumi yang ditimbulkan dari tenaga- tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi. Patahan yang disebabkan oleh tenaga endogen ini mempunyai beberapa arah yang berbeda. Salah satu arah tenaga endogen ini adalah memusat. Arah dari pola memusat ini disebut juga sebagai zona konvergensi.

Zona konvergensi atau memusat merupakan perbatasan lempeng (baca: lempeng tektonik) yang saling bertumbukan, atau yang memiliki gerak memusat ke satu tituk temu yang disebut juga dengan subduksi. Di perbatasan lempeng ini lempeng- lempeng saling bertumbukan sehingga terjadi patahan- patahan (baca: jenis patahan) atau sesar. Maka dari itu patahan atau sesar yang timbul ini juga dinamakan sebagai patahan memusat.  Pada patahan atau sesar memusat ini, lempeng yang satu masuk ke dalam bumi di bawah lempang yang lainnya. Hal ini akan memudahkan timbulnya jalur gunung api yang sejajar dengan zona perbatasan ini, yang disebut sebagai parit dalam atau palung laut atau trench.

nah, itulah penjelasan mengenai patahan memusat, yakni pengertian dan juga asalnya. Ada pula yang menyatakan bahwa patahan meusat merupakan fenomena, gejala, fakta atau peristiwa yang terjadi di permukaan Bumi yang mempunyai sifat memusat. Patahan memusat ini dapat juga kita temukan di bumi.

Contoh Patahan Memusat

Patahan memusat merupakan sebutan bagi patahan yang dihasilkan dari tenaga endogen yang memusat. Seperti penjelasan mengenai graben di atas, yang terbentuk karena ada gerakan yang semakin memusat. Dengan demikian contoh patahan memusat adalah danau Toba dan Danau Tempe.

Itulah beberapa penjelasan mengenai patahan secara umum dan patahan memusat khususnya. Semoge bermanfaat.

Kita pasti pernah mendengar kata tektonik (baca: lempeng tektonik). Biasanya kata tektonik identik dengan gempa bumi, ya gempa bumi yang berasal dari tenaga dari dalam bumi (baca: inti bumi). Kata tektonik sendiri mempunyai arti tenaga dari dalam bumi yang dapat mempengaruhi permukaan bumi (baca: kerak bumi) itu sendiri. tektonisme juga mempunyai arti sebagai suatu proses yang berasal dari dalam bumi yang dapat terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan dan juga patahan pada lempengan tanah yang berada di dalam perut bumi. Proses tektonisme seperti yang dinyatakan ini dapat menghasilkan suatu retakan dan juga patahan (baca: jenis patahan) di lapisan atas bumi. Hal ini terjadi karena adanya gerakan yang mendorong permukaan planet bumi baik secara vertikal maupun secara horizontal yang akan menghasilkan lipatan sehingga akan menyebabkan lapisan permukaan bumi (baca: bentuk permukaan bumi) tersebut mengkerut dan juga melipat.

Tektonisme merupakan gerakan yang berasal dari dalam bumi dimana kehadirannya dapat membuat perbedaan di dakam permukaan bumi. Ternyata mengenai gerakan tektonisme ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok ini. pengelompokkan ini dilakukan berdasarkan kecepatan dan juga daerah yang dikenainya. Berdasarkan kecepatan dan juga luas daerahnya gerakan tektonisme ini dibagi atas:

  1. Epirogenesa (Epirogenetik)

Pembagian tektonisme yang pertama adalah epirogenesa atau yang disebut juga dengan epirogenetik. Epirogenetik/ epirogenesa ini merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan naik turunnya lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh suatu tenaga endogen yang sifanya lambat dan mempunyai arah vertikal serta berlangsung cukup lama pada wilayah permukaan bumi yang luas. Dan perlu untuk kita ketahui bersama bahwasannya gerakan epirogenetik atau epirogenesa ini masih dibagi lagi mejadi dua macam. Pembagian atau macam- macam dari tenaga epirogenesa adalah epirogenesa positif dan epirogenesa negatif.

  • Epirogenesa positif merupakan suatu gerakan epirogenetik yang dapat menyebabkan lapisan bumi menjadi menurun sehingga akibatnya permukaan air laut akan terlihat naik ke atas. Contoh epirogenesa positif ini misalnya adalah tenggelamnya pulau- pulau (baca: pulau terbesar di dunia) yang ada di dunia.
  • Epirogenesa negatif merupakan kebalikan dari gerakan epirogenesa positif. Yang dimaksud dengan gerakan epirogenesa negatif merupakan gerakan epirogenesa yang megakibatkan lapisan kulit bumi naik, dengan demikian permukaan air laut (baca: ekosistem air laut) menjadi terlihat menurun. Karena epirogenesa negatif merupakan kebalikan dari epirogenesa positif, maka contoh peristiwanya adalah munculnya pulau- pulau yang pada mulanya berada di bawah laut.

Nah itulah beberapa jenis dari tenaga epirogenesa. Perbedaan ini ditekankan pada siaft dan tentu saja pada arah serta luasnya. Selain gerakan epirogenetik, masih ada lagi jenis gerakan dari gerak epirogenes ini. jenis gerakan tersebut adalah Orogenesa atau orogenetik. Untuk penjelasan lebih lanjutnya adalah sebagai berikut.

Jenis gerakan tektonisme yang selanjutnya adalah gerak orogenesa atau orogenetik. Jenis gerakan ini tentu berbeda dengan gerakan sebelumnya, gerakan orogenesa atau orogenetik ini merupakan gerakan lempeng yang lebih cepat dan juga hanya mencakup wilayah yang sempit di dalam kulit bumi. Biasanya gerakan orogenesa atau orogenetik ini diikuti dengan proses warping atau pelengkungan dan juga folding atau lipatan. Proses warping dan juga folding ini terjadi karena disebabkan oleh tekanan tektonik yang mempunyai arah mendatar pada jenis batuan lentur. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan pegunungan patahan dan juga pegunungan lipatan.

Nah, dari pengertian di atas kita mengetahui bahwa gerakan orogenesa atau orogenetik ini sangat erat kaitannya dengan patahan dan juga lipatan. Lalu sebenarnya apa dih patahan dan lipatan itu? kita juga akan membahasnya disini.

Patahan/ Sesar/ Fault

Patahan merupakan bentuk kulit bumi yang mengalami retakan atau patahan sebagai akibat dari tekanan yang mempunyai arah horizontal maupun vertikal oleh tenaga tektonik yang terjadi pada permukaan kulit bumi yang tidak elastis. Patahan ini terjadi di permukaan kulit bumi, dan bagian kulit bumi yang mengalami patahan disebut dengan bidang patahan. Bidang patahan juga bisa mengalami pergeseran, dan bagian dari patahan yang mengalami pergeseran disebut juga dengan faoult atau sesar. Faoult atau sesar atau juga pergeseran patahan ini dapat terjadi dalam dua arah, yakni dapat bergeser ke arah vertikal maupun ke arah horisontal. Gerakan orogenesa atau orogenetik yang berbentuk patahan ini contohnya dapat kita temukan pada permukaan kulit Bumi, yakni deretan lekukan Mediterania.

Patahan yang terjadi di kulit bumi ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini sebagai akibat dari tenaga tektonik yang menekan permukaan kulit bumi. Jeni- jenis patahan ini kita kenal dengan nama sesar. Adapun jenis- jenis sesar yang terbentuk adalah sesar naik dan juga sesar turun, graben, horst dan juga sesar mendatar. Untuk mengenal lebih jauh jenis- jenis sesar tersebut, marilah kita bahas bersama- sama.

  • Sesar naik dan sesar turun

Sesar naik dan sesar turun merupakan salah satu jenis dari patahan yang terjadi karena tenaga tektonisme.  Sesar turun merupakan patahan yang pada bagian atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesarnya. Sedangkan yang dimaksud dengan sesar naik adalah patahan yang bagian atap sesarnya bergerak ke atas. Selain sesar naik dan juga sesar turun, terkadang kita menemukan salah satu jenis sesar lainya yakni sesar sungkup. Sesar sungkup merupakan kondisi yang terjadi apabila jaraj pergeseran pada sesar naik hingga mencapai beberapa kilometer dengan kondisi bagian yang satu menutupi bagian yang lainnya. Salah satu contoh sesar jenis ini di Indonesia terdapat di daerah patahan Semangko, yak I sebuah patahan yang terdapat di daerah Bukit Barisan di pulau Sumatera. Patahan ini memanjang dari Sumatera Utara hingga ke Sumatera Selatan, yakni Teluk Semangko.

Selain sesar naik dan juga sesar turun, selanjutnya kita akan menemui graben. Graben dan horst merupakan sebuah hasil yang lainnya dari tenaga tektonisme di Indonesia. Graben juga dikenal dengan nama slenk, yakni sebuah patahan yang mempunyai berupa jalur batuan pada sua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit dan juga panjang.

Hasil dari tenaga tektonisme yang lainnya adalah horst. Hors dan juga graben seringkali berkaitan. Yang dimaksud dengan horst adalah sebaut patahan yang bagiannya meninggi. Karena bagiannya meninggi maka horst sering muncul di daerah sekitarnya.

Sebelumnya kita telah mengetahu tentang sesar naik dan juga sesar turun. Selanjutnya kita menemui sesar mendatar. Sesar mendatar merupakan patahan yang berbetuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal , namun ada sedikit bagian yang bergeser secara vertikal. Sesar mendatar ini pada umumnya terjadi di daerah- daerah yang mengalami perlipatan dan juga pensesaran naik. Ada salah satu contoh sesar mendatar di dunia ini yang ukurannya besar, yakni sesar mendatar yang berada di negara San Adreas (California), Filiphina dan juga Taiwan. Selain di negara- negara tersebut, di Indonesia pun juga terdapat sesar jenis ini. Di Indonesia, contoh sesar mendatar terdapat di dalam lapisan neogen muda di daerah Kefamenanu, Timor.

Nah itulah beberapa jenis sesar atau patahan yang terdapat di bumi. Jenis- jenis sesar atau patahan dapat terjadi karena adanya gerakan tektonisme yang menekan permukaan kulit Bumi. Selain patahan atau sesar, terdapat pula hasil dari tektonisme lainnya yakni lipatan. Berikut ini merupakan penjelasan dari lipatan.

Lipatan atau Fold

Lipatan juga dikenal dengan istilah fold. Lipatan merupakan sebuah kenampakan alam yang ada di permukaan bumi, yang mana merupakan akibat dari adanya tenaga tektonisme. Yang dimaksud dengan lipatan adalah suatu kenampakan permukaan bumi sebagai akibat dari tenaga tektonik yang menekan dengan arah horizontal dan juga vertikal pada permukaan kulit bumi yang mempunyai sifat elastis. Dalam proses lipatan ini terdapat bagian dari kulit bumi yang menurun dan juga yang terangkat. Bagian dari lipatan yang menurun disebut dengan siklinal. Sementara bagian dari lipatan yang terangkat dinamakan dengan antiklinal.

Lipatan atau fold yang merupakan hasil dari tektonisme ini terdiri atas beberapa jenis. Jenis- jenis lipatan atau fold ini disebabkan oleh berbagai hal. Beberapa jenis lipatan atau fold antara lain adalah lipatan normal, lipatan asimetris dan lipatan tumpang tindih, dan lain sebagainya. Mengenai pengertian dari macam- macam lipatan ini secara lebih jelas, berikut ini merupakan penjelasannya.

Jenis lipatan yang pertama adalah lipatan tegak. Lipatan tegak merupakan lipatan pegunungan yang mana posisi sumbu pelipatnya adalah tegak lurus dengan bidang horizontal tanah sehingga terbentuklah kedua sayap yang bentuknya sama persis.

Jenis lipatan yang kedua adalah lipatan miring. Lipatan miring merupakan jenis lipatan pegunungan yang sumbu pelipatannya memeiliki kedudukan miring dengan bidang permukaan tanah.

Jenis lipatan yang selanjutnya adalah lipatan menggantung. Lipatan menggantung merupakan jenis lipatan pegunungan yang mana sumbu pelipatannya kurang dari 45 derajat, sehingga hal ini menyebabkan salah satu sisi bidagnya terlihat menggantung.

Lipatan rebah merupakan jenis lipatan pegunungan yang sumbu pelipatannya hampir sejajar dengan permukaan tanah (baca: jenis tanah) atau kurang dari 20 derajat sehingga terlihat seakan- akan tindih menindih diantara keduanya.

Nah itulah beberapa jenis lipatan yang ada di permukaan bumi, khususnya adalah lipatan daerah pegunungan yang berdasar pada posisi atau arah sumbu lipatannya. selain tektonisme, tenaga endogen juga berupa jenis lain yakni vulkanisme. Mengenai vulkanisme kita akan mebahasnya bersama- sama.

Vulkanisme

Apabila kita mendengar kata vulkanisme, hal yang pertama akan kita kaitkan adalah gunung berapi, dan hal ini memang benar. vulkanisme merupakan peristiwa keluarnya magma yakni lelehan bebatuan panas dari dalam litosfer menuju ke permukaan bumi. Magma yang telah sampai di permukaan bumi kita sebut dengan lava.

Tipe- tipe Letusan Gunung

Tidak sesimple yang kita bayangkan mengenai gunung api yang tengah mengalami erupsi. Kelihatannya sama, namun tahukah Anda bahwa letusan gunung api pun mempunyai gaya- gayanya sendiri. Beberapa tipe atau gaya dari letusan gunung api antara lain sebagai berikut:

Tipe letusan gunung api yang pertama adalah tipe Hawaii. Letusan tipe Hawaii ini mempunyai ciri dengan lavanya yang cair dan juga tipis. Dalam perkembangannya tipe ini akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini dinamakan tipe Hawaii karena banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa.

Tipe Stromboli merupakan tipe yang sangat khas menggambarkan gunung api yang memiliki magma sangat cair, dan juga ke arah permukaan akan serig kita jumpai letusan- letusan pendek yang disertai dengan ledakan. Dari letusan tipe ini, bahan- bahan yang sering dikeluarkan berupa abu vulkanik, bom, lapili serta setengah padatan bongkah lava. Di Indonesia juga ada gunung yang mengalami tipe letusan seperti ini, yakni contohnya adalah Gunung Raung yang ada di pulau Jawa.

Tipe letusan gunung api vulkano mempunyai ciri khusus atau ciri khas yakni pembentukan awan debu yang berbentuk seperti bunga kol. Hal ini karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Letusan tipe ini memiliki tekanan gas sedang dan lava yang dikandungnya juga kurang begitu cair. Berdasarkan pada kekuatannya, tipe ini dibedakan menjadi tipe volkano kuat seperti yang terjadi pada gunung Etna  dan juga tipe volkano lemah yang terjadi pada gunung Raung. Ada pula tipe letusan yang merupakan campuran antara keduanya seperti yang kita temukan terjadi pada gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.

Tipe letusan yang selanjutnya adalah tipe merapi, yakni letusan yang mempunyai ciri khusus berupa lava yang cair hingga kental, memiliki dapur magma yang dangkal serta tekanan gas yang agak rendah. Sesuai dengan namnya, tipe letusan ini dapat kita temukan pada gunung Merapi yang ada di Jawa Tengah.

Tipe pellet merupakan tipe letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi, terkadang lubang kepundan tersumbat yang dapat menyebabkan terkumpulnya gas serta uap di dalam tubuh bumi. Hal ini mengakibatkan seringnya timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Material yang dikeluarkan dari letusan ini antara lain berupa abu, lapili dan juga bom yang terlempar ke angkasa.

Letusan tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan juga uap. Hal inilah yang menjadi alasan bahwa letusan ini menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan- guncangan bawah tanah dengan dasyat.

Nah itulah beberapa jenis atau tipe- tipe letusan gunung berapi yang bermacam- macam bentuknya. Selain letusan gunung berapi yang mempunyai tipe- tipe tertentu, erupsi pun juga mempunyai beberapa tipe tertentu.

Tipe- tipe Erupsi

Erupsi merupakan salah satu aktivitas gunung api yang masih aktif. Erupsi yang merupakan aktivitas inti ini mempunyai beberapa tipe tertentu. beberapa tipe erupsi gunung gerapi antara lain sebagai berikut:

Erupsi Effusif merupakan jebis erupsi pada gunung berapi yang kekuatannya lemah dan tidak meledak- ledak. Pada erupsi ini tidak terjadi jatuha debu namun hanya lava cair yang menuruni lereng gunung.

Erupsi eksplosif kebalikan dari erupsi effusif. Erupsi eksplosif merupakan erupsi yang berlangsung sangat kuat dan disertai dengan ledakan- ledakan dasyat karena tekanan gas dari dalam bumi sangat tinggi.

Erupsi yang ketiga adalah erupsi campuran. Seperti namaya, erupsi tipe campuran merupakan erupsi yang lebih lemah daripada erupsi eksplosif namun lebih kuat daripada erupsi effusif.

Itulah beberapa tipe erupsi gunung berapi yang berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya. Dan itulah beberapa informasi mengenai vulkanisme. Selain tektonisme dan vulkanisme, kita juga perlu membahas hal yang yang berkaitan denga keduanya, yakni gempa.

Seisme atau Gempa

Gempa bumi merupakan salah satu jenis bencana alam yang ada di Bumi dan kerap kali kita rasakan karena kerap melanda Indonesia. Seisme atau gempa bumi merupakan peristiwa getaran yang bersumber dari bumi dan dapat disebabkan oleh berbagi macam hal. Gempa bumi sebagai salah satu peristiwa di bumi memiliki beberapa tipe, salah satunya berdasarkan episentrumnya. Untuk lebih jelasnya kita akan membahasnya lebih lanjut.

Jenis- jenis gempa berdasarkan Episentrumnya

Salah satu jenis gempa bumi adalah dibedakan menurut episentrumnya, yakni bentuk episentrumnya. Episentrum sendiri merupakan pusat gempa bumi itu sendiri. Dn berdasarkan bentuk episnetrumnya, gempa dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:

Jenis gempa bumi berdasarkan bentuk dari episentrumnya yang pertama adalah gempa linier. Gempa linier merupakan jenis gempa bumi yang memiliki episentrum berbentuk garis. Episentrum berbentuk garis ini biasanya terjadi pada gempa bumi tektonik yakni gempa bumi yang terjadi karena adanya pergeseran lempeng- lempeng bumi. Lempeng- lempeng bumi ini sangat dekat dengan patahan ataupun lipatan. Salah satu bukti mengapa gempa linier mengiringi gempa tektonik, sebab tanah patahan merupakan sebuah garis dan bukan berupa titik- titik.

Selain gempa linier, gempa bumi berdasarkan bentuk episentrumnya yang kedua adalah gempa sentral. Gempa sentral merupakan jenis gempa bumi yang mana episentrumnya berbentuk titik. Jika kita berada di wilayah yang dekat gunung berapi yang masih aktif, maka ketika gunung akan mengalami erupsi kita akan merasakan gempa. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa vulkanik. Nah gempa vulkanik inilah yang termasuk salah satu contoh gempa sentral, karena pusatnya di satu titik yakni di gunung api tersebut. Selain gempa vulkanik, contoh lain dari gempa sentral adalah gempa runtuhan. Gempa runtuhan merupakan gempa yang timbul karena adanya aktivitas runtuhan, seperti bangunan runtuh, tebing yang runtuh, dan lain sebagainya.

Itulah dua jenis gempa bumi yang terjadi karena bentuk episentrumnya atau pusat gempanya. Selain berdasar pada bentuk episentrum, gempa bumi juga bisa dibedakan berdasarkan peristiwanya. Beberapa gempa bumi berdasarkan peristiwanya adalah sebagai berikut:

Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya aktivitas vulkanisme dari gunung api, misalnya karena gunung api tersebut akan melakukan erupsi, dan lain sebagainya.

Selanjutnya adalah gempa tektonik. Gempa tektonik merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya aktivitas tektonisme, yakni aktivitas pergerakan lempeng- lempeng tektonik pada bumi sehingga menimbulkan getaran. Getaran inilah yang kita rasakan sebagai gempa.

Selanjutnya adalah gempa runtuhan. Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi karena adanya peristiwa runtuhan seperti runtuhnya bangunan atau runtuhnya tebing yang berdindig curam.

Gempa tumbukan juga disebut dengan gempa jatuhan, yakni gempa yang terjadi karena adanya tumbukan meteor atau asteroid dengan permukaan bumi. Gempa yang satu ini merupakan gempa yang jarang terjadi.

Gempa buatan adalah gempa yang terjadi karena aktivitas manusia, seperti ledakan nuklir di bawah permukaan tanah ataupun ledakan dinamit.

Nah itulah jenis- jenis dari gempa bumi yang digolongkan berdasarkan peristiwanya atau penyebabnya. Sekian informasi mengenai tenaga endogen, semoga bermanfaat bagi pembaca.