Kawasan Hilal Subur dalam jangkauan seluas-luasnya, beserta nama-nama peradaban kuno yang didapati di sana. Hilal Subur, atau disebut juga Bulan Sabit Subur, yaitu suatu kawasan bermodel bulan sabit yang mengandung tanah basah dan subur di selang tanah gersang atau semigersang di Asia Barat, dan di lembah sungai Nil serta delta sungai Nil di Afrika Timur Laut. Istilah "Hilal Subur" dicetuskan oleh arkeolog Universitas Chicago, James Henry Breasted, dalam karyanya Ancient Records of Egypt, diterbitkan tahun 1906.[1][2] Kawasan tersebut ia sebut demikian karena tanahnya yang subur dan bentuknya menyerupai hilal. Istilah itu mulanya dipakai dalam studi sejarah kuno, kini pemikirannya berkembang dalam makna geopolitik dan hubungan diplomatis. Dalam penggunaan masa kini, istilah Hilal Subur memiliki jangkauan minimum dan maksimum. Dalam berbagai makna, istilah itu mencakup Mesopotamia, kawasan di dalam dan sekeliling sungai Tigris dan Efrat. Sebagian akbar kawasan ini adalah wilayah negara Iraq, dengan sebagian kecil wilayah Iran di tidak jauh Teluk Persia, Kuwait di selatan, dan Turki di utara. Secara khusus, Hilal Subur juga mencakup pesisir Levant di Laut Tengah, dengan Suriah, Yordania, Israel, Lebanon dan Tepi Barat. Sumber cairan meliputi sungai Yordan. Dalam jangkauan terluasnya, Hilal Subur juga mencakup Mesir dan lembah sungai Nil beserta deltanya. Ketentuan yang tidak boleh dilampaui sebelah dalam ditandai oleh iklim gurun Suriah yang kering di selatan. Di sekeliling ketentuan yang tidak boleh dilampaui sebelah luar ditandai dengan tanah kering atau semi-kering di utara tidak jauh Kaukasus, dataran tinggi Anatolia di sebelah barat laut, dan gurun Sahara di barat. Kawasan ini sering disebut maulid peradaban karena banyak terjadi perkembangan peradaban awal umat manusia di sana. Beberapa penemuan di tempat tersebut meliputi, aksara, kaca, dan roda. Peradaban barat terawal muncul dan bertumbuh memanfaatkan cairan dan sumber daya pertanian yang tersedia di Hilal Subur. Tetapi, peradaban-peradaban tersebut tidak semata-mata yang pertama dan sumber satu-satunya. Catatan kaki
edunitas.com Page 2Kawasan Hilal Subur dalam jangkauan seluas-luasnya, beserta nama-nama peradaban kuno yang didapati di sana. Hilal Subur, atau disebut juga Bulan Sabit Subur, yaitu suatu kawasan bermodel bulan sabit yang mengandung tanah basah dan subur di selang tanah gersang atau semigersang di Asia Barat, dan di lembah sungai Nil serta delta sungai Nil di Afrika Timur Laut. Istilah "Hilal Subur" dicetuskan oleh arkeolog Universitas Chicago, James Henry Breasted, dalam karyanya Ancient Records of Egypt, diterbitkan tahun 1906.[1][2] Kawasan tersebut ia sebut demikian karena tanahnya yang subur dan bentuknya menyerupai hilal. Istilah itu mulanya dipakai dalam studi sejarah kuno, kini pemikirannya berkembang dalam makna geopolitik dan hubungan diplomatis. Dalam penggunaan masa kini, istilah Hilal Subur memiliki jangkauan minimum dan maksimum. Dalam berbagai makna, istilah itu mencakup Mesopotamia, kawasan di dalam dan sekeliling sungai Tigris dan Efrat. Sebagian akbar kawasan ini adalah wilayah negara Iraq, dengan sebagian kecil wilayah Iran di tidak jauh Teluk Persia, Kuwait di selatan, dan Turki di utara. Secara khusus, Hilal Subur juga mencakup pesisir Levant di Laut Tengah, dengan Suriah, Yordania, Israel, Lebanon dan Tepi Barat. Sumber cairan meliputi sungai Yordan. Dalam jangkauan terluasnya, Hilal Subur juga mencakup Mesir dan lembah sungai Nil beserta deltanya. Ketentuan yang tidak boleh dilampaui sebelah dalam ditandai oleh iklim gurun Suriah yang kering di selatan. Di sekeliling ketentuan yang tidak boleh dilampaui sebelah luar ditandai dengan tanah kering atau semi-kering di utara tidak jauh Kaukasus, dataran tinggi Anatolia di sebelah barat laut, dan gurun Sahara di barat. Kawasan ini sering disebut maulid peradaban karena banyak terjadi perkembangan peradaban awal umat manusia di sana. Beberapa penemuan di tempat tersebut meliputi, aksara, kaca, dan roda. Peradaban barat terawal muncul dan bertumbuh memanfaatkan cairan dan sumber daya pertanian yang tersedia di Hilal Subur. Tetapi, peradaban-peradaban tersebut tidak semata-mata yang pertama dan sumber satu-satunya. Catatan kaki
edunitas.com Page 3Kawasan Hilal Subur dalam jangkauan seluas-luasnya, beserta nama-nama peradaban kuno yang didapati di sana. Hilal Subur, atau disebut juga Bulan Sabit Subur, yaitu suatu kawasan bermodel bulan sabit yang mengandung tanah basah dan subur di selang tanah gersang atau semigersang di Asia Barat, dan di lembah sungai Nil serta delta sungai Nil di Afrika Timur Laut. Istilah "Hilal Subur" dicetuskan oleh arkeolog Universitas Chicago, James Henry Breasted, dalam karyanya Ancient Records of Egypt, diterbitkan tahun 1906.[1][2] Kawasan tersebut ia sebut demikian karena tanahnya yang subur dan bentuknya menyerupai hilal. Istilah itu mulanya dipakai dalam studi sejarah kuno, kini pemikirannya berkembang dalam makna geopolitik dan hubungan diplomatis. Dalam penggunaan masa kini, istilah Hilal Subur memiliki jangkauan minimum dan maksimum. Dalam berbagai makna, istilah itu mencakup Mesopotamia, kawasan di dalam dan sekeliling sungai Tigris dan Efrat. Sebagian akbar kawasan ini adalah wilayah negara Iraq, dengan sebagian kecil wilayah Iran di tidak jauh Teluk Persia, Kuwait di selatan, dan Turki di utara. Secara khusus, Hilal Subur juga mencakup pesisir Levant di Laut Tengah, dengan Suriah, Yordania, Israel, Lebanon dan Tepi Barat. Sumber cairan meliputi sungai Yordan. Dalam jangkauan terluasnya, Hilal Subur juga mencakup Mesir dan lembah sungai Nil beserta deltanya. Ketentuan yang tidak boleh dilampaui sebelah dalam ditandai oleh iklim gurun Suriah yang kering di selatan. Di sekeliling ketentuan yang tidak boleh dilampaui sebelah luar ditandai dengan tanah kering atau semi-kering di utara tidak jauh Kaukasus, dataran tinggi Anatolia di sebelah barat laut, dan gurun Sahara di barat. Kawasan ini sering disebut maulid peradaban karena banyak terjadi perkembangan peradaban awal umat manusia di sana. Beberapa penemuan di tempat tersebut meliputi, aksara, kaca, dan roda. Peradaban barat terawal muncul dan bertumbuh memanfaatkan cairan dan sumber daya pertanian yang tersedia di Hilal Subur. Tetapi, peradaban-peradaban tersebut tidak semata-mata yang pertama dan sumber satu-satunya. Catatan kaki
edunitas.com Page 4Tags (tagged): hiteurat, halongonan, padang, lawas utara, unkris, 22753 luas km, 2 jumlah, penduduk, jiwa kepadatan jiwa, km, lawas, utara, sumatera utara desa, balimbing bargot, topong, jae, pagar gunung, pangarambangan pangirkiran, paolan, paran, siringkit jae, siringkit julu, sitabola, sitenun, center of, studies indonesia, rintisan, kelurahan maret 2014, semua kelurahan, padang lawas, padang lawas utara Page 5Tags (tagged): hiteurat, halongonan, padang, lawas utara, unkris, salah satu desa, berada kecamatan, bargot topong jae, bargot topong, julu, batu tunggal, pagar, gunung pangarambangan, pangirkiran, paolan paran, baru, siopuk lama, sipaho, sipenggeng siringkit jae, center of, studies, iv indonesia semua, desa indonesia, rintisan, kelurahan hiteurat, padang lawas, utara Page 6Tags (tagged): hiteurat, halongonan, padang, lawas utara, unkris, salah satu desa, berada kecamatan, bargot topong jae, bargot topong, julu, batu tunggal, pagar, gunung pangarambangan, pangirkiran, paolan paran, baru, siopuk lama, sipaho, sipenggeng siringkit jae, pusat ilmu, pengetahuan, iv indonesia semua, desa indonesia, rintisan, kelurahan hiteurat, padang lawas, utara Page 7Tags (tagged): hiteurat, halongonan, padang, lawas utara, unkris, 22753 luas km, 2 jumlah, penduduk, jiwa kepadatan jiwa, km, lawas, utara, sumatera utara desa, balimbing bargot, topong, jae, pagar gunung, pangarambangan pangirkiran, paolan, paran, siringkit jae, siringkit julu, sitabola, sitenun, pusat ilmu, pengetahuan indonesia, rintisan, kelurahan maret 2014, semua kelurahan, padang lawas, padang lawas utara |