Tuesday, May 26, 2020 Metode Penetapan Harga - Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.
Metode Penetapan Harga Berbasis PermintaanAdalah suatu metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu:
a. Skimming PricingStrategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi bagi suatu produk baru atau inovasi dalam tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbanganpertimbangan kualitas, inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhan.
d. Price Lining Lebih banyak digunakan pada tingkat pengecer. Di sini, penjual menentukan beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual. Sebagai contoh: sebuah toko yang menjual berbagai macam sepatu dengan model, ukuran dan kualitas yang berbeda, menentukan 3 tingkatan harga yaitu Rp. 30.000, -; Rp. 50.000,-; dan Rp. 100.000, -. Hal ini akan memudahkan dalam pengambilan keputusan bagi konsumen untuk membeli dengan harga yang sesuai kemampuan keuangan mereka.
f. Demand-Backward Pricing Adalah penetapan harga dimana melalui proses berjalan ke belakang, maksudnya perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen, kemudian perusahaan menentukan margin yang harus dibayarkan kepada wholesaler dan retailer. Setelah itu baru harga jualnya dapat ditentukan.g. Bundle Pricing Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Metode ini didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket tertentu secara keseluruhan daripada nilai masing-masing item secara individual. Misalnya travel agency, menawarkan paket liburan yang mencakup transportasi, akomodasi, dan konsumsi. Metode ini memberikan manfat besar bagi pembeli dan penjual. Pembeli dapat menghemat biaya total, sedangkan penjual dapat menekan biaya pemasarannya.
a. Standard Markup Pricing Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase (markup) tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk. Persentase markup besarnya bervariasi tergantung pada jenis produk yang dijual. Biasanya produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih kecil daripada produk yang tingkat perputarannya rendah.b. Cost Plus Persentage of Cost Pricing Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau kontruksi. Metode ini seringkali digunakan untuk menentukan harga satu item atau hanya beberapa item. Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari biaya konstruksi sebuah rumah. Jadi, bila biaya konstruksi sebuah rumah senilai Rp 100 juta dan fee arsitek sebesar 15% dari biaya konstruksi (Rp 15 juta), maka harga akhirnya sebesar Rp 115 juta.
c. Loss leader Pricing Yaitu metode yang menjual suatu produk di bawah harga biayanya.Tujannyabukan untuk meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan, tetapi menarik konsumen danmembeli produk lainnya, khususnya produk yang ber-markup cukup tinggi. Jadi suatu produk dijadikan semacam pancingan agar produk lainnya juga laku.d. Sealed Bid Pricing Yaitu metode yang menggunakan sistem penawaran harga dan biasanya melibatkan agen pembelian. Jadi, bila ada perusahaan atau lembaga yang ingin membeli suatu produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada para calon produsen. Setiap calon produsen diminta menyampaikan harga penawaranya untuk produk yang dibutuhkan. Harga penawaran tersebut diajukan dalam jangka waktu tertentu, kemudian diadakan semacam lelang. _ A. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan SKIMMING PRICING Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat.Contoh : Nokia N-70 Pada tahun 2005, Nokia mengeluarkan tipe NSeries, salah satunya ialah Nokia N-70. Ponsel smartphone ini berorientasi pada games dan musik, serta memiliki aplikasi 3G, dimana pada saat itu terbilang cukup baru. Berdasarkan pengalaman saya ketika membelinya (pada waktu SMA), harga awal yang ditawarkan pada saat itu cukup tinggi, yaitu sekitar Rp 3.800.000-an. Penjualan N-70 ini cukup besar di Indonesia, terlihat dari pemakaian masyarakat yang sering saya temui saat berjalan-jalan. Tidak jauh-jauh, ketika saya membelinya, teman-teman sekelas saya pun ikut membelinya.
PENETRATION PRICING Strategi harga penetrasi ialah dimana perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah, dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat. Contoh : Operator Seluler 3 Pada awal operator ini diluncurkan, promo yang dilakukan terbilang besar-besaran dan murah. Ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat dengan promo murahnya yang gencar dipromosikan, baik dari media televisi, koran, papan iklan, dan sebagainya.
PRESTIGE PRICING Strategi dimana menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi dan umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty. Contoh: Harley Davidson Berdasarkan website resmi perusahaan Harley Davidson Indonesia, harga pada katalog motor, spare part, dan aksesori-nya sangat mahal dan hanya menjangkau untuk target pasar dalam kalangan konsumen menengah atas atau tertentu saja. Boleh dibilang, hanya mereka yang fanatiklah yang memiliki motor ini, mengingat harga dan biaya perawatannya sangat mahal. Para pelanggan Harley-Davidson bukan hanya memperoleh kenikmatan berkendara, tetapi mereka juga membentuk suatu komunitas. Para pemilik motor ini mengaku baru benar-benar dapat menikmati asyiknya bermotor setelah berada di atas sadel Harley. Ada kebanggaan tersendiri karena kesannya yang jantan, apalagi jika ditambah pernak-pernik jaket dan sarung tangan kulit plus lars tinggi, yang semuanya dipakai untuk kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara.
Strategi prestige pricing ini diterapkan oleh perusahaan Harley Davidson dengan tujuan agar konsumen yang sangat peduli dengan statusnya, tertarik dengan produk dan kemudian membelinya. Maka dari itu, perusahaan harus mampu memahami knowledge/segala hal tentang kualitas produk, harapan tertinggi konsumen, dan target marketnya. Perusahaan harus terus menerus memahami kebutuhan konsumennya dan meningkatkan skill untuk meningkatkan prestige dari produk yang ditawarkan. PRICE LINING Strategi lining pricing adalah strategi dimana memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang beda (mengelompokkan).Contoh : Cineplex 21 Group Bioskop 21 (Cineplex 21 Group) membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere untuk target pasar berbeda.
_ODD-EVEN PRICING Strategi menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contoh: Katalog harga supermarket
DEMAND-BACKWARD PRICING Strategi harga demand-backaward ialah menentukan harga akhir yang dapat diterima oleh pelanggan dan bekerja dibelakang untuk menentukan apa yang dapat dibebankan oleh perusahaan terhadap pelanggan. Contoh: Produsen Makanan Ringan Strategi ini banyak ditemui pada produsen makanan ringan atau snack. Mereka mengurangi isinya sedikit demi sedikit untuk menjaga harga snack tersebut tetap diterima oleh konsumen.
BUNDLE PRICING Penetapan harga dengan cara menjual produk dalam satu paket dengan satu harga tertentu yang lebih murah dibanding membeli satu unik produk masing-masing. Contoh: DBroth Online Store - Blackberry Torch Accessories Bundle
STANDARD MARKUP PRICING Harga ditentukan dengan jalan menambahkan presentase tertentu dan biaya pada semua item dalam suatu kelas produk.Contoh: Carrefour Supermarket Carrefour menjual berbagai macam kebutuhan mulai dari grocery, pakaian, elektronik, accessories, furniture, buku, dan masih banyak peralatan lainnya. Dari jenis-jenis kebutuhan tersebut, tentunya memasang markup pricing yang berbeda-beda sesuai dengan jenis took eceran dan jenis produk yang dijual. Sebagai contoh, pakaian dikenai tambahan 15%, sepatu 20%, furniture 35%, dan lain-lain.
SINGLE-ZONE PRICING Semua pembeli membayar delivered price yang sama dimana pun mereka berada.Contoh: Dove Harga shampoo dan sabun Dove di minimarket seperti Alfa Mart Bandung sama dengan Alfa Mart di Surabaya.
MULTIPLE-ZONE PRICING Perusahaan membagi daerah penjualannya menjadi beberapa daerah geografis, setiap pembeli yang berada dalam daerah yang sama akan menanggung delivered price yang sama. Besarnya delivered price tergantung pada biaya trasportasi, tingkat persaingan, dan tingkat permintaan di daerah tersebut. Contoh: Majalah dan surat kabar Strategi ini sering kita temukan pada harga langganan surat kabar atau majalah untuk lokasi di pulau jawa dan luar pulau jawa. Contohnya harga majalah Kawanku untuk Pulau Jawa Rp 15.000 dan untuk luar Pulau Jawa Rp 16.000.
|