Tak hanya wanita dewasa, anak-anak juga bisa mengalami keputihan. Ini penyebab dan cara mengatasinya. Show Klikdokter.com, Jakarta Keputihan adalah hal yang terbilang wajar untuk remaja perempuan yang sudah menstruasi dan wanita dewasa, terutama yang telah aktif secara seksual. Namun, bagaimana jika anak perempuan Anda (usia 3–10 tahun) mengeluh keputihan? Apakah ia terkena infeksi atau gangguan kesehatan lainnya? Orang tua, terutama ibu, umumnya panik ketika mendapati anak perempuannya mengeluhkan gejala keputihan, apalagi jika si anak belum mendapatkan periode menstruasinya. Baca Juga Sebenarnya, apa penyebab keputihan pada anak? Dan bagaimana cara menanganinya? Organ kewanitaan belum matang Anak perempuan yang belum mendapatkan menstruasi sebenarnya rentan mengalami keputihan. Hal ini disebabkan karena organ kewanitaannya yang belum matang. Bibir vagina yang kecil, sedikitnya bantalan lemak, dan belum adanya rambut pubis menyebabkan lemahnya pertahanan vagina terhadap invasi kuman dari anus. Apalagi posisi anus yang sangat berdekatan dengan vagina. Dengan demikian, kemungkinan feses mengontaminasi vagina lebih tinggi. Penyebab keputihan pada anak Keputihan pada anak bisa berwarna jernih, putih, kuning, atau hijau. Baunya pun dapat bervariasi, dari yang tidak berbau hingga berbau menyengat. Ada beberapa jenis penyebab keputihan pada anak, di antaranya infeksi dan peradangan vagina. Perlu diketahui juga oleh orang tua bahwa kemungkinan pelecehan seksual pada anak tetap harus dipikirkan sebelum dibuktikan yang sebaliknya. Infeksi vagina umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Sementara itu, peradangan dapat disebabkan oleh penggunaan sabun yang berlebihan, deterjen, pelembut atau pewangi pakaian, kontak dengan urine atau feses dalam jangka waktu lama (misalnya, pada penggunaan popok sekali pakai), parfum, dan pasir. Perlu pemeriksaan Untuk menentukan penyebab keputihan pada anak dengan tepat, perlu dilakukan pemeriksaan area kewanitaan. Namun, jangan khawatir, pemeriksaan area kewanitaan pada anak tidak akan dilakukan secara “menyeramkan” dan membuat takut anak. Dokter akan berusaha sebisa mungkin untuk membuat anak dan orang tua tetap nyaman. Anak kecil akan diperiksa di pangkuan ibunya, sementara anak yang sudah lebih besar dapat duduk dengan posisi kaki seperti kodok supaya pemeriksaan lebih mudah dilakukan. Dokter akan mengambil cairan keputihan untuk diperiksakan ke laboratorium, agar dapat diketahui penyebabnya. Dengan demikian, dokter dapat memberikan terapi yang tepat. Rawat juga di rumah Selain pengobatan dari dokter, anak juga memerlukan perawatan di rumah agar keputihannya cepat sembuh dan tidak kambuh kembali. Jagalah kebersihan area kewanitaan dan anus setiap hari. Perlu diingat oleh orang tua bahwa cebok atau menyeka area kewanitaan dengan tisu harus dilakukan dari depan ke belakang (vagina ke anus), bukan sebaliknya, dan juga bukan bolak-balik. Hal ini penting untuk mencegah berpindahnya kuman dari anus ke vagina. Gunakan air bersih yang mengalir untuk cebok. Jika Anda tidak yakin dengan kebersihan air di toilet umum, gunakan tisu basah dan tisu kering. Di samping itu, jagalah agar area kewanitaan selalu kering. Area kewanitaan anak yang lembap memudahkan jamur untuk tumbuh subur. Karena itu, selalu keringkan area kewanitaan dengan tisu kering setiap kali cebok. Belikan anak celana dalam yang terbuat dari katun. Hindari penggunaan celana dalam yang terbuat dari bahan yang sulit menyerap keringat. Jagalah kesehatan area kewanitaan anak Anda sedini mungkin. Orang tua juga harus memberikan pendidikan kepada anak tentang cara memelihara kesehatan organ intim, termasuk soal keputihan. Jangan sampai anak memperoleh informasi dari luar yang mungkin malah salah dan menyesatkan. Semoga bermanfaat! [RS/ RVS] Apa sebenarnya penyebab keputihan pada usia remaja? Klikdokter.com, Jakarta Tak hanya wanita dewasa, remaja perempuan juga dapat mengalami keputihan. Mungkin Anda memiliki putri yang sudah menginjak remaja yang mengeluhkan kondisi ini. Sebelum terbawa rasa khawatir, ada baiknya bagi Anda untuk mengenal lebih dalam soal keputihan. Keputihan merupakan salah satu kondisi terkait sistem reproduksi yang umum dialami oleh wanita. Sebenarnya, keputihan sendiri bisa menjadi salah satu mekanisme pembersihan dari sistem reproduksi wanita. Cairan keputihan dihasilkan oleh kelenjar di dalam vagina dan leher rahim. Ketika keputihan terjadi, cairan yang keluar melalui vagina dapat membawa keluar sel-sel mati dan bakteri dari dalam. Dengan demikian, vagina tetap bersih dan terhindar dari berbagai infeksi. Biasanya keputihan yang normal terjadi akibat beberapa hal, seperti adanya rangsangan seksual, kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan saat menjelang menstruasi. Ciri-ciri keputihan yang normal, yaitu berwarna jernih hingga putih, bertekstur kenyal seperti lendir, tidak berbau, dan tidak menimbulkan keluhan lainnya. Artikel Lainnya: Amankah Resep Rumahan untuk Atasi Keputihan? Sementara itu, keputihan yang tidak normal bisa disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit di dalam vagina. Dalam kondisi ini, keputihan dikatakan tidak normal jika terdapat perubahan warna, misalnya menjadi kekuningan atau kehijauan. Begitu juga bila bentuknya bergumpal-gumpal dan beraroma menyengat seperti bau amis atau bahkan bau busuk. Penyakit Keputihan yang tidak normal juga bisa dilihat dari produksi cairan yang dihasilkan, yakni menjadi jauh lebih banyak dari biasanya. Beberapa keluhan dapat menyertai keputihan yang tidak normal, di antaranya gatal, nyeri pada area kewanitaan, dan nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil. Keputihan juga bisa menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh remaja perempuan. Pada remaja, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu keputihan yang lebih sering, di antaranya:
Baca Juga Keputihan merupakan hal wajar yang dialami oleh setiap wanita, serta bisa juga terjadi pada remaja. Namun, bila ada tanda-tanda keputihan abnormal, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat memperoleh penanganan yang sesuai. [RS/ RVS] Keputihan ternyata bisa juga terjadi pada anak, lho. Apabila Mama menemukan bercak putih, kuning, atau kehijauan pada celana dalam anak yang baru digunakan maka kemungkinan besar anak mama kini sedang mengalami keputihan. Meski keputihan pada usia anak-anak menuju remaja memang wajar terjadi, namun akan lebih baik jika Mama memberitahukan terlebih dahulu pada anak mengenai penanganan keputihan secara tepat. Sebagai pedoman, berikut Popmama.com telah merangkum 5 fakta penting dari verywellhealth.com mengenai keputihan pada anak. Perhatikan baik-baik, Ma! Apa itu Keputihan?Keputihan merupakan cairan berwarna putih atau bening yang keluar dari vagina. Keputihan ada yang normal dan ada juga yang tidak normal. Keputihan yang normal memiliki fungsi, antara lain menjaga kelembapan vagina, mencegah berkembangnya bakteri jahat, dan membawa keluar sel-sel mati dalam vagina sehingga lingkungan vagina tetap bersih dan sehat. Untuk mengetahui cairan keputihan anak yang normal, perhatikanlah beberapa ciri-ciri berikut:
Penyebab Keputihan pada AnakKeputihan pada anak biasanya terjadi karena kurangnya kebersihan daerah sekitar vagina dan lubang dubur. Pada kasus terbanyak, keputihan pada anak berasal dari bakteri Escherichia coli (E. coli) yang berasal dari feses terutama jika arah ceboknya salah. Saat membersihkan daerah dubur dan kemaluan, arah cebok harus dari depan ke belakang bukan dari belakang ke depan. Penyebab lain keputihan pada anak yang sering terjadi adalah bakteri Streptococcus dan Staphilococcus yang ditularkan melalui tangan dari daerah mulut dan kerongkongan. Selain itu, kebiasaan anak yang duduk sembarangan oleh karena daerah kemaluannya belum menutup sempurna, juga bisa menyebabkan keputihan pada anak karena jamur, bakteri atau benda asing mudah masuk ke vagina anak. Sementara itu, bahan kimia dari sabun dan detergen juga bisa menimbulkan iritasi. Bahkan, air kencing yang tidak sengaja keluar di celana dalam berisiko membuat lembap, iritiasi dan rasa gatal. EDITORS' PICKS
Gejala yang DirasakanKeputihan adalah semua cairan yang keluar dari vagina selain darah. Keputihan dibedakan menjadi dua yaitu keputihan normal dan patologis atau penyakit. Jadi, tidak semua keputihan adalah penyakit. Pada anak pun, keputihan normal juga bisa terjadi. Cara membedakannya adalah pada keputihan normal jumlahnya sedikit. Sedangkan keputihan penyakit, jumlahnya lebih banyak. Warna putih jernih untuk keputihan normal umumnya kuning, cokelat, kehijauan dan aroma yang ditimbulkan tidak menyengat. Sementara keputihanyang disebabkan oleh penyakit memiliki warna kemerahan dengan aroma yang menyengat. Pada keputihan penyakit, bau yang ditimbulkan bisa asam, amis, atau bahkan busuk. Pada keputihan normal cairan yang keluar biasanya agak lengket, sedangkan pada keputihan penyakit, cairannya bisa cair atau putih kental seperti susu kental manis. Cara Mencegah Keputihan pada AnakSelain menghindari mandi busa dan mempraktikkan kebersihan yang baik (menyeka dari depan ke belakang setelah buang air kecil), Mama dapat membantu anak mencegah infeksi di saluran kemih dengan mengajarnya untuk melakukan beberapa hal berikut:
Obat Alami untuk Mengatasi KeputihanBerikut ini adalah beberapa bahan tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi keputihan pada anak, antara lain:
Minyak kelapa diduga efektif memerangi jamur C. albicans. Minyak ini dapat digunakan dengan mengoleskannya langsung pada area vagina. Guna mendapatkan manfaat maksimal, pastikan Mama menggunakan minyak kelapa organik. Meskipun relatif aman sebagai pengobatan alternatif infeksi jamur vagina, penggunaan obat ini tidak disarankan apabila anak mama memiliki alergi terhadap minyak kelapa atau sedang menggunakan pengobatan untuk keputihan.
Makanan probiotik seperti yoghurt mengandung bakteri hidup seperti Lactobacillus acidophilus yang membantu keseimbangan kadar bakteri dalam tubuh. Mengonsumsi yoghurt dipercaya dapat mengobati keputihan pada anak. Pasalnya, yoghurt diketahui mampu meredakan gejala infeksi jamur vagina. Kandungan probiotik dalam yoghurt dipercaya dapat memerangi C. albicans penyebab keputihan. Selain beberapa langkah di atas, ada cara lain yang bisa Mama gunakan untuk mengatasi keputihan pada anak. Salah satunya adalah dengan menggunakan obat Rivanol. Tuangkan satu tutup botol dalam lima liter air kemudian berendam di dalamnya selama 5-10 menit setiap hari. Pada umumnya, dalam seminggu obat ini sudah menunjukkan hasil. Selain itu, hal penting lain yang tidak boleh dilewatkan adalah ajari anak untuk menjaga kebersihan area kemaluannya. Ajarilah cara cebok yang benar, mengeringkan kemaluannya dan jaga selalu kebersihan tangannya. Perlu diketahui juga bahwa dampak keputihan pada vagina anak jika terlalu sering terjadi dapat menyebabkan penyebaran infeksi pada organ lainnya, yakni pada saluran kemih dan saluran kemaluan. Baca juga:
|