Buku panduan bimbingan teknis leger jalan 2015

1 PEDOMAN Knstruksi dan Bangunan N BM /2008 PEDOMAN LEGER JALAN BUKU.2 PEDOMAN PELAKSANAAN TEKNIS LEGER JALAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

2 PRAKATA Buku Pedman Pengadaan Leger Jalan ini diterbitkan dalam rangka melaksanakan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nmr 78/PRT/M tentang Leger Jalan. Dengan diterbitkannya buku Pedman Leger Jalan ini, diharapkan pelaksanaan pengadaan leger jalan khususnya leger jalan nasinal dapat segera tenvuju dan leger jalan dapat dimanfaatkan sesuai kegunaannya. Buku Pedman Leger Jalan ini terdiri dari 5 (lima) buku yang terdiri dari: Buku 1 : Pedman Pengadaan Leger Jalan Buku 2 : Pedman Pelaksanaan Teknis Leger Jalan Buku 3 : Pedman Pengisian Frm Kartu Leger Jalan Buku 4 : Pedman Penyiapan GambarTerlaksana Jalan (As Build Drawing) Buku 5 : Pedman Penyusunan Lapran Akhir Pryek Pemeliharaan Berkala Kelima buku ini merupakan satu kesatuan yang saling terkait, dimana buku 1, 2 dan 3 terkait langsung dengan leger jalan, sedangkan buku 4 dan 5 mendukung kegiatan pengadan leger jalan. Apabila dalam pelaksanaannya di lapangan terdapat kekurangan atau kekeliruan dari pedman ini, akan dilakukan penyempurnaan dikemudian hari. Jakarta. Desember 2008 Direktur Jenderal Bina Marga frrvutctu,tl4-ttl A. Hermant Dardak

3 Penu$uk Pelaksanaan Teknis Pengadaan Leger Jalan DAFTAR ISI PRAKATA BAB 1 DESKRrPSI... laarrrtar.ra.r MAKSUDAN TUJUAN Maksud L.L.z Tujuan L.2 RUANG LINGKUP DEFINISI DAN PENGERTIAN...L-2 BAB 2 KETENTUAN UMUM T SISTE MANAJEMEN JALAN...,.,.2-L 2.2 DATA ]ARINGAN JALAN JENIS PEKER]AAN PENANGANAN JALAN t Penanganan Jalan Penanganan Jembatan BAB 3 TATA CARA PEMBUATAN DAN PENETAPAN LEGER JALAN PEMBUATAN LEGER JALAN Umum I.2 Tahapan Pelaksanaan..,..., Pengumpulan Data Sekunder/Survai Institusinal Pengumpulan Data Primer/ Survai Lapangan (1) Datum dan Sistem Pryeksi..., ,(2) Ruas Jalan...,..3-B (3) Lingkup Pekerjaan Survei Lapangan L.4.(4) Penentuan Psisi Hrizntal dan Vertikal (5) Pengukuran Gemetrik Jalan..., (6) Pengukuran, Pengumpulan Data Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan...,....,

4 Petu,riuk Pelaksanaan Teknis Pengadaan Leger Jalan 3.t.4.(7) Pengukuran / Pengumpulan Data Luas dan Harga Lahan Ruang Milik Jalan.: (8) Pengukuran dan Pengumpulan Data Knstruksi Jalan (e) ;";r;;;;;";;; ;;;il;; ;; ;;;;;;; 3-s4 Jembatan ( 10) Pengambilan Ft Dkumentasi Penglahan Data (1) Verifikasi dan Validasi Data (2) Perhitungan dan Penggambaran Tpgrafi (Data Spatial) (3) Input Data Hasil Pengamatan Ke Dalam Frm Isian (Data Tabulatr) (4) Kmpilasi Data Tabulatr dan Data Spatial Penggandaan Dan Penjilidan Leger Ja1an (1) Data Leger Jalan yang Terbentuk Dalam Kartu (2) Penggandaan Dan Penjilidan I.7 Kebutuhan Persnil Pembuatan Leger Ja an L.7.(1) Persnil Pembuatan Leger Ja an (2) Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Institusi Pembuat Leger lalan...,.., PENETAPAN LEGER JALAN..., I Pra-Penetapan Penetapan Leger Jalan Legalisasi (I2)Jalan Nasinal (2) Jalan Prvinsi...,......,, (3) lalan Kabupaten/Kta...: (4) Jalan Desa ,(5) Jalan Khusus...,.,,....., lll

5 Petunjuk Pelaksanaan Teknis Pengadaan Leger Jalan BAB 4 TATA CARA PENYIMPANAN, PEMELIHARAAN DAN PENYAMPAIAN TNFORMAST LEGER JALAN...: T TEMPAT PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN t Leger lalan Nasinal Leger Jalan Prvinsi Leger lalan Kabupaten / Kta Leger Jalan Desa Leger lalan Khusus PENYAMPAIAN INFORMASI BAB 5 TATA CARA PEMANTAUAN PERSIAPAN...5-L 5.2 PELAKSANAAN L Kebutuhan Staf..., Pekerjaan Survey Institusi Penyelenggara Pemantauan Frmulir Pemantauan BAB 6 TATA CARA PEMUTAKHIRAN DAN PENGGANTIAN LEGER JALAN PEMUTAKHIRAN KARTU LEGER ]ALAN...,...J Umum L.2 Pemutakhiran Data (1) Ringkasan Data... rrrrrri..r.rrrr I.2.(2) Data Teknik Pengukuran I.4 Institusi Penyelenggara Pemutakhiran Kaftu 1e9er PENGGANTIAN KARTU LEGER JALAN L Penggantian Kartu Leger Asli..., Penggantian Salinan (Cpy) Kartu 1eger...i.r..r.,..rr...r Institusi Penyelenggara Penggantian Kartu 1e9er LAMPIRAN A. DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA (Infrmatif) IV

6 Petunjuk Pelaksattaan Teknis Pe,rgadaan Leger JaIan DAFTAR DIAGRAM, TABEI., GAMBAR DAN FORMULIR Diagram 2-1 PROSEDUR PENGADAAN LEGER JALAN Diagram 3-1 PROSEDUR PEMBUATAN LEGER JATAN Tabel 3-1 Tabel 3-2 Tabel 3-3 Tabel 3-4 Tabel 3-5 Tabel 4-1 Tabel 5-1 Tabel 6-1 Tabel 6-2 Data Sekunder dan Instansi Sumber Data Persnif Pembuatan Leger Ja1an Institusi Pembuat Leger Jalan DATA KELENGKAPAN SURAT TANAH DALAM PEMBEBASAN TANAH MILIK MASYARAKAT SEBAGAI SYARAT PERMOHONAN HAK / SERTIFIKAT TANAH KE KANTOR BADAN PERTANAHANASIONAL SESUAI SUBYEK HUKUM / PEMOHONNYA.3-82 Institusi / Pejabat Legalisasi Leger Ja an Penyimpan dan Pemelihara Leger Jalan Institusi Penyelenggara Pemantauan Institusi Penyelenggara Pemutakhiran Kartu 1e9er Institusi Penyelenggara Penggantian Kartu 1e9er Gambar 3-1 Gambar 3-2 Gambar 3-3 Gambar 3-4 Gambar 3-5 Gambar 3-6 Gambar 3-7 Gambar 3-B Gambar 3-9 Standar Patk Leger Ja an..., Pengukuran Psisi Hrizntal Metde Plign Penentuan Elevasi dengan Metde PenmranSipat Datar.3-38 Pengukuran Situasi Metde Krdinat Plar Menggunakan Argumen Sudut dan Jarak Pengukuran Situasi Metde Krdinat Plar Menggunakan Argumen Azimuth dan Jarak Pengukuran Jarak dan Beda Tinggi Metde Tachymetri, Pengukuran Penampang Melintang Jalan.., Penampang Melintang RUMAJA dan RUMIJA Bagian-Bagian Jalan

7 Petunjuk Pelaksanaan Teknis Pengadaan Leger Jalatr Frmulir 5-1 Frmulir 5-2 Frmulir 5-3 Frmulir 5-4 Frmulir 5-5 Frmulir 5-6 Frmulir 5-7 Frmulir 5-B Frmulir 5-9 Frmulir 5-10 Frmulir 5-11 Frmulir 5-12 Frmulir 5-13 Frmulir 5-14 Frmulir 5-15 DATA LAHAN RUANG MrLIK JALAN (RUMIJA) DATA PERKERASAN 8ER8UTIR..., DATA PERKERASAN SEMEN DATA PERKERASAN ASPAL SKFTSA LOKASI BANGUNAN PELENGKAP & PERLENGKAPAN ]ALAN..5-9 DATA PEKER]AAN GORONG-GORONG BULAT DATA PEKER]MN GORONG-GORONG PERSEGI DATA PEKER]AAN SALURAN PERMANEN DATA PEKEUAAN PENUTUP LERENG (SLOPE PROTECTION) DATA PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN (TIPE PASANGAN BATU) DATA PEKERTAAN TEMBOK PENAHAN (TrpE BETON BERTULANG) DATA PEKER]AAN BRONJONG DATA RAMBU-RAMBU JALAN / LALU LINTAS..5-I7 SKETSA LOKASI UTILITAS UMUM REKAMAN FOTO vi

8 PeanJuh Pelahsanaan Tehnis Pengadaan Leger falt BAB 1 DESKRIPSI 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Petunjuk Pelaksanaan Teknis Pengadaan Leger Jalan dimakud sebagai petunjuk perasinal dalam mewujudkan leger jalan baik untuk ruasruas jalan yang sudah memiliki leger jalan maupun ruas jalan yang belum memiliki leger jalan untuk jalan nasinal dan jalan tl, jalan prvinsi, jalan kabupaten, jalan kta, jalan desa dan jalan khusus Tujuan Tujuan dari Petunjuk Pelaksanaan Teknis Pengadaan Leger Jalan adalah untuk menyeragamkan tata cara perasinal dalam pembuatan dan penetapan leger jalan, penyimpanan dan pemeliharaan leger jalan, pemantauan leger jalan, pemutakhiran leger jalan, penggantian leger jalan refta penyampaian infrmasi leger jalan. Petunjuk Pelaksanaan Teknis Pengadaan Leger Jalan ini diharapkan dapat digunakan leh penyelenggara jalan prvinsi, kabupaten/kta dan desa serta jalan khusus dalam penyelenggaraan leger jalan sesuai dengan kewenangannya. 1.2 RUANG LINGKUP Petunjuk Pelakanaan Teknis Pengadaan Leger Jalan, mencakup uraian tata cara kegiatan: 1. Pembuatan dan Penetapan, 2, Penyimpanan, Pemeliharaan dan Panyampaian Infrmasi, 3. Pemantauan. 4. Pemutakhiran dan Penggantian. 1-1

9 Paunj* Pelntcmtan T&nis Pangilitaan IzEs Jqlatt {.3 DEFINISI DAN PENGERTIAN (1). lalan adalah prasarana bansprtasi dant yang meliputi segala bagian jalan, terrnasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang dipruntukkan bagi hlu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan bnah, di bawah permulan tanah darvatau air, serta di atas permukaan air, kecualijalan kereta apidan jalan kabel. (2). Jalan umum adalah jalan yang dipruntukkan bagi lalu lintas umum. (3). Jalan khusus adalah ialan yang dibangun leh instansi, badan usaha, perrangan atau kelmpk rnaqerakat untuk kepentingan sendiri. (4). Jalan tl adalah jalan umum ) ng merupakan bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasinal yang penggunanya diwajibkan membayar tl. (5). Tl adalah rjurnlah uang ter:tentu yang dibaprkan untuk penggunaan jalan tl. (6). Ruang Manf;aat lalan (Rumaja) meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang Fngamannya. (7). Ruang Mitik lalan (RumUa) terdiri dari ruang manfiaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. (8). Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang perggunaannyada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. (9). Penyelenggaraan jalan adalah keeiatan yang meliputi pengaturan, pmbinaan, pmbangunan dan pngwasan jalan. (10). Pernbinaan jalan adahh kegiatan penyusunan pedman dan sbndar teknis, pelayanan, pemhrdayaan sumber daya manusia serha penelitian dan pengembangan jalan. (11). Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya. t-2

10 Petunjuk Pelntcsnaan Tehais Pangailaan Lq Jalan (12). PenyelenErgnra jafan nasinaf adalah menteri atau pejabat yang ditunjuk unhlk melaksanakan penyelenggaraan jalan nasinal termasuk jalan tl. (13). Penyelenggara jalan prvinsi adalah gubernur atau pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan penyelenggaraan jalan prwinsi. (14). Penyelenggara jalan kabupaten adalah bupati atau pejabat yang dituniuk untuk melaksanakan penyelenggaraan jalan kabupaten, dan jalan desa. (15). Penyelenggara jalan kta adalah walikta atau pjabat yang ditunjuk untuk melaksanakan pnyelenggaraan jalan kta. (16). Penyelenggara jalan khusus adalah rang atau instansi yang melaksanakan penyelenggaraan jalan khusus. (!7). Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang menjadi bagian dari jalan yang dibangun sesuai dengan prsyaratan teknik antara lain jembatan, pntn, lintas atas. lintas bawah, ternpat parkir, grnggrrlng, tembk penahan, dan saluran tepijalan. (18). Perlengkapan jalan adalah sarana untuk mengatur keselamatan, kelancaran, keamanan, dan ketertiban lalu lintas antara lain perangkat lalu lintas, pengaman jalan. rambu jalan, jembatan penyeberangan, ktak kmunikasi, dan tempat pmberhentian angku:tan umum. (19). Leger jalan adalah dkumen yang mernuat data mengenai prkembangan suatu ruas jalan. (20). Penyelenggara leger jalan adalah instansi pemerintah yang berada dalam struktur penyelenggaraan jalan menurut status masing-masing ruas-ruas jalan dalam wilayah wewenangnya. (21). Menteri adalah Menteri yang rnenangani urusan pmerintahan di bidang jalan (22). Dircktur jenderal adatah direktur jenderal yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidane jalan. (23). Pembuatan leger jalan meliputi kegiatan untuk mewujudkan leger jalan dalam bentuk kartu dan digital dengan susun ln resuai yang ditetapkan. (24). Penetapan leger jalan meliputi kegiatan untuk pengesahan leger ialan yang telah disiapkan leh penyelenggara jalan sesuai kewenangannya. 1-3

11 Pduaiuk Pelakscnaaa T eknis Pengadaan I4 J alan (25). Penyimpanan dan pemelihraan melip.rti kegbtan untuk menjagn agar leger jalan sesuai dengan umur yang ditetiapkan. (26). Pemantauan leger jalan mefipuu kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkajian dkumen untuk mergebhui perubahan yang terjadi pada ruas jalan yang telah dibuat leger jalan sebelumnya. (27). Pemutakhiran leeer jalan rneliputi keglatan untuk rnengubah data dan / atau gambar leger jalan yang telah ada karena terjadi perubahan. (28). Penggantian leger jalan meliputi keeiatan untuk mengganti leger jalan yang rusak. (29). Penyampaian infrrnasi merupakan kegiatan untuk menginfrmasikan data leger jalan kepada pihak yang memerlukan. l-4

12 Petunjuh Pelaksawan T*ni; Pengadaan Leg* Julan BAB 2 KETFNTUAN UMUM 2.1 SISTEM MANAJEMEN JALAN lalan nasinal, prvinsi, kabupaten, kta dan desa masing-masing harus memiliki sistem manajemen dalam anggaran, rencana teknis (desain) Indnesia. rnenyiapkan perencanaan penyusunan dan pelaksanaan pekerjaan jalan di Sistem-sistem tercebut secara umum adalah sebagai berikut: (1). Perencanaan Tahunan, meliputi kqiatan: 1. Kaji utang dan pernutakhiran database. 2. Suruaijaringanjalan. 3. Analisa dan penaksiran biaya. 4. Penyaringan dan penyusunan peringkat. 5. Penyusunan prgram lanjutan. (2). Desain / Rencana Teknis. meliputi kegiatan: 1. Pengumpulan data dan penyelidikan lapangan. 2, Menyiapkan Standar dkumen pelelangan dan pelaksanaan knstruksi. 3. Evaluasi eknmi pryek. 4. Mengptimalkan disain yang layak denean anggaran yang tersedia. 5. Desain akhir garnbar teknis, kuantitas dan biaya. (3). Pra-Knstruksi I Pelelangan, meliputi kegiatan: 1. Pembuatan dkumen pelelangan. 2. Prses pelelangan dan kunjungan lapangan. 3. Adenda umum. 4. Evaluasi lelang. 5. Pemenang kntrak. 2-r

13 Paunjuk Pelnhanaan T&nis Patgadaan l4er lahn t4). Pelaksanaan Knstruksi, metiputi kegiatan: I. Manalemen perasi/ Actin Plan. 2. Pengendalian rnutu. 3. Pengendalian kemajuan fisik dan keuangan. 4. Rincian perubahan kntrak (bila ada). 5. Lapran akhir pryek. 6. Gambar tedaksana (As-Built Drawing) jalan. 2.2 DATA JARINGAN JALAN Dab jaringan jalan yang selalu mutakhir akan memhrikan gambaran tentang kndisi suatu ruas jalan dari seluruh ftringan jalan menurut statusnya rnasing-masing untuk dilakukan penyaringnn dan pilihan pekerjaan yang diprlukan dapat dipertimbangkan dan disusun dalam urutan priritas Fnanganan Untuk keperfuan leger jalan data jaringnn Blan tersebut kemudian diidentifikasi dalam 2 (dm) kelmpk, seperti terlihat pada Diagram 2.1 Prsedur Pengadaan Leger lalan sebagai berikut: (1). Ruas jafan yang telah memiliki leger jafan. (2). Ruas jalan yang belum memiliki leger ialan. 2.3 JENIS PEKERJAAN PENANGANAN JALAN Penanganan Jalan 1. Pekeriaan Pembangunan Jalan, 2. Pekerjaan Peningkatan Jalan. 3. Pekerjaan Pemeliharaan Berkafa Jalan. 4. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jalan. 2-2

14 Panjuk Pelabutaet Td.nis Patgadaaa L4a Jalan Penanganan Jembatan 1. Pekerjaan Pembangunan Jembatan. 2. Pekerjaan Penggantian Jembatan. 3. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan, Yang menjadi bagian dalam pembuatan legrer jalan dari ke 7 (tuiuh) jenis penanganan tersebut hanya peke$aan pmelihar:aan rutin jalan dan rutin jembatan tidak menjadi bagian dari perubahan-perubahan suatu ruas jalan yang telah memiliki leger jalan. z-3

15 z J? 5z fi E tscl t IJI (9 UJ J = '6fi d' ( qh <+,;? st z 6e 7& s [= >ru *F - - t lu Eis a!p { * F *,:3 * ':' :

16 Paunjuk Pelaksaaaatt T&nis pengadaan Lryt Jalan BAB 3 TATA C.ARA PEililBUATAN DAN PENETAPAN LEGER JALAN 3.1 PEMBUATAN LEGER JALAN Umum Pembuatan leger jalan dilaksanakan pada ruas jalan yang belum dilqmkan. Kegiatan yang perlu dilaksanakan bawah ini dilakukan apabila ruas jalan tersebut belum mempunyai gambar terfaksana jatan (ABD) sesuai dengan frmat yang ditentukan. Untuk ruas jalan yang sudah mempunyai ABD kegiatan pembuatan leger jalan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan utama untuk pembuatan leger jalan adafah pengumpulan data primer di lapangan dan pengumpulan data sekunder di instansfinstansi terkait. Faktr-faktr yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data primer dan data sekunder dalam pekerjaan leger jalan dan harus dipenuhi adalah: 1. Tersedianya persnil yang berpengalaman 2. Tersedianya alat yang memadai 3. Rencana kerja yang cermat dan terinci Jenis kegiatan yang dilakukan antara lain: r Tahap persiapan. Tahap pengumpulan data. Tahap pnglahan data r Penyajian kartu leger 3-1

17 Pdunjuk Pelaksanaan T&nis Pe:tgadaan l*ga Jalal Persnlf yang dibutuhkan pada pekerjaan leger plan mefipttti tenaga ahli teknik jalan ffiy&, tenaga ahli pengukuran tpgrafi (Metic Engineer), asisten ahli tgrafi, surveyr tpgrafi, dan CAD Operatr (bila prses penggarnbaran secara digital). Beberapa hal yang prlu diperhatikan dalam membilisasikan persnil, antara lain: 1. Highway Engineer adalah sarjana teknik jalan raya yang berpngalaman dalam Fngurnpulan data dan perencanaan jalan termasuk jembatan. 2. Highway Engineer harus dapat memahami lingkup pekerjaan yang terdapat dalam spesifikasi teknis ffor) dan dapat memimpin tim. 3. Gedetic Engineer adafah serang sarjana gedesi yang berpenealaman dalam bridang pengukuran dan pmetaan dan menguasi aspek teknis baik dalarn pengumpulan data dan prses penggambaran (manual / digital). 4. Gedetic Engineer harus dapat memahami lingkup pkerjaan pngukuran yang terdapat dalam spesifikasi teknis [for) sehingga hasil pengukurcn dapat tepat sasaran. 5. Selain itu serang Gedetic Enginer dituntut mampu bekerjasama dengan ahli-ahli bidang lain seperti Highway Engineer, Bridge Engineer dan C:elgy Engineer di dalam merencanakan dan melaksanakan pekerjaan. 6. Dalam pelaksanaannya serang Gedetic Engineer sebaiknya dibantu leh serang asisten gedesi untuk mengawasi jalannya pengukuran tpgrafi dan mempunyai kualifikasi minimal D3 bidang pngukuran dan pemetaan. 7. Surueyr tpgrafi adalah ssrang yang berpengalaman di bidang pngukuran, dan berlatar hlakang Fndidikan minirnal STM/SMA dan telah nrengikuti kursus / pelatihan pengukuran tpgrafi. Sercng surveyr tpgrafi dituntut dapat bekerjasama secarc tim, J-Z

18 Panjuk Pel*snaan T*nis Pmgafuan Lqu,Ialan serta teliti dan sabar dalann mengperasikan alat di tengah kndisi lapangan yang cukup berat. B. Juru gambar diperlukan unhrk menyajikan data yang telah dikumpulkan dan diprses suryeyr tperafi menjadi gambar situasi sesuai frmat leger jalan. luru gambar dapat diganti dengan senng CAD Operatr strara digital yang mampu mengperasikan percngkat-perangkat lunak (sftntare) dan perangkat keras (hardware) yang berkaitan dengan survey dan pemetaan, hrlatar belakang pendldikan rninimal SMAISTM dan telah mengikuti kursus / pelatihan dengan prctses pengrgambaran secara digital, serta mempunyai pengetahuan di bidang pengukuran dan pemetaan TahapanPelaksanaan Semua kegiatan dan tahapan pelaksanaan pembuatan leger ialan untuk ruas jalan yang belum tersedia ABD yang sesuai firmat (lihat Diagram 3.1) mencakup kegiabn-kegiatan sebagai beikut: (1). Persiapan, bertuiuan untuk: r Knrclidasi ke dalam (Intemal). Krdinasi kefuar (Efcstemal) (2). Pengumpulan Data Sekunder I Survai Institusinal, bertujuan untuk: Pengumpulan Dkurnen Leger Jalan status terakhir pada ruas yang ditetapkan. Pengumpulan data riwayat jalan (riwayat perkerasan, dah lalu lintas, data prwujudan jalan, data black spt), data kepmilikan tanah, data utilitas nrblik, harga / nilai tanah bjek paiak. (3). Pengumpulan Data Prirner / Suruai Lapangan, beftuiuan untuk: Penentuan / penetapan titik ikat leger jalan terhadap sistem kerangka kntrl nasinal. 3-3

19 Paujuk Petakanaan Td.nis Pagadaan Lq* Jalan t a a a Pengukuran psisi hrizntaf. Pengukuran psisi vertikal. Pengukuran penampang melintang. Pengukuran situasi jalan dan jembatan (data kelengkapan jalan dan utilitas publik, bangunan pengarnan dan barqunan pelengkap). Pengumpulan dan pengamatan data knsuuksi jalan jembatan. Pengumpulan dan pengamatan bangunan pengamandan pelengkap jalan. Pengumpulan dan pengamabn bangunan utilitas publik. Pengambilan dkumenbsi. dan (4). Penglahan data r Verifikasi dan validasi data lapangan.. Pembangunan sistem database leger jalan.. Penghitungan dan pnggambaran tpgrafi jalan (data spatial). Pengisian data hasil pengamatan ke dalam frm isian (data tabular).. Kmpilasi data tabular (frm yang telah diisi data) dengan data spatial (data tpgrafi jalan). r Imprt file data feger ke dalam database. (5). Penggandaan dan Penjilidan r Pencetakan dan penggandaan. r Updating data / pemutakhiran. 3-4

20 T n a rn I cv T nf -\r' ffiql EE {3 It"t 15 t- mlr Fr 7 (- l- z

21 Pdunjuk Pelaksnaat Teknis Pengad&n treget,ialnn Pengumpulan DataSekunder/$urvailnstitusinal Kegiatan ini meliputi pengumpulan data rekunder untuk mendapatkan data yang digunakan untuk mendukung kelengkapan data leger jalan yang dirnaksud, antara lain seperti terlihat pada tahl 3.1. Tabel 3-1 Data Sekunder dan Instansi Sumber Data N. IENIS DATA SEKUNBER INSTANSI SUMBER DATA 1 SK dan Daiftar Ruas Jalan Bina Marga 2 Peta Jaringan Jalan Bina Marga 3 Peta Jaringan Wlitas Publik PDAM, PLN, Gas &Telkm 4 Dafiar Ruas,jalan yang sudah di-leger BinaMarga 5 Dafiar Riwayat Perkerasan Bina Marga 6 Sertifikat Tanah BPN setempat 7 Gambar Terlaksana Jalan Bina Marga I Data Peruuuiudan Jalan* Bina Marga I Data LHR Ruas Jalan Bina Marga 10 Data NJOP KP-PBB setempat 11 Data riwayd lngsranlbanjir (blackspt) Bina Marga xdata penrvujudan jalan melipuu ienis knstruksi, biaya, pelaksana, tahun, vlume pekerjaan, lkasi dan lain-lain Pengumpulan Data PrimerlSurvai Lapangan Untlrk ruas jalan nasinafitl, ialan prvinsi, jalan kabupaten/kta menggunakan dasar pengukuran yang sama dilaksanakan dengan maksud untuk memetakan dan mencatat sftuasi pada bpak badan jalan, Ruang Manfaat Jalan (Rumaja), Ruang Mitik Jalan (Rumiia) dan Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja). Tah cara pengumpulan data primer mengacu pada Pedrnan Pengukuran Tpgrafi Untuk Peker.jaan lalan dan Jembatan N BIPW2004 yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan data primer leger jalan. 3-6

22 Paunjuk Pelaksanaaa T&nis Pengadam Legu falaa 3.f.4.{1} Datum dan Sistem Pryeksi Data yang disajikan merupakan data yang sangat dipedukan dalam kaitannya dengan pekerjaan lainnya, sebelumnya ditententukan dahulu system pryeksi karena data berupa ukuran, jank, krdinat dan ini merupakan data spatiat. Sistem pryeksi yang digunakan UnivemalTranver* Mercatr (UfM) umum digunakan pada pemetaan rupa bumi di Indnesia dari jaring titik cntrl hrizntal banyak termbar ditempt-tempat yang telah ditentukan, ini beruf patk betn dengan tanda khusus sebagai titik ikat pengukuran dalam pekerjaan pemetaan lainnya. Adapun dab yang digunakan untuk menghitung krdinat dalam system pryeksi tersebut adalah elipsida yang mempunyai harga sbb: dimana: a = 637B137 m f = 0' a= radiu semi-majr bumi f= p nggepengan bumi / flattened yang dinamai WGS-84 Krdinat-krdinat yang merupakan jaring titik kntrl hrizntal juga bisa digunakan pada pekerjaan leger jalan apabila sebarannya masih didalam/berada pada jangkauan sebagai titik ikat pengukuran. Jika diluar jangkauan terlebih dahulu dilakukan pngukuran janing titik kntrl dengan alat GPS yang diikatkan dengan jaringan titik cntrl yang telah ada/telsedia sehlumnya. Dalam perasinalnya dengan alat GPS disetup terlebih dahulu datum yang digunakan dan fhet waku seternpat terhadap universal time (LfD, zne dan meridian sentral tempat gtgukuran GPS,uniVsatuan yang dipakai. 5-I

23 Peunjuk Pel*saaaan T*nis Pugadan Lrya laltn (21 Ruas Jalan Pada penentuan ruas jalan harus disepakati terlebih dahulu awal titik ruas jalan. Awal titik ruas jalan dilapangan bisa berupa titik prptngan antan dua atau tebih as ruas ialan dimana masing-rnasing ruas mulai diukur panjangnya sesuai dengan awal titik tentunya. Pengukuran panjang/jarak ruas jalan dilakukan dengan metda gelembung waterpas ditengah dengan menggunakan pita bajalrneteran baja yang dilengkapi bandul/unting-unting dan jaln/anjir. Sebaiknya dihindari pernakaian bahan/material rn teran yang bermdulus panjang AL>0,0001L; panjang meteran minimal 50m. tt tl Pada dasarnya jarak yang diukur sesuai dengan panjang yang kedudukannya mendatar yang ditunjukkan leh gelembung wateryas terletak ditengah. Demikian juga jarak yang diukur dengan EDM kedudukaniv harus ditengah dengan akurasi jarak datar adalah (*3+3ppmXD)mm. Pada pengukuran panjangfiarak suatu ruas ialan harus mengikr:ti tpgrafi dimana ruas jalan berada, sehingga panjangnya mengikuu bentuk as badan jalan dan permukaan jalan. Hal ini bisa ditemukan perbedaan paniang ruas ialan 3-8

24 Pdtnjuh Pela*sarraat T&nis Peagdaan Lq* Jalan karena disebabkan leh rnetda yang digunakan dalam melakukan pngukuran dan tanda awal titik pengukuran. Untuk itu perlu disepakati / ditetapkan tanda "fix" mulai pengukuran panjang ruas jalan. Keadaan fisik ruas jalan di lapangan mempunyai kelandaian/gnde dan bentuk {lurus, belk dan lengkune peralihan) secara gemetrik. Untuk menentukan panjang fisik ruas jalan di lapangan dari hasil pengukuran harus direduksi dengan menghitung dari elemen kelandaian dan elemen gemetrik jalan. Bentuk ruas jalan diprleh dengan mengukur krdinat as jalan setiap 50m untuk jalan lurus dan 25m untuk jalan belk dan lengkung peralihan. Panjang jalan diperlihatkan leh prfil rnemanjang jalan terhadap bidang datumlmsl. 3-9

25 Pdunju* Pd&sanaan T*nis Pengadaan Lega lalan PROFIL MEMAN]ANqPANJANG RUAS (3) Lingkup Pekeriaan Survai Lapangan (1). Penentuan Titik llcat Lqer lalan dan Pemasangan Patk l-qer Jalan A. Persiapan ja la n, peta kerja/surva i, frm ul i r-frm u I ir sulvey, papan penjepit frmulir, ballpint, pylx/cat putih dan pita baja EDM. peta kerja/survai dan peta dasar yang telah dilengkapi dengan nmr-nmr titik ikat dan nama-nama jalan. yang diperlukan, dengan spesifikasi sebagai berikut (lihat gambar (3.1). Terbuat dari betn bertulang dengan ukuran telapak 70x70x15 Cm dan batang patk ukuran 20x20x70 Cm. r Patk ditanam pada kedalaman 45 Cm. 3-10

26 Petunjak Pelahsanaan T&n& Pagafuan Lqa Jalatt. Campuran betn lpc: 2PS: 3KRI.. Tulangan baja berdiameter 8 mm dan 6 mm'. Titik il<at di atas permukaan patk dari baut diameter t/z inchi.. Cat dasar warna kuning.. C-at huruf warna merah dengan ukuran tinggi (h) 4 Cm, tebal (t) 1 Cm, lebar (L) 3 Cm.. Lg PU wama hitam dengan ukuran 10x10 Cm.. Huruf, angka dan lg tercetak tenggelam. B. Penentuan Lkasi Utik ikat dan pemasangan patk leger jalan. Lkasi-lkasi yang diperlukan sebagai titik ikat leger jalan, sebagai berikut: (lima) kilmeter menggunakan pengukuran jarak pita baja EDM. mudah terlihat di ruang milik jalan. Gambar 3-1 Standar Patk Leger Jalan

27 Paujuk Pdaksaaaan Tetais Pugadaan Lqu Jalan kemudian diberi tanda cat (patf nn permanen) pada tepi ruas jalan dan pencatatan jumlah patk nn permanen yang telah dipasang. telah dipasang. yang diamati dari titik awal sampai dengan Utik akhir ruas jalan tersebut. persimpangan / perptngan jalan, bangunanbangunan dan/atau tanda-tanda fisik lainnya.. Terletak / tertanam diatas tanah yang stabil, Di tempaterbuka dan aman dari gangguan lalu lintas.. Mudah diikatkan dengan titik-titik lainnya dan mudah diidentifikasi.. TiUk-titik ikat tersebut melingkupi seluruh lkasi pengukuran. Pemasangan Mnurnen Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan pemasangan titik-titik leger jalan hrupa 3-12

28 Pduajuk Pela*s anaan Te*nis Paryadaffi Legu J alm bench mar( tltik kntrl prnt {CP} dan patk kayu pengukuran. Yang perlu diperhatikan dalam Fmasangan mnumen antara lain: 1. Batas wilayah wewenang ruas ialan sesuai UU OTDA pasal 9 ayat (1) dan (2) N. 32 tahun 2004 yang diketahui bersama leh instansi terkait masing-masing. 2. Spesifikasi BM berupa patk betn bertulang dengan ukuran 20 x 20 x 100 Cm dicat kuning, diberi nmr pada samping bagian atas diberi lambang PU, dibagian atas patk htn diberi bauvneut. 3. Spesifikasi CP adalah patk paraln diameter O 0.1m bertulang dengan ukuran panjang 0.80m dicat warna kuning, diberi nmr, bagian atasnya diberi baut hrupa neut. 4. Bench Mark (BM) dipasang (ditanam sedalam 70 cm sehingga yang muncul diatas permukaan tanah *30 cm) diawal dan diakhir ruas jalan selain itu pada CP dan patk kayu. 5. Setiap pemasngan BM harus disertai pemasangan patk CP/kntrl pint sebagai pasangannya untuk mendapatkan aimuth pada pekerjaan leger jalan. Femasangan BM sebaiknya diletakkan sebelah kiri jalan dan CP disebelah kanan jalan. 6. BM dan CP dipasang pada lkasi yang aman dari gangguan dan tidak mengganggu akifitas sehari-hari dan bisa digunakan sebagai tanda 3-13

29 Petunjuh Pelaksanaan Telmis Peagadan Legu Jalat peinentauan leger jalan secafiel berkala, dipasang kuat dan mudah dlcari. 7. Setiap BM dan CP didkumentasikan dan dibuat deskripsinya. (2). Pengukumn Kerangka Kntrl Hrizntal Pengukuran kerangka kntrl hrizntal dilakukan dengan metde plign terikat sempurna, yaitu terikat pada dua titik referensi yang krdinatnya sudah diketahui. Pengukuran kerangka kntrl hrizntal dapat dilakukan dengan beberapa metde antara lain: Pengukuran kerangka kntrl hrizntal dengan sistem krdinat lkal dilakukan jika tidak tedapat titik referensi di sekitar lkasi pryek, tidak dilakukan pengukuran psisi dengan GPS. Jika kndisinya dernikian maka dilakukan pengukuran plign dengan sistem krdinat lkal. Krdinat titik plign sebagai titik kntrl hrizntal dihitung berdasarkan hasil pengukuran teristeris yaitu pngukuran diatas permukaan bumi. Pada kndisi ini dianggap permukaan bumi adalah datar sehingga hasil ukuran langsung dihitung krdinatnya dengan hitungan plign terbuka. Kelebihan cara ini adalah perhitungan lebih mudah karena tidak ada reduksi dan kreksi pryeksi jika akan dihkukan pengukuran stake ut maka krdinatitik pengukuran dapat langsung dipakai sebagai titik referensi. Kekurangan cara ini adalah krdinat hasil pengukuran tidak dapat dimasukkan 3-t4

30 Pefitnjuk Pela*sanaaa T&nis Peasadaan l*gs laln dafam sistem krdinat nminal seperti sistem krdinat UTM atau TM3. Pengukuran Plign dengan Sistem Plign Terikat Sepihak Jika hanya ada satu krdinat referensi yang ada di lapangan maka dilakukan pengukuran plign terikat sepihak diatas kerangka hrizntal. Karena hanya terdapat satu titik referensi yang diketahui krdinatnya maka pengukuran plign dilakukan dengan sistem ptrgn kring/lp tertutup, yaitu pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Hal ini dilakukan sebagai kntrl sudut dan jarak pengukr,rran. Pada kndisi ini dianggap permukaan bumi adalah datar sehingga hasil ukuran langsung dihitung krdinatnya dengan perhitungan plrgn tertutup. Kelebihan cara ini adalah perhitungan lebih mudah karcna tidak ada reduksi dan kreksi pyeksi. lika akan dilakukan pengukuran stake ut maka krdinatitik pngukuran dapat langsung dipakai sebagai titik referensi. Kekurangan cara ini adalah kmrdinat hasil pengukuran tidak dirnasukkan dalam sistem krdinat nminal seperti sistem krdinat UTM ataupun TM3 karena hanya terikat pada satu titik referensi maka referensi arah azimutnya tidak terkntrl (tidak kuat). Pengukuran Plign terikat pada Dua Titik Referensi GPS Pengukuran kerangka kntrl hriznbl dengan cara ini adatah yang paling disarankan, karcna hasil 3-15

31 Patnjuk Pel*sanaan T*ais Pengadaan Leger Jalan pengukurannya dapat dikntrl dengpn adanya dua titik referensi. Pengukuran plign sebagai cara untuk pengukuran kerangka kntrl hrizntal dilakukan diatas bumi fisik (diatas bidang geid) sedangkan titik referensinya diukur dengan alat GPS. Pengukuran psisi dengan alat GPS menggunakan ellipsida sebagai referensinya, sehingga referensi antara pengukuran plign dengan pengukurcn GPS tidak terletak pada bidang refelensi yang sama. Kndisi demikian diperlukan reduksi hasil pengukuran plign yang berupa sudut, jarak dan azimut ke bidang referensi ellipsida. Karena penggambaran dilakukan diatas bidang datar sedangkan bidang referensi ellipsid adalah bidang lengkung maka diperlukan kreksi pryeki. Karena jarak antar plign kerangka kntrl hrizntal kurang dari 2 (dua) Km maka reduksi jaralq sudut dan azimutnya sangat kecil dan dapat diabaikan, sehingga hasil ukuran dapat dianggap sebagai data ukuran di ellipsid. Krcksi pryeksi meliputi kreksi knvergensi grid, kreksi kelengkungan garis dan kreksi fakr skala. Jika disampaikan dalarn sistem UTM maka dilakukan kreksi pryeksi dengan besaran dalam sistem UTM. Demikian juga jika disampaikan dalam sistem TM3 maka dilakukan kreksi pryeksi dengan ksaran dalam sistem TM3. Setelah dilakukan kreksi terhadap hasil ukuran plign selanjutnya dilakukan perhitungan dengan peraban Buwditch Kelebihan cara ini adalah 3-16

32 Pduaju& Pelahsaiaal Te*nis Pengadaan l*gu frhn sistem krdinatnya dalarn sistem nasinal. Kelemahan cara ini adalah perhitungannya rumit, jika akan dilakukan reknstruksi titik dengan cara stake ut rnaka krdinatnya harus dikembalikan lagi ke kmrdinat dipermukaan bumi fisik Geld). Pengukuran kerangka kntrl hrizntal metde plign meliputi pengukuran sudut titik plign, pngukuran jarak sisi plign dan pengukuran azimut arah. Persamaan Buwdicth aakhir- 4r*"1 = I F + (n x 1B0) * p &mir- Xawar = I d Sina*,fx &ni.-&wa -Id Csa* fv Kesafahan jarak linier : fl = fl = (fx)z+("fy)2 < 1/10000 Kreksi sudut: I = $r L- Xr = )Gu * deml-l SinaAt Yl = XeN * demr-r Csa r -f r Xz = Xr * drz Sind p Yz = Yr * drz Csd rz (3). Pengukuran Keangka Kntrl Veftikal Pengukuran kerangka cntrl vertikal dilakukan dengan metde sipat datar di sepaniang ruas leger jalan melewati BM, CP dan semua patk kayu. Selain dalam pemilihan alat yang tepat, pemilihan metde pengukuran dan teknik-teknik pengukuran 3-17

33 Peanjuk Pelaksanaan Tetnil PengEdtdn L4t Jatan sangat mernpngaruhi ketelitian hasil pengukuran slpat datar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kerangka cntrl vertikal dengan metde sipat datar adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran sipat dabr dilakukan pergi-pulang secara kring/lp pada seuap seksi. Panjang seksi Km dengan tleransi ketelitian pengukuran sebesar 10 mm "D fr. Dimana p= jumlah jarak dalam KM. Pengukuran dilakukan 4 (empat) lgli sebagai kntrl pngukuran, hasil pengukuran satu dengan yang lainnya tidak bleh lebih dari 5 (lima) kali ketelitian alat, dari 4 (empat) kali pengukuran dirata-rata sebgai hasil pengukuran. 2. Pengukuran sipat datar harus menggunakan alat sipat datar tmatis atau yang sederajat, alat ukur sipat datar sehlum digunakan harus dikalibrasi dan hasilnya dicatat dalam frmulir kalibrasi, yang telah diperiksa leh pihak yang berurtenang. Perubahan rambu harus dilakukan pada 3 benang silang yaitu benang atas (ba), hnang tengah (bt) dan benang bawah (bb) sebagai kntrl bacaan. Rambu ukur harus dilengkapi niv ktak untuk pengecekan vertikalnya rambu perlu dipegang hrgantian muka dan belakang dan dengan slag genap. Hal ini untuk mengurangi kesalahan akibat titik nl rambu yane tidak sarna. Alat sipat datar diupayakan tertetak di tengahtengah antara dua rambu yang diukur. Hal ini untuk meneurangi kesalahan akibat garis bidik tidak sejajar garis arah niv. 3-18

34 Paunjtk Pelnksaruan Te*nis Pengadaan l-egu lalan 6. Pengukuran harus dihentikan jika teriadi induksi udara (biasanya pada tengah hari) yang diakibatkan leh pemuaian udara leh panasnya matahari ataupun bila turun hujan. Prsedur / tahapan yang dilakukan pada pengukuran kerangka cntrl vertical metde sipat datar adalah: 1. Siapkan frmulir pengukuran sipat datar. 2. Pamng alat sipat datar pada statif terletak diantara titik BMO (yang diketahul ketinggiannya) dengan patk kayu titik 1, atau surnbu I vertical alat ukur sipat datar dengan melgahtr sekrup pendatar. 3. Pasang rambu secara vertical (rambu dilengkapi dengan niv rambu) pada titik BMO dan Utik Arahkan terpng pada rarnbu di titik BMO, kencangkan klem, tepatkan benang silang pada rarnbu dengan penggerak halus hrizntal, baca dan catat bacaan benang atas (ba) benang tengah (bt) dan benang bawah (bb). Untuk kntnl bt = Vz (ba+bb). 5. Buka klem hrizntal, tepatkan hnang silang pada rambu di titik 1, kencangkan klem, tepatkan benang silang pada ranrbu dengan pnggerak halus hrizntal, becer dan catat bacaan hnang atas (ba), hnang tengah (bt) dan benang bawah (bb). 6. Pindahkan alat sipat datar diantara patk kayu berikutnya (antara titik 1 dan titik 2), atur sumbu I vertikal. 7. Arahkan terpng pada rambu di titik L, kencangkan klem, tepatkan benang silang pada rambu dengan penggerak halus hrizntal, baca 3-19

35 Petunjuk Pelaksanaan T&nis Pangadaan Lryu fahn dan catat bacaan bnang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb). B. Buka klem hrizntal, arahkan terpng ke rambu di titik 2, kencangkan klem, tepatkan benang silang pada rambu dengnn penggerak halus hrizntal, baca dan catat bacaan benang atas {ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (tb). 9. Ulangi rekerjaan diatas untuk titik-titik berikutnya dengan prtimbangnn dalam sehari dapat mengukur mengukur satu king pulang-pergi, usahakan pngukuran pulang tidak dilakukan dengan frmulir sama dengan frmulir pengukuran pergi. lo.apabila karena kndisi tp rafinya yang curam alat ukur sipat datar Udak dapat mengamat rambu di dua titik tersebut maka lakukan pengukuran sipat datar berantai dengan menggunakan titik bantu. (4). Penentuan Azimuth A. Sarana Penentuan Azimuth Azimuth suatu garis dapat ditentukan dengan menggunakan, antara laln: Azimuth magnetis (kmpas) r Azimuth astrnmis (matahari dan bintang). Dengan perhitungan dari dua buah titik tetap yang sudh diketahui krdinatnya 3-20

36 Petunju* Pdaksanaan I&ais PenCatu*n LeSs Jalan a. Azimuth Magnetis Azimuth magneus adalah besar sudut hrizntal yang dimulai dari ujung magnet (ujung Utara) sampai pada ujung garis bidik titik amat. Azimuth yang dimaksud adalah azimuth yang diukur dengan menggunakan alat ukur sudut tedlit yang menggunakan kmpas. Azimuth dimulai dari ujung Utara jarum magnet, hrputar ke Timur dan seterusnya searah jarum jam sampai ke Utara lagi. Besaran azimuth dimulai dari Utara magnetis sebagai azimuth nl, arah Tirnur sebagai azimuth 90, Selatan sebagai 1800, dan Barat sebagai azimuth 27A4. Prdur pengukuran azimuth magnetis dilakukan dengan cara rebagai berikut: Dirikan alat tedlit yang ada azimuth rnagnetisnya tepat diatas titik yang akan diukur azimuth jurusannya. Atur sumbu I vertical dengan mengatur sekrup pendatar. Arahkan terpng ke titik target yane sisinya akan diukur azimuthnya, kencangkan klem 3-27

37 Paunjuk Peln*sanaan Tefuis Pangailaan Lqu Jalan b. hrizntaf, tepatkan pada target dengan penggerak halus hriznhl.. Buka klem piringan magnet.. Baca dan catat bacaan sudut hrizntal yang merupakan bacaan azimuth jurusan. Azimuth Astrnmis Azimuth astrnmis adalah aimuth yang diukur berdasarkan pengarnatan benda langit seperti matahari abu bintang. Yang dimaksudengan penentuan azimuth dengan pengamatan matahari ialah pepntuan azimuth arah dari titik pngamat ke titik sasaran tertentu dipermukaan bumi. Azimuth titik target S dapat dicari dengan rersamaan, sebagai berikut: As=Am+t$ dimana : Am = Azirnuth ke matahari W = sudut hrizntal mabhari ke taryet Besaran azimuth matahari atau sudut As diatas dapat ditentukan apabila diketahui tiga unsur dari segitig astrnmis UMZ. 3-22

38 Petwjuh Pelahsanaaa Teknis Pengafuan Leger falan Ketiga un$.u segitlga astrnrnis yang dieunakan untuk perhitungan adalah (90- Q ), (S" - 6 ) dan (90- h) untuk penentuan azimuth metda tinggi matahari dan (90"<p), (90" - d) dan t untuk penentuan azimuth dengan sudut waktu. B. Data yang diperlukan Pengukuran Azimuth Rumus Hitungan Pengukuran azimuth astrnrnis dengan cara pengamatan matahari memerlukan data penunjang yaitu: Peta tpwrafi pengamat.. Tabel deklinasi matahari untuk menentukan lintang. Penunjuk waktu dengan ketelitian sampai detik. Pengamatan matahari rnetda tinggi matahari Metda tinggi matahari, data yang diperlukan adalah tinggi mahhari saat pengamtan (h),deklinasi matahari (6) dan lintang ternpat pengamat (Q), sudut hrizntal waktu pengamatan matahari dan sudut hrizntal titik amat, bila alat tedlit yang digunakan mempunyai tire sudut heling maka rumus dasar yang digunakan untuk mencari azimuth adalah: CsA = Cs (90-6 ) - C,s (90- A) Cs (90"- h ) Sin (90 - rp) Sin (90 - h) atau Sin 6 - Sinq Sinh J-LJ

39 PaujuS Pelalcanaan T*nis Pugadun Lqa Jalaa CsA = Cs tp Cs h atau bila alat tedlit yang digunakan mempunyai tipe sudut zenith maka persamaan diatas menjadi: CsA = SinO - Sine Csz Cs rp Sin z Pengamatan matahari metda sudut waktu Metda sudut waktu, data yang diprlukan adalah: deklinasi matahari, lintang dan buiur tempat pengamat ( tn tr ), petunjuk waktu (arlii), sudut hrizntal waktu pengamatan matahari dan sudut hrizntal titik amat bila alat tedlit yang digunakan mempunyai tipe sudut heling. maka rumus dasar yang digunakan untuk mencari azimut adalah: TanA = -Sin t (Cs tp Tan 6 - Sin p Cs t ) Sudut waktu (t) besarnya = GMT + PW + l - 12 jam Dengan pengertian GMT = waku Wilayah Indnesia Barat (WIB)-7jam PW - perata waktu (dari table almanak mabhari) )\ = br.rjur pengamat 3-24

40 Pdaajuk Pdaksanaan Teknis Pengadaan Lqa,Ialan c. Cara fengamatan Matahari Pengarntan matahari dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung dari peralabn yang digunakan, yaitu:. memakai filter gelap di kuler, sehingga dapat langsung membidik rnatahari. ditadah dengan kertas dibelakang kuler, dengan cttra menyinggulngkan tepi-tei bayangan metahari pada benang silang mendatar dan tegak. r Memakai prisma relf yang dipaxng dimuka lensa bjektif, sehingga dapat langsung dibidik pusat matahari. (1). Kreksi Data Pengamatan Kreksi (kreksi astrnrnis) yang rnemberikan pada data pengamatan adalah kreksi refraksi, paralaks, Unggi tempat. Untuk pengamatan dengan sistem tadah maka ditambah dengan kreksi Vz diameter matahari. (2). Cara Pengarnatan Matahari Setiap Seksi Can pengamatan matahari pada titik awat dan akhlr setiap seksi pengukuran (5km) adalah sebagai berikut: i. atur alat ukur tedlit pada titik yang akan dilakukan pengamtan, kemudian catat lintang ( q ) pengamatan,temperatur (bila diperlukan). ii. arahkan terpng pada psisi nrnaf (Biasa) ke target' baca dan catat hrizntalnya. 3-25

41 Petunju* Pelnhsanaan Teknis Pangalaan l*ge Jabn iii. kemudian arahkan terpr,rg ke rnatahari, dan tepatkan dengan bantuan vizier terpng.psisikan benang silang terpng pada tengah-tengah matahari bila pengamtan dengan prisma relf, atau singgungkan benang silang terpng ketepi matahari psisi I bila pengamatan dilakukan dengan sistem tadah. iv. catat waktu pengamatan, baca vertikal dan hrizntal ke matahari. v. VI, vilt. ulangi langkah c dan d dengan psisi benang slliang terpng nrmal (Biasa) dengan psisi benang silang pada psisi II ulangi langkah c dan d dengn psisi terpng terbalik (luar biasa) dan pada psisi benang silang pada psisi II. ulangi langkah c dan d dengan psisi terpng terbalik (luar biasa) dengan psisi hnang silang pada psisi I. kemudian arahkan kembali terpne tetap pada psisi luar biasa ketitik target kemudian catat bacaan hrizntalnya. pengamatan rnatahari diulane 4(empat) kali sebagai kntrl pengarnatan, hasil pengamatan matahari antara pengamtan satu denean lainnya tidak bleh S(lima) kali lebih besar dari ketelitian alat yang digunakan dan hasil a(empat) kali pengamatan matahari hasilnya dirata-rata sebagai hasil pengukuran matahari.

42 Paunjuk Pelahsanaaa Teknis Pe:ryadaan l4er Jalnn Pengamatan dengan Prisma Relf Pengamatan dengan sistem tadah (1). Alat GPS Gedesi 1. Pada alat GPS type gedesi dapat diperleh dab: real time (data psisi) pst prcessing (krdinat gecenter, krdinat gegrafi, krdinatsystem pryeksi(utm,tm3) 2. Knstruksi Alat GPS Gedesi kmpnen perangkat keras: receiver dan antenna krnpnen perangkat lunak:behrapalgaritma hitungan untuk pemrsesn data satelit, mdul prgmm untuk kmunikasi dengan pengguna. 3. Cara Pengperasian alat GPS Gedesi Secara umurn prsedur baku yang harus dilakukan sebelum pengamatan dilakukan terdiri dari: e dirikan antenna pada staup diatas titk yang akan diarnat dan ukur tinggi Antenna. hubungkan antenna dengan rcceiver melalui kabel penghubung kemudian GPS dihidupkan atur/pilih system krdinat yang akan dipakai atur/pilih datum yang dipakai 3-27

43 Paufu* Pelahsanrt T*nis Pengadan l4et Jalan. atur sudut tr,rtupan(angel rnask) dengan persyaratan minimal 15 r atur/pilih sistem waku atur/filih unit satuan jarak dan kecepatan. aturlpilih systern kneksi dengan PC. lakukan pengamatan sesuaijawalyang telah deprgram. lakukan perekaman data. tranfer (dwnlad) data pengamatan dari alat GPS ke persnal cmputer 4. Untuk penglahan data secara teliti dilakukan metda penglahan data pasca pengamatan (pst prcessing) dengan menggunakan perangkat lunak. Pst prcessing terdiri dari:. Mdul penglahan data baseline r mdul prgram perenmnaan pengamatan mdul prgrarn perataan janing (netwrk adjustment) (2). Penglahan Data Pada survai GE, pemrsesan data GPS untuk menentukan krdinat dari tiuk-titik dalamjaringan pada urnumnya akan mencakup tiga tahap utama perhitungan, yaitu: 1. Penglahan dat dari setiap baseline dalam iaringan. 2, Perataan jaringan yang emlibatkan semua baseline untuk menentukan krdinat dari h'tik jaringan. 3. Transfrmasi krdinat titik-titik tersebut dari datum WGS-84 ke datu yang diperlukan leh pengguna. Pengfahan data dari setiap baseline pada dasamya beftujuan menentukanilai estimasi vectr baseline atau krdinat relative (dx, dy, dz). Hasil pemrsesan pengamatan GPS berbeda-beda satu sama lain disebabkan leh antara lain: 3-28

44 Pewniuh Pela*srrean Tehnis Peryadam Lega Jalan. sfrr'are yang dipakai r jenis receiver yang digunakan Beberapa karakteristik perangkat lunaldsftware pemrsesan baseline sehinega pemrcsesan dapat hrjalan ptimal, yaitu: mampu menglah/mernprses data carrier ht peudrangae phase dan. mampu memecahkan cycle slips dan cycle ambiguity. mampu rnemprses data dalam single dan dual frequenry mampu menghitung besamya kreksi trpsfer untuk data pengamabn ltl?tnfu menghih.lng besarnya kreksi infer untu data pengamatan pertrs s?n menyertakan tinggi antenna diatas titik (BM) dan dapat diknversi ke dalam krnpnen vertical. dapat melakukan pemrsesan untuk semua metda r pengukuran mudah digunakan Tahap penglahan data ditakukan setetah tahap pngukuran atau pengambilan data selesai dilaksanakan. Tujuan penglahan data adalh untukmendapatkan krdinatitiktitik GPS dalarn jaringan. Dalam prses pertritungan baseline diatas terdapat tiga tahap prses, yaitu: 1. Tahap triple-difference yaitu mernbentuk percamaan pengamatan triplediffierence untuk mendeteksi, melkalisasi serta sekaligus mengeliminasi crycle slips sehingga dapat ditentukan besar pararneter interger-ambiguity. Selain itu, slusi hitungan parameter psisinya digunakan sebagai harga krdinat pendekatan unuk tahap hitungan selaniutnya. 3-29

45 Petunjuk Pelahsaaun T*nis Paqadaan Lqa Jalan 2. Tahap flat dqrbfe-difference adlah menghitung parameter psisi dan semua lnterger-ambiguity berdasarkan Frsamaan pengamatan dubledifference, yang pada dasarnya psisi baseline dihitung dengan menggunakan nilai intergerambiguity dalam hntuk blangan real. 3. Tahap fix duble-difference, hsaran prameter yang dihitung adalah parameter psisi sja, dengan terlebih dahulu mengintergerkan nilai interger-ambiguity yang dipencleh dari tahap sebelumnya (flat duble-difference). Keluaran dari pemrsesan baretine adalah parameter krdlnat baik dalam systern kartesian rnaupun lintang bujur gedetic pada datum WGS-84 dan kmpnen baseline. Selain itu dihasilkan estimasi standard deviasi dan matriks krelasi parameter dan indicatr dari kualitas hasil hitungan. (3). Haf-hal yang penting untuk diperhatikan dalam prss penglahan data, antara Jain: A. Reduksi Baseline i. Seluruh reduksi baseline dilakukan dengan ii. menggunakan GPSurvey sftware, pst prcessing sftruare. Krdinat pendekatan (apprksimasi) dari titik referensiyang digunakan dalam reduksi baseline tidak lebih dari tro meter dari sebenarnya. iii. Dalam prses reduksi baseline untuk menghitung besamya kreksi trpsfer untuk data pengamatan digunakan mdel Hpfield atau mdd saastaminen. iv. Mdel klbuclar digunakan dalarn prses reduksi hseline untuk menghitung besarnya kreki infer. v. Jika bias duble-difference tidak dapat direahkan, akan dilaprkan dengan menyebuucan situasi dimana reslusi dari bias tersebutidak dapat dipecahkan. 3-30

46 Petunjuh Pelahsanau Teknis Pengadaau l*g* lalar B. Perataan laring Sebagai Fmrssan akhir untuk mendapatkan hubungan antara satr.r titik dengan titik yang lainnya dilakukan perataan jaring (nehurk adjustment). Sebagai masukan pada perataan jarring adalah baseline yang telah memenuhi cntrl kualitas yang telah ditetapkan pada pemrsesan baseline. Penilaian interger pengamabn jarring hrdasarkan pada analisis dari baseline yang diamati dua kali (penilaian keseragaman), analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jarring bebas (untuk menilai) knsistensi data dan analisis perataan kuadrd terkecil untuk janing terikat dengan titik berrde lebih tinggi (untuk menilai knsistensi terhadap titik kntrl). Perangkat lunak yang digmnakan adalah GP Suruey. Perataan jarring bebas dan terikat dari seluruh iaring dilakukan dengan GP Suruey sftware dan GEOI-AB. Infmasi yang dihasilkan dari setiap perataan adalah: Hasil dari test chfsquare atau variance rati pada residual setelah perataan (tes ini harus melalui cnfidence level 6806, yang berarti bahwa data tersebut knsisten terhadap rndel matemauk yang digunakan).. Daftar krdinat hasil perataan.. Daftar baseline hasil perataan, termasuk kreksi dari kmpnen-kmpnen hasil pengamatan. AnalisistaUstic rnengenai residual baseline termasuk jika ditemukan kreksi yang besar (utlier) pada cnfidence level yang digunakan. r Elips kesalahan titik untuk setiap stasiun/titik elips keslahan garis. C. Transfrrnasi Krdinat 3-31

47 Paujuh Pelaksanaan Teknis Putgadaan Leger Jabn Tranfnnasi krdinat untuk setiap stasiun dalarn iarring dilakukan dengan hasil-hasil sebagni berikut: Lintang, Bujur dan tinggi terhadap spherid pada datum WGS.84. Krdinat dengan menggunakan pryeksi UTMffM3 pada datum WGS-84. D. Analisis Pengukuran GPS Analisis atau kntr.l kualitas dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pengukuran serta knsistensinya terhadap ketentuan ataupun tleransi yang telah diberikan. Kntrl kualitas dilaksanakan dalam tiga parameter, yaitu: r Berdasarkan standardeviasi dari setiap hseline. Cmmn baseline (baseline yang diukur dua lli). Semi majr axis dari elips kesalahan hasit perataan dengan gelab. i. Analisistandardeviasi dari reduksi baseline: ii. iii. Berdasarkan hasil reduksi baseline dan nilai tleransi yang diberikan, standar deviasi untuk masing-masing kmpnen lintang, bujur dan tinggi dapat dihitung. Analisis terhadap cmmn baseline dapat dianalisis dari beda jarak yang dihasilkan leh kedua base line. Analisis terhadap elips kesalahan dari perataan jaring. Kriteria )fiang ditetapkan untuk mengetahui akurasi dari hasil perataan jarring baik bebas maupun terikat adalah:. Elips kesalahan garis lurus dihasilkan untuk setiap base line yang diamati dan untuk setiap paeng stasiun.. Semi-majr axis dari elips kesalahan garis yang dihasilkan harus lebih kecil dari harga parameter yang dihitung sebagai berikut : 3-32