Bu Rina membawa tas belanja sendiri ketika belanja di supermarket tindakan Bu Rina tergolong

Dalam teknologi ramah lingkungan terdapat prinsip 4R yaitu Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery. Adapun perbedaan dari keempatnya adalah sebagai berikut.

  • Reduce, artinya mengurangi jumlah limbah. Sebagai contoh menghindari penggunaan kantong plastik sekali pakai sehingga tidak menimbulkan sampah plastik.
  • Reuse artinya memakai kembali bahan-bahan yang tidak terpakai atau sudah berupa limbah dan diproses dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh penggunaan kaleng-kaleng susu sebagai pot bunga.
  • Recycle artinya menggunakan kembali limbah dan diproses dengan cara yang sama. Sebagai contoh limbah plastik bekas dihancurkan dan dibentuk menjadi plastik baru.
  • Recovery artinya memanfaatkan material tertentu yang terdapat di limbah untuk diproses demi keperluan yang lain. Sebagai contoh menggunakan tembaga dari dinamo bekas untuk dimanfaatkan dalam pembuatan kabel, kayu dari sofa rusak dimanfaatkan untuk pembuatan produk kayu lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kegiatan yang dilakukan oleh Ibu adalah Reduce. Sedangkan Kegiatan yang dilakukan oleh Ani adalah Reuse. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah A.

Manfaat Mendaur Ulang 1. Penghematan sumber daya alam: Pemakaian bahan baku produk dari material yang telah ada dapat menghemat sampai 40% pemakaian sumber daya alam; 2. Penghematan energi: Energi yang dapat dihemat dengan menggunakan bahan baku dari material yang sudah ada sekitar 60% 3. Memperpanjang umur TPA: Jumlah sampah yang dibuang akan berkurang sampai 40% yang artinya TPA tidak akan cepat penuh sehingga umur teknisnya makin panjang. Kenali secara Dekat Bahan Sampah 1. Sampah Organik Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Pengomposan merupakan proses biologis yang terjadi karena kegiatan jasad renik. Dalam proses ini berbagai jenis jasad renik turut berperan. Jasad renik ini membutuhkan udara, air dan makanan untuk hidup. Makanan tersedia dalam sampah, sedangkan udara dan air diatur penyediaannya melalui proses pengomposan. Bahan yang akan dikomposkan sebaiknya berasal dari sampah organik yang masih segar untuk menghindari timbulnya lalat dan bau. Bahan yang dapat dikomposkan, misalnya daun-daunan, sisa makanan, sisa buah dan kulitnya, ampas kelapa, sisa canang. Pengomposan dapat dilakukan dengan cara: a. Ditanam di lubang; b. Model kotak; c. Model susun; d. Rongga udara; e.Kascing; f. Keranjang Takakura Fungsi kompos dan pengomposan: a. Membantu mengelola sampah; 55% – 65% sampah merupakan sampah organik dan dapat dikomposkan yang berarti menghemat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), menghemat biaya pengangkutan sampah, dan higienis; b. Berpotensi mengurangi pencemaran lingkungan; jumlah sampah yang dibakar, dibuang ke sungai, dan tumpukan sampah menjadi berkurang; c. Membantu melestarikan sumber daya alami; dalam hal menahan air sehingga lebih menghemat kandungan air dan dalam jangka panjang kompos akan menjadi tanah; d. Membuka; untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos 2. Kertas Daur Ulang Menggunakan kertas dengan boros berarti merusak hutan. Menghemat pemakaian kertas berarti menyelamatkan hutan. Hutan dimanfaatkan dan ditebang untuk memenuhi kebutuhan kayu dan kertas. Hutan menyediakan sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar obat-obatan, buah-buahan dan serat. Hutan juga membantu mempertahankan ekosistem alami dengan menjaga iklim, menyimpan air dan menyimpan sejumlah keanekaragaman hayati. Kertas saat ini: • Kertas mengambil tempat di lahan TPA sampah kota, 40%; • Di seluruh dunia ada sekitar 4 miliar pohon ditebang tiap tahun untuk memenuhi kebutuhan kertas; • Untuk membuat satu ton kertas diperlukan 4 ton kayu yang setara dengan 13 batang pohon besar. Dalam pembuatannya dibutuhkan juga 21.470 gallon air, 400 liter bahan bakar, dan 4.100 kwt listrik. Artinya, ada banyak sumber daya yang dihabiskan untuk membuat kertas. Penghematan kertas dan penyelamatan hutan dapat dilakukan dengan cara : • Mengurangi penggunaan kertas: jangan gunakan kertas jika tidak benar-benar membutuhkannya; • Menggunakan lagi kertas bekas: gunakan kertas di dua sisinya, gunakan kantung-kantung atau tas kertas, buat buku catatan atau memo dari kertas sisa (scrap paper) • Mendaur ulang kertas bekas: manfaatkan kertas yang sudah tidak digunakan lagi menjadi kertas daur ulang, belilah kertas daur ulang, gunakan kartu nama atau kartu ucapan dari kertas daur ulang Dengan mendaur ulang kertas, secara langsung Anda telah berperan dalam: Mengurangi laju pengurangan jumlah pohon; Mengurangi penggunaan air, bahan bakar, dan listrik sebagai sumber energi; Mengurangi pencemaran air karena limbah hasil pembuatan kertas daur ulang akan diolah; Membantu industri kecil ramah lingkungan 3. Plastik Plastik dibuat dari bahan baku fosil, terutama dari minyak bumi, gas alam dan batu bara. Bahan baku diolah dengan cara pemanasan, tekanan atau perlakuan lain dengan bantuan katalis, kemudian berubah bentuk menjadi senyawa kimia sederhana yang akan digabung menjadi rantai polimer. Polimer ini harus dibantu dengan zat aditif atau tambahan agar dapat dibentuk sesuai dengan keinginan. Zat aditif memegang peranan penting dalam pembuatan plastik. Sebagian besar dari zat aditif (terutama zat pewarna, bahan plasticizers dan stabilisator panas) mengandung logam berat dan senyawa kimia lain yang bersifat toksik bagi manusia serta menyebabkan polusi saat plastik dibuang, ditimbun atau dibakar. Proses pembuatan plastik memerlukan energi yang sangat besar dan bersifat carcinogenic ke atmosfer. Tiap tahunnya, industri plastik menghasilkan lebih dari 21 triliun kilogram senyawa B3 (Bahan Berbahaya Beracun) dan emisi yang dilepaskan langsung ke lingkungan sebesar 85 juta kilogram senyawa beracun. Plastik tidak terurai secara alami (biodegradable). Sampah plastik yang kita buang tidak akan hancur sampai 300 tahun. Penggunaan plastik sebaiknya dikurangi dengan cara: Membawa selalu tas atau kantung kain dari rumah saat berbelanja; Menghindari pembelian produk kebutuhan sehari-hari dalam kemasan plastik kecil-kecil (sachet)

Alangkah bijaksana jika mulai sekarang dan mulai dari diri sendiri kita melakukan gerakan 3R (reduse, reuse, recycle). Jangan tunda dan tidak perlu menanti orang lain atau pemerintah. Mari kita mulai menuju hidup modern dengan Gaya Hidup Green Life.

http://www.cybertokoh.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1221&Itemid=62
http://www.dradio1034fm.or.id/detail.php?id=4824

Membungkus belanjaan dengan kantong plastik adalah kebiasaan yang sangat umum ditemui. Kantong plastik harganya murah, ringan, praktis, dan tahan air. Kebiasaan ini kita turunkan dari generasi terdahulu hingga generasi terbaru. Menggunakan kantong plastik bukan hal yang salah dan tidak ada hal yang membuat kebiasaan ini harus dihentikan.

Hingga, beberapa tahun belakangan ini, banyak lembaga yang melansir data soal sampah plastik dan efeknya pada bumi tempat kita tinggal. Sampah bertambah, terus-menerus. Lalu  jumlahnya jadi luar biasa dan membebani tidak hanya daratan, tetapi juga lautan. Sebanyak 8 juta ton sampah plastik mengalir ke laut setiap tahunnya. Sampah plastik di laut ini terus terakumulasi, dan jika dibiarkan beberapa tahun ke depan diperkirakan jumlahnya akan lebih banyak dari ikan di lautan.

Kantong plastik dimanfaatkan dalam waktu yang sangat singkat dan tidak banyak orang yang berniat menggunakannya kembali untuk kesempatan kedua. Ketika kantong plastik robek, nasibnya pun sudah bisa dipastikan jadi sampah. Kantong akan meluncur langsung ke tempat sampah dan menjadi satu dari miliaran kantong plastik yang mengotori lingkungan setiap tahunnya.

Bu Rina membawa tas belanja sendiri ketika belanja di supermarket tindakan Bu Rina tergolong

Membawa tas belanja sendiri saat bepergian adalah cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi sampah pribadi. Belum percaya kalau langkah sederhana ini bermanfaat mengatasi permasalahan sampah dunia? Sekarang coba hitung, dalam sehari berapa kali kita berbelanja dengan kantong plastik, membeli makanan/minuman dengan kemasan plastik, dan membuang bekas plastiknya ke tempat sampah? Menggunakan produk kemasan/kantong plastik memang praktis, tapi hal inilah yang membuat sampah pada bumi terus bertumpuk tak terkendali.

Data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sampah plastik di Indonesia itu luar biasa besar, mencapai 64 juta ton/tahun. Dari jumlah itu, sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Masih dari INAPLAS dan BPS, didapatkan pula data bahwa kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau jika ditimbang mencapai 85.000 ton kantong plastik.

Membawa tas belanja sendiri mungkin sulit dilakukan pada tahap awal. Dimulai dari niat yang kuat, hal ini harusnya lama-kelamaan tidak lagi membebani dan jadi kebiasaan. Intinya adalah disiplin. Gaya hidup modern yang sudah kita nikmati sekian lama memang menyenangkan, tetapi bayangkan bumi seperti apa yang kita wariskan ke generasi berikutnya jika gaya hidup ini kita teruskan. 

Tipsnya adalah, beli tas belanja yang sesuai dengan kebutuhan. Jika kamu senang melihat tas dengan berbagai gambar atau warna tertentu, investasikan uangmu untuk membelinya pertama kali dan gunakan terus hingga tasnya rusak. Jika bawaanmu sehari-hari sudah cukup berat, pilihlah tas belanja yang ringan dan dapat dilipat hingga kecil agar bebamu tidak bertambah berat.

Membawa tas belanja sendiri pada akhirnya akan menguntungkanmu mengingat toko ritel dan swalayan sudah menetapkan biaya tambahan untuk tiap kantong plastik yang konsumen minta. Per 1 Maret 2019 lalu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memutuskan mengenakan tarif pada kantong plastik belanja minimal Rp200 per kantong. Tarif itu masih bisa naik. Aprindo memberikan keleluasaan pada para anggotanya untuk menyesuaikan harga kantong sesuai kebijakan masing-masing.

Kebijakan kantong plastik berbayar ini segera dan sudah mulai aktif di beberapa toko ritel terkemuka seperti Matahari, CircleK, Sogo, Ramayana, Yogya, Alfamart, dan Alfamidi. Selain itu, kebijakan serupa juga sudah berjalan cukup lama di Superindo.

Bagaimana? Apakah fakta-fakta di atas sudah menggugah niatmu untuk membawa tas belanja sendiri mulai sekarang? Yuk dicoba hari ini dan diulang kembali keesokan harinya. Tidak ada kebiasaan baik yang sia-sia. Lakukan sekarang dan sebarkan ke orang-orang di sekitarmu.

Bu Rina membawa tas belanja sendiri ketika belanja di supermarket tindakan Bu Rina tergolong