Prototipe yang bersifat nontangible dan memiliki biaya yang relative murah disebut dengan


 PROTOTIPE

1.     Pengertian Prototipe

Prototipe adalah perkiraan awal dari produk akhir yang dirancang. Prototipe memiliki tampilan dan fitur dari produk akhir tetapi belum memiliki fungsional secara penuh (Chandra dan Jumeno, 2010).

Prototipe dapat didefinisikan sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Dengan difinisi ini, setiap wujud yang memperlihatkan sedikitnya satu aspek produk yang menarik bagi tim pengembangan dapat ditampilkan sebagai sebuah prototipe. Membuat prototipe merupakan proses pengembangan perkiraan-perkiraan semacam itu dari produk (Ulrich & Eppinger, 2001)

Prototipe dapat diklasifikasikan di antara dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah tingkat  dimana  sebuah  prototipe  merupakan  suatu bentuk fisik sebagai lawan dari analitik. Prototipe fisik merupakan bentuk nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk. Aspek-aspek dari produk yang diminati oleh tim pengembangan secara nyata dibuat menjadi suatu benda untuk pengujian dan percobaan. Dimensi yang kedua adalah tingkat dimana suatu prototipe merupakan prototipe yang menyeluruh sebagai lawan dari terfokus. Prototipe yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototipe yang menyeluruh dapat disamakan dengan pemakaian sehari- hari dari kata prototipe, yaitu merupakan sebuah skala keseluruhan, versi kerja keseluruhan dari produk.

Prototipe menyeluruh adalah yang diberikan kepada pelanggan untuk mengidentifikasi kekurangan dari desain sebelum memutuskan untuk diproduksi. Sedangkan prototipe terfokus mengimplementasikan satu atau sedikit sekali atribut produk (Ulrich & Eppinger, 2001).

Dalam proyek pengembangan produk, prototipe digunakan untuk empat tujuan, yaitu:

1.     Pembelajaran

Prototipe sering digunakan untuk menjawab dua macam pertanyaan ”Akankah dapat bekerja?” dan”Sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?” Saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe diperlakukan sebagai alat pembelajaran.

2.   Komunikasi

Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar karena sebuah gambaran, alat, tampilan 3D dari produk lebih mudah dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.

3.   Penggabungan

Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen-komponen dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif  sebagai  alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena prototipe ini membutuhkan perakitan dan keberhubungan fisik dari seluruh bagian dan subasembli yang membentuk sebuah produk.

4.   Milestones

Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan.

2.     Tipe – tipe Prototipe

             Prototype dapat diklasifikasikan diantara dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah tingkat dimana sebuah prototype merupakan bentuk fisik dan kebalikannya adalah bentuk analitik. Prototipe fisik merupakan benda nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk. Aspek-aspek dari produk yang diminati oleh tim pengembang secara nyata dibuat menjadi suatu benda untuk pengujian dan percobaan. Prototype analitik merupakan prototype yang bersifat nontangible seperti model matematik,simulai, dan lain-lain.

·       Prototype fisik dibutuhkan untuk mendeteksi fenomena-fenomena yang tidak terantisipasi. Bila dijalankan maka prtotipe fisik akan menjalankan fungsi sesuai dengn produk asli. Maka jika terjadi ketidakseuiaian seperti dalam rancangan, akan mudah terdeteksi.

·        Prototype analitik lebih fleksibel daripada prototype fisik. Hal ini terjadi karena biaya yang dikeluarkan pada prototype analitik lebih murah dibandingkan fisik yang sudah mulai dibuat dengan proses manufaktur.

              Dimensi kedua adalah tingkatan dimana sebuah prototype merupakan prototype yang menyeluruh sebagai lawan dari terfokus.

·       Prototype yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototype menyeluruh dapat disamakan dengan pemakaian sehari-hari.

·       Prototipe terfokus menggambarkan hanya sebagian dari produk, untuk memenuhi kepentingan tertentu.

Prototipe yang bersifat nontangible dan memiliki biaya yang relative murah disebut dengan

3.     Pengelompokan prototype

            Prototype dapat dibagi dalam enam kelompok:

1. Prototype pembuktian konsep, Digunakan untuk menjawab kelayakan produk. Fokus pembahasan dalam prototipe ini adalah komponen atau subsistem. Kegiatan ini dilakukan setelah pengembangan konsep atau dalam pemilihan konsep.

2. Prototype rancangan industry, digunakan untuk memperlihatkan tampilan dan kesan dari produk. Biasanya prototype ini menggunakan bahan sederhana seperti foam sehingga dapat digunakan untuk memperlihatkan beberapa variasi dengan proses pembuatan prototipe yang tepat.

3. Prototype rancangan percobaan, focus prototype ini adalah untuk memodelkan suatu subsistem dari suatu produk dalam rangka mencapai tergaet performansi yang ditetapkan.

4. Alfa prototype, proptotipe yang dibuat untuk melihat komponendari produk yang diharapkan. Komponen memiliki bentuk geometrid an material yang identik dengan produk yang akan diproduksi. Prototype ini merupakan sistem konstruksi pertama dari subsistem. Yang secara individual telah dibuktikan performansinya dalamprototipe sebelumnya.

5. Beta prototype, prototype yang dibuat sesuai dengan proses sesungguhnya, tetapi munkin tidak dirakit dengan proses perakitan sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk melihat performansi dan reliability dalam rangka mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk produk akhir

6. Prototype praproduksi, adalah percobaan produksi untuk kapasitas terbatas.

Prinsip Pembuatan Prototype

· Beberapa prinsip berguna sebagai pemandu keputusan tentan prototype selama pengembangan produk. Prinsip-prinsip ini menunjukkan keputusan terhadap tipe prototype mana yang harus dibuat dan bagaimana memasukkan prototype dalam rencana pengembangan

· Prototipe analitik umumnya lebih fleksibel karena merupakan perkiraan matematis dari produk, maka secara umum akan menampilkan rancangan alternative. Pengubahan parameter dalam prototipe ini lebih mudah. Perubahan besar juga lebih dimungkinkan. Prototype analitikdigunakan untuk mempersempit jarak parameter kemungkinan dan kemudian prototype fisik digunakan untukmenyesuaikan atau menegaskan rancangan.

· Prototipe fisik dibutuhkan untuk menemukan fenomena yang tidak dapat diduga yang sama sekali tidak berhubungan dengan tujuan semula. Prototipe fisik tidak hanya melihat bentuk geometrisnya tetapi juga hal-hal yang mempengaruhinya serta ergonomis alat.

· Prototipe dapat mengurangi resiko yang merugikan dalam pengembangan produk. Hasil sebuah pengujian mungkin mengharuskan pengulangan karena ketidaksesuaian fungsi.

· Keuntungan yang dapat diperkirakan dari prototype dalam mengurangi resiko harus dipertimbangkan dengan waktu dan uang yang dibutuhkan Perancangan dan Pengembang Produk/ Prototipe Brawijaya University 2012 untuk membuat dan mengevaluasi prototype. Produk dengan resiko tinggi atau yang tidak pasti, produkdengan biaya kegagalan tinggi, teknologi baru, atau produk yang bersifat revolusioner akan diuntungkan dengan adanya prototype. Sebaliknya, produk dengan biaya kegagalan rendah dan dengan teknologi yang sudah ada tidak memperoleh keuntungan pengurangan resiko daripembuatan prototype.

· Kadangkala penambahan tahap singkat pembuatan prototype dapat membuat kegiatan selanjutnya selesai lebih cepat dibandingkan jika tidak membuat prototype.



Page 2