Besar kecilnya interaksi antarpusat pertumbuhan dapat ditentukan oleh beberapa faktor

Besar kecilnya interaksi antarpusat pertumbuhan dapat ditentukan oleh beberapa faktor

Besar kecilnya interaksi antarpusat pertumbuhan dapat ditentukan oleh beberapa faktor
Lihat Foto

KEMDIKBUD

Ilustrasi letak astronomis Indonesia.

KOMPAS.com – Tidak hanya manusia yang membutuhkan orang lain, wilayah pun juga membutuhkan wilayah lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Tidak ada satu wilayah pun yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itulah terjadi interaksi antarwilayah demi memenuhi kebutuhan masing-masing.

Interaksi wilayah atau disebut juga interaksi keruangan merupakan suatu hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menyebabkan gejala, kenampakan, atau permasalahan baru.

Interaksi keruangan dapat dijelaskan melalui teori interaksi keruangan, seperti yang dikemukakan oleh W.J. Reilly dan K.J. Kansky. Tidak hanya menjelaskan interaksi keruangan, teori tersebut juga bisa diterapkan dalam perencanaan pembangunan wilayah.

Baca juga: Konsep Wilayah dan Pewilayahan: Definisi serta Pembagiannya

Jenis teori interaksi keruangan

Ada tiga jenis teori interaksi keruangan yang bisa diterapkan dalam perencanaan pembangunan, di antaranya:

Teori gravitasi pertama kali dicetuskan oleh Sir Issac Newton pada tahun 1687. Teori ini menjelaskan bahwa dua benda yang mempunyai massa tertentu akan memiliki gaya tarik menarik antara keduanya yang dikenal sebagai gaya gravitasi.

Model gravitasi milik Newton tersebut kemudian diadaptasi oleh W.J. Reilly, seorang ahli geografi untuk menetapkan lingkup dari suatu daerah sekeliling kota.

Dilansir dari artikel jurnal Model Gravitasi sebagai Alat Pengukur Hinterland dari Central Palace (2000) karya Prasetyo Soepono, model ini menyatakan bahwa titik di mana perdagangan dibagi dua antara dua kota berlangsung melalui suatu titik di mana rasio jarak yang berpangkat dua sama dengan rasio penduduk.

Baca juga: Perkembangan Wilayah Indonesia

Model ini bisa diterapkan apabila kondisi wilayah-wilayah yang dibandingkan memiliki persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut, yaitu:

  1. Kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, mata pencaharian, modilitas dan kondisi sosial budaya penduduk setiap wilayah yang dibandingkan cenderung sama.
  2. Kesamaan kondisi alam, khususnya kondisi tipografi.
  3. Kesamaan sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan dua wilayah tersebut.
  • Teori titik henti (breaking point theory)

Teori ini merupakan hasil pengembangan dari model gravitasi Reilly. Teori ini menjelaskan tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi penduduknya.

tirto.id - Interaksi wilayah diperlukan untuk saling melengkapi berbagai macam kebutuhan yang mungkin tidak bisa dicukupi oleh sebuah wilayah.

Sebuah wilayah memerlukan kehadiran wilayah lain untuk tetap menjaga eksistensinya. Termasuk antara kota dan desa, keduanya saling berhubungan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan kepentingan. Kota dan desa melakukan interaksi wilayah.

Mengutip laman Sumber Belajar Kemendikbud, interaksi wilayah diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dua wilayah atau lebih. Pola interaksi itu bisa menimbulkan gejala, kenampakan, dan permasalahan baru, yang bisa muncul secara langsung atau tidak langsung.

Dalam interaksi wilayah, hal-hal yang akan terpengaruh sangat beragam karena merupakan sebuah hubungan timbal balik. Beberapa hal yang dapat muncul adalah pergerakan manusia, pergerakan informasi atau gagasan, dan pergerakan benda atau materi.

Pergerakan manusia, misalnya, bergeraknya orang dari desa ke kota, dan sebaliknya. Pergerakan informasi, contohnya, informasi keadaan suatu wilayah. Lalu, pergerakan benda seperti distribusi barang dari kota ke desa, atau sebaliknya.

Sementara itu, interaksi wilayah juga dapat menimbulkan gejala, kenampakan dan permasalahan baru. Hal ini dapat bermakna positif, tetapi bisa pula bersifat negatif.

Contoh kenampakan positif yaitu terjadi perkawinan antar-suku yang punya budaya berbeda. Dan, contoh permasalahan baru seperti urbanisasi yang tidak terkendali yang menimbulkan kekurangan sumber daya manusia di suatu wilayah.

Baca juga: Mengenal Objek, Konsep, Prinsip dan Pendekatan Geografi

Edward Ullman, pakar geografi dari Amerika Serikat menemukan, interaksi wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Potensi berbeda yang dimiliki tiap wilayah membuat berbagai wilayah menciptakan hubungan timbal balik untuk tujuan saling melengkapi (regional complementarity).

2. Muncul kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity). Kedua wilayah mempunyai hubungan timbal balik dan tidak ada pihak ketiga yang membatasi kesempatan itu. Kehadiran pihak ketiga dapat menghambat atau melemahkan interaksi wilayah.

3. Terdapat kemudahan pada urusan pemindahan atau transfer dalam ruang. Artinya, perpindahan baik manusia, informasi, hingga barang dapat dilakukan dengan mudah. Biasanya hal-hal itu berpengaruh pada biaya transportasi, jarak, dan sebagainya. Transfer lancar maka lebih besar lagi arus komoditas.

Kekuatan Interaksi Wilayah

Interaksi wilayah antara kota dan desa sangat penting agar masing-masing mampu mencukupi kebutuhannya. Kekuatan interaksi kedua pun dapat diukur secara matematis. Mengutip dari Modul Geografi Kelas XII Tema 13: Interaksi Desa-Kota (Kemendikbud, 2020), setidaknya ada tiga rumus yang digunakan untuk menghitungnya.

1. Rumus Carrothers

Dalam rumus Carrothers, kekuatan hubungan ekonomis dua wilayah berbanding lurus dengan jumlah penduduk, dan berbanding terbalik dengan jaraknya. Jika dibuat dalam rumus matematika, pernyataannya sebagai berikut:

I = P1 x P2 / J

Keterangan:

I: Interaksi wilayah A-B

P1: Jumlah penduduk salah satu dari dua kota

P2: Jumlah penduduk dari kota yang lain

J: Jarak antara dua kota

2. Hukum Gravitasi

Hukum gravitasi dari Newton dapat pula diterapkan untuk menghitung kekuatan interaksi wilayah. Hukum tersebut menyatakan dua buah benda memiliki gerak tarik-menarik yang kekuatannya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda itu, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda tersebut. Rumus yang dipakai seperti berikut:

I AB = PA x PB / (DAB)²

Keterangan:

I AB: Interaksi wilayah A – B

PA: Jumlah penduduk wilayah A

PB: Jumlah penduduk wilayah B

DAB: Jarak wilayah A – B

3. Rumus Titik Henti

Dalam rumus ini, kekuatan interaksi dua wilayah ditentukan dengan rumus titik henti yang ditemukan William J. Reilly. Rumusnya sebagai berikut:

TH AB = J AB / 1 √ PA / PB

Keterangan:

TH AB: jarak lokasi titik henti yang dikur dari pertumbuhan dengan jumlah penduduk lebih kecil.

J AB: jarak antara pusat pertumbuhan A dan B

PA: jumlah penduduk pusat pertumbuhan A yang lebih besar

PAB: jumlah penduduk pusat pertumbuhan B yang lebih kecil

Baca juga: Ketahui Langkah Penelitian Geografi dari Rancangan hingga Publikasi

Baca juga artikel terkait INTERAKSI DESA KOTA atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/ibn)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Besar kecilnya interaksi antarpusat pertumbuhan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya transportasi. Bagaimana peran transportasi terhadap kekuatan interaksi antarpusat pertumbuhan?

Transportasi membawa pengaruh peningkatan mobilitas barang, ide/gagasan, dan manusia. Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dan konsumen. Pusat pertumbuhan dapat memiliki pengaruh terhadap wilayah yang lain apabila terdapat sarana transportasi yang efisien dan biaya yang minimal. Semakin cepat gerakan distribusi, maka akan meningkatkan produktivitas. Dengan transportasi yang baik akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk di wilayah luar dan pusat pertumbuhan. 

------------#------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Newer Posts Older Posts