Singkawang (Kemenag) --- Kota Singkawang dinobatkan menjadi Kota Paling Toleran se-Indonesia Tahun 2021. Predikat ini disematkan berdasarkan Indeks Kota Toleran 2021 yang dilansir oleh Setara Institute. Penghargaan itu diserahkan di Jakarta pada 30 Maret 2022. Direktur Pendidikan Agama Islam Amrullah memberikan apresiasi atas prestasi ini. “Kami menyampaikan ucapan selamat dan mengapresiasi capaian monumental tersebut,” kata Amrullah, saat berkunjung ke Kota Singkawang, Kamis (7/4/2022). Kunjungan ini dimaksudkan untuk memperkuat silaturahmi dan memotret profil Pendidikan Agama Islam dan kontribusinya dalam mendukung capaian Kota Singkawang sebagai Kota Paling Toleran se-Indonesia Tahun 2021. Kunjungan dilakukan di SMPN 19 Kota Singkawang. Hadir, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Nahruji Sudiman, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang, Mukhlis, Pengembang Tenaga Pendidikan (PTP) Bidang PAKIS, Karina, dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat PAI, Rizky FA. Kepala SMPN 19 Kota Singkawang, Eva Purwanti, menjelaskan tentang toleransi yang berkembang di lembaganya. “Para siswa kami biasakan untuk saling menghargai perbedaan, baik agama, suku, budaya, dan bahasa dalam keseharian mereka,” jelasnya. Eva menambahkan, para siswa juga terbiasa mendukung dan memeriahkan kegiatan Hari Besar seluruh agama yang berbeda di lembaganya. Selain itu, mantan Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Singkawang tersebut juga menjelaskan aspek budaya yang turut mendukung penguatan karakter siswa dan Pendidikan Agama Islam. “Kesenian Barongsai dan Tundang ikut dimainkan oleh para pelajar Muslim, Buddha, dan Katolik. Dari praktik seperti ini dan pembiasaan toleransi berbahasa, mereka belajar untuk saling menghargai perbedaan dan khazanah keragaman,” jelasnya. Dalam kesempatan kunjungan tersebut, Kepala Kemenag Kota Singkawang, Mukhlis, dan Kasubag TU Direktorat PAI, Rizky FA menyosialisasikan empat buku modul Moderasi Beragama di SMPN 19 Kota Singkawang. Kunjungan disertai dengan dialog dan curah pendapat dengan para siswa mengenai moderasi dan toleransi beragama. “Di sekolah, kami dibiasakan untuk mengembangkan sikap saling menghargai perbedaan. Sekolah kami diisi berbagai siswa yang beragam latar belakang suku dan agamanya, mulai dari Tionghoa, Melayu, Dayak, Batak, Madura, Jawa, Bugis,dan Sunda,” kata Timothy Edward, salah satu siswa kelas IX.
Aksi Ekstrim Tatung di Cap Go Meh Singkawang 2018 (Randy/detikTravel)
Singkawang - Setara Instute menetapkan Kota Singkawang sebagai peringkat pertama kota toleran di Indonesia 2018. Masyarakat Singkawang sangat unik dan plural sekali dan tidak ada yang dominan di Singkawang. "Kebutuhan terhadap keharmonisan ini adalah menjadi kebutuhan kita dan ini mengharuskan pemerintah dan masyarakat sipil harus mampu memelihara dan mewujudkan kualitas toleransi dalam rangka kita mewujudkan kehidupan harmonis dalam keberagaman," kata Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan di Pontianak sebagaimana dilansir Antara, Senin (10/12/2018).Ia mengungkapkan masyarakat Singkawang sangat unik dan plural sekali dan tidak ada yang dominan di Singkawang. "Nah, pemikiran ini yang selalu kami tanamkan jangan menjadi individu yang merasa dominan. Sehingga kita bisa saling menghargai," ujarnya. Dia mengemukakan selama dua tahun Singkawang mendapatkan predikat ini, tentu akan menjadi tricker bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang untuk memberikan dalam pertemuan-pertemuan, sehingga masyarakat Singkawang ikut bertanggungjawab secara moril guna menjaga kotanya. "Ketika kami ada sedikit konflik atau debat panas, maka dengan atas nama toleran Alhamdulillah semua sejuk," tambahnya. Menurutnya pada visi misi Pemkot Singkawang telah menetapkan yang paling atas adalah harmonisasi dalam keberagaman agama, budaya dan etnis. "Jadi itu visi misi kami, dan kami berjanji akan mempertahankan predikat ini melalui visi misi kami," katanya. Dalam hal ini, lanjutnya negara harus hadir dan jangan tanggung-tanggung. Karena kebutuhan keharmonisan dan toleran ini bukan hanya kebutuhan 10 kota dan bukan 98 kota, tapi seluruh negeri butuh kehidupan damai, tentram, harmonis, dan bisa saling menghargai dalam keberagaman satu sama lain. "Sehingga Pancasila, NKRI, keberagaman dan Kebhinekaan Tunggal Ika tetap terpelihara di bumi Indonesia," sebutnya. Sementara itu, Ketua Setara Instute, Hendardi mengatakan dalam konteks ke Bhinnekaan Indonesia, toleransi akan memberikan penguatan keberagaman agama, bahasa, budaya, etnisitas dan sub sosial cultural lainnya merupakan kekayaan bersama bangsa Indonesia."Dengan toleransi maka dipermudah hidup harmonis di tengah keberagaman dan perbedaan RAS, etnis, agama dan identitas diri serta lainnya," katanya. Menurutnya ke Bhinnekaan untuk menyatukan bukan mencerai beraikan. Perbedaan bukanlah dalih berkonflik antar warga negara. Berdasarkan hasil penilaian Setara Institute pada Indeks Kota Toleran (IKT) 2018, bahwa 10 kota dengan skor tertinggi adalah sebagai berikut, peringkat 1 Kota Singkawang dengan skor 6,513, peringkat 2 Salatiga (6,477), peringkat 3 Pematang Siantar (6,280), peringkat 4 Manado (6,030), peringkat 5 Ambon (5,960). Sementara peringkat 6 Kota Bekasi (5,890), peringkat 7 Kupang (5,857), peringkat 8 Tomohon (5,833), peringkat 9 Binjai (5,830) dan peringkat 10 Surabaya (5,823). Saksikan juga video 'Toleransi di Jakarta Rendah, Mendagri: Sedih Sekali': [Gambas:Video 20detik] Singkawang - Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), dinobatkan sebagai kota paling toleran di Indonesia. Adapun peringkat paling bawah adalah Tanjung Balai, Sumut. Kota Singkawang saat ini dipimpin Wali Kota Tjhai Chui Mie, sedangkan wakil wali kota dijabat H Irwan. Pada 14 November 2018, Tjhai Chui Mie diangkat sebagai Warga Kehormatan Korps Brimob Polri. Tahun ini Kota Singkawang memasuki usia ke-17. Di tahun ini pula, Kota Singkawang untuk yang pertama kalinya mendapatkan predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Selain itu, Kota Singkawang meraih penghargaan Ki Hajar Dewantara Award 2018 untuk bidang pendidikan berbasis teknologi Informasi serta Penghargaan Kota Peduli Hak Asasi Manusia selama dua tahun berturut-turut, yaitu 2016 dan 2017."Saya ingin menyampaikan bahwa momentum peringatan HUT ke-17 pembentukan Kota Singkawang ini merupakan momentum pertama bagi saya selaku wali kota bersama H Irwan selaku wakil wali kota. Untuk itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas partisipasi dan peran serta aktifnya dalam pembangunan," ucap Tjhai Chui Mie sebagaimana dikutip dari website Pemkot Singkawang, Senin (10/12/2018). Saksikan juga video 'Toleransi di Jakarta Rendah, Anies Diminta Tiru Wali Kota Bekasi': [Gambas:Video 20detik] (asp/rvk) |