Upanisad adalah salah satu kelompok pustaka suci Veda. Namun demikian seperti layaknya umat Hindu lainnya yang melongo jika ditanya apa dan bagaimana kitab suci Veda, Upanisad sebagai bagian Veda yang lebih spesifik mungkin lebih tidak dikenal lagi oleh mereka. Paling banter umat Hindu hanya tahu bahwa Upanisad berasal dari urat kata “Upa” (dekat), “Ni” (di tempat yang lebih di bawah) dan “Sad” (duduk). Sehingga berdasarkan buku-buku pelajaran resmi di bangku sekolah umat Hindu memahami bahwa kitab Upanisad adalah kitab yang ajarannya diterima dengan duduk dekat di bawah kaki padma seorang guru kerohanian. Lalu apa isi kitab Upanisad dan apa esensi spiritual yang terkandung di dalamnya? Saya yakin sebagian besar orang Hindu hanya bisa melongo membisu. Sumber-sumber ortodok menggolongkan Upanisad sebagai kelompok kitab Sruti yang posisinya sebagai śākhā atau penjabaran kitab-kitab Catur Veda. Kitab Muktika Upanisad menyebutkan bahwa terdapat 108 kitab upanisad yang masing-masing terdiri dari 10 Upanisad yang merupakan śākhā dari Rg. Veda, 16 Upanisad yang merupakan śākhā dari Sama Veda, 51 Upanisad yang merupakan śākhā dari Yajur Veda dan 31 Upanisad yang merupakan śākhā dari Atharva Veda. Ke-108 Upanisad tersebut adalah sebagai berikut: Upanisad yang merupakan śākhā Rg. Veda: 1 Aitareya Upanisad 2 Aksha-Malika Upanisad 3 Atma-Bodha Upanisad 4 Bahvricha Upanisad 5 Kaushitaki-Brahmana Upanisad 6 Mudgala Upanisad 7 Nada-Bindu Upanisad 8 Nirvana Upanisad 9 Saubhagya-Lakshmi Upanisad 10 Tripura Upanisad Upanisad yang merupakan śākhā Shuklapaksha Yajur Veda (Yajur Veda putih) 11 Adhyatma Upanisad 12 Advaya-Taraka Upanisad 13 Bhikshuka Upanisad 14 Brihadaranyaka Upanisad 15 Hamsa Upanisad 16 Isavasya Upanisad 17 Jabala Upanisad 18 Mandala-Brahmana Upanisad 19 Mantrika Upanisad 20 Muktika Upanisad 21 Niralamba Upanisad 22 Paingala Upanisad 23 Paramahamsa Upanisad 24 Satyayaniya Upanisad 25 Subala Upanisad 26 Tara-Sara Upanisad 27 Trisikhi-Brahmana Upanisad 28 Turiyatita-Avadhuta Upanisad 29 Yajnavalkya Upanisad Upanisad yang merupakan śākhā Krishnapaksha Yajur Veda (Yajur Veda hitam) 30 Akshi Upanisad 31 Amrita-Bindhu Upanisad 32 Amrita-Nada Upanisad 33 Avadhuta Upanisad 34 Brahma-Vidya Upanisad 35 Brahma Upanisad 36 Dakshinamurti Upanisad 37 Dhyana-Bindu Upanisad 38 Ekakshara Upanisad 39 Garbha Upanisad 40 Kaivalya Upanisad 41 Kalagni-Rudra Upanisad 42 Kali-Santarana Upanisad 43 Katha Upanisad 44 Katharudra Upanisad 45 Kshurika Upanisad 46 Maha-Narayana (or) Yajniki Upanisad 47 Pancha-Brahma Upanisad 48 Pranagnihotra Upanisad 49 Rudra-Hridaya Upanisad 50 Sarasvati-Rahasya Upanisad 51 Sariraka Upanisad 52 Sarva-Sara Upanisad 53 Skanda Upanisad 54 Suka-Rahasya Upanisad 55 Svetasvatara Upanisad 56 Taittiriya Upanisad 57 Tejo-Bindu Upanisad 58 Varaha Upanisad 59 Yoga-Kundalini Upanisad 60 Yoga-Sikha Upanisad 61 Yoga-Tattva Upanisad Upanisad yang merupakan śākhā Sama Veda 62 Aruni (Aruneyi) Upanisad 63 Avyakta Upanisad 64 Chandogya Upanisad 65 Darsana Upanisad 66 Jabali Upanisad 67 Kena Upanisad 68 Kundika Upanisad 69 Maha Upanisad 70 Maitrayani Upanisad 71 Maitreya Upanisad 72 Rudraksha-Jabala Upanisad 73 Sannyasa Upanisad 74 Savitri Upanisad 75 Vajrasuchika Upanisad 76 Vasudeva Upanisad 77 Yoga-Chudamani Upanisad Upanisad yang merupakan śākhā Atharva Veda 78 Annapurna Upanisad 79 Atharvasikha Upanisad 80 Atharvasiras Upanisad 81 Atma Upanisad 82 Bhasma-Jabala Upanisad 83 Bhavana Upanisad 84 Brihad-Jabala Upanisad 85 Dattatreya Upanisad 86 Devi Upanisad 87 Ganapati Upanisad 88 Garuda Upanisad 89 Gopala-Tapaniya Upanisad 90 Hayagriva Upanisad 91 Krishna Upanisad 92 Maha-Vakya Upanisad 93 Mandukya Upanisad 94 Mundaka Upanisad 95 Narada-Parivrajaka Upanisad 96 Nrisimha-Tapaniya Upanisad 97 Para-Brahma Upanisad 98 Paramahamsa-Parivrajaka Upanisad 99 Pasupata Brahmana Upanisad 100 Prasna Upanisad 101 Rama Rahasya Upanisad 102 Rama-Tapaniya Upanisad 103 Sandilya Upanisad 104 Sarabha Upanisad 105 Sita Upanisad 106 Surya Upanisad 107 Tripadvibhuti-Mahanarayana Upanisad 108 Tripura-Tapini Upanisad Meskipun dikatakan sebagai śākhā dari Catur Veda, namun beberapa sumber sloka menyebutkan bahwa apa yang dijabarkan dalam Upanisad kedudukannya secara spiritual lebih tinggi dari pada kitab-kitab catur Veda. Dalam Mundaka Upanisad 1.1.4-5 diakatakan, “Dua jenis pengetahuan harus dipahami: begitulah Yang Maha Tahu akan Brahman telah menyampaikan. Pengetahuan ini adalah pengetahuan yang lebih rendah dan pengetahuan yang lebih tinggi”. “Yang termasuk dalam pengetahuan yang lebih rendah adalah Rig Veda, Yajur Veda, Sama Veda, Atharva Veda, fonetik, ritual, tata bahasa, etimologi, prosodi, dan astronomi. Namun yang lebih tinggi adalah pengetahuan yang dapat dicapai melalui Yang Tak Termusnahkan”. Secara filosofis, apa yang disampaikan dalam upanisad memang jauh berbeda dengan apa yang disampaikand alam Catur Veda. Jika dalam Catur Veda penuh dengan berbagai macam panduan ritual pemujaan kepada para dewa, maka dalam Upanisad sudah tidak lagi membahas masalah ritual tetapi sudah mengarah kepada filsafat murni. Upanisad mengupas tuntas tiga masalah utama, yaitu tentang kedudukan sang diri sebagai Atman (jiva), keberadaan Tuhan (Brahman) dan hubungan antara kita sebagai Atman dan Brahman. Pengetahuan mengenai Atman dan dengan hubungannya dengan Brahman inilah yang disebut sebagai Brahma Vidya atau yang dalam Bhagavad Gita dikatakan sebagai pengetahuan rahasia yang paling tinggi. Meskipun Veda sendiri sudah menyatakan bahwa ada 108 Upanisad, namun dewasa ini bermunculan berbagai jenis kitab Upanisad yang baru. Beberapa diantaranya seperti Jesus Upanisad yang mengagungkan masalah ketuhanan Yesus. Akbar Upanisad dan juga Allah Upanisad yang mengagungkan tentang Allah dan Muhammad. Tentu saja keberadaan upanisad-upanisad aspal, asli tapi palsu ini sudah dapat dideteksi dengan mudah oleh penganut Veda yang sudah menguasai Veda dengan baik. Seorang Brahmacari yang mempelajari Veda dengan tekun dalam sebuah Guru Kula (garis perguruan) akan dibekali dengan pengetahuan fonetik, ritual, tata bahasa, etimologi, prosodi, dan astronomi dari kitab-kitab Siksa, Vyakarana, Nirukta, Chanda, Kalpa dan Jyotisa yang tergabung dalam bagian Vedanga. Dengan pengetahuan dasar ini, seorang penekun Veda akan mengetahuai bahwasanya jumlah susunan kitab-kitab Veda, susunan sloka demi sloka (anustup), cara pelantunan dan sebagainya adalah memiliki aturan-aturan pokok khusus. Dengan demikian jika ada kitab-kitab aspal yang diklaim sebagai bagian pustaka suci Veda tetapi menyimpang dari aturan-aturan ini maka seorang penekun Veda sudah pasti bisa mengetahui. Apa lagi fakta mengatakan bahwa semua kitab Upanisad merangkum filosofi ketuhanan dan mengenai sang diri, sehingga jika ada kitab yang dikatakan sebagai Upanisad tetapi malah membahas masalah Nabi Muhammad, Yesus atau masalah material lainnya maka sudah barang tentu bisa langsung kita pertanyakan kebenarannya. Om Tat Sat Zaman Upanisad (bisa disebut juga Periode Upanisad) adalah salah satu periodisasi dari perkembangan kebudayan India. Dalam perkembangan kebudayaan India yang juga menjadi rujukan kebudayaan Agama Hindu, terdapat 3 periodisasi utama yaitu Zaman Weda, Zaman Brahmana, dan Zaman Upanisad. Sumber pokok bagi zaman ini terdapat pada kitab-kitab yang disebut Upanisad. Kitab-kitab Upanisad diperkirakan muncul setelah kitab-kitab Brahmana yaitu sekitar 800 tahun sebelum Masehi. Jumlahnya amat banyak, lebih dari 200 judul, tetapi Muktika Upanisad menerangkan jumlahnya 108 buah dan banyak di antaranya berasal dari zaman yang tidak terlalu tua. Secara bahasa, Upanisad (Aksara Dewanagari: उपनिषद्, IAST: upaniṣad) berarti "duduk di bawah dekat guru".[1] Kata ini erat hubungannya dengan Sakha yaitu kelompok orang yang mempelajari Veda. Pada Sakha itu duduk beberapa murid terpilih (dipilih berdasarkan kesetiannya pada guru dan kejujurannya) di bawah mengelilingi seorang guru. Apa-apa yang diajarkan oleh guru tersebut kemudian dikumpulkan menjadi kitab Upanisad. Karena terdapat banyak Sakha, maka terdapat banyak pula kitab Upanisad. Pada zaman ini, keagamaan telah bersifat sebagai pengetahuan batin yang bertujuan mencapai kesempurnaan dan terlepas dari hidup kembali di dunia. Masyarakat Hindu percaya bahwa adanya kehidupan setelah kematian. Lingkaran terlahir, hidup, mati, dan kemudian terlahir kembali ke dunia ini disebut dengan Samsara. Keinginan untuk tidak dilahirkan kembali dan hidup abad dalam (Moksa) menjadi sebuah bentuk kesempurnaan yang dituju bagi masyarakat Hindu pada zaman Upanisad. Hasil perkembangan kebudayaan inilah yang kemudian menjadi intisari dari ajaran agama Hindu.
|