Berapa lama biasanya batuk pilek pada bayi sembuh

Selain frekuensinya yang lebih sering, bayi juga membutuhkan waktu yang lebih lama daripada orang dewasa untuk sembuh dari pilek. Ini karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang, alias belum sempurna. Bahkan, ketika berumur 0-12 bulan, Si Kecil bisa terserang pilek hingga 7 kali. Namun, Bunda tidak perlu khawatir berlebihan karena untungnya, bayi pilek bisa sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan obat-obatan.

Meski begitu, ada beberapa tanda yang harus Bunda perhatikan apabila bayi pilek. Jika Si Kecil menunjukkan berbagai gejala berikut, jangan ragu untuk segera membawa buah hati ke dokter atau unit gawat darurat rumah sakit secepatnya:

  • Apabila bayi umur 0-3 bulan yang terserang pilek disertai demam bersuhu 38 derajat Celsius atau lebih. Begitu juga jika bayi usia lebih dari 3 bulan memiliki suhu tubuh 38,89 derajat Celsius, atau terkena demam ringan yang berlangsung lebih dari 72 jam.
  • Jika bayi pilek disertai kesulitan bernapas atau jika napasnya cepat selama beberapa saat. Perhatikan juga jika Si Kecil membuat suara-suara aneh saat mengambil napas atau mengeluarkan suara keras saat tidur.
  • Tidak mau menyusu atau mengonsumsi makanan.
  • Bayi pilek disertai batuk yang tidak sembuh dalam waktu 72 jam, atau jika batuknya begitu parah hingga membuat Si Kecil mau muntah.
  • Pilek tidak sembuh-sembuh juga walau sudah seminggu.
  • Si Kecil rewel dan selalu mengantuk.
  • Si Kecil bersin-bersin, hidungnya berair, dan matanya merah. Ini tandanya buah hati Bunda menderita alergi.
  • Bayi pilek disertai dengan gejala lainnya seperti telinga sakit, warna bibir menjadi biru, tenggorokan sakit, atau leher mem Ini bisa menjadi gejala penyakit lain.

Melihat bayi pilek memang membuat kita sebagai orang tua terus merasa cemas. Faktanya, penyakit pilek ini tidak bisa dihindari. Namun setidaknya ada beberapa hal yang Bunda dan keluarga bisa lakukan untuk mengurangi potensi Si Kecil menjadi sakit.

  • Menyusui, ini merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi kesehatan buah hati bunda. Dengan menyusui, antibodi (zat kimia dalam darah yang melawan infeksi) yang ada dalam diri Bunda akan diturunkan ke tubuh buah hati. Pilek dan infeksi lainnya pun bisa ditangkis.
  • Jauhkan buah hati Bunda dari orang-orang yang sedang terkena pilek.
  • Pastikan Bunda dan keluarga untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang buah hati, sesudah mengganti popok, dan sebelum menyiapkan makanannya.
  • Pastikan agar buah hati cukup mendapatkan cairan. Jika Si Kecil masih di bawah usia 4 bulan, jangan pernah lupa memberikan ASI atau susu formula. Jika Si Kecil sudah berusia 9 bulan, Bunda juga bisa memberinya jus buah atau air putih. Ingat saja patokan ini, jika Si Kecil perlu ganti popok sebanyak 5 atau 6 kali sehari, itu tandanya tubuhnya mendapat cukup cairan.
  • Jangan pernah merokok dekat buah hati, karena anak-anak yang tinggal dengan perokok aktif cenderung lebih sering terserang pilek.

Yuk, Bunda, jangan ragu-ragu membawa bayi pilek ke dokter apabila Si Kecil menunjukkan tanda-tanda seperti yang disebutkan di atas. Bunda cepat tanggap, Si Kecil pun akan mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.

"Jika Si Kecil mengalami batuk, orangtua tentu khawatir. Apalagi jika batuk anak tidak sembuh-sembuh meski telah diberi obat bebas resep. Sebaiknya jangan biarkan kondisi tersebut berlangsung lama. Karena bisa jadi anak mengidap penyakit pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis, atau batuk rejan. Kondisi tersebut harus segera ditangani dokter."

Halodoc, Jakarta - Si Kecil sedang atau pernah mengalami batuk kronis yang tak kunjung membaik? Hmm, sebaiknya ibu jangan sekali-kali menganggap remeh kondisi ini. Alasannya jelas, bisa jadi batuk kronis menandai adanya penyakit yang lebih serius pada anak. Lantas, apa saja sih penyakit yang bisa membuat batuk pada anak tak kunjung sembuh?

1. Batuk Rejan

Batuk tak kunjung sembuh juga bisa disebabkan oleh penyakit ini. Batuk rejan merupakan infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang amat menular. Pengidapnya bisa mengalami batuk hingga tiba bulan lamanya. Nah, karena durasi tersebut, batuk rejan juga biasa disebut dengan “batuk seratus hari”.

Batuk seratus hari ini bisa mengancam nyawa bila terjadi pada lansia dan anak-anak, apalagi pada bayi yang belum cukup umur untuk mendapatkan vaksin pertusis. Batuk ini bisa dikenali dari rentetan batuk keras yang terjadi terus-menerus. Batuknya ditandai dengan tarikan napas panjang lewat mulut (whoop).

Fase pertama dari batuk rejan ini adalah masa di mana infeksi akan sangat rentan menular. Nah, di fase kedua manula mesti berhati-hati, jangan tunda untuk mendapatkan penanganan medis. Sebab fase ini memiliki tingkat risiko kematian yang paling tinggi.

2. Pneumonia

Penyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae ini, merupakan infeksi di unit penukar gas paru-paru (alveoli). Kondisi ini juga disebut sebagai radang paru yang terisi dengan cairan atau nanah.

Di Indonesia, penyakit pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Infeksi yang memicu inflasi pada kantong-kantong udara itu, bisa terjadi di salah satu atau kedua paru-paru. Imbasnya, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru akan membengkak dan dipenuhi cairan.

3. Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyebab batuk pada anak tak kunjung sembuh juga bisa disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini mengakibatkan paru menghasilkan lendir secara berlebihan. Gejala paling umum dari penyakit ini adalah batuk yang tak kunjung sembuh dengan lendir dahak berwarna agak kuning atau hijau.

Dari banyaknya jenis PPOK, emfisema merupakan salah satu penyakit PPOK yang bisa menyebabkan batuk terus-menerus. Jangan main-main dengan penyakit yang satu ini, pasalnya gangguan paru-paru ini bisa menghantui banyak orang, lho. Enggak percaya?

Menurut National Health Interview Survey di Amerika Serikat (AS), setidaknya lebih dari dua juta orang di sana mengidap emfisema.

4. Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) atau TBC merupakan penyakit yang menyerang paru-paru. Kita mesti hati-hati dengan penyakit ini, sebab TBC bisa mengakibatkan kematian bila tak ditangani dengan tepat. Mereka yang belum diperiksa dan diobati akan menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya.

Ingat, jangan sekali-kali meremehkan penyakit yang satu ini. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam banyak kasus TBC bisa sebabkan kematian pada pengidapnya. Nah, salah satu gejala umum dari TB adalah batuk yang terjadi secara terus (3 minggu atau lebih).

Biang keladi dari penyakit paru ini disebabkan oleh infeksi kuman atau bakteri. Namanya Mycobacterium tuberculosis. Meski bisa menular lewat percikan ludah pengidapnya, tetapi penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan lama dengan pengidapnya. Dengan kata lain, enggak semudah penyebaran flu.

Awas, Mycobacterium tuberculosis ini bisa berkembang biak hingga menyebabkan kerusakan pada alveolus. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, bakteri ini bisa terbawa bersama darah. Selanjutnya, bakteri ini akan menyerang ginjal, sumsum tulang belakang, dan otak, yang pada akhirnya TBC bisa mengakibatkan kematian.

5. Keluhan Lainnya

Selain empat penyakit di atas, batuk tak kunjung sembuh juga bisa disebabkan oleh kondisi lainnya. Seperti asma, GERD, bronkitis akut, infeksi saluran pernapasan, alergi, hingga virus flu.

Itulah yang perlu diketahui tentang batuk yang tak kunjung sembuh pada anak. Jika anak mengalami batuk dan tak kunjung sembuh juga, sebaiknya segera hubungi dokter di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Berapa lama biasanya batuk pilek pada bayi sembuh

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Chronic Cough.
WebMD. Diakses pada 2021. Your Child’s Cough.
Healthline. Diakses pada 2021. Tuberculosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Pneumonia.
Medscape. Diakses pada 2021. Drugs & Diseases. Pertussis.

Berapa lama biasanya batuk pilek pada bayi sembuh

Jika anak tiba-tiba batuk dan hidung meler bersamaan dengan kenaikan suhu tubuh, jangan buru-buru panik. Mungkin anak sedang terserang pilek biasa. Pilek bukan penyakit yang sepele, tapi biasanya anak bisa sembuh sendiri dengan perawatan di rumah. Walau begitu, orang tua tetap harus waspada dan tahu kapan saatnya untuk datang ke dokter anak.

Berapa lama biasanya batuk pilek pada bayi sembuh

Mengenal Pilek pada Anak

Selagi dalam masa pertumbuhan, bukan hanya tinggi dan berat badan anak yang bertambah. Daya tahan tubuh alias sistem imun anak juga terus mengalami peningkatan. Maka tak mengherankan bila pada masa ini, anak lebih mudah terkena penyakit, salah satunya adalah pilek.

Pilek adalah penyakit yang paling banyak diderita anak-anak daripada penyakit lain. Berdasarkan penelitian, pada dua tahun pertama kehidupan, kebanyakan anak bisa mengalami pilek delapan hingga sepuluh kali. Bila di rumah ada anak yang sudah berusia sekolah, kemungkinan anak lain mengalami pilek pun jadi lebih besar karena pilek mudah menular di kalangan anak.

Beberapa orang tua langsung membawa anaknya ke dokter anak ketika menunjukkan gejala pilek. Ini langkah yang baik untuk berjaga-jaga, terutama jika gejala pilek tak kunjung hilang meski sudah ada pengobatan di rumah. Tapi sebenarnya tidak ada obat khusus untuk pilek. Tujuan perawatan adalah meredakan gejala agar anak merasa lebih baik. Sebagian besar pilek dapat hilang sendiri dalam beberapa hari, tidak berujung pada penyakit parah.

Berikut ini beberapa fakta tentang pilek pada anak:

  • Anak-anak bisa mengalami pilek 6-8 kali tiap tahun. Anak yang sudah bersekolah atau biasa dititipkan di tempat penitipan mungkin lebih sering terkena pilek.
  • Anak yang berusia 6 tahun ke atas lebih jarang terserang pilek, kecuali pada anak berbakat alergi.
  • Risiko pilek pada anak lebih tinggi saat musim hujan.
  • Pemicu pilek adalah infeksi berbagai macam virus, terutama rhinovirus

Gejala Pilek pada Anak

Saat virus penyebab pilek masuk ke tubuh anak dan berlipat ganda, anak akan mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Hidung meler (pertama-tama yang keluar cairan bening, lalu lendir yang kental dan sering berwarna), tersumbat atau bersin.
  • Demam 38,3–38,9 derajat Celsius, terutama saat malam hari
  • Nyeri kepala dan mata berair
  • Batuk disertai nyeri dan gatal tenggorokan
  • Berkurangnya daya penciuman dan pengecapan
  • Tidak mau makan dan rasa lemas pada tubuh

Baca Juga:  Tips Buat Janji dengan Dokter Spesialis Kandungan

Penyebab Pilek pada Anak

Pilek terjadi karena infeksi virus yang berasal dari orang lain yang sedang terkena pilek. Virus itu membuat lapisan hidung dan tenggorokan meradang. Ada lebih dari 200 jenis virus yang bisa menyebabkan pilek, tapi kebanyakan penyebabnya adalah rhinovirus. Virus itu menyebar dengan tiga cara:

  • Udara: orang yang sakit pilek batuk atau bersin, lalu sejumlah kecil virus terhirup oleh anak yang berada di dekatnya.
  • Kontak langsung: orang yang sakit pilek menyentuh anak secara langsung, terutama bagian mulut, hidung, atau mata.
  • Kontak tidak langsung: orang yang sakit pilek menyentuh suatu benda, lalu benda itu disentuh oleh anak.

Diagnosis Pilek pada Anak

Diagnosis pilek ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pilek, pemeriksaan penunjang tidak memiliki peranan penting, kecuali jika dicurigai penyebab terjadinya pilek adalah suatu infeksi atau reaksi alergi. Maka pemeriksaan laboratorium darah  dan test alergen seperti patch test atau prick test dapat dilakukan.

Perawatan Pilek pada Anak

Tidak ada obat untuk menyembuhkan anak yang pilek. Biasanya anak sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 7-10 hari. Antibiotik tidak dapat menjadi obat karena pilek disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Dokter anak akan berfokus pada perawatan untuk membantu meredakan gejala hingga sembuh. Agar anak merasa lebih nyaman, biarkan mereka banyak beristirahat.

Cara lainnya adalah:

  • Memberikan banyak minum air putih atau jus buah segar
  • Menyuapi dengan sup hangat
  • Untuk meredakan hidung tersumbat, gunakan semprotan hidung mengandung garam yang bisa dibeli di apotek
  • Jauhkan anak dari asap rokok karena asap bisa membuat hidung dan tenggorokan makin teriritasi
  • Berikan obat penurun panas sesuai dengan resep dokter
  • Gunakan pelembap udara di kamar agar anak lebih mudah bernapas

Baca Juga:  Cara Memberikan ASI Eksklusif yang Tepat

Pencegahan Pilek pada Anak

Cara pencegahan pilek terbaik adalah menjaga jarak dengan orang yang sedang terkena pilek. Khususnya saat musim hujan, ketika lebih banyak orang berisiko sakit pilek. Bagi anak sekolah, gunakan masker jika banyak teman sekelas yang sedang pilek. Selain itu, biasakan anak rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Terutama sebelum dan sesudah makan. Bila tidak ada air dan sabun, gunakan hand sanitizer. Tujuannya adalah mematikan virus bila tersentuh tangan. Jangan lupa juga lakukan vaksinasi influenza untuk melindungi anak dari penyakit flu.

Kapan Harus ke Dokter Anak

Dikutip dari American Academy of Family Physicians, orang tua perlu segera membawa anak pilek ke dokter bila ia menunjukkan salah satu atau beberapa gejala ini:

  • Demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai 39,50 Celcius atau lebih.
  • Demam berlangsung lebih dari 3 hari.
  • Susah bernapas, bernapas dengan cepat atau mengi.
  • Warna kulit kebiruan.
  • Sakit telinga atau keluar cairan dari telinganya
  • Memperlihatkan gejala flu yang kemudian membaik, tetapi muncul lagi diikuti demam dan batuk yang lebih parah.
  • Kondisi medis kronis yang memburuk

Pilek yang berlangsung selama lebih dari dua minggu atau sering kambuh, bisa jadi sebenarnya tanda-tanda alergi atau sinusitis.

Narasumber

dr. Lili Sianawati Msc, SpA

Dokter Spesialis Anak

Primaya Hospital Semarang

Referensi:

DEGEORGE K.C, RING D.J, DALRYMPLE, S.N. Treatment of the Common Cold. Am Fam Physician. 2019 Sep 1;100(5):281-289.

Colds in children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2722603/. Diakses 2 Januari 2021

Approach to Common Cold in Children. https://jpedres.org/archives/archive-detail/article-preview/approach-to-common-cold-in-children/10159. Diakses 2 Januari 2021

Common Cold in Children. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=P02966. Diakses 2 Januari 2021

Common Cold. https://medlineplus.gov/commoncold.html. Diakses 2 Januari 2021

Influence of Attendance at Day Care on the Common Cold From Birth Through 13 Years of Age. https://jamanetwork.com/journals/jamapediatrics/fullarticle/191522. Diakses 2 Januari 2021

Bagikan ke :
Berapa lama biasanya batuk pilek pada bayi sembuh
Berapa lama biasanya batuk pilek pada bayi sembuh
Berapa lama biasanya batuk pilek pada bayi sembuh