Lihat Foto KOMPAS.com - Sesuai namanya, penyakit menular seksual atau sering disebut penyakit kelamin adalah penyakit yang dapat menyebar karena perilaku seksual. Penyakit jenis ini sudah cukup banyak dialami oleh masyarakat karena bisa menyerang siapapun. Walaupun begitu, Anda tetap bisa mencegah penyakit menular seksual dengan melakukan berbagai cara yang tepat. Yang perlu diingat adalah, jika Anda sudah pernah melakukan hubungan seks, Anda berpotensi untuk terkena penyakit menular seksual. Mengapa? Penyakit menular seksual menyerang semua orang tanpa pandang bulu Benar bahwa orang yang sering gonta-ganti pasangan dan orang yang melakukan seks sesama jenis lebih berisiko untuk terkena penyakit ini. Namun, data menunjukkan bahwa ibu rumah tangga pun ternyata berisiko untuk terkena penyakit akibat berhubungan seks. Berdasarkan data dari Pusat Data Informasi HIV/AIDS dari Kementerian Kesehatan, jumlah AIDS yang dilaporkan yang terbanyak adalah pada kelompok ibu rumah tangga, yaitu sebesar 6.539. Data ini dari tahun 1987 hingga 2014. Sudah jutaan orang terkena penyakit menular seksual dan jumlahnya akan terus bertambah Data menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, diperkirakan hampir 20 juta orang tertular penyakit menular seksual setiap tahunnya. Jumlah ini fantastis, yaitu setengah dari jumlah seluruh orang yang berusia 15-24 tahun. Data lainnya menyebutkan, 80% dari total orang yang aktif berkegiatan seksual sudah pasti pernah terkena salah satu penyakit kelamin, yaitu HPV. Bahkan, pada tahun 2015, penyakit seperti klamidia diperkirakan diderita oleh 65% dari semua pemuda berusia 15-24 tahun. Gonore menyusul di belakang dengan angka 50%. Ketiga, penyakit menular seksual sering tidak menimbulkan gejala Anda bisa jadi tidak sadar saat terserang penyakit tersebut karena banyak penyakit kelamin yang tidak menimbulkan gejala, terutama di awal-awal masa infeksi. Gejala baru akan muncul ketika penyakit sudah dikatakan parah. Baca juga: Apakah Kondom Bisa Mencegah Penyakit Menular Seksual? ILUSTRASI - Berikut adalah penyakit pada sistem reproduksi manusia dan upaya pencegahannya. Simak selengkapnya di sini.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah penyakit pada sistem reproduksi manusia dan upaya pencegahannya. Manusia mempunyai sistem reproduksi. Tentunya, sistem reproduksi pada laki-laki dan perempuan berbeda. Sistem reproduksi sangat rawan terhadap kelainan dan penyakit, sehingga harus dirawat kebersihannya. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia 1. HIV/AIDS Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh penderita. Saat ini penyakit yang disebabkan oleh HIV ini lebih dikenal dengan istilah AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). HIV dapat ditularkan dari orang tua (yang terinfeksi) kepada anaknya melalui transfusi darah yang terinfeksi, ditularkan akibat gaya hidup yang tidak baik, seperti pergaulan bebas dan menggunakan jarum suntik untuk obat terlarang seperti narkoba. 2. Gonore (GO) Kesehatan sistem reproduksi sangat krusial bagi setiap orang. Hal ini juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seseorang terutama terkait dengan memiliki keturunan. Ada beberapa penyakit pada sistem reproduksi dan cara pencegahannya yang perlu diantisipasi. 17 Aug 2020|Azelia Trifiana Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri Sistem reproduksi wanita rentan mengalami gangguan kesehatanPenyakit pada sistem reproduksi Kesehatan sistem reproduksi sangat krusial bagi setiap orang. Hal ini juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seseorang terutama terkait dengan memiliki keturunan. Ada beberapa penyakit pada sistem reproduksi dan cara pencegahannya yang perlu diantisipasi.Beberapa penyakit pada sistem reproduksi terjadi ketika perempuan memasuki fase menstruasi, beranjak dewasa, hingga saat berada di fase menopause. Faktor hormonal juga turut berpengaruh terhadap kondisi ini. Penyakit pada sistem reproduksiBeberapa penyakit pada sistem reproduksi yang paling umum terjadi, seperti:Penyakit ini terjadi ketika ada jaringan yang tumbuh di dinding uterus. Orang yang menderita endometriosis akan merasa nyeri terutama saat sedang menstruasi bahkan berpengaruh terhadap kesuburannya. Dibandingkan dengan perempuan subur, mereka yang menghadapi kesulitan memiliki keturunan 8 kali lebih rentan mengalami endometriosis.Cara mencegah endometriosis bisa dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, olahraga teratur, hindari stres, dan juga memilah apa saja yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan bergizi berperan penting terhadap kesehatan reproduksi seseorang.Jangan sepelekan kanker yang disebabkan human papillomavirus atau HPV yaitu kanker serviks. Setiap tahun, puluhan ribu perempuan menderita kanker serviks. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kesuburan seseorang. Namun, bisa dicegah dengan rutin melakukan pap smear terutama bagi yang sudah aktif berhubungan seksual dan melakukan vaksinasi HPV.Terkadang perempuan baru menyadari memiliki penyakit pada sistem reproduksi berupa PCOS ketika sedang menjalani program hamil. PCOS adalah singkatan dari polycystic ovary syndrome, yaitu munculnya kantong berisi cairan di salah satu atau kedua ovarium.PCOS ini berkaitan dengan hormon. Untuk mencegahnya, biasanya dokter akan menyarankan menjalani gaya hidup sehat dan aktif bergerak sehingga kesehatan sistem reproduksi lebih terjaga.Fibroid rahim atau uterine fibroid juga merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi yang kerap terjadi. Hanya saja, penderitanya kerap tidak mengalami gejala apapun. Dokter biasanya mendeteksi adanya fibroid ini saat melakukan pemeriksaan USG.Kedua jenis infeksi menular seksual di atas kerap terjadi dan mengganggu kesehatan reproduksi seseorang. Jika dibiarkan, penyakit seperti gonorrhea dan chlamydia bisa saja menyebabkan radang panggul. Dalam jangka panjang, masalah infeksi menular seksual juga bisa memicu infertilitas.Cara menghindari tertular infeksi menular seksual bisa dengan melakukan seks aman dengan memakai alat kontrasepsi. Selain itu, tidak gonta-ganti pasangan juga penting untuk memastikan tidak ada risiko penularan infeksi menular seksual.Sebagian besar kasus HIV pada perempuan diperoleh dari kontak langsung saat berhubungan seksual dengan pasangan. Tak hanya itu, berbagi jarum dengan orang yang terinfeksi juga merupakan media penularan HIV. Menghindari kedua pemicu itu juga merupakan cara mencegah penularan HIV/AIDS.Berkat majunya pengobatan modern, HIV bisa diatasi seperti halnya penyakit kronis lainnya. Tak sedikit penderita HIV yang kualitas hidupnya tetap baik bahkan memiliki keturunan. Dengan perawatan infertilitas khusus, kemungkinan menularkan virus pada bayi cukup rendah.Tak hanya pria dengan disfungsi ereksi, perempuan pun bisa mengalami disfungsi kehidupan seksual. Mulai dari seks terasa nyeri, tidak menarik, hingga banyak lagi kondisi yang dapat berpengaruh terhadap kesuburan.Cara mencegah terjadinya disfungsi seksual ada pada komunikasi. Jangan ragu mendiskusikan hal ini tak hanya kepada pasangan, tapi juga tenaga profesional. Dengan demikian, bisa diketahui akar masalah mengapa seseorang mengalami disfungsi seksual dan tak bisa menikmati hubungan intim dengan pasangan.Catatan dari SehatQBeberapa jenis penyakit pada sistem reproduksi dan cara pencegahannya terletak pada gaya hidup. Menjalani gaya hidup sehat secara konsisten sangat baik untuk kesehatan, tak hanya kesehatan reproduksi saja.Menjaga berat badan ideal tidak terlalu berat atau kurus juga berpengaruh terhadap peluang seorang perempuan memiliki keturunan. Bahkan bagi mereka yang tidak sedang menjalani program hamil sekalipun, kesehatan reproduksi sangat krusial dan berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari.penyakitkesehatan wanitahivWebMD. https://www.webmd.com/women/ss/slideshow-women-reproductive-problems Saat tubuh kurang olahraga, berbagai macam dampak buruk akan mulai menghantui kesehatan. Tidak hanya berat badan saja yang bisa meningkat, risiko penyakit jantung dan kanker juga semakin besar! Meski tidak sebanyak alergi telur atau kacang-kacangan, ada orang yang memiliki alergi ayam. Jenis alergi ini pun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman hingga berbahaya pada sebagian orang. Ini terjadi karena sistem imun justru menyerang alergen sebagai substansi yang berbahaya. 21 Agu 2020|Azelia Trifiana Cara mengurus jenazah corona yang benar menurut Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia perlu dipahami dan dilakukan secara hati-hati untuk mencegah penularan. Dijawab Oleh dr. Vina Liliana Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti Dijawab Oleh dr. Vina Liliana |