Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Show

Bumi  
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto Bumi, diambil oleh NASA

Penamaan

Nama alternatifTellus/Telluris atau Terra,[catatan 1] Gaia
Epos J2000,0[catatan 2]
Aphelion152.098.232 km
1,01671388 SA[catatan 3]
Perihelion147.098.290 km
0,98329134 SA[catatan 3]
Sumbu semi-mayor149.598.261 km
1,00000261 SA[1]
Eksentrisitas0,01671123[1]
Periode orbit365,256363004 hari[2]
1,000017421 tahun
Kecepatan orbit rata-rata29,78 km/s[3]
107.200 km/jam
Anomali rata-rata357,51716°[3]
Inklinasi7,155° ke ekuator Matahari
1,57869°[4] ke segi invariabel
Bujur node menaik348,73936°[3][catatan 4]
Gagasan perihelion114,20783°[3][catatan 5]
Satelit1 alami (Bulan),
1.070 buatan (pada 24 Oktober 2013 (2013-10-24)[update])[5]

Ciri-ciri fisik

Jari-jari rata-rata6.371,0 km[6]
Jari-jari khatulistiwa6.378,1 km[7][8]
Jari-jari kutub6.356,8 km
Kepepatan0,0033528[10]
Keliling khatulistiwa40.075,017 km (khatulistiwa)[8]
40.007,86 km (meridian)[11][12]
Luas permukaan510.072.000 km2[13][14][catatan 6]

148.940.000 km2 daratan (29,2 %)

361.132.000 km2 perairan (70,8 %)
Volume1,08321×1012 km3[3]
Massa5,97219×1024 kg[15]
3,0×10-6 Matahari
Massa jenis rata-rata5,515 g/cm3[3]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa9,780327 m/s2[16]
0,99732 g
Kecepatan bebas11,186 km/s[3]
Hari sideris0,99726968 d[17]
23h 56m 4,100s
Kecepatan rotasi1.674,4 km/j (465.1 m/s)[18]
Kemiringan sumbu23°26'21",4119[2]
Albedo0,367 (Geometri)[3]
0,306 (Bond)[3]
Suhu permukaan
   Kelvin
   Celsius
minrata-ratamaks
184 K[19]288 K[20]330 K[21]
−89,2 °C15 °C56,7 °C

Atmosfer

Tekanan permukaan101,325 kPa (MSL)
Komposisi78,08% nitrogen (N2)[3] (udara kering)
20,95% oksigen (O2)
0,93% argon
0,039% karbon dioksida[22]
Sekitar 1% uap cairan (bervariasi sesuai iklim)

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Atur Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Atur Surya. Bumi terkadang dikata dengan dunia atau Planet Biru.[23]

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama.[24] Biosfer Bumi kesudahan secara perlahan mengubah atmosfer dan keadaan fisik landasan lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan terlindung di daratan.[25] Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.

Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang merasakan pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Semakin dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air,[26] dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber cairan lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian akbarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan isi dalam terdiri dari besi padat, sedangkan isi luar berupa cairan yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di anggota mantel.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris.[catatan 7] Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang segi orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari).[27] Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi selang Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Bumi adalah tempat tinggal untuk jutaan makhluk hidup, termasuk manusia.[28] Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.[29] Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan tingkah laku yang dibuat militer.

Nama dan etimologi

Dalam bahasa Inggris modern, kata benda earth dikembangkan dari kata bahasa Inggris Menengah erthe (dicatat pada 1137), yang berasal dari kata bahasa Inggris Kuno eorthe (sebelum 725), sedangkan kata itu sendiri berasal dari kata Proto-Jermanik *erthō. Earth memiliki kata kerabat pada semua bahasa Jermanik lainnya, termasuk aarde dalam bahasa Belanda, Erde dalam bahasa Jerman, dan jord dalam bahasa Swedia, Denmark, dan Norwegia.[30] Earth adalah perumpamaan untuk dewi paganisme Jermanik (atau Jörð dalam mitologi Norse, ibu dari dewa Thor).[31]

Dalam bahasa Indonesia, kata bumi berasal dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah.

Komposisi dan yang dibangun

Bumi tergolong planet kebumian yang umumnya terdiri dari bebatuan, bukannya raksasa gas seperti Yupiter. Bumi adalah planet terbesar dari empat planet kebumian lainnya menurut ukuran dan massa. Dari keempat planet tersebut, Bumi merupakan planet dengan kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan tertinggi, medan magnet terkuat, dan rotasi tercepat,[32] dan diperkirakan juga merupakan satu-satunya planet dengan tektonik lempeng yang aktif.[33]

Bentuk

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Awan stratokumulus di atas Pasifik, dilihat dari orbit.

Bentuk Bumi lebih kurang menyerupai sferoid pepat, bola yang bentuknya tertekan pipih di sepanjang sumbu dari kutub ke kutub sehingga terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa.[34] Tonjolan ini muncul dampak rotasi Bumi, yang menyebabkan diameter khatulistiwa 43 km (kilometer) semakin akbar dari diameter kutub ke kutub.[35] Sebab hal ini, titik terjauh permukaan Bumi dari pusat Bumi adalah gunung api Chimborazo di Ekuador, yang tidak berdekatan 6.384 kilometer dari pusat Bumi, atau sekitar 2 kilometer semakin jauh jika dibandingkan dengan Gunung Everest.[36] Diameter rata-rata bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau lebih kurang setara dengan 40.000 km /π, sebab satuan meter pada awalnya dihitung sebagai 1/10.000.000 jarak dari khatulistiwa ke Kutub Utara melalui Paris, Perancis.[37]

Topografi Bumi merasakan deviasi dari bentuk sferoid ideal, meskipun dalam skala global deviasi ini tergolong kecil: Bumi memiliki tingkat toleransi sekitar 584, atau 0,17% dari sferoid sempurna, semakin kecil jika dibandingkan dengan tingkat toleransi pada bola biliar (0,22%).[38] Deviasi tertinggi dan terendah pada permukaan Bumi terdapat di Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Sebab benarnya tonjolan khatulistiwa, lokasi di permukaan Bumi yang berada sangat jauh dari pusat Bumi adalah puncak Chimborazo di Ekuador dan Huascarán di Peru.[39][40][41]

Komposisi kimiawi

Massa Bumi adalah sekitar 5.98×1024 kg. Komposisi Bumi sebagian akbarnya terdiri dari besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), belerang (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), dan aluminium (1,4%); sisanya terdiri dari unsur-unsur lainnya (1,2%). Dampak segregasi massa, anggota isi Bumi diyakini berisi besi (88,8%), dan sejumlah kecil nikel (5,8%), belerang (4,5%), dan kurang dari 1% unsur-unsur lainnya.[43]

Ahli geokimia F. W. Clarke menghitung semakin dari 47% kerak Bumi berisi oksigen. Konstituen batuan yang umumnya terdapat pada kerak Bumi hampir semuanya merupakan senyawa oksida; klorin, belerang, dan fluor adalah tiga pengecualian, dan jumlah total kandungan unsur ini dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida utama yang terkandung dalam kerak Bumi adalah silika, alumina, besi oksida, kapur, magnesia, kalium, dan soda. Silika pada umumnya berfungsi sebagai asam, yang membentuk silikat, dan mineral sangat umum yang terdapat pada batuan beku adalah senyawa ini. Sesuai analisisnya terhadap 1.672 jenis batuan di kerak Bumi, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% kerak Bumi terdiri dari 11 oksida (lihat tabel di sebelah kanan).[44]

Yang dibangun dalam

Interior Bumi, seperti halnya planet kebumian lainnya, dibagi menjadi sejumlah lapisan menurut kandungan fisika atau kimianya (reologi). Namun, tidak seperti planet kebumian lainnya, Bumi memiliki isi luar dan isi dalam yang berbeda. Lapisan luar Bumi secara kimiawi berupa kerak padat silikat yang diselimuti oleh mantel viskose padat. Kerak Bumi dipisahkan dari mantel oleh diskontinuitas Mohorovičić, dengan ketebalan kerak yang bervariasi; ketebalan rata-ratanya adalah 6 km di bawah samudra dan 30-50 km di bawah daratan. Kerak Bumi, serta anggota kaku dan dingin di puncak mantel atas, secara kolektif dikenal dengan litosfer, dan pada lapisan inilah tektonika lempeng terjadi. Di bawah litosfer terdapat astenosfer, lapisan dengan tingkat viskositas yang relatif rendah dan menjadi tempat melekat untuk litosfer. Perubahan penting yang dibangun kristal di dalam mantel terjadi pada kedalaman 410 dan 660 km di bawah permukaan Bumi, yang juga mencakup zona transisi yang memisahkan mantel atas dengan mantel bawah. Di bawah mantel, terdapat cairan isi luar dengan viskositas yang sangat rendah di atas isi dalam.[45] Isi dalam Bumi merasakan perputaran dengan kecepatan sudut yang sedikit semakin tinggi jika dibandingkan dengan anggota planet lainnya, sekitar 0,1-0,5° per tahun.[46]

Panas

Panas dalam Bumi berasal dari perpaduan selang panas endapan dari akresi planet (sekitar 20%) dan panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif (80%).[49] Isotop penghasil panas utama Bumi adalah kalium-40, uranium-238, uranium-235, dan torium-232.[50] Di pusat Bumi, suhu bisa mencapai 6000 °C (10,830 °F),[51] dan tekanannya mencapai 360 GPa.[52] Sebab sebagian akbar panas Bumi dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, para ilmuwan percaya bahwa pada awal sejarah Bumi, sebelum isotop dengan usia pendek terkuras habis, produksi panas Bumi yang dihasilkan jauh semakin tinggi jika dibandingkan dengan saat ini. Panas yang dihasilkan pada masa itu diperkirakan dua kali semakin akbar daripada saat ini, lebih kurang 3 miliar tahun yang lalu,[49] dan hal tersebut akan meningkatkan gradien suhu di dalam Bumi, meningkatkan tingkat konveksi mantel dan tektonik lempeng, serta memungkinkan pembentukan batuan beku seperti komatiites, yang tidak bisa terbentuk pada masa sekarang.[53]

Rata-rata pelepasan panas Bumi adalah 87 mW m−2, dan 4.42 × 1013 W untuk panas global.[55] Sebagian energi panas di dalam isi Bumi diangkut menuju kerak oleh bulu mantel; bentuk konveksi yang terdiri dari batuan bersuhu tinggi yang mengalir ke atas. Bulu mantel ini dapat berproduksi bintik panas dan basal banjir.[56] Panas Bumi yang selebihnya diloloskan melalui lempeng tektonik oleh mantel yang terhubung dengan punggung tengah samudra. Pelepasan panas terakhir dipertontonkan melalui konduksi litosfer, yang umumnya terjadi di samudra sebab kerak di sana jauh semakin tipis jika dibandingkan dengan kerak benua.[57]

Lempeng tektonik

Lapisan luar Bumi yang berwujud lapisan kaku, dikata dengan litosfer, terpecah menjadi potongan-potongan yang dikata dengan lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini merupakan segmen kaku yang saling mengadakan komunikasi dan mengadakan kampanye pada salah satu dari tiga jenis ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng. Ketiga ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng tersebut adalah ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen, tempat dua lempeng bertumbukan; ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen, tempat dua lempeng saling menjauh; dan ketentuan yang tidak boleh dilampaui peralihan, tempat dua lempeng saling bersilangan secara lateral. Gempa bumi, keaktifan gunung berapi, pembentukan gunung, dan pembentukan palung laut terjadi di sepanjang ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng ini.[59] Lempeng tektonik berada di atas astenosfer, lapisan mantel yang bentuknya padat tetapi tidak begitu kental, yang bisa mengalir dan mengadakan kampanye bersama lempeng,[60] dan pergerakan ini disertai dengan pola konveksi di dalam mantel Bumi.

Sebab lempeng tektonik beralih di seluruh Bumi, lantai samudra merasakan penunjaman di bawah tepi utama lempeng pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen. Pada saat yang bersamaan, material mantel pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen membentuk punggung tengah samudra. Perpaduan kedua ronde ini secara berkelanjutan terus mendaur ulang kerak samudra kembali ke dalam mantel. Sebab ronde daur ulang ini, sebagian akbar lantai samudra berusia kurang dari 100 juta tahun. Kerak samudra tertua bertempat di Pasifik Barat, yang usianya diperkirakan 200 juta tahun.[61][62] Sebagai perbandingan, kerak benua tertua berusia 4.030 juta tahun.[63]

Tujuh lempeng utama di Bumi adalah Lempeng Pasifik, Amerika Utara, Eurasia, Afrika, Antarktika, Lempeng Indo-Australia, dan Amerika Selatan. Lempeng terkemuka lainnya adalah Lempeng Arab, Lempeng Karibia, Lempeng Nazca di pantai barat Amerika Selatan, dan Lempeng Scotia di Samudra Atlantik selatan. Lempeng Australia menyatu dengan Lempeng India lebih kurang 50 mencapai 55 juta tahun yang lalu. Lempeng dengan pergerakan tercepat adalah lempeng samudra; Lempeng Cocos mengadakan kampanye dengan laju kecepatan 75 mm/tahun,[64] dan Lempeng Pasifik mengadakan kampanye 52–69 mm/tahun. Sedangkan lempeng dengan pergerakan terlambat adalah Lempeng Eurasia, dengan laju pergerakan sekitar 21 mm/tahun.[65]

Permukaan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Permukaan padat Bumi menurut persentase dari luas total permukaan Bumi

  Punggung samudra (22.1%)

  Lantai cekungan samudra (29.8%)

  Pegunungan benua (10.3%)

  Dataran rendah benua (18.9%)

  Landas benua dan lereng (11.4%)

  Tanjakan benua (3.8%)

  Busur pulau vulkanik, parit, gunung api landasan laut, dan perbukitan (3.7%)

Permukaan Bumi bervariasi dari tempat ke tempat. Sekitar 70,8%[13] permukaan Bumi ditutupi oleh cairan, dan terdapat banyak landas benua di bawah permukaan laut. Luas permukaan Bumi yang ditutupi oleh cairan setara dengan 361.132 km2 (139,43 juta sq mi).[66] Permukaan Bumi yang terendam memiliki bentang pegunungan, termasuk rangkaian punggung tengah samudra dan gunung api bawah laut,[35] bentang lainnya adalah palung laut, lembah bawah laut, dataran tinggi samudra, dan dataran abisal. Sisanya, 29,2% (148.94 km2 atau 57,51 juta sq mi) permukaan Bumi dilingkupi oleh daratan, yang terdiri dari pegunungan, padang gurun, dataran tinggi, pesisir, dan geomorfologi lainnya.

Permukaan Bumi merasakan pembentukan kembali pada periode waktu geologi sebab keaktifan tektonik dan erosi. Permukaan Bumi yang terbentuk atau merasakan deformasi dampak tektonika lempeng merupakan permukaan yang merasakan pelapukan oleh curah hujan, siklus termal, dan pengaruh kimia. Glasiasi, erosi pantai, pembentukan terumbu karang, dan tubrukan meteorit akbar[67] merupakan beberapa kejadian yang memicu pembentukan kembali lanskap permukaan Bumi.

Kerak benua terdiri dari material dengan kepadatan rendah seperti batuan beku granit dan andesit. Batuan dengan persentase kecil adalah basal, batuan vulkanik padat yang merupakan konstituen utama lantai samudra.[68] Batuan sedimen terbentuk dari pengumpulan sedimen yang terpadatkan. Hampir 75% permukaan benua ditutupi oleh batuan sedimen, meskipun batuan itu sendiri hanya membentuk 5% anggota kerak Bumi.[69] Batuan ketiga yang sangat umum terdapat di permukaan Bumi adalah batuan metamorf, yang terbentuk dari transformasi batuan yang sudah benar dampak tekanan tinggi, suhu tinggi, atau keduanya. Mineral silikat yang ketersediaannya sangat melimpah di permukaan Bumi adalah kuarsa, feldspar, amfibol, abrak, piroksen, dan olivin.[70] Sedangkan mineral karbonat sangat umum adalah kalsit (ditemukan pada batu kapur dan dolomit).[71]

Pedosfer adalah lapisan terluar Bumi yang menjadi tempat terjadinya ronde pembentukan tanah. Lapisan ini terletak pada antarmuka litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Total permukaan tanah saat ini adalah 13,31% dari luas total permukaan Bumi, dan dari jumlah tersebut, hanya 4,71% yang ditanami secara permanen.[14] Hampir 40% permukaan tanah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan padang rumput, dengan rincian 1,3×107 km2 lahan pertanian dan 3,4×107 km2 padang rumput.[72]

Ketinggian permukaan tanah Bumi bervariasi. Titik terendah berada pada ketinggian −418 m di Laut Mati, sedangkan titik tertinggi adalah 8.848 m di puncak Gunung Everest. Ketinggian rata-rata permukaan tanah dihitung dari permukaan laut adalah 840 m.[73]

Secara logis, Bumi dibagi menjadi Belahan Utara dan Selatan yang berpusat di masing-masing kutub. Akan tetapi, Bumi secara informal juga dibagi menjadi Belahan Bumi Barat dan Timur. Permukaan Bumi secara tradisional dibagi menjadi tujuh benua dan berbagai laut. Setelah manusia menghuni dan mengelola Bumi, hampir semua permukaan dibagi menjadi negara-negara. Hingga tahun 2013, terdapat 196 negara berdaulat dengan jumlah penduduk sekitar 7 miliar yang menghuni permukaan Bumi.[74]

Hidrosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Histogram ketinggian permukaan Bumi.

Ketersediaan cairan yang begitu banyak di permukaan Bumi merupakan hal unik yang membedakan "Planet Biru" dengan planet lainnya di Atur Surya. Hidrosfer Bumi pada umumnya terdiri dari samudra, namun secara teknis juga mencakup semua perairan yang terdapat di permukaan Bumi, termasuk danau, sungai, laut pedalaman, dan cairan bawah tanah di kedalaman 2.000 m. Perairan terdalam dari permukaan Bumi adalah Challenger Deep di Palung Mariana, Samudra Pasifik, dengan kedalaman 10.911,4 m di bawah permukaan laut.[catatan 11][75]

Massa samudra lebih kurang 1,35×1018 metrik ton, atau sekitar 1/4400 dari massa total Bumi. Samudra mencakup area seluas 3.618×108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3.682 m, dan volume cairan sekitar 1.332×109 km3.[76] Jika daratan di permukaan Bumi tersebar merata, maka ketinggian cairan akan naik semakin dari 2,7 km.[catatan 12] Sekitar 97,5% perairan Bumi adalah cairan asin, sedangkan 2,5% sisanya adalah cairan tawar. Sekitar 68,7% cairan tawar yang terdapat di permukaan Bumi pada saat ini adalah es, sedangkan selebihnya membentuk danau, sungai, mata cairan, dsb-nya.[77]

Tingkat keasinan rata-rata samudra di Bumi adalah 35 gram garam per kilogram cairan laut (3,5% garam).[78] Sebagian akbar garam ini dihasilkan oleh keaktifan vulkanis atau hasil ekstraksi batuan beku.[79] Samudra juga menjadi reservoir untuk gas atmosfer terlarut, yang keberadaannya sangat penting untuk kelangsungan hidup sebagian akbar organisme cairan.[80] Cairan laut memiliki pengaruh akbar terhadap iklim dunia; samudra berfungsi sebagai reservoir panas utama.[81] Perubahan suhu di samudra juga bisa menyebabkan perubahan cuaca di berbagai belahan dunia, misalnya El Niño–Osilasi Selatan.[82]

Atmosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto yang memperlihatkan bagaimana Bumi bersinar dalam cahaya ultraungu.

Rata-rata tekanan atmosfer di permukaan Bumi adalah 101,325 kPa, dengan ketingggian skala sekitar 5 km.[3] Atmosfer berisi 78% nitrogen dan 21% oksigen, selebihnya adalah uap cairan, karbon dioksida, dan molekul gas lainnya. Ketinggian troposfer beragam menurut garis lintang, berkisar selang 8 km di wilayah kutub hingga 17 km di wilayah khatulistiwa, dan beberapa variasi yang diakibatkan oleh faktor musim dan cuaca.[83]

Biosfer Bumi secara perlahan telah memermak komposisi atmosfer. Fotosintesis oksigenik berevolusi 2.7 miliar tahun yang lalu, yang membentuk atmosfer nitrogen-oksigen utama saat ini.[84] Kejadian ini memungkinkan terjadinya proliferasi organisme aerobik, serta pembentukan lapisan ozon yang menghalangi radiasi surya ultraungu memasuki Bumi dan menjamin kelangsungan kehidupan di darat. Fungsi atmosfer lainnya yang penting untuk kehidupan di Bumi adalah mengangkut uap cairan, menyediakan gas bermutu definisi, membakar meteor mempunyai ukuran kecil sebelum menghantam permukaan Bumi, dan memoderatori suhu.[85] Fenomena yang terakhir dikenal dengan efek rumah kaca; ronde penangkapan energi panas yang dipancarkan dari permukaan Bumi pada atmosfer sehingga meningkatkan suhu rata-rata. Uap cairan, karbon dioksida, metana, dan ozon merupakan gas rumah kaca utama pada atmosfer Bumi. Tanpa pemancaran panas ini, suhu rata-rata di permukaan Bumi akan mencapai −18 °C, berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini (+15 °C), dan kehidupan probabilitas akbar tidak akan bisa bertahan.[86]

Cuaca dan iklim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto satelit tudung awan di Bumi menggunakan MRIS NASA.

Atmosfer Bumi tidak memiliki ketentuan yang tidak boleh dilampaui pasti, secara perlahan menipis dan mengabur ke angkasa luar. Tiga perempat massa atmosfer berada pada ketinggian 11 kilometer dari permukaan Bumi. Lapisan terbawah ini dikata dengan troposfer. Energi dari Matahari memanaskan lapisan ini, serta permukaan di bawahnya, yang menyebabkan terjadinya pemuaian udara. Udara pada lapisan ini kesudahan mengadakan kampanye naik dan digantikan oleh udara dingin dengan kelembaban yang semakin tinggi. Akibatnya, terjadi sirkulasi atmosferik yang memicu pembentukan cuaca dan iklim melalui pendistribusian kembali energi panas.[87]

Dampak utama sirkulasi atmosferik adalah terjadinya angin pasat di wilayah khatulistiwa yang berada pada garis lintang 30° dan angin barat di wilayah-wilayah lintang tengah selang 30° dan 60°.[88] Aliran laut juga menjadi faktor penting dalam menentukan iklim, terutama sirkulasi termohalin yang menyebarkan energi panas dari samudra di khatulistiwa ke wilayah kutub.[89]

Uap cairan yang dihasilkan melalui penguapan di permukaan Bumi diangkut oleh pola sirkulasi di atmosfer. Saat atmosfer melakukan pengangkatan udara hangat dan lembab, uap cairan akan merasakan kondensasi dan mengendap ke permukaan Bumi melalui ronde presipitasi.[87] Cairan yang dikurangi ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan kesudahan diangkut menuju ketinggian yang semakin rendah oleh sungai dan biasanya kembali ke laut atau bermuara di danau. Kejadian ini dikata dengan siklus cairan, yang merupakan mekanisme penting untuk mendukung kelangsungan kehidupan di darat dan faktor utama yang menyebabkan erosi di permukaan Bumi pada periode geologi. Pola presipitasi atau curah hujan ini sangat beragam, berkisar dari beberapa meter cairan per tahun hingga kurang dari satu milimeter. Sirkulasi atmosferik, topologi, dan perbedaan suhu juga menentukan curah hujan rata-rata yang turun di setiap wilayah.[90]

Akbar energi surya yang mencapai Bumi akan menurun seiring dengan meningkatnya lintang. Pada lintang yang semakin tinggi, cahaya matahari mencapai permukaan Bumi pada sudut yang semakin rendah dan harus melalui kolom atmosfer yang semakin tebal. Akibatnya, suhu rata-rata di permukaan laut menurun sekitar 0,4 °C per derajat jarak lintang dari khatulistiwa.[91] Bumi bisa dibagi menjadi zona lintang spesifik sesuai persangkaan kecocokan iklim. Pembagian ini berkisar dari wilayah khatulistiwa hingga ke wilayah kutub, yakni zona iklim tropis (atau khatulistiwa), subtropis, iklim masih, dan kutub.[92] Iklim juga bisa diklasifikasikan menurut suhu dan curah hujan, yang ditandai dengan wilayah iklim dengan massa udara yang seragam. Yang sangat umum digunakan adalah sistem klasifikasi iklim Köppen (dicetuskan oleh Wladimir Köppen). Klasifikasi ini membagi Bumi menjadi lima zona iklim (tropis lembab, kering, lintang tengah lembab, kontinental, dan kutub dingin), yang kesudahan dibagi lagi menjadi subjenis yang semakin spesifik.[88]

Atmosfer atas

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pemandangan dari orbit yang memperlihatkan Bulan purnama yang setengah tertutup oleh atmosfer Bumi. Foto oleh NASA.

Di atas troposfer, atmosfer terbagi menjadi stratosfer, mesosfer, dan termosfer.[85] Masing-masing lapisan ini memiliki tingkat lincir berbeda, yang umumnya didasarkan pada tingkat perubahan suhu dan ketinggian. Di luar lapisan ini, terdapat lapisan eksosfer dan magnetosfer, tempat medan magnet Bumi berinteraksi dengan angin surya.[93] Di dalam stratosfer terdapat lapisan ozon, komponen yang berperan melindungi permukaan Bumi dari sinar ultraungu dan memiliki peran penting untuk kehidupan di Bumi. Garis Kármán, yang dihitung 100 km di atas permukaan Bumi, adalah garis khayal yang membatasi atmosfer dengan luar angkasa.[94]

Energi panas menyebabkan beberapa molekul di tepi luar atmosfer Bumi meningkatkan kecepatan sehingga bisa melepaskan diri dari gravitasi Bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya kebocoran atmosfer ke luar angkasa. Hidrogen, yang memiliki berat molekul rendah, bisa mencapai kecepatan bebas yang semakin tinggi dan semakin mudah merasakan kebocoran ke luar angkasa jika dibandingkan dengan gas lainnya.[95] Kebocoran hidrogen ke luar angkasa mendorong keadaan Bumi dari yang awalnya merasakan reduksi menjadi oksidasi. Fotosintesis menyediakan sumber oksigen bebas sama sekali untuk kehidupan di Bumi, tetapi ketiadaan kaki tangan pereduksi seperti hidrogen menyebabkan bertambah luasnya penyebaran oksigen di atmosfer.[96] Kemampuan hidrogen untuk melepaskan diri dari atmosfer turut memengaruhi sifat kehidupan yang berkembang di Bumi.[97] Saat ini, atmosfer yang kaya oksigen mengubah hidrogen menjadi cairan sebelum memiliki kesempatan untuk melepaskan diri. Sebaliknya, sebagian akbar kejadian pelepasan hidrogen terjadi dampak penghancuran metana di atmosfer atas.[98]

Medan magnet

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skema magnetosfer Bumi. Angin surya berhembus dari kiri ke kanan

Medan magnet Bumi diperkirakan terbentuk sebab dipole magnetik, dengan kutub magnet berada pada kutub geografi Bumi. Pada khatulistiwa medan magnet, daya medan magnet di permukaan Bumi mencapai 3.05 × 10−5 T, dengan momen dipole magnet global 7.91 × 1015 T m3.[99] Menurut teori dinamo, medan magnet dihasilkan di dalam wilayah isi luar tempat energi panas menciptakan gerakan konveksi material konduksi dan berproduksi aliran listrik. Ronde ini pada gilirannya menciptakan medan magnet Bumi. Gerakan konveksi pada isi Bumi berlanjut dengan tidak teratur; kutub magnet melayang dan secara berkala mengubah arah gaya magnet. Hal ini memicu terjadinya pembalikan medan pada interval tak memakai aturan, yang berlanjut beberapa kali setiap jutaan tahun. Pembalikan medan terakhir terjadi sekitar 700.000 tahun yang lalu.[100][101]

Medan magnet membentuk lapisan magnetosfer, yang berfungsi membiaskan partikel yang terkandung dalam angin surya. Tepi medan magnet yang mengarah ke Matahari tidak berdekatan sekitar 13 kali radius Bumi. Tabrakan selang medan magnet dan angin surya berproduksi sabuk radiasi Van Allen, yakni area berwujud torus konsentris dengan partikel bermuatan energi. Saat plasma memasuki atmosfer Bumi pada kutub magnet, maka terbentuklah aurora.[102]

Rotasi dan orbit

Rotasi

Kala rotasi Bumi yang bersifat relatif terhadap Matahari – dikata hari Matahari – adalah 86.400 detik dari waktu Matahari rata-rata (86.400,0025 SI detik).[103] Sebab periode hari Matahari Bumi saat ini semakin panjang dari periode ketika masa zaman ke-19 dampak akselerasi pasang surut, setiap hari bervariasi selang 0 hingga 2 SI ms semakin panjang.[104][105]

Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap bintang tetap, dinamakan hari bintang oleh International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), adalah 86.164,098903691 detik dari waktu Matahari rata-rata (UT1), atau 23h 56m 4,098903691s.[2][catatan 13] Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap presesi atau pergerakan ekuinoks vernal, dinamakan hari sideris, adalah 86.164,09053083288 detik dari waktu Matahari rata-rata (UT1) (23h 56m 4.09053083288s) pada 1982[update].[2] Dengan demikian, hari sideris lebih kurang semakin singkat 8,4 ms dari hari bintang.[106] Panjang hari Matahari rata-rata dalam satuan detik SI dihitung oleh IERS untuk periode 1623–2005[107] dan 1962–2005.[108]

Selain meteor pada atmosfer dan satelit berorbit rendah, gerakan utama benda langit di atas Bumi adalah ke arah barat, dengan laju 15°/jam = 15'/menit. Untuk benda langit di tidak jauh khatulistiwa angkasa, pergerakannya terlihat pada diameter Matahari dan Bulan setiap dua menit; dari permukaan Bumi, ukuran Matahari dan Bulan kurang semakin sama.[109][110]

Orbit

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi yang menampilkan rotasi Bumi.

Bumi mengorbit Matahari pada jarak rata-rata sekitar 150 juta kilometer setiap 365,2564 hari Matahari rata-rata, atau satu tahun sideris. Dari Bumi, akan terlihat jelas gerakan Matahari ke arah timur dengan laju sekitar 1°/hari, yang memperjelas diameter Bulan atau Bumi setiap 12 jam. Sebab pergerakan ini, Bumi membutuhkan waktu rata-rata 24 jam (atau hari Matahari) untuk menyelesaikan putaran penuh pada porosnya sehingga Matahari bisa kembali ke meridian. Rata-rata kecepatan orbit Bumi adalah 29,8 km/s (107.000 km/h), cukup cepat untuk menempuh jarak yang sama dengan diameter planet, atau sekitar 12.742 km dalam waktu tujuh menit, dan jarak ke Bulan, 384.000 km dalam waktu 3,5 jam.[3]

Bulan berputar dengan Bumi mengelilingi barisentrum setiap 27,32 hari. Saat dipadukan dengan sistem revolusi Bumi-Bulan mengelilingi Matahari, periode Bulan sinodik dari bulan baru ke bulan baru adalah 29,53 hari. Jika dilihat dari kutub utara langit, gerakan Bumi, Bulan, dan rotasi sumbu mereka berlawanan dengan jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang di atas kutub utara, baik Matahari dan Bumi, Bumi berputar dengan arah berlawanan mengelilingi Matahari. Segi orbit dan sumbu Bumi tidak teratur; sumbu Bumi miring sekitar 23,4 derajat dari serenjang segi orbit Bumi-Matahari (ekliptika), dan segi orbit Bumi-Bulan miring sekitar ±5,1 derajat dari segi orbit Bumi-Matahari. Tanpa kemiringan ini, akan muncul gerhana setiap dua ahad, bergantian selang gerhana bulan dan gerhana matahari.[3][111]

Bukit sfer, atau lingkup pengaruh gravitasi Bumi, adalah sekitar 1,5 Gm atau 1.500.000 km di radius.[112][catatan 14] Ini adalah jarak maksimum saat pengaruh gravitasi Bumi semakin kuat daripada Matahari dan planet-planet jauh. Objek harus mengorbit Bumi dalam radius ini, atau mereka akan terkena dampak perturbasi gravitasi Matahari.

Bumi, bersama dengan Atur Surya, terletak di galaksi Bima Sakti dan mengorbit sekitar 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Saat ini, Bumi berada sekitar 20 tahun cahaya di atas segi galaktik di lengan spiral Orion.[113]

Kemiringan sumbu dan musim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bumi dan Bulan dari Mars, dipotret oleh Mars Reconnaissance Orbiter. Dari luar angkasa, bentuk Bumi berubah dari waktu ke waktu, mirip dengan fase bulan.

Sebab kemiringan sumbu Bumi, jumlah sinar matahari yang jatuh pada titik tertentu di permukaan Bumi bervariasi sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan perubahan musim pada iklim. Musim panas di belahan utara terjadi saat Kutub Utara mengarah akurat ke Matahari, dan musim dingin berlanjut di saat sebaliknya. Ketika musim panas, hari berlanjut semakin lama dan Matahari naik semakin tinggi di langit. Pada musim dingin, iklim pada umumnya menjadi semakin dingin dan hari berlanjut dengan semakin pendek. Di atas Lingkar Arktik, kejadian ekstrem terjadi saat tidak benar siang hari dan malam berlanjut semakin dari 24 jam sehubungan dengan fenomena malam kutub. Di belahan selatan, situasinya berkebalikan dengan Kutub Utara; orientasi Kutub Selatan berlawanan dengan arah Kutub Utara.

Secara astronomis, empat musim ditentukan oleh titik belakang matahari – titik saat kemiringan sumbu maksimum orbit menuju atau menjauh dari Matahari – dan ekuinoks, saat arah kemiringan dan arah Matahari berada pada satu garis tegak lurus (serenjang). Di belahan utara, titik belakang matahari musim dingin terjadi pada tanggal 21 Desember, titik belakang matahari musim panas pada 21 Juni, ekuinoks musim semi sekitar tanggal 20 Maret, dan ekuinoks musim gugur tanggal 23 September. Di belahan selatan, situasinya terbalik; titik belakang matahari musim panas dan musim dingin terjadi sebaliknya dan ekuinoks musim semi dan musim gugur dipertukarkan tanggalnya.[114]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pesawat ruang angkasa Cassini NASA memotret Bumi dan Bulan (terlihat pada kanan bawah) dari Saturnus (19 Juli 2013).

Sudut kemiringan Bumi relatif stabil dalam jangka waktu yang lama. Kemiringan ini merasakan nutasi; gerakan kecil dan tidak teratur dengan periode utama 18,6 tahun.[115] Orientasi (bukannya sudut) dari sumbu Bumi juga berubah dari waktu ke waktu, yang merasakan presesi di sekeliling lingkaran penuh setiap 25.800 tahun; presesi inilah yang menyebabkan perbedaan selang tahun sideris dan tahun tropis. Kedua gerakan ini dikarenakan oleh benarnya daya tarik yang beragam dari Matahari dan Bulan terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi. Dari sudut pandang Bumi, kutub juga beralih beberapa meter di sepanjang permukaan. Gerakan kutub ini memiliki beberapa komponen siklis, yang secara kolektif dikenal dengan gerakan kuasiperiodik. Selain komponen tersebut, terdapat siklus 14 bulanan yang dinamakan gerakan Chandler. Kecepatan rotasi Bumi juga bervariasi, yang dikenal dengan fenomena variasi panjang hari.[116]

Di zaman modern, perihelion Bumi terjadi sekitar tanggal 3 Januari, dan aphelion pada tanggal 4 Juli. Tanggal ini akan berubah seiring waktu sebab ronde presesi dan faktor orbital lainnya, yang mengikuti pola siklus yang dikenal dengan siklus Milankovitch. Perubahan jarak selang Bumi dan Matahari menyebabkan meningkatnya energi surya yang mencapai Bumi sebesar 6,9%.[catatan 15] Sebab belahan bumi selatan miring menghadap Matahari ketika Bumi mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari, belahan selatan menerima energi surya yang semakin banyak jika dibandingkan dengan belahan utara selama setahun. Dampak fenomena ini jauh semakin akbar daripada perubahan energi total yang dikarenakan oleh kemiringan sumbu, dan sebagian akbar keunggulan energi tersebut diresap oleh cairan dalam jumlah banyak di belahan selatan.[117]

Kelayakhunian

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Kawah tubrukan meteor, saat ini dipenuhi oleh cairan, menandai permukaan Bumi.

Suatu planet yang bisa mendukung kehidupan dikata dengan planet layak huni, meskipun kehidupan tersebut tidak berasal dari sana. Bumi memiliki air – lingkungan tempat molekul organik kompleks merakit diri dan berinteraksi, dan memiliki energi yang cukup untuk mempertahankan metabolisme.[118] Jarak Bumi dari Matahari, eksentrisitas orbit, laju rotasi, kemiringan sumbu, sejarah geologi, atmosfer, dan medan magnet pelindung merupakan faktor-faktor yang bersumbangsih terhadap keadaan iklim di permukaan Bumi saat ini.[119]

Biosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Terumbu karang dan pantai.

Kehidupan Bumi secara keseluruhan membentuk biosfer. Biosfer Bumi diperkirakan mulai berevolusi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.[84] Biosfer terbagi menjadi sejumlah bioma, yang dihuni oleh hewan dan tumbuhan sejenis. Di daratan, bioma dibagi menurut perbedaan lintang, ketinggian dari permukaan laut, dan kelembaban. Bioma kebumian membentang di Lingkar Antarktika dan Arktik, di lintang tinggi atau wilayah kering, yang umumnya memiliki tumbuhan dan hewan yang jarang; keanekaragaman spesies mencapai puncaknya di dataran rendah di lintang khatulistiwa.[120]

Evolusi kehidupan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Model komputer beberapa DNA.

Kejadian kimia yang sangat energik diperkirakan telah menciptakan suatu molekul yang dapat mereplika dirinya sendiri sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Setengah miliar tahun kesudahan, nenek moyang pertama dari semua kehidupan muncul.[121] Ronde fotosintesis menyebabkan energi surya bisa dinikmati secara langsung oleh bentuk kehidupan; oksigen yang dihasilkan melalui fotosintesis terkumpul di atmosfer dan membentuk lapisan ozon (bentuk oksigen molekul [O3]) di atmosfer anggota atas.[84] Penggabungan sel-sel kecil di dalam sel yang semakin akbar menyebabkan perkembangan sel-sel kompleks yang dikata dengan eukariota.[122] Organisme multisel terbentuk sebagai sel di dalam koloni khusus. Dengan diresapnya radiasi ultraungu berbahaya oleh lapisan ozon, kehidupan berkembang di permukaan Bumi.[123] Bukti awal kehidupan di Bumi adalah grafit berusia 3,7 miliar tahun yang ditemukan di batuan metasedimen di Greenland Barat[124] dan fosil lapisan mikroba berusia 3,48 miliar tahun yang ditemukan di batu pasir di Australia Barat.[125][126]

Semenjak 1960-an, muncul hipotesis yang menitikberatkan kejadian glasial yang terjadi selang 750 hingga 580 juta tahun yang lalu pada era Neoproterozoikum, ketika sebagian akbar permukaan Bumi ditutupi oleh lapisan es. Hipotesis ini dikata dengan "Bumi Bola Salju", dan dianggarkan sebab terjadi sebelum ledakan Kambrium, saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak.[127]

Setelah ledakan Kambrium sekitar 535 juta tahun yang lalu, terjadi lima kejadian kepunahan massal akbar.[128] Kejadian terakhir terjadi 66 juta tahun yang lalu, saat hantaman asteroid berakibat kepunahan dinosaurus dan reptil akbar lainnya, tetapi beberapa hewan kecil seperti mamalia pengerat berhasil selamat. Selama 66 juta tahun terakhir, kehidupan mamalia telah merasakan diversifikasi, dan beberapa juta tahun sebelumnya, primata seperti kera Afrika Orrorin tugenensis mulai memiliki kemampuan untuk berdiri tegak.[129] Hal ini mendorong berkembangnya komunikasi dan memberikan nutrisi dan stimulan yang dibutuhkan untuk otak, yang memicu terjadinya evolusi umat manusia. Berkembangnya pertanian, dan diikuti oleh peradaban, memungkinkan manusia untuk menguasai Bumi dalam waktu singkat sebab tidak benarnya bentuk kehidupan lain yang mendominasi Bumi.[130] Hal ini turut memengaruhi sifat dan kuantitas bentuk kehidupan lainnya.

Sumber daya dunia dan pemanfaatan lahan

Persangkaan pemanfaatan lahan oleh manusia, 2000[131]
Pemanfaatan lahanMha
Lahan pertanian1.510–1.611
Padang rumput2.500–3.410
Hutan dunia3.143–3.871
Hutan ditanami126–215
Kawasan perkotaan66–351
Lahan produktif, tidak dimanfaatkan356–445

Bumi menyediakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk tujuan yang benar faedahnya. Beberapa di selangnya adalah sumber daya tak terbarukan, seperti bahan bakar mineral, yang sulit untuk ditambah atau diperbarui dalam waktu singkat.

Sebagian akbar bahan bakar fosil terkandung dalam kerak Bumi, yang terdiri dari batu bara, minyak bumi, gas dunia, dan metana klarat. Sumber daya ini dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi energi atau sebagai bahan baku untuk memproduksi bahan-bahan kimia. Bijih mineral juga terbentuk di dalam kerak Bumi melalui ronde genesis bijih, yang dikarenakan oleh keaktifan erosi dan tektonik lempeng.[132] Mineral ini menjadi sumber konsentrasi untuk banyak logam dan unsur kimia bernilaiguna lainnya.

Biosfer Bumi memproduksi banyak produk-produk biologi yang benar faedahnya untuk kehidupan manusia, termasuk makanan, kayu, obat-obatan, oksigen, dan pendaurulangan limbah-limbah organik. Ekosistem darat bergantung pada humus dan cairan tawar, sedangkan ekosistem laut bergantung pada nutrisi terlarut yang diluruhkan dari darat.[133] Pada tahun 1980, 5.053 Mha lahan di permukaan Bumi terdiri dari hutan dan rimba, 6.788 Mha padang rumput dan lahan peternakan, dan sisanya 1.501 Mha dibudidayakan sebagai lahan pertanian.[134] Jumlah lahan irigasi pada tahun 1993 diperkirakan 2.481.250 kilometer persegi (958,020 mil²).[14] Manusia juga hidup di darat dengan memanfaatkan bahan kontruksi untuk mendirikan tempat tinggal.

Bencana dunia dan lingkungan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Gunung berapi menyemburkan awan panas ke atmosfer.

Sebagian akbar wilayah di permukaan Bumi merasakan cuaca ekstrem seperti siklon tropis, badai, hurikan, atau taifun yang mengancam kehidupan di wilayah tersebut. Dari tahun 1980 mencapai 2000, bencana-bencana tersebut telah berakibat kematian setidaknya 11.800 jiwa per tahun.[135] Dampak keaktifan Bumi atau tindakan manusia, banyak wilayah di permukaan Bumi yang dilanda oleh gempa bumi, tanah longsor, tsunami, letusan gunung berapi, tornado, badai salju, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana dunia lainnya.

Dampak tindakan manusia, wilayah-wilayah tertentu di permukaan Bumi juga kerap merasakan polusi udara atau cairan, hujan asam dan zat beracun, musnahnya vegetasi (deforestasi, desertifikasi), kepunahan spesies, degradasi tanah, penipisan tanah, erosi, dan pengenalan spesies invasif.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, konsensus ilmiah saat ini mengaitkan keaktifan manusia dengan pemanasan global dampak emisi karbon dioksida industri. Fenomena ini diperkirakan akan menyebabkan perubahan seperti mencairnya gletser dan lapisan es, suhu menjadi semakin ekstrem, perubahan cuaca, dan naiknya permukaan laut.[136]

Geografi manusia

Kartografi, atau ilmu dan praktik pembuatan peta, serta cabang geografi terapan lainnya, secara historis telah menjadi disiplin ilmu yang bertujuan untuk menggambarkan Bumi. Survei (penentuan lokasi dan jarak) dan navigasi (penentuan letak dan arah) berkembang sejalan dengan kartografi dan geografi, yang dapat menyediakan dan mengukur kesesuaian informasi yang diperlukan mengenai Bumi.

Penduduk Bumi telah mencapai angka 7 miliar pada tanggal 31 Oktober 2011.[138] Populasi manusia global diperkirakan akan mencapai 9,2 miliar pada tahun 2050.[139] Pertumbuhan penduduk ini diperkirakan terjadi di negara berkembang. Kepadatan penduduk sangat beragam di seluruh dunia, dengan sebagian akbar penduduk dunia berada di Asia. Pada tahun 2020, 60% penduduk dunia diperkirakan tinggal di kawasan perkotaan, bukannya di perdesaan.[140]

Dari keseluruhan permukaan Bumi, hanya seperdelapan yang bisa dihuni oleh manusia, sedangkan tiga perempatnya diselimuti oleh samudra, dan selebihnya merupakan wilayah gurun (14%),[141] pegunungan tinggi (27%),[142] dan relief lainnya yang tidak layak huni. Permukiman permanen sangat utara di Bumi adalah Alert di Nunavut, Kanada (82°28′LU).[143] Sedangkan permukiman yang terletak sangat selatan adalah Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott di Antarktika (90°LS).

Negara berdaulat merdeka menguasai seluruh permukaan darat Bumi, kecuali beberapa wilayah di Antarktika dan wilayah tanpa klaim Bir Tawil di perbatasan Mesir dan Sudan. Hingga tahun 2013, terdapat 206 negara berdaulat, termasuk 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain itu, terdapat 59 wilayah dependensi, dan sejumlah wilayah otonom, wilayah yang dipersengketakan, dan entitas lainnya.[14] Sepanjang sejarahnya, Bumi tidak pernah memiliki pemerintahan berdaulat yang memiliki kewenangan atas seluruh dunia, meskipun beberapa negara berupaya untuk mendominasi dunia dan gagal.[144]

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah suatu organisasi antarpemerintah di seluruh dunia yang bertujuan untuk menjadi penengah dalam persengketaan antarnegara, sehingga terhindar dari konflik bersenjata.[145] PBB terutama sekali berfungsi sebagai forum untuk diplomasi internasional dan hukum internasional. Ketika konsensus keanggotaan memperbolehkan, maka akan disepakati mekanisme untuk melakukan intervensi militer.[146]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto pertama Bumi yang dipotret oleh astronot dari Apollo 8.

Manusia pertama yang mengorbit Bumi adalah Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961.[147] Secara keseluruhan, hingga 30 Juli 2010, sekitar 487 orang telah mengunjungi luar angkasa dan mencapai orbit Bumi, dan dua belas di selangnya telah menginjakkan kaki di permukaan Bulan.[148][149][150] Keberadaan manusia di luar angkasa hanya terdapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Awak stasiun, saat ini berjumlah enam orang, akan diganti setiap enam bulan sekali.[151] Perjalanan terjauh yang dipertontonkan oleh manusia dari Bumi adalah sejauh 400.171 km, yang ditempuh dalam misi Apollo 13 pada tahun 1970.[152]

Sudut pandang sejarah dan cara melakukan sesuatu budi

Lambang astronomi standar Bumi berwujud palang yang dikelilingi oleh suatu lingkaran.[153]

Tidak seperti planet lainnya di Atur Surya, sebelum masa zaman ke-16, manusia tidak menganggap Bumi sebagai objek mengadakan kampanye yang mengelilingi Matahari pada orbitnya.[154] Bumi seringkali diumpamakan sebagai dewa atau dewi. Dalam banyak cara melakukan sesuatu budi, dewi semesta juga dilambangkan sebagai dewa kesuburan. Mitos penciptaan dalam sudut pandang berbagai agama menjelaskan bahwa Bumi dibuat oleh Tuhan atau dewa. Sejumlah agama, terutama kaum fundamental Protestan[155] atau Islam,[156] menyatakan bahwa kisah penciptaan Bumi dan asal usul kehidupan dalam kitab suci adalah kebenaran hakiki dan harus dipertimbangkan untuk menggantikan teori ilmiah .[157] Pernyataan tersebut ditentang oleh kalangan ilmiah[158][159] dan oleh kelompok keagamaan lainnya.[160][161][162] Perdebatan yang cukup menonjol adalah kontroversi penciptaan evolusi.

Di masa lalu, terdapat anggapan yang meyakini bahwa Bumi itu datar,[163] namun anggapan ini digantikan oleh Bumi bulat, konsep yang diperkenalkan oleh Pythagoras (abad ke-6 SM).[164] Adat istiadat manusia telah mengembangkan berbagai pandangan mengenai Bumi, termasuk perumpamaan sebagai dewa planet, bentuknya yang datar, letaknya sebagai pusat dunia semesta, dan Prinsip Gaia pada zaman modern, yang menyatakan bahwa Bumi adalah organisme tunggal yang dapat mengatur dirinya sendiri.

Kronologi

Pembentukan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Lukisan mengenai kelahiran Atur Surya.

Material sangat awal yang ditemukan di Atur Surya berusia 4.5672±0.0006 miliar tahun.[165] Dengan demikian, Bumi diperkirakan terbentuk dampak akresi yang terjadi pada masa itu. Sekitar 4.54±0.04 miliar tahun yang lalu,[24] Bumi primordial diperkirakan telah terbentuk. Pembentukan dan evolusi Atur Surya terjadi bersamaan dengan Matahari. Secara teori, nebula surya memisahkan volume awan molekul dampak keruntuhan gravitasi, yang mulai berputar dan berpencar di cakram sirkumstelar, dan kesudahan planet-planet terbentuk bersamaan dengan bintang. Nebula berisi gas, serat es, dan sisa dari pembakaran (termasuk nuklida primordial). Menurut teori nebula, planetesimal mulai terbentuk sebagai partikulat dampak penggumpalan kohesif dan gravitasi. Ronde pembentukan Bumi primordial terus berlanjut selama 10–20 juta tahun kesudahan.[166] Bulan terbentuk tak lama setelah pembentukan Bumi, sekitar 4.53 miliar tahun yang lalu.[167]

Pembentukan Bulan masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Hipotesis yang disepakati menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak akresi materi yang terlepas dari Bumi setelah objek seukuran Mars bernama Theia bertubrukan dengan Bumi.[168] Meskipun demikian, hipotesis ini dianggap tidak konsisten. Menurut hipotesis ini, massa Theia adalah 10% dari massa Bumi,[169] yang bertubrukan dengan Bumi dalam tabrakan sekilas,[170] dan sebagian massa Theia menyatu dengan Bumi. Sekitar 3,8 dan 4,1 miliar tahun yang lalu, hantaman sejumlah akbar asteroid menyebabkan perubahan akbar pada lingkungan permukaan Bulan yang berlubang-lubang dan semakin akbar dari permukaan Bumi.

Sejarah geologi

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi pemisahan Pangaea.

Samudra dan atmosfer Bumi terbentuk dampak keaktifan vulkanis dan pelepasan gas, termasuk uap cairan. Samudra terbentuk sebab ronde kondensasi yang dipadukan dengan penambahan es dan cairan yang dibawa oleh asteroid, protoplanet, dan komet.[171] Menurut hipotesis saat ini, "gas rumah kaca" atmosferik menjaga supaya samudra tidak membeku saat Matahari hanya memiliki tingkat luminositas sebesar 70%. [172] 3,5 miliar tahun yang lalu, medan magnet Bumi terbentuk, yang melindungi atmosfer dari serangan angin surya.[173] Kerak terbentuk saat lapisan luar Bumi yang cair berubah bentuk menjadi padat dampak pendinginan setelah uap cairan mulai terkumpul di atmosfer. Hipotesis lainnya[174] menjelaskan bahwa massa daratan telah stabil seperti saat ini,[175] atau merasakan pertumbuhan yang cepat[176] pada awal sejarah Bumi,[177] yang diikuti oleh penstabilan wilayah benua dalam jangka panjang.[178][179][180] Benua terbentuk dampak tektonik lempeng, ronde yang secara berkelanjutan menyebabkan susutnya panas pada interior Bumi. Dalam skala waktu yang berlanjut selama ratusan juta tahun, superbenua telah terbentuk dan terbelah sebanyak tiga kali. Sekitar 750 juta tahun yang lalu, salah satu superbenua sangat awal yang diketahui, Rodinia, mulai terpisah. Benua yang terpisah kesudahan membentuk Pannotia (600-540 juta tahun yang lalu) dan Pangaea, yang juga terpecah pada 180 juta tahun yang lalu.[181]

Periode zaman es dimulai sekitar 40 juta tahun yang lalu, dan kesudahan bertambah luas pada masa Pleistosen sekitar 3 juta tahun yang lalu. Wilayah yang terletak pada lintang tinggi telah merasakan siklus glasiasi dan pencairan es berkali-kali, yang berulang setiap 40-100.000 tahun. Glasiasi benua terakhir terjadi 10.000 tahun yang lalu[182]

Masa depan

Persangkaan mengenai berapa lama lagi Bumi sanggup menopang kehidupan berkisar dari 500 juta tahun hingga 2,3 miliar tahun dari sekarang.[183][184][185] Masa depan Bumi berkaitan erat dengan Matahari. Dampak penumpukan helium di isi Matahari, luminositas total Matahari akan meningkat secara perlahan. Luminositas Matahari akan meningkat sebesar 10% dalam waktu 1,1 miliar tahun ke depan dan 40% dalam waktu 3,5 miliar tahun.[186] Peningkatan radiasi yang mencapai Bumi cenderung memiliki dampak yang mengerikan, termasuk menghilangnya samudra di planet ini.[187]

Meningkatnya suhu di permukaan Bumi akan mempercepat siklus CO2 anorganik, mengurangi konsentrasi yang akan menyebabkan kematian tanaman di Bumi (10 ppm untuk fotosintesis C4), yang diperkirakan terjadi pada 500-900 miliar tahun ke depan.[183] Kurangnya vegetasi akan menyebabkan ketiadaan oksigen di atmosfer, sehingga hewan akan punah dalam beberapa juta tahun lagi.[188] Miliaran tahun kesudahan, semua cairan di permukaan Bumi akan habis[184] dan suhu global akan mencapai 70 °C (158 °F).[188] Bumi diperkirakan efektif untuk dihuni dalam waktu 500 juta tahun dari sekarang,[183] namun jangka huni ini mungkin bisa diperpanjang hingga 2,3 miliar tahun jika nitrogen di atmosfer habis.[185] Bahkan jika Matahari tetap benar dan stabil, 27% cairan di samudra akan turun ke mantel Bumi dalam waktu satu miliar tahun lagi dampak susutnya ventilasi uap di punggung tengah samudra.[189]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Siklus hidup Matahari

Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah sekitar 5 miliar tahun lagi. Radius Matahari diperkirakan akan semakin luas 250 kali dari radius sekarang, atau sekitar 1 SA (150,000,000 km).[186][190] Sedangkan nasib Bumi masih belum jelas. Sebagai raksasa merah, Matahari akan kehilangan massa sekitar 30%. Akibatnya, tidak benar efek pasang surut, dan orbit Bumi akan beralih 17 SA (2.5×109 km) dari Matahari saat bintang raksasa tersebut mencapai radius maksimum. Bumi diperkirakan akan melindungi dirinya dengan metode memperluas atmosfer luarnya. Meskipun demikian, kehidupan di Bumi tetap akan punah dampak meningkatnya tingkat luminositas Matahari (dengan tingkat luminositas 5.000 kali semakin akbar dari sekarang).[186] Penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa orbit Bumi akan rusak sebab efek pasang surut dan daya tarik Matahari, sehingga Bumi akan memasuki atmosfer Matahari dan menguap dampak panas.[190] Setelah kejadian ini terjadi, isi Matahari akan luruh menjadi katai putih dan lapisan luarnya dimuntahkan ke angkasa menjadi nebula planet. Materi Bumi di dalam Matahari akan diloloskan ke angkasa antarbintang, yang di kesudahan hari mungkin akan membentuk planet generasi baru dan benda langit lainnya.

Bulan

Karakteristik
Diameter3.474,8 km
Massa7,349×1022 kg
Sumbu semimayor384.400 km
Periode orbit27 d 7 h 43,7 m

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Rincian sistem Bumi-Bulan. Foto dari NASA. Data dari NASA. Sumbu Bulan ditentukan oleh hukum ketiga Cassini.

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bulan purnama dilihat dari belahan bumi utara.

Bulan adalah satelit mirip planet akbar dengan sifat kebumian, yang berdiameter sekitar seperempat dari diameter Bumi dan merupakan bulan terbesar dalam Atur Surya menurut ukuran relatif planet, meskipun Charon semakin akbar untuk ukuran planet katai Pluto. Satelit alami yang mengorbit planet lainnya juga dinamakan "bulan", sesuai dengan nama satelit Bumi.

Daya tarik gravitasi selang Bumi dengan Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di Bumi, sedangkan Bulan merasakan penguncian pasang surut dampak fenomena yang sama; periode rotasinya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama ke Bumi. Sebab Bulan mengorbit Bumi, sisi Bulan yang menghadap Bumi disinari oleh Matahari, yang menyebabkan terjadinya fase bulan; sisi Bulan yang gelap tidak menerima cahaya sebab terhalang oleh terminator surya.

Sebab interaksi pasang surut selang Bulan dan Bumi, Bulan surut dari Bumi dengan jarak sekitar 38 mm per tahun. Selama jutaan tahun terakhir, fenomena ini telah menyebabkan perubahan akbar pada lama hari di Bumi.[191] Pada era Devonian (sekitar 410 juta tahun yang lalu), satu hari berlanjut selama 21,8 jam. Selain itu, lama hari di Bumi juga meningkat kurang semakin 23 µs per tahun.[192]

Bulan diperkirakan telah memengaruhi perkembangan kehidupan dengan metode memoderasi iklim di Bumi. Bukti paleontologi dan simulasi komputer menunjukkan bahwa kemiringan sumbu Bumi distabilkan oleh interaksi pasang surut dengan Bulan.[193] Beberapa pakar meyakini bahwa tanpa penstabilan torsi yang dipertontonkan oleh Matahari dan planet lainnya terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi, sumbu rotasi mungkin akan kacau dan tidak stabil selama jutaan tahun, seperti yang terjadi pada Mars.[194]

Jika dilihat dari Bumi, ukuran Bulan terlihatnya tidak semakin akbar dari ukuran Matahari. Diameter sudut (atau sudut padat) kedua objek ini sama sebab perbedaan jarak selang Matahari dan Bulan dari Bumi; meskipun diameter Matahari 400 kali semakin akbar dari diameter Bulan, jarak selang keduanya juga 400 kali semakin jauh.[110] Hal ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari total dan cincin di Bumi.

Teori mengenai asal usul Bulan yang sangat diterima secara luas, yakni teori tubrukan akbar, menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak pelepasan materi yang terjadi setelah tubrukan selang protoplanet seukuran Mars bernama Theia dengan Bumi. Hipotesis ini selang lain menjelaskan bahwa komposisi Bulan hampir identik dengan kerak Bumi sebab terdapatnya kandungan besi dan volatil dalam jumlah kecil di Bulan.[195]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skala perbandingan relatif ukuran dan jarak rata-rata selang Bulan dan Bumi.

Asteroid dan satelit buatan

Bumi setidaknya memiliki lima asteroid orbital, termasuk 3753 Cruithne dan 2002 AA29.[196][197] Suatu asteroid troya pendamping bernama 2010 TK7 menyeimbangkan diri di setiga Lagrange, L4, pada orbit Bumi mengelilingi Matahari.[198][199]

Hingga tahun 2011, terdapat 931 satelit operasional buatan manusia yang mengorbit Bumi.[200] Selain itu, terdapat banyak satelit bekas pakai tidak berfungsi dan semakin dari 300.000 kepingan sampah angkasa. Satelit buatan terbesar Bumi adalah Stasiun Luar Angkasa Internasional.[199]

Perbandingan

Lihat juga

  • Penemuan dan penjelajahan Atur Surya
  • Matahari
  • Dunia
  • Bumi super

Catatan

  1. ^ Oleh Persatuan Astronomi Internasional, istilah terra hanya digunakan untuk menamai benda langit dengan massa luas selain Bumi. Cf. Blue, Jennifer (2007-07-05). "Descriptor Terms (Feature Types)". Gazetteer of Planetary Nomenclature. USGS. Diakses 2007-07-05. 
  2. ^ Semua penjumlahan astronomi bervariasi, baik sekuler dan periodik. Jumlah yang diberitahukan adalah J2000.0 menurut anggaran sekuler, yang mengabaikan semua anggaran periodik.
  3. ^ a b aphelion = a × (1 + e); perihelion = a × (1 – e), dengan a adalah sumbu semimayor dan e adalah eksentrisitas. Perbedaan selang perihelion dan aphelion Bumi adalah 5 kilometer (akurat untuk lima angka signifikan).
  4. ^ Rujukan mencantumkan bujur node menaik adalah −11.26064°, yang setara dengan 348.73936°, dengan catatan setiap sudut sama, ditambah 360°.
  5. ^ Rujukan mencantumkan bujur perihelion, penjumlahan dari bujur node menaik dan gagasan perihelion, yang akbarnya 114.20783° + (−11.26064°) = 102.94719°.
  6. ^ Sebab fluktuasi alami, ambiguitas di sekitar lapisan es dan konvensi pemetaan untuk datum vertikal yang menghitung nilai pasti jumkah cakupan samudra dan daratan tidak berarti. Sesuai data dari Peta Vektor dan Global Landcover, nilai ekstrem cakupan danau dan sungai adalah 0,6% dan 1,0% dari permukaan Bumi. Ladang es Antarktika dan Greenland dihitung sebagai daratan, meskipun sebagian akbar batuan yang menopang kedua wilayah tersebut terletak di bawah permukaan laut.
  7. ^ Hari matahari semakin pendek dari hari sideris sebab pergerakan orbit Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan bertambahnya satu putaran planet pada sumbunya.
  8. ^ Bervariasi selang 5 dan 200 km.
  9. ^ Bervariasi selang 5 dan 70 km.
  10. ^ Termasuk Lempeng Somalia, yang saat ini masih dalam ronde pembentukan dari Lempeng Afrika. Lihat: Chorowicz, Jean (October 2005). "The East African rift system". Journal of African Earth Sciences 43 (1–3): 379–410. Bibcode:2005JAfES..43..379C. doi:10.1016/j.jafrearsci.2005.07.019. 
  11. ^ Ini adalah pengukuran yang dipertontonkan oleh kapal Kaikō pada bulan Maret 1995 dan diyakini merupakan pengukuran sangat akurat hingga saat ini. Lihat Challenger Deep untuk penjelasan yang semakin rinci.
  12. ^ Luas total permukaan Bumi adalah 5.1×108 km2. To first approximation, the average depth would be the ratio of the two, or 2.7 km.
  13. ^ Aoki, sumber utama dari angka-angka ini, menggunakan istilah "detik dari UT1", bukannya "detik dari waktu matahari rata-rata". – Seidelmann, S.; Kinoshita, H.; Guinot, B.; Kaplan, G. H.; McCarthy, D. D.; Seidelmann, P. K. (1982). "The new definition of universal time". Astronomy and Astrophysics 105 (2): 359–361. Bibcode:1982A&A...105..359A. 
  14. ^ Untuk Bumi, radius Bukit adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    , dengan m adalah massa Bumi, a adalah Satuan Astronomi (AU), dan M massa Matahari. Jadi, radiusnya dalam AU adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    .
  15. ^ Aphelion adalah 103,4% dari jarak ke perihelion. Sebab hukum kuadrat terbalik, radiasi di perihelion adalah sekitar 106,9% energi di aphelion.

Pustaka

  1. ^ a b Standish, E. Myles; Williams, James C. "Orbital Ephemerides of the Sun, Moon, and Planets" (PDF). International Astronomical Union Commission 4: (Ephemerides). Diakses 2010-04-03.  See table 8.10.2. Calculation based upon 1 AU = 149,597,870,700(3) m.
  2. ^ a b c d Staff (2007-08-07). "Useful Constants". International Earth Rotation and Reference Systems Service. Diakses 2008-09-23. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m Williams, David R. (2004-09-01). "Earth Fact Sheet". NASA. Diakses 2010-08-09. 
  4. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 294. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2011-03-13. 
  5. ^ US Space Command (March 1, 2001). "Reentry Assessment – US Space Command Fact Sheet". SpaceRef Interactive. Diakses 2011-05-07. 
  6. ^ Various (2000). In David R. Lide. Handbook of Chemistry and Physics (ed. 81st). CRC. ISBN 0-8493-0481-4. 
  7. ^ "Selected Astronomical Constants, 2011". The Astronomical Almanac. Diakses 2011-02-25. 
  8. ^ a b World Geodetic System (WGS-84). Available online from National Geospatial-Intelligence Agency.
  9. ^ IERS Working Groups (2003). "General Definitions and Numerical Standards". McCarthy, Dennis D.; Petit, Gérard IERS Technical Note No. 32, U.S. Naval Observatory and Bureau International des Poids et Mesures. Diakses pada 2008-08-03. 
  10. ^ Humerfelt, Sigurd (October 26, 2010). "How WGS 84 defines Earth". Diakses 2011-04-29. 
  11. ^ Keliling Bumi (hampir) akurat 40.000 km sebab meter dikalibrasi sesuai ketepatannnya pada pengukuran ini – semakin khusus, 1/10 kesejuta dari jarak selang kutub dan khatulistiwa.
  12. ^ a b Pidwirny, Michael (2006-02-02). Surface area of our planet covered by oceans and continents.(Table 8o-1). University of British Columbia, Okanagan. Diakses 2007-11-26. 
  13. ^ a b c d Staff (2008-07-24). "World". The World Factbook. Central Intelligence Agency. Diakses 2008-08-05. 
  14. ^ "Solar System Exploration: Earth: Facts & Figures". NASA. 13 Dec 2012. Diakses 2012-01-22. 
  15. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 12. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-03-08. Diakses 2007-03-17. 
  16. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 296. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  17. ^ Arthur N. Cox, ed. (2000). Allen's Astrophysical Quantities (ed. 4th). New York: AIP Press. hlm. 244. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  18. ^ "World: Lowest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  19. ^ Kinver, Mark (December 10, 2009). "Global average temperature may hit record level in 2010". BBC Online. Diakses 2010-04-22. 
  20. ^ "World: Highest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  21. ^ National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) – Earth System Research Laboratory (ESRL), Trends in Carbon Dioxide.
  22. ^ Drinkwater, Mark; Kerr, Yann; Font, Jordi; Berger, Michael (February 2009). "Exploring the Water Cycle of the 'Blue Planet': The Soil Moisture and Ocean Salinity (SMOS) mission". ESA Bulletin (European Space Agency) (137): 6–15. "A view of Earth, the 'Blue Planet'... When astronauts first went into the space, they looked back at our Earth for the first time, and called our home the 'Blue Planet'." 
  23. ^ a b Lihat:
  24. ^ Harrison, Roy M.; Hester, Ronald E. (2002). Causes and Environmental Implications of Increased UV-B Radiation. Royal Society of Chemistry. ISBN 0-85404-265-2. 
  25. ^ "NOAA – Ocean". Noaa.gov. Diakses 2013-05-03. 
  26. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 8. ISBN 0-87590-851-9. Diakses 2007-03-17. 
  27. ^ May, Robert M. (1988). "How many species are there on earth?". Science 241 (4872): 1441–1449. Bibcode:1988Sci...241.1441M. doi:10.1126/science.241.4872.1441. PMID 17790039. 
  28. ^ United States Census Bureau (2 November 2011). "World POP Clock Projection". United States Census Bureau International Database. Diakses 2011-11-02. 
  29. ^ Barnhart, Robert K. (1995). Originally. from a Semitic (Arabic/Hebrew) root: أرض| aarth-or, ארץ aerets (Hebrew) is the word for land, country and Earth. As per later Germanic roots, the Barnhart Concise Dictionary of Etymology, pages 228–229. HarperCollins. ISBN 0-06-270084-7
  30. id="cite_note-SIMEK179-38">^ Simek, Rudolf (2007) translated by Angela Hall. Dictionary of Northern Mythology, page 179. D.S. Brewer ISBN 0-85991-513-1
  31. ^ Stern, David P. (2001-11-25). "Planetary Magnetism". NASA. Diakses 2007-04-01. 
  32. ^ Tackley, Paul J. (2000-06-16). "Mantle Convection and Plate Tectonics: Toward an Integrated Physical and Chemical Theory". Science 288 (5473): 2002–2007. Bibcode:2000Sci...288.2002T. doi:10.1126/science.288.5473.2002. PMID 10856206. 
  33. ^ Milbert, D. G.; Smith, D. A. "Converting GPS Height into NAVD88 Elevation with the GEOID96 Geoid Height Model". National Geodetic Survey, NOAA. Diakses 2007-03-07. 
  34. ^ a b Sandwell, D. T.; Smith, W. H. F. (2006-07-07). "Exploring the Ocean Basins with Satellite Altimeter Data". NOAA/NGDC. Diakses 2007-04-21. 
  35. ^ The 'Highest' Spot on Earth? NPR.org Consultado el 25-07-2010
  36. ^ Mohr, P. J.; Taylor, B. N. (October 2000). "Unit of length (meter)". NIST Reference on Constants, Units, and Uncertainty. NIST Physics Laboratory. Diakses 2007-04-23. 
  37. ^ Staff (November 2001). "WPA Tournament Table & Equipment Specifications". World Pool-Billiards Association. Diakses 2007-03-10. 
  38. ^ Senne, Joseph H. (2000). "Did Edmund Hillary Climb the Wrong Mountain". Professional Surveyor 20 (5): 16–21. 
  39. ^ Sharp, David (2005-03-05). "Chimborazo and the old kilogram". The Lancet 365 (9462): 831–832. doi:10.1016/S0140-6736(05)71021-7. PMID 15752514. 
  40. ^ "Tall Tales about Highest Peaks". Australian Broadcasting Corporation. Diakses 2008-12-29. 
  41. ^ Brown, Geoff C.; Mussett, Alan E. (1981). The Inaccessible Earth (ed. 2nd). Taylor & Francis. hlm. 166. ISBN 0-04-550028-2.  Note: After Ronov and Yaroshevsky (1969).
  42. ^ Morgan, J. W.; Anders, E. (1980). "Chemical composition of Earth, Venus, and Mercury". Proceedings of the National Academy of Sciences 77 (12): 6973–6977. Bibcode:1980PNAS...77.6973M. doi:10.1073/pnas.77.12.6973. PMC 350422. PMID 16592930. 
  43. ^
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
     One or more of the preceding sentences incorporates text from a publication now in the public domain: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Petrology". Encyclopædia Britannica (ed. 11th). Cambridge University Press 
  44. ^ Tanimoto, Toshiro (1995). "Crustal Structure of the Earth" (PDF). In Thomas J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington, DC: American Geophysical Union. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2006-10-16. Diakses 2007-02-03. 
  45. ^ Kerr, Richard A. (2005-09-26). "Earth's Inner Core Is Running a Tad Faster Than the Rest of the Planet". Science 309 (5739): 1313. doi:10.1126/science.309.5739.1313a. PMID 16123276. 
  46. ^ Jordan, T. H. (1979). "Structural geology of the Earth's interior". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 76 (9): 4192–4200. Bibcode:1979PNAS...76.4192J. doi:10.1073/pnas.76.9.4192. PMC 411539. PMID 16592703. 
  47. ^ Robertson, Eugene C. (2001-07-26). "The Interior of the Earth". USGS. Diakses 2007-03-24. 
  48. ^ a b Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 136–137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  49. ^ Sanders, Robert (2003-12-10). "Radioactive potassium may be major heat source in Earth's core". UC Berkeley News. Diakses 2007-02-28. 
  50. ^ http://www.esrf.eu/news/general/Earth-Center-Hotter/Earth-Centre-Hotter
  51. ^ Alfè, D.; Gillan, M. J.; Vocadlo, L.; Brodholt, J.; Price, G. D. (2002). "The ab initio simulation of the Earth's core" (PDF). Philosophical Transactions of the Royal Society 360 (1795): 1227–1244. Bibcode:2002RSPTA.360.1227A. doi:10.1098/rsta.2002.0992. Diakses 2007-02-28. 
  52. ^ Vlaar, N; Vankeken, P.; Vandenberg, A. (1994). "Cooling of the Earth in the Archaean: Consequences of pressure-release melting in a hotter mantle" (PDF). Earth and Planetary Science Letters 121 (1–2): 1. Bibcode:1994E&PSL.121....1V. doi:10.1016/0012-821X(94)90028-0. 
  53. ^ Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  54. ^ Pollack, Henry N.; Hurter, Suzanne J.; Johnson, Jeffrey R. (August 1993). "Heat flow from the Earth's interior: Analysis of the global data set". Reviews of Geophysics 31 (3): 267–280. Bibcode:1993RvGeo..31..267P. doi:10.1029/93RG01249. 
  55. ^ Richards, M. A.; Duncan, R. A.; Courtillot, V. E. (1989). "Flood Basalts and Hot-Spot Tracks: Plume Heads and Tails". Science 246 (4926): 103–107. Bibcode:1989Sci...246..103R. doi:10.1126/science.246.4926.103. PMID 17837768. 
  56. ^ Sclater, John G; Parsons, Barry; Jaupart, Claude (1981). "Oceans and Continents: Similarities and Differences in the Mechanisms of Heat Loss". Journal of Geophysical Research 86 (B12): 11535. Bibcode:1981JGR....8611535S. doi:10.1029/JB086iB12p11535. 
  57. ^ Brown, W. K.; Wohletz, K. H. (2005). "SFT and the Earth's Tectonic Plates". Los Alamos National Laboratory. Diakses 2007-03-02. 
  58. ^ Kious, W. J.; Tilling, R. I. (1999-05-05). "Understanding plate motions". USGS. Diakses 2007-03-02. 
  59. ^ Seligman, Courtney (2008). "The Structure of the Terrestrial Planets". Online Astronomy eText Table of Contents. cseligman.com. Diakses 2008-02-28. 
  60. ^ Duennebier, Fred (1999-08-12). "Pacific Plate Motion". University of Hawaii. Diakses 2007-03-14. 
  61. ^ Mueller, R. D. et al. (2007-03-07). "Age of the Ocean Floor Poster". NOAA. Diakses 2007-03-14. 
  62. ^ Bowring, Samuel A.; Williams, Ian S. (1999). "Priscoan (4.00–4.03 Ga) orthogneisses from northwestern Canada". Contributions to Mineralogy and Petrology 134 (1): 3. Bibcode:1999CoMP..134....3B. doi:10.1007/s004100050465. 
  63. ^ Meschede, Martin; Barckhausen, Udo (2000-11-20). "Plate Tectonic Evolution of the Cocos-Nazca Spreading Center". Proceedings of the Ocean Drilling Program. Texas A&M University. Diakses 2007-04-02. 
  64. ^ Staff. "GPS Time Series". NASA JPL. Diakses 2007-04-02. 
  65. ^ "CIA – The World Factbook". Cia.gov. Diakses 2012-11-02. 
  66. ^ Kring, David A. "Terrestrial Impact Cratering and Its Environmental Effects". Lunar and Planetary Laboratory. Diakses 2007-03-22. 
  67. ^ Staff. "Layers of the Earth". Volcano World. Diakses 2007-03-11. 
  68. ^ Jessey, David. "Weathering and Sedimentary Rocks". Cal Poly Pomona. Diakses 2007-03-20. 
  69. ^ de Pater, Imke; Lissauer, Jack J. (2010). Planetary Sciences (ed. 2nd). Cambridge University Press. hlm. 154. ISBN 0-521-85371-0. 
  70. ^ Wenk, Hans-Rudolf; Bulakh, Andreĭ Glebovich (2004). Minerals: their constitution and origin. Cambridge University Press. hlm. 359. ISBN 0-521-52958-1. 
  71. ^ FAO Staff (1995). FAO Production Yearbook 1994 (ed. Volume 48). Rome, Italy: Food and Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 92-5-003844-5. 
  72. ^ Sverdrup, H. U.; Fleming, Richard H. (1942-01-01). The oceans, their physics, chemistry, and general biology. Scripps Institution of Oceanography Archives. ISBN 0-13-630350-1. Diakses 2008-06-13. 
  73. ^ Number of countries
  74. ^ "7,000 m Class Remotely Operated Vehicle KAIKO 7000". Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC). Diakses 2008-06-07. 
  75. ^ Charette, Matthew A.; Smith, Walter H. F. (June 2010). "The Volume of Earth's Ocean". Oceanography 23 (2): 112–114. doi:10.5670/oceanog.2010.51. Diakses 2013-06-06. 
  76. ^ Shiklomanov, Igor A. (1999). "World Water Resources and their use Beginning of the 21st century Prepared in the Framework of IHP UNESCO". State Hydrological Institute, St. Petersburg. Diakses 2006-08-10. 
  77. ^ Kennish, Michael J. (2001). Practical handbook of marine science. Marine science series (ed. 3rd). CRC Press. hlm. 35. ISBN 0-8493-2391-6. 
  78. ^ Mullen, Leslie (2002-06-11). "Salt of the Early Earth". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  79. ^ Morris, Ron M. "Oceanic Processes". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  80. ^ Scott, Michon (2006-04-24). "Earth's Big heat Bucket". NASA Earth Observatory. Diakses 2007-03-14. 
  81. ^ Sample, Sharron (2005-06-21). "Sea Surface Temperature". NASA. Diakses 2007-04-21. 
  82. ^ Geerts, B.; Linacre, E. (November 1997). "The height of the tropopause". Resources in Atmospheric Sciences. University of Wyoming. Diakses 2006-08-10. 
  83. ^ a b c Zimmer, Carl (3 October 2013). "Earth’s Oxygen: A Mystery Easy to Take for Granted". New York Times. Diakses 3 October 2013. 
  84. ^ a b Staff (2003-10-08). "Earth's Atmosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  85. ^ Pidwirny, Michael (2006). "Fundamentals of Physical Geography (2nd Edition)". PhysicalGeography.net. Diakses 2007-03-19. 
  86. ^ a b Moran, Joseph M. (2005). "Weather". World Book Online Reference Center. NASA/World Book, Inc. Diakses 2007-03-17. 
  87. ^ a b Berger, Wolfgang H. (2002). "The Earth's Climate System". University of California, San Diego. Diakses 2007-03-24. 
  88. ^ Rahmstorf, Stefan (2003). "The Thermohaline Ocean Circulation". Potsdam Institute for Climate Impact Research. Diakses 2007-04-21. 
  89. ^ Various (1997-07-21). "The Hydrologic Cycle". University of Illinois. Diakses 2007-03-24. 
  90. ^ Sadava, David E.; Heller, H. Craig; Orians, Gordon H. (2006). Life, the Science of Biology (ed. 8th). MacMillan. hlm. 1114. ISBN 0-7167-7671-5. 
  91. ^ Staff. "Climate Zones". UK Department for Environment, Food and Rural Affairs. Diakses 2007-03-24. 
  92. ^ Staff (2004). "Stratosphere and Weather; Discovery of the Stratosphere". Science Week. Diakses 2007-03-14. 
  93. ^ de Córdoba, S. Sanz Fernández (2004-06-21). "Presentation of the Karman separation line, used as the boundary separating Aeronautics and Astronautics". Fédération Aéronautique Internationale. Diakses 2007-04-21. 
  94. ^ Liu, S. C.; Donahue, T. M. (1974). "The Aeronomy of Hydrogen in the Atmosphere of the Earth". Journal of Atmospheric Sciences 31 (4): 1118–1136. Bibcode:1974JAtS...31.1118L. doi:10.1175/1520-0469(1974)031<1118:TAOHIT>2.0.CO;2. 
  95. ^ Catling, David C.; Zahnle, Kevin J.; McKay, Christopher P. (2001). "Biogenic Methane, Hydrogen Escape, and the Irreversible Oxidation of Early Earth". Science 293 (5531): 839–843. Bibcode:2001Sci...293..839C. doi:10.1126/science.1061976. PMID 11486082. 
  96. ^ Abedon, Stephen T. (1997-03-31). "History of Earth". Ohio State University. Diakses 2007-03-19. 
  97. ^ Hunten, D. M.; Donahue, T. M (1976). "Hydrogen loss from the terrestrial planets". Annual review of earth and planetary sciences 4 (1): 265–292. Bibcode:1976AREPS...4..265H. doi:10.1146/annurev.ea.04.050176.001405. 
  98. ^ Lang, Kenneth R. (2003). The Cambridge guide to the solar system. Cambridge University Press. hlm. 92. ISBN 0-521-81306-9. 
  99. ^ Fitzpatrick, Richard (2006-02-16). "MHD dynamo theory". NASA WMAP. Diakses 2007-02-27. 
  100. ^ Campbell, Wallace Hall (2003). Introduction to Geomagnetic Fields. New York: Cambridge University Press. hlm. 57. ISBN 0-521-82206-8. 
  101. ^ Stern, David P. (2005-07-08). "Exploration of the Earth's Magnetosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  102. ^ McCarthy, Dennis D.; Hackman, Christine; Nelson, Robert A. (November 2008). "The Physical Basis of the Leap Second". The Astronomical Journal 136 (5): 1906–1908. Bibcode:2008AJ....136.1906M. doi:10.1088/0004-6256/136/5/1906. 
  103. ^ "Leap seconds". Time Service Department, USNO. Diakses 2008-09-23. 
  104. ^ http://maia.usno.navy.mil/ser7/ser7.dat
  105. ^ Seidelmann, P. Kenneth (1992). Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac. Mill Valley, CA: University Science Books. hlm. 48. ISBN 0-935702-68-7. 
  106. ^ Staff. "IERS Excess of the duration of the day to 86400s ..... since 1623". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diakses 2008-09-23. —Graph at end.
  107. ^ Staff. "IERS Variations in the duration of the day 1962–2005". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-08-13. Diakses 2008-09-23. 
  108. ^ Zeilik, M.; Gregory, S. A. (1998). Introductory Astronomy & Astrophysics (ed. 4th). Saunders College Publishing. hlm. 56. ISBN 0-03-006228-4. 
  109. ^ a b Williams, David R. (2006-02-10). "Planetary Fact Sheets". NASA. Diakses 2008-09-28. —See the apparent diameters on the Sun and Moon pages.
  110. ^ Williams, David R. (2004-09-01). "Moon Fact Sheet". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  111. ^ Vázquez, M.; Rodríguez, P. Montañés; Palle, E. (2006). "The Earth as an Object of Astrophysical Interest in the Search for Extrasolar Planets" (PDF). Instituto de Astrofísica de Canarias. Diakses 2007-03-21. 
  112. ^ Astrophysicist team (2005-12-01). "Earth's location in the Milky Way". NASA. Diakses 2008-06-11. 
  113. ^ Bromberg, Irv (2008-05-01). "The Lengths of the Seasons (on Earth)". University of Toronto. Diakses 2008-11-08. 
  114. ^ Lin, Haosheng (2006). "Animation of precession of moon orbit". Survey of Astronomy AST110-6. University of Hawaii at Manoa. Diakses 2010-09-10. 
  115. ^ Fisher, Rick (1996-02-05). "Earth Rotation and Equatorial Coordinates". National Radio Astronomy Observatory. Diakses 2007-03-21. 
  116. ^ Williams, Jack (2005-12-20). "Earth's tilt creates seasons". USAToday. Diakses 2007-03-17. 
  117. ^ Staff (September 2003). "Astrobiology Roadmap". NASA, Lockheed Martin. Diakses 2007-03-10. 
  118. ^ Dole, Stephen H. (1970). Habitable Planets for Man (ed. 2nd). American Elsevier Publishing Co. ISBN 0-444-00092-5. Diakses 2007-03-11. 
  119. ^ Hillebrand, Helmut (2004). "On the Generality of the Latitudinal Gradient". American Naturalist 163 (2): 192–211. doi:10.1086/381004. PMID 14970922. 
  120. ^ Doolittle, W. Ford; Worm, Boris (February 2000). "Uprooting the tree of life". Scientific American 282 (6): 90–95. doi:10.1038/scientificamerican0200-90. PMID 10710791. 
  121. ^ Berkner, L. V.; Marshall, L. C. (1965). "On the Origin and Rise of Oxygen Concentration in the Earth's Atmosphere". Journal of Atmospheric Sciences 22 (3): 225–261. Bibcode:1965JAtS...22..225B. doi:10.1175/1520-0469(1965)022<0225:OTOARO>2.0.CO;2. 
  122. ^ Burton, Kathleen (2002-11-29). "Astrobiologists Find Evidence of Early Life on Land". NASA. Diakses 2007-03-05. 
  123. ^ Yoko Ohtomo, Takeshi Kakegawa, Akizumi Ishida, Toshiro Nagase, Minik T. Rosing (8 December 2013). "Evidence for biogenic graphite in early Archaean Isua metasedimentary rocks". Nature Geoscience. doi:10.1038/ngeo2025. Diakses 9 Dec 2013. 
  124. ^ Borenstein, Seth (13 November 2013). "Oldest fossil found: Meet your microbial mom". AP News. Diakses 15 November 2013. 
  125. ^ Noffke, Nora; Christian, Daniel; Wacey, David; Hazen, Robert M. (8 November 2013). "Microbially Induced Sedimentary Structures Recording an Ancient Ecosystem in the ca. 3.48 Billion-Year-Old Dresser Formation, Pilbara, Western Australia". Astrobiology (jurnal). doi:10.1089/ast.2013.1030. Diakses 15 November 2013. 
  126. ^ Kirschvink, J. L. (1992). In Schopf, J.W.; Klein, C. and Des Maris, D. Late Proterozoic low-latitude global glaciation: the Snowball Earth. The Proterozoic Biosphere: A Multidisciplinary Study. Cambridge University Press. hlm. 51–52. ISBN 0-521-36615-1. 
  127. ^ Raup, D. M.; Sepkoski Jr, J. J. (1982). "Mass Extinctions in the Marine Fossil Record". Science 215 (4539): 1501–1503. Bibcode:1982Sci...215.1501R. doi:10.1126/science.215.4539.1501. PMID 17788674. 
  128. ^ Gould, Stephan J. (October 1994). "The Evolution of Life on Earth". Scientific American 271 (4): 84–91. doi:10.1038/scientificamerican1094-84. PMID 7939569. Diakses 2007-03-05. 
  129. ^ Wilkinson, B. H.; McElroy, B. J. (2007). "The impact of humans on continental erosion and sedimentation". Bulletin of the Geological Society of America 119 (1–2): 140–156. Bibcode:2007GSAB..119..140W. doi:10.1130/B25899.1. Diakses 2007-04-22. 
  130. ^ Lambina, Eric F.; Meyfroidt, Patrick (March 1, 2011). "Global land use change, economic globalization, and the looming land scarcity". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (National Academy of Sciences) 108 (9): 3465–3472. Bibcode:2011PNAS..108.3465L. doi:10.1073/pnas.1100480108. Diakses 2013-04-2013.  See Table 1.
  131. ^ Staff (2006-11-24). "Mineral Genesis: How do minerals form?". Non-vertebrate Paleontology Laboratory, Texas Memorial Museum. Diakses 2007-04-01. 
  132. ^ Rona, Peter A. (2003). "Resources of the Sea Floor". Science 299 (5607): 673–674. doi:10.1126/science.1080679. PMID 12560541. Diakses 2007-02-04. 
  133. ^ Turner, B. L., II (1990). The Earth As Transformed by Human Action: Global And Regional Changes in the Biosphere Over the Past 300 Years. CUP Archive. hlm. 164. ISBN 0521363578. 
  134. ^ Walsh, Patrick J. (1997-05-16). In Sharon L. Smith, Lora E. Fleming. Oceans and human health: risks and remedies from the seas. Academic Press, 2008. hlm. 212. ISBN 0-12-372584-4. 
  135. ^ Staff (2007-02-02). "Evidence is now 'unequivocal' that humans are causing global warming – UN report". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 21 December 2008. Diakses 2007-03-07. 
  136. ^ World, National Geographic – Xpeditions Atlas. 2006. Washington, DC: National Geographic Society.
  137. ^ "Various '7 billionth' babies celebrated worldwide". Diakses 2011-10-31. 
  138. ^ Staff. "World Population Prospects: The 2006 Revision". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 5 September 2009. Diakses 2007-03-07. 
  139. ^ Staff (2007). "Human Population: Fundamentals of Growth: Growth". Population Reference Bureau. Diakses 2007-03-31. 
  140. ^ Peel, M. C.; Finlayson, B. L.; McMahon, T. A. (2007). "Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification". Hydrology and Earth System Sciences Discussions 4 (2): 439–473. doi:10.5194/hessd-4-439-2007. Diakses 2007-03-31. 
  141. ^ Staff. "Themes & Issues". Secretariat of the Convention on Biological Diversity. Diakses 2007-03-29. 
  142. ^ Staff (2006-08-15). "Canadian Forces Station (CFS) Alert". Information Management Group. Diakses 2007-03-31. 
  143. ^ Kennedy, Paul (1989). The Rise and Fall of the Great Powers (ed. 1st). Vintage. ISBN 0-679-72019-7. 
  144. ^ "U.N. Charter Index". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 20 February 2009. Diakses 2008-12-23. 
  145. ^ Staff. "International Law". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 31 December 2009. Diakses 2007-03-27. 
  146. ^ Kuhn, Betsy (2006). The race for space: the United States and the Soviet Union compete for the new frontier. Twenty-First Century Books. hlm. 34. ISBN 0-8225-5984-6. 
  147. ^ Ellis, Lee (2004). Who's who of NASA Astronauts. Americana Group Publishing. ISBN 0-9667961-4-4. 
  148. ^ Shayler, David; Vis, Bert (2005). Russia's Cosmonauts: Inside the Yuri Gagarin Training Center. Birkhäuser. ISBN 0-387-21894-7. 
  149. ^ Wade, Mark (2008-06-30). "Astronaut Statistics". Encyclopedia Astronautica. Diakses 2008-12-23. 
  150. ^ "Reference Guide to the International Space Station". NASA. 2007-01-16. Diakses 2008-12-23. 
  151. ^ Cramb, Auslan (2007-10-28). "Nasa's Discovery extends space station". Telegraph. Diakses 2009-03-23. 
  152. ^ Liungman, Carl G. (2004). "Group 29: Multi-axes symmetric, both soft and straight-lined, closed signs with crossing lines". Symbols – Encyclopedia of Western Signs and Ideograms. New York: Ionfox AB. hlm. 281–282. ISBN 91-972705-0-4. 
  153. ^ Arnett, Bill (July 16, 2006). "Earth". The Nine Planets, A Multimedia Tour of the Solar System: one star, eight planets, and more. Diakses 2010-03-09. 
  154. ^ Dutch, S. I. (2002). "Religion as belief versus religion as fact" (PDF). Journal of Geoscience Education 50 (2): 137–144. Diakses 2008-04-28. 
  155. ^ Edis, Taner (2003). A World Designed by God: Science and Creationism in Contemporary Islam (PDF). Amherst: Prometheus. ISBN 1-59102-064-6. Diakses 2008-04-28. 
  156. ^ Ross, M. R. (2005). "Who Believes What? Clearing up Confusion over Intelligent Design and Young-Earth Creationism" (PDF). Journal of Geoscience Education 53 (3): 319. Diakses 2008-04-28. 
  157. ^ Pennock, R. T. (2003). "Creationism and intelligent design". Annual Review of Genomics Human Genetics 4 (1): 143–63. doi:10.1146/annurev.genom.4.070802.110400. PMID 14527300. 
  158. ^ National Academy of Sciences, Institute of Medicine (2008). Science, Evolution, and Creationism. Washington, D.C: National Academies Press. ISBN 0-309-10586-2. Diakses 2011-03-13. 
  159. ^ Colburn,, A.; Henriques, Laura (2006). "Clergy views on evolution, creationism, science, and religion". Journal of Research in Science Teaching 43 (4): 419–442. Bibcode:2006JRScT..43..419C. doi:10.1002/tea.20109. 
  160. ^ Frye, Roland Mushat (1983). Is God a Creationist? The Religious Case Against Creation-Science. Scribner's. ISBN 0-684-17993-8. 
  161. ^ Gould, S. J. (1997). "Nonoverlapping magisteria" (PDF). Natural History 106 (2): 16–22. Diakses 2008-04-28. 
  162. ^ Russell, Jeffrey B. "The Myth of the Flat Earth". American Scientific Affiliation. Diakses 2007-03-14. ; but see also Cosmas Indicopleustes.
  163. ^ Jacobs, James Q. (1998-02-01). "Archaeogeodesy, a Key to Prehistory". Diakses 2007-04-21. 
  164. ^ Bowring, S.; Housh, T. (1995). "The Earth's early evolution". Science 269 (5230): 1535–40. Bibcode:1995Sci...269.1535B. doi:10.1126/science.7667634. PMID 7667634. 
  165. ^ Yin, Qingzhu; Jacobsen, S. B.; Yamashita, K.; Blichert-Toft, J.; Télouk, P.; Albarède, F. (2002). "A short timescale for terrestrial planet formation from Hf-W chronometry of meteorites". Nature 418 (6901): 949–952. Bibcode:2002Natur.418..949Y. doi:10.1038/nature00995. PMID 12198540. 
  166. ^ Kleine, Thorsten; Palme, Herbert; Mezger, Klaus; Halliday, Alex N. (2005-11-24). "Hf-W Chronometry of Lunar Metals and the Age and Early Differentiation of the Moon". Science 310 (5754): 1671–1674. Bibcode:2005Sci...310.1671K. doi:10.1126/science.1118842. PMID 16308422. 
  167. ^ Reilly, Michael (October 22, 2009). "Controversial Moon Origin Theory Rewrites History". Diakses 2010-01-30. 
  168. ^ (Fall Meeting 2001) "An impact origin of the Earth-Moon system". Abstract #U51A-02, American Geophysical Union. 
  169. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  170. ^ Morbidelli, A. et al. (2000). "Source regions and time scales for the delivery of water to Earth". Meteoritics & Planetary Science 35 (6): 1309–1320. Bibcode:2000M&PS...35.1309M. doi:10.1111/j.1945-5100.2000.tb01518.x. 
  171. ^ "Our Changing Sun: The Role of Solar Nuclear Evolution and Magnetic Activity on Earth's Atmosphere and Climate". Benjamin Montesinos, Alvaro Gimenez and Edward F. Guinan ASP Conference Proceedings: The Evolving Sun and its Influence on Planetary Environments, San Francisco: Astronomical Society of the Pacific. 
  172. ^ Staff (March 4, 2010). "Oldest measurement of Earth's magnetic field reveals battle between Sun and Earth for our atmosphere". Physorg.news. Diakses 2010-03-27. 
  173. ^ Rogers, John James William; Santosh, M. (2004). Continents and Supercontinents. Oxford University Press US. hlm. 48. ISBN 0-19-516589-6. 
  174. ^ Hurley, P. M.; Rand, J. R. (Jun 1969). "Pre-drift continental nuclei". Science 164 (3885): 1229–1242. Bibcode:1969Sci...164.1229H. doi:10.1126/science.164.3885.1229. PMID 17772560. 
  175. ^ De Smet, J.; Van Den Berg, A.P.; Vlaar, N.J. (2000). "Early formation and long-term stability of continents resulting from decompression melting in a convecting mantle". Tectonophysics 322 (1–2): 19. Bibcode:2000Tectp.322...19D. doi:10.1016/S0040-1951(00)00055-X. 
  176. ^ Armstrong, R. L. (1968). "A model for the evolution of strontium and lead isotopes in a dynamic earth". Reviews of Geophysics 6 (2): 175–199. Bibcode:1968RvGSP...6..175A. doi:10.1029/RG006i002p00175. 
  177. ^ Harrison, T. et al. (December 2005). "Heterogeneous Hadean hafnium: evidence of continental crust at 4.4 to 4.5 ga". Science 310 (5756): 1947–50. Bibcode:2005Sci...310.1947H. doi:10.1126/science.1117926. PMID 16293721. 
  178. ^ Hong, D.; Zhang, Jisheng; Wang, Tao; Wang, Shiguang; Xie, Xilin (2004). "Continental crustal growth and the supercontinental cycle: evidence from the Central Asian Orogenic Belt". Journal of Asian Earth Sciences 23 (5): 799. Bibcode:2004JAESc..23..799H. doi:10.1016/S1367-9120(03)00134-2. 
  179. ^ Armstrong, R. L. (1991). "The persistent myth of crustal growth". Australian Journal of Earth Sciences 38 (5): 613–630. Bibcode:1991AuJES..38..613A. doi:10.1080/08120099108727995. 
  180. ^ Murphy, J. B.; Nance, R. D. (1965). "How do supercontinents assemble?". American Scientist 92 (4): 324–33. doi:10.1511/2004.4.324. Diakses 2007-03-05. 
  181. ^ Staff. "Paleoclimatology – The Study of Ancient Climates". Page Paleontology Science Center. Diakses 2007-03-02. 
  182. ^ a b c Britt, Robert (2000-02-25). "Freeze, Fry or Dry: How Long Has the Earth Got?". 
  183. ^ a b Carrington, Damian (2000-02-21). "Date set for desert Earth". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  184. ^ a b Li, King-Fai; Pahlevan, Kaveh; Kirschvink, Joseph L.; Yung, Yuk L. (2009). "Atmospheric pressure as a natural climate regulator for a terrestrial planet with a biosphere". Proceedings of the National Academy of Sciences 106 (24): 9576–9579. Bibcode:2009PNAS..106.9576L. doi:10.1073/pnas.0809436106. PMC 2701016. PMID 19487662. Diakses 2009-07-19. 
  185. ^ a b c Sackmann, I.-J.; Boothroyd, A. I.; Kraemer, K. E. (1993). "Our Sun. III. Present and Future". Astrophysical Journal 418: 457–468. Bibcode:1993ApJ...418..457S. doi:10.1086/173407. 
  186. ^ Kasting, J.F. (1988). "Runaway and Moist Greenhouse Atmospheres and the Evolution of Earth and Venus". Icarus 74 (3): 472–494. Bibcode:1988Icar...74..472K. doi:10.1016/0019-1035(88)90116-9. PMID 11538226. 
  187. ^ a b Ward, Peter D.; Brownlee, Donald (2002). The Life and Death of Planet Earth: How the New Science of Astrobiology Charts the Ultimate Fate of Our World. New York: Times Books, Henry Holt and Company. ISBN 0-8050-6781-7. 
  188. ^ Bounama, Christine; Franck, S.; Von Bloh, W. (2001). "The fate of Earth's ocean". Hydrology and Earth System Sciences (Germany: Potsdam Institute for Climate Impact Research) 5 (4): 569–575. Bibcode:2001HESS....5..569B. doi:10.5194/hess-5-569-2001. Diakses 2009-07-03. 
  189. ^ a b Schröder, K.-P.; Connon Smith, Robert (2008). "Distant future of the Sun and Earth revisited". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 386 (1): 155. arXiv:0801.4031. Bibcode:2008MNRAS.386..155S. doi:10.1111/j.1365-2966.2008.13022.x. 
    See also Palmer, Jason (2008-02-22). "Hope dims that Earth will survive Sun's death". NewScientist.com news service. Diakses 2008-03-24. 
  190. ^ Espenak, F.; Meeus, J. (2007-02-07). "Secular acceleration of the Moon". NASA. Diakses 2007-04-20. 
  191. ^ Poropudas, Hannu K. J. (1991-12-16). "Using Coral as a Clock". Skeptic Tank. Diakses 2007-04-20. 
  192. ^ Laskar, J. et al. (2004). "A long-term numerical solution for the insolation quantities of the Earth". Astronomy and Astrophysics 428 (1): 261–285. Bibcode:2004A&A...428..261L. doi:10.1051/0004-6361:20041335. 
  193. ^ Murray, N.; Holman, M. (2001). "The role of chaotic resonances in the solar system". Nature 410 (6830): 773–779. arXiv:astro-ph/0111602. doi:10.1038/35071000. PMID 11298438. 
  194. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  195. ^ Whitehouse, David (2002-10-21). "Earth's little brother found". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  196. id="cite_note-christou_asher2011-212">^ Christou, Apostolos A.; Asher, David J. (March 31, 2011). "A long-lived horseshoe companion to the Earth". arΧiv:1104.0036 [astro-ph.EP]. See table 2, p. 5.
  197. ^ Connors, Martin; Wiegert, Paul; Veillet, Christian (July 27, 2011). "Earth's Trojan asteroid". Nature 475 (7357): 481–483. Bibcode:2011Natur.475..481C. doi:10.1038/nature10233. PMID 21796207. Diakses 2011-07-27. 
  198. ^ a b Choi, Charles Q. (July 27, 2011). "First Asteroid Companion of Earth Discovered at Last". Space.com. Diakses 2011-07-27. 
  199. ^ "UCS Satellite Database". Nuclear Weapons & Global Security. Union of Concerned Scientists. January 31, 2011. Diakses 2011-05-12. 

Bacaan lanjutan

Tautan luar

  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Geografi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Astronomi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Atur Surya


edunitas.com


Page 2

Bumi  
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto Bumi, diambil oleh NASA

Penamaan

Nama alternatifTellus/Telluris atau Terra,[catatan 1] Gaia
Epos J2000,0[catatan 2]
Aphelion152.098.232 km
1,01671388 SA[catatan 3]
Perihelion147.098.290 km
0,98329134 SA[catatan 3]
Sumbu semi-mayor149.598.261 km
1,00000261 SA[1]
Eksentrisitas0,01671123[1]
Periode orbit365,256363004 hari[2]
1,000017421 tahun
Kecepatan orbit rata-rata29,78 km/s[3]
107.200 km/jam
Anomali rata-rata357,51716°[3]
Inklinasi7,155° ke ekuator Matahari
1,57869°[4] ke segi invariabel
Bujur node menaik348,73936°[3][catatan 4]
Gagasan perihelion114,20783°[3][catatan 5]
Satelit1 alami (Bulan),
1.070 hasil pekerjaan (pada 24 Oktober 2013 (2013-10-24)[update])[5]

Ciri-ciri fisik

Jari-jari rata-rata6.371,0 km[6]
Jari-jari khatulistiwa6.378,1 km[7][8]
Jari-jari kutub6.356,8 km
Kepepatan0,0033528[10]
Keliling khatulistiwa40.075,017 km (khatulistiwa)[8]
40.007,86 km (meridian)[11][12]
Luas permukaan510.072.000 km2[13][14][catatan 6]

148.940.000 km2 daratan (29,2 %)

361.132.000 km2 perairan (70,8 %)
Volume1,08321×1012 km3[3]
Massa5,97219×1024 kg[15]
3,0×10-6 Matahari
Massa jenis rata-rata5,515 g/cm3[3]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa9,780327 m/s2[16]
0,99732 g
Kecepatan bebas11,186 km/s[3]
Hari sideris0,99726968 d[17]
23h 56m 4,100s
Kecepatan rotasi1.674,4 km/j (465.1 m/s)[18]
Kemiringan sumbu23°26'21",4119[2]
Albedo0,367 (Geometri)[3]
0,306 (Bond)[3]
Suhu permukaan
   Kelvin
   Celsius
minrata-ratamaks
184 K[19]288 K[20]330 K[21]
−89,2 °C15 °C56,7 °C

Atmosfer

Tekanan permukaan101,325 kPa (MSL)
Komposisi78,08% nitrogen (N2)[3] (udara kering)
20,95% oksigen (O2)
0,93% argon
0,039% karbon dioksida[22]
Sekitar 1% uap cairan (bervariasi sesuai iklim)

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Atur Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Atur Surya. Bumi terkadang dikata dengan dunia atau Planet Biru.[23]

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama.[24] Biosfer Bumi kesudahan secara perlahan mengubah atmosfer dan keadaan fisik landasan lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan terlindung di daratan.[25] Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.

Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang merasakan pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Semakin dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air,[26] dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki jumlah danau dan sumber cairan lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian akbarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan isi dalam terdiri dari besi padat, sedangkan isi luar berupa cairan yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bidang mantel.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris.[catatan 7] Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang segi orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari).[27] Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi selang Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Bumi adalah tempat tinggal untuk jutaan makhluk hidup, termasuk manusia.[28] Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.[29] Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan tingkah laku yang dibuat militer.

Nama dan etimologi

Dalam bahasa Inggris modern, kata benda earth dikembangkan dari kata bahasa Inggris Menengah erthe (dicatat pada 1137), yang bersumber dari kata bahasa Inggris Kuno eorthe (sebelum 725), sedangkan kata itu sendiri bersumber dari kata Proto-Jermanik *erthō. Earth memiliki kata kerabat pada semua bahasa Jermanik lainnya, termasuk aarde dalam bahasa Belanda, Erde dalam bahasa Jerman, dan jord dalam bahasa Swedia, Denmark, dan Norwegia.[30] Earth adalah perumpamaan untuk dewi paganisme Jermanik (atau Jörð dalam mitologi Norse, ibu dari dewa Thor).[31]

Dalam bahasa Indonesia, kata bumi bersumber dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah.

Komposisi dan yang dibangun

Bumi tergolong planet kebumian yang umumnya terdiri dari bebatuan, bukannya raksasa gas seperti Yupiter. Bumi adalah planet terbesar dari empat planet kebumian lainnya menurut ukuran dan massa. Dari keempat planet tersebut, Bumi merupakan planet dengan kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan tertinggi, medan magnet terkuat, dan rotasi tercepat,[32] dan diperkirakan juga merupakan satu-satunya planet dengan tektonik lempeng yang aktif.[33]

Bentuk

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Awan stratokumulus di atas Pasifik, dilihat dari orbit.

Bentuk Bumi lebih kurang menyerupai sferoid pepat, bola yang bentuknya tertekan pipih di sepanjang sumbu dari kutub ke kutub sehingga terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa.[34] Tonjolan ini muncul dampak rotasi Bumi, yang menyebabkan diameter khatulistiwa 43 km (kilometer) semakin akbar dari diameter kutub ke kutub.[35] Sebab hal ini, titik terjauh permukaan Bumi dari pusat Bumi adalah gunung api Chimborazo di Ekuador, yang tidak berdekatan 6.384 kilometer dari pusat Bumi, atau sekitar 2 kilometer semakin jauh jika dibandingkan dengan Gunung Everest.[36] Diameter rata-rata bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau lebih kurang setara dengan 40.000 km /π, sebab satuan meter pada awalnya dihitung sebagai 1/10.000.000 jarak dari khatulistiwa ke Kutub Utara melalui Paris, Perancis.[37]

Topografi Bumi merasakan deviasi dari bentuk sferoid ideal, meskipun dalam skala global deviasi ini tergolong kecil: Bumi memiliki tingkat toleransi sekitar 584, atau 0,17% dari sferoid sempurna, semakin kecil jika dibandingkan dengan tingkat toleransi pada bola biliar (0,22%).[38] Deviasi tertinggi dan terendah pada permukaan Bumi terdapat di Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Sebab benarnya tonjolan khatulistiwa, lokasi di permukaan Bumi yang berada sangat jauh dari pusat Bumi adalah puncak Chimborazo di Ekuador dan Huascarán di Peru.[39][40][41]

Komposisi kimiawi

Massa Bumi adalah sekitar 5.98×1024 kg. Komposisi Bumi sebagian akbarnya terdiri dari besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), belerang (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), dan aluminium (1,4%); sisanya terdiri dari unsur-unsur lainnya (1,2%). Dampak segregasi massa, bidang isi Bumi diyakini berisi besi (88,8%), dan sejumlah kecil nikel (5,8%), belerang (4,5%), dan kurang dari 1% unsur-unsur lainnya.[43]

Berbakat geokimia F. W. Clarke menghitung semakin dari 47% kerak Bumi berisi oksigen. Konstituen batuan yang umumnya terdapat pada kerak Bumi hampir semuanya merupakan senyawa oksida; klorin, belerang, dan fluor adalah tiga pengecualian, dan jumlah total kandungan unsur ini dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida utama yang terkandung dalam kerak Bumi adalah silika, alumina, besi oksida, kapur, magnesia, kalium, dan soda. Silika pada umumnya berfungsi sebagai asam, yang membentuk silikat, dan mineral sangat umum yang terdapat pada batuan beku adalah senyawa ini. Berdasarkan analisisnya terhadap 1.672 jenis batuan di kerak Bumi, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% kerak Bumi terdiri dari 11 oksida (lihat tabel di sebelah kanan).[44]

Yang dibangun dalam

Interior Bumi, seperti halnya planet kebumian lainnya, dibagi menjadi sejumlah lapisan menurut kandungan fisika atau kimianya (reologi). Namun, tidak seperti planet kebumian lainnya, Bumi memiliki isi luar dan isi dalam yang berbeda. Lapisan luar Bumi secara kimiawi berupa kerak padat silikat yang diselimuti oleh mantel viskose padat. Kerak Bumi dipisahkan dari mantel oleh diskontinuitas Mohorovičić, dengan ketebalan kerak yang bervariasi; ketebalan rata-ratanya adalah 6 km di bawah samudra dan 30-50 km di bawah daratan. Kerak Bumi, serta bidang kaku dan dingin di puncak mantel atas, secara kolektif dikenal dengan litosfer, dan pada lapisan inilah tektonika lempeng terjadi. Di bawah litosfer terdapat astenosfer, lapisan dengan tingkat viskositas yang relatif rendah dan menjadi tempat melekat untuk litosfer. Perubahan penting yang dibangun kristal di dalam mantel terjadi pada kedalaman 410 dan 660 km di bawah permukaan Bumi, yang juga mencakup zona transisi yang memisahkan mantel atas dengan mantel bawah. Di bawah mantel, terdapat cairan isi luar dengan viskositas yang sangat rendah di atas isi dalam.[45] Isi dalam Bumi merasakan perputaran dengan kecepatan sudut yang sedikit semakin tinggi jika dibandingkan dengan bidang planet lainnya, sekitar 0,1-0,5° per tahun.[46]

Panas

Panas dalam Bumi bersumber dari perpaduan selang panas endapan dari akresi planet (sekitar 20%) dan panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif (80%).[49] Isotop penghasil panas utama Bumi adalah kalium-40, uranium-238, uranium-235, dan torium-232.[50] Di pusat Bumi, suhu bisa mencapai 6000 °C (10,830 °F),[51] dan tekanannya mencapai 360 GPa.[52] Sebab sebagian akbar panas Bumi dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, para ilmuwan percaya bahwa pada awal sejarah Bumi, sebelum isotop dengan usia pendek terkuras mandek, produksi panas Bumi yang dihasilkan jauh semakin tinggi jika dibandingkan dengan saat ini. Panas yang dihasilkan pada masa itu diperkirakan dua kali semakin akbar daripada saat ini, lebih kurang 3 miliar tahun yang lalu,[49] dan hal tersebut akan meningkatkan gradien suhu di dalam Bumi, meningkatkan tingkat konveksi mantel dan tektonik lempeng, serta memungkinkan pembentukan batuan beku seperti komatiites, yang tidak bisa terbentuk pada masa kini.[53]

Rata-rata pelepasan panas Bumi adalah 87 mW m−2, dan 4.42 × 1013 W untuk panas global.[55] Sebagian energi panas di dalam isi Bumi diangkut menuju kerak oleh bulu mantel; bentuk konveksi yang terdiri dari batuan bersuhu tinggi yang mengalir ke atas. Bulu mantel ini mampu berproduksi bintik panas dan basal banjir.[56] Panas Bumi yang selebihnya diloloskan melalui lempeng tektonik oleh mantel yang terhubung dengan punggung tengah samudra. Pelepasan panas terakhir dipertontonkan melalui konduksi litosfer, yang umumnya terjadi di samudra sebab kerak di sana jauh semakin tipis jika dibandingkan dengan kerak benua.[57]

Lempeng tektonik

Lapisan luar Bumi yang berwujud lapisan kaku, dikata dengan litosfer, terpecah menjadi potongan-potongan yang dikata dengan lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini merupakan segmen kaku yang saling mengadakan komunikasi dan mengadakan kampanye pada salah satu dari tiga jenis ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng. Ketiga ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng tersebut adalah ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen, tempat dua lempeng bertumbukan; ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen, tempat dua lempeng saling menjauh; dan ketentuan yang tidak boleh dilampaui peralihan, tempat dua lempeng saling bersilangan secara lateral. Gempa bumi, aktivitas yang dipekerjakan gunung berapi, pembentukan gunung, dan pembentukan palung laut terjadi di sepanjang ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng ini.[59] Lempeng tektonik berada di atas astenosfer, lapisan mantel yang bentuknya padat tetapi tidak begitu kental, yang bisa mengalir dan mengadakan kampanye bersama lempeng,[60] dan pergerakan ini didampingi dengan pola konveksi di dalam mantel Bumi.

Sebab lempeng tektonik beralih di seluruh Bumi, lantai samudra merasakan penunjaman di bawah tepi utama lempeng pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen. Pada saat yang bersamaan, material mantel pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen membentuk punggung tengah samudra. Perpaduan kedua ronde ini secara berkelanjutan terus mendaur ulang kerak samudra kembali ke dalam mantel. Sebab ronde daur ulang ini, sebagian akbar lantai samudra berusia kurang dari 100 juta tahun. Kerak samudra tertua bertempat di Pasifik Barat, yang usianya diperkirakan 200 juta tahun.[61][62] Sebagai perbandingan, kerak benua tertua berusia 4.030 juta tahun.[63]

Tujuh lempeng utama di Bumi adalah Lempeng Pasifik, Amerika Utara, Eurasia, Afrika, Antarktika, Lempeng Indo-Australia, dan Amerika Selatan. Lempeng terkemuka lainnya adalah Lempeng Arab, Lempeng Karibia, Lempeng Nazca di pantai barat Amerika Selatan, dan Lempeng Scotia di Samudra Atlantik selatan. Lempeng Australia menyatu dengan Lempeng India lebih kurang 50 hingga 55 juta tahun yang lalu. Lempeng dengan pergerakan tercepat adalah lempeng samudra; Lempeng Cocos mengadakan kampanye dengan laju kecepatan 75 mm/tahun,[64] dan Lempeng Pasifik mengadakan kampanye 52–69 mm/tahun. Sedangkan lempeng dengan pergerakan terlambat adalah Lempeng Eurasia, dengan laju pergerakan sekitar 21 mm/tahun.[65]

Permukaan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Permukaan padat Bumi menurut persentase dari luas total permukaan Bumi

  Punggung samudra (22.1%)

  Lantai cekungan samudra (29.8%)

  Pegunungan benua (10.3%)

  Dataran rendah benua (18.9%)

  Landas benua dan lereng (11.4%)

  Tanjakan benua (3.8%)

  Busur pulau vulkanik, parit, gunung api landasan laut, dan perbukitan (3.7%)

Permukaan Bumi bervariasi dari tempat ke tempat. Sekitar 70,8%[13] permukaan Bumi ditutupi oleh cairan, dan terdapat jumlah landas benua di bawah permukaan laut. Luas permukaan Bumi yang ditutupi oleh cairan setara dengan 361.132 km2 (139,43 juta sq mi).[66] Permukaan Bumi yang terendam memiliki bentang pegunungan, termasuk rangkaian punggung tengah samudra dan gunung api bawah laut,[35] bentang lainnya adalah palung laut, lembah bawah laut, dataran tinggi samudra, dan dataran abisal. Sisanya, 29,2% (148.94 km2 atau 57,51 juta sq mi) permukaan Bumi dilingkupi oleh daratan, yang terdiri dari pegunungan, padang gurun, dataran tinggi, pesisir, dan geomorfologi lainnya.

Permukaan Bumi merasakan pembentukan kembali pada periode waktu geologi sebab aktivitas yang dipekerjakan tektonik dan erosi. Permukaan Bumi yang terbentuk atau merasakan deformasi dampak tektonika lempeng merupakan permukaan yang merasakan pelapukan oleh curah hujan, siklus termal, dan pengaruh kimia. Glasiasi, erosi pantai, pembentukan terumbu karang, dan tubrukan meteorit akbar[67] merupakan beberapa kejadian yang memicu pembentukan kembali lanskap permukaan Bumi.

Kerak benua terdiri dari material dengan kepadatan rendah seperti batuan beku granit dan andesit. Batuan dengan persentase kecil adalah basal, batuan vulkanik padat yang merupakan konstituen utama lantai samudra.[68] Batuan sedimen terbentuk dari pengumpulan sedimen yang terpadatkan. Hampir 75% permukaan benua ditutupi oleh batuan sedimen, meskipun batuan itu sendiri hanya membentuk 5% bidang kerak Bumi.[69] Batuan ketiga yang sangat umum terdapat di permukaan Bumi adalah batuan metamorf, yang terbentuk dari transformasi batuan yang sudah benar dampak tekanan tinggi, suhu tinggi, atau keduanya. Mineral silikat yang ketersediaannya sangat melimpah di permukaan Bumi adalah kuarsa, feldspar, amfibol, abrak, piroksen, dan olivin.[70] Sedangkan mineral karbonat sangat umum adalah kalsit (ditemukan pada batu kapur dan dolomit).[71]

Pedosfer adalah lapisan terluar Bumi yang menjadi tempat terjadinya ronde pembentukan tanah. Lapisan ini terletak pada antarmuka litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Total permukaan tanah saat ini adalah 13,31% dari luas total permukaan Bumi, dan dari jumlah tersebut, hanya 4,71% yang ditanami secara permanen.[14] Hampir 40% permukaan tanah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan padang rumput, dengan rincian 1,3×107 km2 lahan pertanian dan 3,4×107 km2 padang rumput.[72]

Ketinggian permukaan tanah Bumi bervariasi. Titik terendah berada pada ketinggian −418 m di Laut Mati, sedangkan titik tertinggi adalah 8.848 m di puncak Gunung Everest. Ketinggian rata-rata permukaan tanah dihitung dari permukaan laut adalah 840 m.[73]

Secara logis, Bumi dibagi menjadi Belahan Utara dan Selatan yang berpusat di masing-masing kutub. Akan tetapi, Bumi secara informal juga dibagi menjadi Belahan Bumi Barat dan Timur. Permukaan Bumi secara tradisional dibagi menjadi tujuh benua dan berbagai laut. Setelah manusia menghuni dan mengelola Bumi, hampir semua permukaan dibagi menjadi negara-negara. Hingga tahun 2013, terdapat 196 negara berdaulat dengan jumlah masyarakat sekitar 7 miliar yang menghuni permukaan Bumi.[74]

Hidrosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Histogram ketinggian permukaan Bumi.

Ketersediaan cairan yang begitu jumlah di permukaan Bumi merupakan hal unik yang membedakan "Planet Biru" dengan planet lainnya di Atur Surya. Hidrosfer Bumi pada umumnya terdiri dari samudra, namun secara teknis juga mencakup semua perairan yang terdapat di permukaan Bumi, termasuk danau, sungai, laut pedalaman, dan cairan bawah tanah di kedalaman 2.000 m. Perairan terdalam dari permukaan Bumi adalah Challenger Deep di Palung Mariana, Samudra Pasifik, dengan kedalaman 10.911,4 m di bawah permukaan laut.[catatan 11][75]

Massa samudra lebih kurang 1,35×1018 metrik ton, atau sekitar 1/4400 dari massa total Bumi. Samudra mencakup ajang seluas 3.618×108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3.682 m, dan volume cairan sekitar 1.332×109 km3.[76] Jika daratan di permukaan Bumi tersebar merata, maka ketinggian cairan akan naik semakin dari 2,7 km.[catatan 12] Sekitar 97,5% perairan Bumi adalah cairan asin, sedangkan 2,5% sisanya adalah cairan tawar. Sekitar 68,7% cairan tawar yang terdapat di permukaan Bumi pada saat ini adalah es, sedangkan selebihnya membentuk danau, sungai, mata cairan, dsb-nya.[77]

Tingkat keasinan rata-rata samudra di Bumi adalah 35 gram garam per kilogram cairan laut (3,5% garam).[78] Sebagian akbar garam ini dihasilkan oleh aktivitas yang dipekerjakan vulkanis atau hasil ekstraksi batuan beku.[79] Samudra juga menjadi reservoir untuk gas atmosfer terlarut, yang keberadaannya sangat penting untuk kelangsungan hidup sebagian akbar organisme cairan.[80] Cairan laut memiliki pengaruh akbar terhadap iklim dunia; samudra berfungsi sebagai reservoir panas utama.[81] Perubahan suhu di samudra juga bisa menyebabkan perubahan cuaca di berbagai belahan dunia, misalnya El Niño–Osilasi Selatan.[82]

Atmosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto yang memperlihatkan bagaimana Bumi bersinar dalam cahaya ultraungu.

Rata-rata tekanan atmosfer di permukaan Bumi adalah 101,325 kPa, dengan ketingggian skala sekitar 5 km.[3] Atmosfer berisi 78% nitrogen dan 21% oksigen, selebihnya adalah uap cairan, karbon dioksida, dan molekul gas lainnya. Ketinggian troposfer beragam menurut garis lintang, berkisar selang 8 km di wilayah kutub hingga 17 km di wilayah khatulistiwa, dan beberapa variasi yang diakibatkan oleh faktor musim dan cuaca.[83]

Biosfer Bumi secara perlahan telah memermak komposisi atmosfer. Fotosintesis oksigenik berevolusi 2.7 miliar tahun yang lalu, yang membentuk atmosfer nitrogen-oksigen utama saat ini.[84] Kejadian ini memungkinkan terjadinya proliferasi organisme aerobik, serta pembentukan lapisan ozon yang menghalangi radiasi surya ultraungu memasuki Bumi dan menjamin kelangsungan kehidupan di darat. Fungsi atmosfer lainnya yang penting untuk kehidupan di Bumi adalah mengangkut uap cairan, menyediakan gas bermutu rumusan, membakar meteor mempunyai ukuran kecil sebelum menghantam permukaan Bumi, dan memoderatori suhu.[85] Fenomena yang terakhir dikenal dengan efek rumah kaca; ronde penangkapan energi panas yang dipancarkan dari permukaan Bumi pada atmosfer sehingga meningkatkan suhu rata-rata. Uap cairan, karbon dioksida, metana, dan ozon merupakan gas rumah kaca utama pada atmosfer Bumi. Tanpa pemancaran panas ini, suhu rata-rata di permukaan Bumi akan mencapai −18 °C, berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini (+15 °C), dan kehidupan probabilitas akbar tidak akan bisa bertahan.[86]

Cuaca dan iklim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto satelit tudung awan di Bumi menggunakan MRIS NASA.

Atmosfer Bumi tidak memiliki ketentuan yang tidak boleh dilampaui pasti, secara perlahan menipis dan mengabur ke angkasa luar. Tiga perempat massa atmosfer berada pada ketinggian 11 kilometer dari permukaan Bumi. Lapisan terbawah ini dikata dengan troposfer. Energi dari Matahari memanaskan lapisan ini, serta permukaan di bawahnya, yang menyebabkan terjadinya pemuaian udara. Udara pada lapisan ini kesudahan mengadakan kampanye naik dan digantikan oleh udara dingin dengan kelembaban yang semakin tinggi. Akibatnya, terjadi sirkulasi atmosferik yang memicu pembentukan cuaca dan iklim melalui pendistribusian kembali energi panas.[87]

Dampak utama sirkulasi atmosferik adalah terjadinya angin pasat di wilayah khatulistiwa yang berada pada garis lintang 30° dan angin barat di wilayah-wilayah lintang tengah selang 30° dan 60°.[88] Aliran laut juga menjadi faktor penting dalam memilihkan iklim, terutama sirkulasi termohalin yang menyebarkan energi panas dari samudra di khatulistiwa ke wilayah kutub.[89]

Uap cairan yang dihasilkan melalui penguapan di permukaan Bumi diangkut oleh pola sirkulasi di atmosfer. Saat atmosfer memainkan pengangkatan udara hangat dan lembab, uap cairan akan merasakan kondensasi dan mengendap ke permukaan Bumi melalui ronde presipitasi.[87] Cairan yang dikurangi ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan kesudahan diangkut menuju ketinggian yang semakin rendah oleh sungai dan biasanya kembali ke laut atau bermuara di danau. Kejadian ini dikata dengan siklus cairan, yang merupakan mekanisme penting untuk mendukung kelangsungan kehidupan di darat dan faktor utama yang menyebabkan erosi di permukaan Bumi pada periode geologi. Pola presipitasi atau curah hujan ini sangat beragam, berkisar dari beberapa meter cairan per tahun hingga kurang dari satu milimeter. Sirkulasi atmosferik, topologi, dan perbedaan suhu juga memilihkan curah hujan rata-rata yang turun di setiap wilayah.[90]

Akbar energi surya yang mencapai Bumi akan menurun seiring dengan meningkatnya lintang. Pada lintang yang semakin tinggi, cahaya matahari mencapai permukaan Bumi pada sudut yang semakin rendah dan harus melalui kolom atmosfer yang semakin tebal. Akibatnya, suhu rata-rata di permukaan laut menurun sekitar 0,4 °C per derajat jarak lintang dari khatulistiwa.[91] Bumi bisa dibagi menjadi zona lintang spesifik berdasarkan persangkaan kecocokan iklim. Pembagian ini berkisar dari wilayah khatulistiwa hingga ke wilayah kutub, yakni zona iklim tropis (atau khatulistiwa), subtropis, iklim masih, dan kutub.[92] Iklim juga bisa diklasifikasikan menurut suhu dan curah hujan, yang ditandai dengan wilayah iklim dengan massa udara yang seragam. Yang sangat umum digunakan adalah sistem klasifikasi iklim Köppen (dicetuskan oleh Wladimir Köppen). Klasifikasi ini membagi Bumi menjadi lima zona iklim (tropis lembab, kering, lintang tengah lembab, kontinental, dan kutub dingin), yang kesudahan dibagi lagi menjadi subjenis yang semakin spesifik.[88]

Atmosfer atas

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pemandangan dari orbit yang memperlihatkan Bulan purnama yang setengah tertutup oleh atmosfer Bumi. Foto oleh NASA.

Di atas troposfer, atmosfer terbagi menjadi stratosfer, mesosfer, dan termosfer.[85] Masing-masing lapisan ini memiliki tingkat lincir berbeda, yang umumnya didasarkan pada tingkat perubahan suhu dan ketinggian. Di luar lapisan ini, terdapat lapisan eksosfer dan magnetosfer, tempat medan magnet Bumi berinteraksi dengan angin surya.[93] Di dalam stratosfer terdapat lapisan ozon, komponen yang berperan melindungi permukaan Bumi dari sinar ultraungu dan memiliki peran penting untuk kehidupan di Bumi. Garis Kármán, yang dihitung 100 km di atas permukaan Bumi, adalah garis khayal yang membatasi atmosfer dengan luar angkasa.[94]

Energi panas menyebabkan beberapa molekul di tepi luar atmosfer Bumi meningkatkan kecepatan sehingga bisa melepaskan diri dari gravitasi Bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya kebocoran atmosfer ke luar angkasa. Hidrogen, yang memiliki berat molekul rendah, bisa mencapai kecepatan bebas yang semakin tinggi dan semakin mudah merasakan kebocoran ke luar angkasa jika dibandingkan dengan gas lainnya.[95] Kebocoran hidrogen ke luar angkasa mendorong keadaan Bumi dari yang awalnya merasakan reduksi menjadi oksidasi. Fotosintesis menyediakan sumber oksigen bebas sama sekali untuk kehidupan di Bumi, tetapi ketiadaan kaki tangan pereduksi seperti hidrogen menyebabkan bertambah luasnya penyebaran oksigen di atmosfer.[96] Kemampuan hidrogen untuk melepaskan diri dari atmosfer turut memengaruhi sifat kehidupan yang berkembang di Bumi.[97] Saat ini, atmosfer yang kaya oksigen mengubah hidrogen menjadi cairan sebelum memiliki kesempatan untuk melepaskan diri. Sebaliknya, sebagian akbar kejadian pelepasan hidrogen terjadi dampak penghancuran metana di atmosfer atas.[98]

Medan magnet

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skema magnetosfer Bumi. Angin surya berhembus dari kiri ke kanan

Medan magnet Bumi diperkirakan terbentuk sebab dipole magnetik, dengan kutub magnet berada pada kutub geografi Bumi. Pada khatulistiwa medan magnet, daya medan magnet di permukaan Bumi mencapai 3.05 × 10−5 T, dengan momen dipole magnet global 7.91 × 1015 T m3.[99] Menurut teori dinamo, medan magnet dihasilkan di dalam wilayah isi luar tempat energi panas menciptakan gerakan konveksi material konduksi dan berproduksi aliran listrik. Ronde ini pada gilirannya menciptakan medan magnet Bumi. Gerakan konveksi pada isi Bumi berlanjut dengan tidak teratur; kutub magnet melayang dan secara berkala mengubah arah gaya magnet. Hal ini memicu terjadinya pembalikan medan pada interval tak memakai aturan, yang berlanjut beberapa kali setiap jutaan tahun. Pembalikan medan terakhir terjadi sekitar 700.000 tahun yang lalu.[100][101]

Medan magnet membentuk lapisan magnetosfer, yang berfungsi membiaskan partikel yang terkandung dalam angin surya. Tepi medan magnet yang mengarah ke Matahari tidak berdekatan sekitar 13 kali radius Bumi. Tabrakan selang medan magnet dan angin surya berproduksi sabuk radiasi Van Allen, yakni ajang berwujud torus konsentris dengan partikel bermuatan energi. Saat plasma memasuki atmosfer Bumi pada kutub magnet, maka terbentuklah aurora.[102]

Rotasi dan orbit

Rotasi

Kala rotasi Bumi yang bersifat relatif terhadap Matahari – dikata hari Matahari – adalah 86.400 detik dari waktu Matahari rata-rata (86.400,0025 SI detik).[103] Sebab periode hari Matahari Bumi saat ini semakin panjang dari periode ketika masa zaman ke-19 dampak akselerasi pasang surut, setiap hari bervariasi selang 0 hingga 2 SI ms semakin panjang.[104][105]

Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap bintang tetap, dinamakan hari bintang oleh International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), adalah 86.164,098903691 detik dari waktu Matahari rata-rata (UT1), atau 23h 56m 4,098903691s.[2][catatan 13] Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap presesi atau pergerakan ekuinoks vernal, dinamakan hari sideris, adalah 86.164,09053083288 detik dari waktu Matahari rata-rata (UT1) (23h 56m 4.09053083288s) pada 1982[update].[2] Dengan demikian, hari sideris lebih kurang semakin singkat 8,4 ms dari hari bintang.[106] Panjang hari Matahari rata-rata dalam satuan detik SI dihitung oleh IERS untuk periode 1623–2005[107] dan 1962–2005.[108]

Selain meteor pada atmosfer dan satelit berorbit rendah, gerakan utama benda langit di atas Bumi adalah ke arah barat, dengan laju 15°/jam = 15'/menit. Untuk benda langit di tidak jauh khatulistiwa angkasa, pergerakannya terlihat pada diameter Matahari dan Bulan setiap dua menit; dari permukaan Bumi, ukuran Matahari dan Bulan kurang semakin sama.[109][110]

Orbit

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi yang menampilkan rotasi Bumi.

Bumi mengorbit Matahari pada jarak rata-rata sekitar 150 juta kilometer setiap 365,2564 hari Matahari rata-rata, atau satu tahun sideris. Dari Bumi, akan terlihat jelas gerakan Matahari ke arah timur dengan laju sekitar 1°/hari, yang memperjelas diameter Bulan atau Bumi setiap 12 jam. Sebab pergerakan ini, Bumi membutuhkan waktu rata-rata 24 jam (atau hari Matahari) untuk menyelesaikan putaran penuh pada porosnya sehingga Matahari bisa kembali ke meridian. Rata-rata kecepatan orbit Bumi adalah 29,8 km/s (107.000 km/h), cukup cepat untuk melalui jarak yang sama dengan diameter planet, atau sekitar 12.742 km dalam waktu tujuh menit, dan jarak ke Bulan, 384.000 km dalam waktu 3,5 jam.[3]

Bulan berputar dengan Bumi mengelilingi barisentrum setiap 27,32 hari. Saat dipadukan dengan sistem revolusi Bumi-Bulan mengelilingi Matahari, periode Bulan sinodik dari bulan baru ke bulan baru adalah 29,53 hari. Jika dilihat dari kutub utara langit, gerakan Bumi, Bulan, dan rotasi sumbu mereka berlawanan dengan jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang di atas kutub utara, adun Matahari dan Bumi, Bumi berputar dengan arah berlawanan mengelilingi Matahari. Segi orbit dan sumbu Bumi tidak teratur; sumbu Bumi miring sekitar 23,4 derajat dari serenjang segi orbit Bumi-Matahari (ekliptika), dan segi orbit Bumi-Bulan miring sekitar ±5,1 derajat dari segi orbit Bumi-Matahari. Tanpa kemiringan ini, akan muncul gerhana setiap dua ahad, bergantian selang gerhana bulan dan gerhana matahari.[3][111]

Bukit sfer, atau lingkup pengaruh gravitasi Bumi, adalah sekitar 1,5 Gm atau 1.500.000 km di radius.[112][catatan 14] Ini adalah jarak maksimum saat pengaruh gravitasi Bumi semakin kuat daripada Matahari dan planet-planet jauh. Objek harus mengorbit Bumi dalam radius ini, atau mereka akan terkena dampak perturbasi gravitasi Matahari.

Bumi, bersama dengan Atur Surya, terletak di galaksi Bima Sakti dan mengorbit sekitar 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Saat ini, Bumi berada sekitar 20 tahun cahaya di atas segi galaktik di lengan spiral Orion.[113]

Kemiringan sumbu dan musim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bumi dan Bulan dari Mars, dipotret oleh Mars Reconnaissance Orbiter. Dari luar angkasa, bentuk Bumi berubah dari waktu ke waktu, mirip dengan fase bulan.

Sebab kemiringan sumbu Bumi, jumlah sinar matahari yang jatuh pada titik tertentu di permukaan Bumi bervariasi sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan perubahan musim pada iklim. Musim panas di belahan utara terjadi saat Kutub Utara mengarah akurat ke Matahari, dan musim dingin berlanjut di saat sebaliknya. Ketika musim panas, hari berlanjut semakin lama dan Matahari naik semakin tinggi di langit. Pada musim dingin, iklim pada umumnya menjadi semakin dingin dan hari berlanjut dengan semakin pendek. Di atas Lingkar Arktik, kejadian ekstrem terjadi saat tidak benar siang hari dan malam berlanjut semakin dari 24 jam sehubungan dengan fenomena malam kutub. Di belahan selatan, situasinya berkebalikan dengan Kutub Utara; orientasi Kutub Selatan berlawanan dengan arah Kutub Utara.

Secara astronomis, empat musim ditentukan oleh titik belakang matahari – titik saat kemiringan sumbu maksimum orbit menuju atau menjauh dari Matahari – dan ekuinoks, saat arah kemiringan dan arah Matahari berada pada satu garis tegak lurus (serenjang). Di belahan utara, titik belakang matahari musim dingin terjadi pada tanggal 21 Desember, titik belakang matahari musim panas pada 21 Juni, ekuinoks musim semi sekitar tanggal 20 Maret, dan ekuinoks musim gugur tanggal 23 September. Di belahan selatan, situasinya terbalik; titik belakang matahari musim panas dan musim dingin terjadi sebaliknya dan ekuinoks musim semi dan musim gugur dipertukarkan tanggalnya.[114]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pesawat ruang angkasa Cassini NASA memotret Bumi dan Bulan (terlihat pada kanan bawah) dari Saturnus (19 Juli 2013).

Sudut kemiringan Bumi relatif stabil dalam jangka waktu yang lama. Kemiringan ini merasakan nutasi; gerakan kecil dan tidak teratur dengan periode utama 18,6 tahun.[115] Orientasi (bukannya sudut) dari sumbu Bumi juga berubah dari waktu ke waktu, yang merasakan presesi di sekeliling lingkaran penuh setiap 25.800 tahun; presesi inilah yang menyebabkan perbedaan selang tahun sideris dan tahun tropis. Kedua gerakan ini dikarenakan oleh benarnya daya tarik yang beragam dari Matahari dan Bulan terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi. Dari sudut pandang Bumi, kutub juga beralih beberapa meter di sepanjang permukaan. Gerakan kutub ini memiliki beberapa komponen siklis, yang secara kolektif dikenal dengan gerakan kuasiperiodik. Selain komponen tersebut, terdapat siklus 14 bulanan yang dinamakan gerakan Chandler. Kecepatan rotasi Bumi juga bervariasi, yang dikenal dengan fenomena variasi panjang hari.[116]

Di zaman modern, perihelion Bumi terjadi sekitar tanggal 3 Januari, dan aphelion pada tanggal 4 Juli. Tanggal ini akan berubah seiring waktu sebab ronde presesi dan faktor orbital lainnya, yang mengikuti pola siklus yang dikenal dengan siklus Milankovitch. Perubahan jarak selang Bumi dan Matahari menyebabkan meningkatnya energi surya yang mencapai Bumi sebesar 6,9%.[catatan 15] Sebab belahan bumi selatan miring menghadap Matahari ketika Bumi mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari, belahan selatan menerima energi surya yang semakin jumlah jika dibandingkan dengan belahan utara selama setahun. Dampak fenomena ini jauh semakin akbar daripada perubahan energi total yang dikarenakan oleh kemiringan sumbu, dan sebagian akbar keunggulan energi tersebut diresap oleh cairan dalam jumlah jumlah di belahan selatan.[117]

Kelayakhunian

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Kawah tubrukan meteor, saat ini dipenuhi oleh cairan, menandai permukaan Bumi.

Sebuah planet yang bisa mendukung kehidupan dikata dengan planet layak huni, meskipun kehidupan tersebut tidak bersumber dari sana. Bumi memiliki air – bidang yang terkait tempat molekul organik kompleks merakit diri dan berinteraksi, dan memiliki energi yang cukup untuk mempertahankan metabolisme.[118] Jarak Bumi dari Matahari, eksentrisitas orbit, laju rotasi, kemiringan sumbu, sejarah geologi, atmosfer, dan medan magnet pelindung merupakan faktor-faktor yang bersumbangsih terhadap keadaan iklim di permukaan Bumi saat ini.[119]

Biosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Terumbu karang dan pantai.

Kehidupan Bumi secara semuanya membentuk biosfer. Biosfer Bumi diperkirakan mulai berevolusi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.[84] Biosfer terbagi menjadi sejumlah bioma, yang dihuni oleh binatang dan tumbuhan sejenis. Di daratan, bioma dibagi menurut perbedaan lintang, ketinggian dari permukaan laut, dan kelembaban. Bioma kebumian membentang di Lingkar Antarktika dan Arktik, di lintang tinggi atau wilayah kering, yang umumnya memiliki tumbuhan dan binatang yang jarang; keanekaragaman spesies mencapai puncaknya di dataran rendah di lintang khatulistiwa.[120]

Evolusi kehidupan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Model komputer beberapa DNA.

Kejadian kimia yang sangat energik diperkirakan telah menciptakan sebuah molekul yang mampu mereplika dirinya sendiri sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Setengah miliar tahun kesudahan, nenek moyang pertama dari semua kehidupan muncul.[121] Ronde fotosintesis menyebabkan energi surya bisa dinikmati secara langsung oleh bentuk kehidupan; oksigen yang dihasilkan melalui fotosintesis terkumpul di atmosfer dan membentuk lapisan ozon (bentuk oksigen molekul [O3]) di atmosfer bidang atas.[84] Penggabungan sel-sel kecil di dalam sel yang semakin akbar menyebabkan perkembangan sel-sel kompleks yang dikata dengan eukariota.[122] Organisme multisel terbentuk sebagai sel di dalam koloni khusus. Dengan diresapnya radiasi ultraungu berbahaya oleh lapisan ozon, kehidupan berkembang di permukaan Bumi.[123] Bukti awal kehidupan di Bumi adalah grafit berusia 3,7 miliar tahun yang ditemukan di batuan metasedimen di Greenland Barat[124] dan fosil lapisan mikroba berusia 3,48 miliar tahun yang ditemukan di batu pasir di Australia Barat.[125][126]

Sejak 1960-an, muncul hipotesis yang menitikberatkan kejadian glasial yang terjadi selang 750 hingga 580 juta tahun yang lalu pada era Neoproterozoikum, ketika sebagian akbar permukaan Bumi ditutupi oleh lapisan es. Hipotesis ini dikata dengan "Bumi Bola Salju", dan dianggarkan sebab terjadi sebelum ledakan Kambrium, saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak.[127]

Setelah ledakan Kambrium sekitar 535 juta tahun yang lalu, terjadi lima kejadian kepunahan massal akbar.[128] Kejadian terakhir terjadi 66 juta tahun yang lalu, saat hantaman asteroid mengakibatkan kepunahan dinosaurus dan reptil akbar lainnya, tetapi beberapa binatang kecil seperti mamalia pengerat sukses selamat. Selama 66 juta tahun terakhir, kehidupan mamalia telah merasakan diversifikasi, dan beberapa juta tahun sebelumnya, primata seperti kera Afrika Orrorin tugenensis mulai memiliki kemampuan untuk berdiri tegak.[129] Hal ini mendorong berkembangnya komunikasi dan memberikan nutrisi dan stimulan yang dibutuhkan untuk otak, yang memicu terjadinya evolusi umat manusia. Berkembangnya pertanian, dan diiringi oleh peradaban, memungkinkan manusia untuk menguasai Bumi dalam waktu singkat sebab tidak benarnya bentuk kehidupan lain yang mendominasi Bumi.[130] Hal ini turut memengaruhi sifat dan kuantitas bentuk kehidupan lainnya.

Sumber daya dunia dan pemanfaatan lahan

Persangkaan pemanfaatan lahan oleh manusia, 2000[131]
Pemanfaatan lahanMha
Lahan pertanian1.510–1.611
Padang rumput2.500–3.410
Hutan dunia3.143–3.871
Hutan ditanami126–215
Daerah perkotaan66–351
Lahan produktif, tidak dimanfaatkan356–445

Bumi menyediakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk tujuan yang benar faedahnya. Beberapa di selangnya adalah sumber daya tak terbarukan, seperti bahan bakar mineral, yang sulit untuk ditambah atau diperbarui dalam waktu singkat.

Sebagian akbar bahan bakar fosil terkandung dalam kerak Bumi, yang terdiri dari batu bara, minyak bumi, gas dunia, dan metana klarat. Sumber daya ini dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi energi atau sebagai bahan baku untuk memproduksi bahan-bahan kimia. Bijih mineral juga terbentuk di dalam kerak Bumi melalui ronde genesis bijih, yang dikarenakan oleh aktivitas yang dipekerjakan erosi dan tektonik lempeng.[132] Mineral ini menjadi sumber konsentrasi untuk jumlah logam dan unsur kimia bernilaiguna lainnya.

Biosfer Bumi memproduksi jumlah produk-produk biologi yang benar faedahnya untuk kehidupan manusia, termasuk makanan, kayu, obat-obatan, oksigen, dan pendaurulangan limbah-limbah organik. Ekosistem darat bergantung pada humus dan cairan tawar, sedangkan ekosistem laut bergantung pada nutrisi terlarut yang diluruhkan dari darat.[133] Pada tahun 1980, 5.053 Mha lahan di permukaan Bumi terdiri dari hutan dan rimba, 6.788 Mha padang rumput dan lahan peternakan, dan sisanya 1.501 Mha dibudidayakan sebagai lahan pertanian.[134] Jumlah lahan irigasi pada tahun 1993 diperkirakan 2.481.250 kilometer persegi (958,020 mil²).[14] Manusia juga hidup di darat dengan menggunakan bahan kontruksi untuk mendirikan tempat tinggal.

Bencana dunia dan bidang yang terkait

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Gunung berapi menyemburkan awan panas ke atmosfer.

Sebagian akbar wilayah di permukaan Bumi merasakan cuaca ekstrem seperti siklon tropis, badai, hurikan, atau taifun yang mengancam kehidupan di wilayah tersebut. Dari tahun 1980 hingga 2000, bencana-bencana tersebut telah mengakibatkan kematian setidaknya 11.800 jiwa per tahun.[135] Dampak aktivitas yang dipekerjakan Bumi atau aksi manusia, jumlah wilayah di permukaan Bumi yang dilanda oleh gempa bumi, tanah longsor, tsunami, letusan gunung berapi, tornado, badai salju, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana dunia lainnya.

Dampak aksi manusia, wilayah-wilayah tertentu di permukaan Bumi juga kerap merasakan polusi udara atau cairan, hujan asam dan zat beracun, musnahnya vegetasi (deforestasi, desertifikasi), kepunahan spesies, degradasi tanah, penipisan tanah, erosi, dan pengenalan spesies invasif.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, konsensus ilmiah saat ini mengaitkan aktivitas yang dipekerjakan manusia dengan pemanasan global dampak emisi karbon dioksida industri. Fenomena ini diperkirakan akan menyebabkan perubahan seperti mencairnya gletser dan lapisan es, suhu menjadi semakin ekstrem, perubahan cuaca, dan naiknya permukaan laut.[136]

Geografi manusia

Kartografi, atau ilmu dan praktik pembuatan peta, serta cabang geografi terapan lainnya, secara historis telah menjadi disiplin ilmu yang berhaluan untuk menggambarkan Bumi. Survei (penentuan lokasi dan jarak) dan navigasi (penentuan letak dan arah) berkembang sejalan dengan kartografi dan geografi, yang mampu menyediakan dan mengukur kecocokan informasi yang diperlukan mengenai Bumi.

Masyarakat Bumi telah mencapai angka 7 miliar pada tanggal 31 Oktober 2011.[138] Populasi manusia global diperkirakan akan mencapai 9,2 miliar pada tahun 2050.[139] Pertumbuhan masyarakat ini diperkirakan terjadi di negara berkembang. Kepadatan masyarakat sangat beragam di seluruh dunia, dengan sebagian akbar masyarakat dunia berada di Asia. Pada tahun 2020, 60% masyarakat dunia diperkirakan tinggal di daerah perkotaan, bukannya di perdesaan.[140]

Dari semuanya permukaan Bumi, hanya seperdelapan yang bisa dihuni oleh manusia, sedangkan tiga perempatnya diselimuti oleh samudra, dan selebihnya merupakan wilayah gurun (14%),[141] pegunungan tinggi (27%),[142] dan relief lainnya yang tidak layak huni. Permukiman permanen sangat utara di Bumi adalah Alert di Nunavut, Kanada (82°28′LU).[143] Sedangkan permukiman yang terletak sangat selatan adalah Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott di Antarktika (90°LS).

Negara berdaulat merdeka menguasai seluruh permukaan darat Bumi, kecuali beberapa wilayah di Antarktika dan wilayah tanpa klaim Bir Tawil di perbatasan Mesir dan Sudan. Hingga tahun 2013, terdapat 206 negara berdaulat, termasuk 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain itu, terdapat 59 wilayah dependensi, dan sejumlah wilayah otonom, wilayah yang dipersengketakan, dan entitas lainnya.[14] Sepanjang sejarahnya, Bumi tidak pernah memiliki pemerintahan berdaulat yang memiliki kewenangan atas seluruh dunia, meskipun beberapa negara berusaha untuk mendominasi dunia dan gagal.[144]

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi antarpemerintah di seluruh dunia yang berhaluan untuk menjadi penengah dalam persengketaan antarnegara, sehingga terhindar dari konflik bersenjata.[145] PBB terutama sekali berfungsi sebagai forum untuk diplomasi internasional dan hukum internasional. Ketika konsensus keanggotaan memperbolehkan, maka akan disepakati mekanisme untuk memainkan intervensi militer.[146]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto pertama Bumi yang dipotret oleh astronot dari Apollo 8.

Manusia pertama yang mengorbit Bumi adalah Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961.[147] Secara semuanya, hingga 30 Juli 2010, sekitar 487 orang telah mengunjungi luar angkasa dan mencapai orbit Bumi, dan dua belas di selangnya telah menginjakkan kaki di permukaan Bulan.[148][149][150] Keberadaan manusia di luar angkasa hanya terdapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Awak stasiun, saat ini berjumlah enam orang, akan diganti setiap enam bulan sekali.[151] Perjalanan terjauh yang dipertontonkan oleh manusia dari Bumi adalah sejauh 400.171 km, yang ditempuh dalam misi Apollo 13 pada tahun 1970.[152]

Sudut pandang sejarah dan cara melakukan sesuatu budi

Lambang astronomi standar Bumi berwujud palang yang dikelilingi oleh sebuah lingkaran.[153]

Tidak seperti planet lainnya di Atur Surya, sebelum masa zaman ke-16, manusia tidak menganggap Bumi sebagai objek mengadakan kampanye yang mengelilingi Matahari pada orbitnya.[154] Bumi seringkali diumpamakan sebagai dewa atau dewi. Dalam jumlah cara melakukan sesuatu budi, dewi semesta juga dilambangkan sebagai dewa kesuburan. Mitos penciptaan dalam sudut pandang berbagai agama menjelaskan bahwa Bumi diciptakan oleh Tuhan atau dewa. Sejumlah agama, terutama kaum fundamental Protestan[155] atau Islam,[156] menyatakan bahwa kisah penciptaan Bumi dan asal usul kehidupan dalam kitab suci adalah kebenaran hakiki dan harus dipertimbangkan untuk menggantikan teori ilmiah .[157] Pernyataan tersebut ditentang oleh kalangan ilmiah[158][159] dan oleh himpunan keagamaan lainnya.[160][161][162] Perdebatan yang cukup menonjol adalah kontroversi penciptaan evolusi.

Di masa lalu, terdapat anggapan yang meyakini bahwa Bumi itu datar,[163] namun anggapan ini digantikan oleh Bumi bulat, konsep yang diperkenalkan oleh Pythagoras (abad ke-6 SM).[164] Hukum budaya istiadat manusia telah mengembangkan berbagai pandangan mengenai Bumi, termasuk perumpamaan sebagai dewa planet, bentuknya yang datar, letaknya sebagai pusat dunia semesta, dan Prinsip Gaia pada zaman modern, yang menyatakan bahwa Bumi adalah organisme tunggal yang mampu mengatur dirinya sendiri.

Kronologi

Pembentukan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Lukisan mengenai kelahiran Atur Surya.

Material sangat awal yang ditemukan di Atur Surya berusia 4.5672±0.0006 miliar tahun.[165] Dengan demikian, Bumi diperkirakan terbentuk dampak akresi yang terjadi pada masa itu. Sekitar 4.54±0.04 miliar tahun yang lalu,[24] Bumi primordial diperkirakan telah terbentuk. Pembentukan dan evolusi Atur Surya terjadi bersamaan dengan Matahari. Secara teori, nebula surya memisahkan volume awan molekul dampak keruntuhan gravitasi, yang mulai berputar dan berpencar di cakram sirkumstelar, dan kesudahan planet-planet terbentuk bersamaan dengan bintang. Nebula berisi gas, serat es, dan sisa dari pembakaran (termasuk nuklida primordial). Menurut teori nebula, planetesimal mulai terbentuk sebagai partikulat dampak penggumpalan kohesif dan gravitasi. Ronde pembentukan Bumi primordial terus berlanjut selama 10–20 juta tahun kesudahan.[166] Bulan terbentuk tak lama setelah pembentukan Bumi, sekitar 4.53 miliar tahun yang lalu.[167]

Pembentukan Bulan masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Hipotesis yang disepakati menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak akresi materi yang terlepas dari Bumi setelah objek seukuran Mars bernama Theia bertubrukan dengan Bumi.[168] Meskipun demikian, hipotesis ini dianggap tidak konsisten. Menurut hipotesis ini, massa Theia adalah 10% dari massa Bumi,[169] yang bertubrukan dengan Bumi dalam tabrakan sekilas,[170] dan sebagian massa Theia menyatu dengan Bumi. Sekitar 3,8 dan 4,1 miliar tahun yang lalu, hantaman sejumlah akbar asteroid menyebabkan perubahan akbar pada bidang yang terkait permukaan Bulan yang berlubang-lubang dan semakin akbar dari permukaan Bumi.

Sejarah geologi

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi pemisahan Pangaea.

Samudra dan atmosfer Bumi terbentuk dampak aktivitas yang dipekerjakan vulkanis dan pelepasan gas, termasuk uap cairan. Samudra terbentuk sebab ronde kondensasi yang dipadukan dengan penambahan es dan cairan yang dibawa oleh asteroid, protoplanet, dan komet.[171] Menurut hipotesis saat ini, "gas rumah kaca" atmosferik menjaga supaya samudra tidak membeku saat Matahari hanya memiliki tingkat luminositas sebesar 70%. [172] 3,5 miliar tahun yang lalu, medan magnet Bumi terbentuk, yang melindungi atmosfer dari serangan angin surya.[173] Kerak terbentuk saat lapisan luar Bumi yang cair berubah bentuk menjadi padat dampak pendinginan setelah uap cairan mulai terkumpul di atmosfer. Hipotesis lainnya[174] menjelaskan bahwa massa daratan telah stabil seperti saat ini,[175] atau merasakan pertumbuhan yang cepat[176] pada awal sejarah Bumi,[177] yang diiringi oleh penstabilan wilayah benua dalam jangka panjang.[178][179][180] Benua terbentuk dampak tektonik lempeng, ronde yang secara berkelanjutan menyebabkan susutnya panas pada interior Bumi. Dalam skala waktu yang berlanjut selama ratusan juta tahun, superbenua telah terbentuk dan terbelah sebanyak tiga kali. Sekitar 750 juta tahun yang lalu, salah satu superbenua sangat awal yang dikenal, Rodinia, mulai terpisah. Benua yang terpisah kesudahan membentuk Pannotia (600-540 juta tahun yang lalu) dan Pangaea, yang juga terpecah pada 180 juta tahun yang lalu.[181]

Periode zaman es dimulai sekitar 40 juta tahun yang lalu, dan kesudahan bertambah luas pada masa Pleistosen sekitar 3 juta tahun yang lalu. Wilayah yang terletak pada lintang tinggi telah merasakan siklus glasiasi dan pencairan es berkali-kali, yang berulang setiap 40-100.000 tahun. Glasiasi benua terakhir terjadi 10.000 tahun yang lalu[182]

Masa depan

Persangkaan mengenai berapa lama lagi Bumi sanggup menopang kehidupan berkisar dari 500 juta tahun hingga 2,3 miliar tahun dari sekarang.[183][184][185] Masa depan Bumi bersesuaian akrab dengan Matahari. Dampak penumpukan helium di isi Matahari, luminositas total Matahari akan meningkat secara perlahan. Luminositas Matahari akan meningkat sebesar 10% dalam waktu 1,1 miliar tahun ke depan dan 40% dalam waktu 3,5 miliar tahun.[186] Peningkatan radiasi yang mencapai Bumi cenderung memiliki dampak yang mengerikan, termasuk menghilangnya samudra di planet ini.[187]

Meningkatnya suhu di permukaan Bumi akan mempercepat siklus CO2 anorganik, mengurangi konsentrasi yang akan menyebabkan kematian tanaman di Bumi (10 ppm untuk fotosintesis C4), yang diperkirakan terjadi pada 500-900 miliar tahun ke depan.[183] Kurangnya vegetasi akan menyebabkan ketiadaan oksigen di atmosfer, sehingga binatang akan punah dalam beberapa juta tahun lagi.[188] Miliaran tahun kesudahan, semua cairan di permukaan Bumi akan mandek[184] dan suhu global akan mencapai 70 °C (158 °F).[188] Bumi diperkirakan efektif untuk dihuni dalam waktu 500 juta tahun dari sekarang,[183] namun jangka huni ini mungkin bisa diperpanjang hingga 2,3 miliar tahun jika nitrogen di atmosfer mandek.[185] Bahkan jika Matahari tetap benar dan stabil, 27% cairan di samudra akan turun ke mantel Bumi dalam waktu satu miliar tahun lagi dampak susutnya ventilasi uap di punggung tengah samudra.[189]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Siklus hidup Matahari

Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah sekitar 5 miliar tahun lagi. Radius Matahari diperkirakan akan semakin luas 250 kali dari radius sekarang, atau sekitar 1 SA (150,000,000 km).[186][190] Sedangkan nasib Bumi masih belum jelas. Sebagai raksasa merah, Matahari akan kehilangan massa sekitar 30%. Akibatnya, tidak benar efek pasang surut, dan orbit Bumi akan beralih 17 SA (2.5×109 km) dari Matahari saat bintang raksasa tersebut mencapai radius maksimum. Bumi diperkirakan akan melindungi dirinya dengan metode memperluas atmosfer luarnya. Meskipun demikian, kehidupan di Bumi tetap akan punah dampak meningkatnya tingkat luminositas Matahari (dengan tingkat luminositas 5.000 kali semakin akbar dari sekarang).[186] Penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa orbit Bumi akan rusak sebab efek pasang surut dan daya tarik Matahari, sehingga Bumi akan memasuki atmosfer Matahari dan menguap dampak panas.[190] Setelah kejadian ini terjadi, isi Matahari akan luruh menjadi katai putih dan lapisan luarnya dimuntahkan ke angkasa menjadi nebula planet. Materi Bumi di dalam Matahari akan diloloskan ke angkasa antarbintang, yang di kesudahan hari mungkin akan membentuk planet generasi baru dan benda langit lainnya.

Bulan

Karakteristik
Diameter3.474,8 km
Massa7,349×1022 kg
Sumbu semimayor384.400 km
Periode orbit27 d 7 h 43,7 m

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Rincian sistem Bumi-Bulan. Foto dari NASA. Data dari NASA. Sumbu Bulan ditentukan oleh hukum ketiga Cassini.

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bulan purnama dilihat dari belahan bumi utara.

Bulan adalah satelit mirip planet akbar dengan sifat kebumian, yang berdiameter sekitar seperempat dari diameter Bumi dan merupakan bulan terbesar dalam Atur Surya menurut ukuran relatif planet, meskipun Charon semakin akbar untuk ukuran planet katai Pluto. Satelit alami yang mengorbit planet lainnya juga dinamakan "bulan", sesuai dengan nama satelit Bumi.

Daya tarik gravitasi selang Bumi dengan Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di Bumi, sedangkan Bulan merasakan penguncian pasang surut dampak fenomena yang sama; periode rotasinya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama ke Bumi. Sebab Bulan mengorbit Bumi, sisi Bulan yang menghadap Bumi disinari oleh Matahari, yang menyebabkan terjadinya fase bulan; sisi Bulan yang gelap tidak menerima cahaya sebab terhalang oleh terminator surya.

Sebab interaksi pasang surut selang Bulan dan Bumi, Bulan surut dari Bumi dengan jarak sekitar 38 mm per tahun. Selama jutaan tahun terakhir, fenomena ini telah menyebabkan perubahan akbar pada lama hari di Bumi.[191] Pada era Devonian (sekitar 410 juta tahun yang lalu), satu hari berlanjut selama 21,8 jam. Selain itu, lama hari di Bumi juga meningkat kurang semakin 23 µs per tahun.[192]

Bulan diperkirakan telah memengaruhi perkembangan kehidupan dengan metode memoderasi iklim di Bumi. Bukti paleontologi dan simulasi komputer menunjukkan bahwa kemiringan sumbu Bumi distabilkan oleh interaksi pasang surut dengan Bulan.[193] Beberapa berbakat meyakini bahwa tanpa penstabilan torsi yang dipertontonkan oleh Matahari dan planet lainnya terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi, sumbu rotasi mungkin akan serampangan dan tidak stabil selama jutaan tahun, seperti yang terjadi pada Mars.[194]

Jika dilihat dari Bumi, ukuran Bulan tampaknya tidak semakin akbar dari ukuran Matahari. Diameter sudut (atau sudut padat) kedua objek ini sama sebab perbedaan jarak selang Matahari dan Bulan dari Bumi; meskipun diameter Matahari 400 kali semakin akbar dari diameter Bulan, jarak selang keduanya juga 400 kali semakin jauh.[110] Hal ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari total dan cincin di Bumi.

Teori mengenai asal usul Bulan yang sangat diterima secara luas, yakni teori tubrukan akbar, menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak pelepasan materi yang terjadi setelah tubrukan selang protoplanet seukuran Mars bernama Theia dengan Bumi. Hipotesis ini selang lain menjelaskan bahwa komposisi Bulan hampir identik dengan kerak Bumi sebab terdapatnya kandungan besi dan volatil dalam jumlah kecil di Bulan.[195]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skala perbandingan relatif ukuran dan jarak rata-rata selang Bulan dan Bumi.

Asteroid dan satelit hasil pekerjaan

Bumi setidaknya memiliki lima asteroid orbital, termasuk 3753 Cruithne dan 2002 AA29.[196][197] Sebuah asteroid troya pendamping bernama 2010 TK7 menyeimbangkan diri di setiga Lagrange, L4, pada orbit Bumi mengelilingi Matahari.[198][199]

Hingga tahun 2011, terdapat 931 satelit operasional hasil pekerjaan manusia yang mengorbit Bumi.[200] Selain itu, terdapat jumlah satelit kesan pakai tidak berfungsi dan semakin dari 300.000 kepingan sampah angkasa. Satelit hasil pekerjaan terbesar Bumi adalah Stasiun Luar Angkasa Internasional.[199]

Perbandingan

Lihat juga

  • Penemuan dan penjelajahan Atur Surya
  • Matahari
  • Dunia
  • Bumi super

Catatan

  1. ^ Oleh Persatuan Astronomi Internasional, istilah terra hanya digunakan untuk menamai benda langit dengan massa luas selain Bumi. Cf. Blue, Jennifer (2007-07-05). "Descriptor Terms (Feature Types)". Gazetteer of Planetary Nomenclature. USGS. Diakses 2007-07-05. 
  2. ^ Semua penjumlahan astronomi bervariasi, adun sekuler dan periodik. Jumlah yang diberitahukan adalah J2000.0 menurut anggaran sekuler, yang mengabaikan semua anggaran periodik.
  3. ^ a b aphelion = a × (1 + e); perihelion = a × (1 – e), dengan a adalah sumbu semimayor dan e adalah eksentrisitas. Perbedaan selang perihelion dan aphelion Bumi adalah 5 kilometer (akurat untuk lima angka signifikan).
  4. ^ Rujukan mencantumkan bujur node menaik adalah −11.26064°, yang setara dengan 348.73936°, dengan catatan setiap sudut sama, ditambah 360°.
  5. ^ Rujukan mencantumkan bujur perihelion, penjumlahan dari bujur node menaik dan gagasan perihelion, yang akbarnya 114.20783° + (−11.26064°) = 102.94719°.
  6. ^ Sebab fluktuasi alami, ambiguitas di sekitar lapisan es dan konvensi pemetaan untuk datum vertikal yang menghitung nilai pasti jumkah cakupan samudra dan daratan tidak berarti. Berdasarkan data dari Peta Vektor dan Global Landcover, nilai ekstrem cakupan danau dan sungai adalah 0,6% dan 1,0% dari permukaan Bumi. Ladang es Antarktika dan Greenland dihitung sebagai daratan, meskipun sebagian akbar batuan yang menopang kedua wilayah tersebut terletak di bawah permukaan laut.
  7. ^ Hari matahari semakin pendek dari hari sideris sebab pergerakan orbit Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan bertambahnya satu putaran planet pada sumbunya.
  8. ^ Bervariasi selang 5 dan 200 km.
  9. ^ Bervariasi selang 5 dan 70 km.
  10. ^ Termasuk Lempeng Somalia, yang saat ini masih dalam ronde pembentukan dari Lempeng Afrika. Lihat: Chorowicz, Jean (October 2005). "The East African rift system". Journal of African Earth Sciences 43 (1–3): 379–410. Bibcode:2005JAfES..43..379C. doi:10.1016/j.jafrearsci.2005.07.019. 
  11. ^ Ini adalah pengukuran yang dipertontonkan oleh kapal Kaikō pada bulan Maret 1995 dan diyakini merupakan pengukuran sangat akurat hingga saat ini. Lihat Challenger Deep untuk penjelasan yang semakin rinci.
  12. ^ Luas total permukaan Bumi adalah 5.1×108 km2. To first approximation, the average depth would be the ratio of the two, or 2.7 km.
  13. ^ Aoki, sumber utama dari angka-angka ini, menggunakan istilah "detik dari UT1", bukannya "detik dari waktu matahari rata-rata". – Seidelmann, S.; Kinoshita, H.; Guinot, B.; Kaplan, G. H.; McCarthy, D. D.; Seidelmann, P. K. (1982). "The new definition of universal time". Astronomy and Astrophysics 105 (2): 359–361. Bibcode:1982A&A...105..359A. 
  14. ^ Untuk Bumi, radius Bukit adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    , dengan m adalah massa Bumi, a adalah Satuan Astronomi (AU), dan M massa Matahari. Jadi, radiusnya dalam AU adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    .
  15. ^ Aphelion adalah 103,4% dari jarak ke perihelion. Sebab hukum kuadrat terbalik, radiasi di perihelion adalah sekitar 106,9% energi di aphelion.

Pustaka

  1. ^ a b Standish, E. Myles; Williams, James C. "Orbital Ephemerides of the Sun, Moon, and Planets" (PDF). International Astronomical Union Commission 4: (Ephemerides). Diakses 2010-04-03.  See table 8.10.2. Calculation based upon 1 AU = 149,597,870,700(3) m.
  2. ^ a b c d Staff (2007-08-07). "Useful Constants". International Earth Rotation and Reference Systems Service. Diakses 2008-09-23. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m Williams, David R. (2004-09-01). "Earth Fact Sheet". NASA. Diakses 2010-08-09. 
  4. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 294. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2011-03-13. 
  5. ^ US Space Command (March 1, 2001). "Reentry Assessment – US Space Command Fact Sheet". SpaceRef Interactive. Diakses 2011-05-07. 
  6. ^ Various (2000). In David R. Lide. Handbook of Chemistry and Physics (ed. 81st). CRC. ISBN 0-8493-0481-4. 
  7. ^ "Selected Astronomical Constants, 2011". The Astronomical Almanac. Diakses 2011-02-25. 
  8. ^ a b World Geodetic System (WGS-84). Available online from National Geospatial-Intelligence Agency.
  9. ^ IERS Working Groups (2003). "General Definitions and Numerical Standards". McCarthy, Dennis D.; Petit, Gérard IERS Technical Note No. 32, U.S. Naval Observatory and Bureau International des Poids et Mesures. Diakses pada 2008-08-03. 
  10. ^ Humerfelt, Sigurd (October 26, 2010). "How WGS 84 defines Earth". Diakses 2011-04-29. 
  11. ^ Keliling Bumi (hampir) akurat 40.000 km sebab meter dikalibrasi berdasarkan ketepatannnya pada pengukuran ini – semakin khusus, 1/10 kesejuta dari jarak selang kutub dan khatulistiwa.
  12. ^ a b Pidwirny, Michael (2006-02-02). Surface ajang of our planet covered by oceans and continents.(Table 8o-1). University of British Columbia, Okanagan. Diakses 2007-11-26. 
  13. ^ a b c d Staff (2008-07-24). "World". The World Factbook. Central Intelligence Agency. Diakses 2008-08-05. 
  14. ^ "Solar System Exploration: Earth: Facts & Figures". NASA. 13 Dec 2012. Diakses 2012-01-22. 
  15. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 12. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-03-08. Diakses 2007-03-17. 
  16. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 296. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  17. ^ Arthur N. Cox, ed. (2000). Allen's Astrophysical Quantities (ed. 4th). New York: AIP Press. hlm. 244. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  18. ^ "World: Lowest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  19. ^ Kinver, Mark (December 10, 2009). "Global average temperature may hit record level in 2010". BBC Online. Diakses 2010-04-22. 
  20. ^ "World: Highest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  21. ^ National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) – Earth System Research Laboratory (ESRL), Trends in Carbon Dioxide.
  22. ^ Drinkwater, Mark; Kerr, Yann; Font, Jordi; Berger, Michael (February 2009). "Exploring the Water Cycle of the 'Blue Planet': The Soil Moisture and Ocean Salinity (SMOS) mission". ESA Bulletin (European Space Agency) (137): 6–15. "A view of Earth, the 'Blue Planet'... When astronauts first went into the space, they looked back at our Earth for the first time, and called our home the 'Blue Planet'." 
  23. ^ a b Lihat:
  24. ^ Harrison, Roy M.; Hester, Ronald E. (2002). Causes and Environmental Implications of Increased UV-B Radiation. Royal Society of Chemistry. ISBN 0-85404-265-2. 
  25. ^ "NOAA – Ocean". Noaa.gov. Diakses 2013-05-03. 
  26. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 8. ISBN 0-87590-851-9. Diakses 2007-03-17. 
  27. ^ May, Robert M. (1988). "How many species are there on earth?". Science 241 (4872): 1441–1449. Bibcode:1988Sci...241.1441M. doi:10.1126/science.241.4872.1441. PMID 17790039. 
  28. ^ United States Census Bureau (2 November 2011). "World POP Clock Projection". United States Census Bureau International Database. Diakses 2011-11-02. 
  29. ^ Barnhart, Robert K. (1995). Originally. from a Semitic (Arabic/Hebrew) root: أرض| aarth-or, ארץ aerets (Hebrew) is the word for land, country and Earth. As per later Germanic roots, the Barnhart Concise Dictionary of Etymology, pages 228–229. HarperCollins. ISBN 0-06-270084-7
  30. id="cite_note-SIMEK179-38">^ Simek, Rudolf (2007) translated by Angela Hall. Dictionary of Northern Mythology, page 179. D.S. Brewer ISBN 0-85991-513-1
  31. ^ Stern, David P. (2001-11-25). "Planetary Magnetism". NASA. Diakses 2007-04-01. 
  32. ^ Tackley, Paul J. (2000-06-16). "Mantle Convection and Plate Tectonics: Toward an Integrated Physical and Chemical Theory". Science 288 (5473): 2002–2007. Bibcode:2000Sci...288.2002T. doi:10.1126/science.288.5473.2002. PMID 10856206. 
  33. ^ Milbert, D. G.; Smith, D. A. "Converting GPS Height into NAVD88 Elevation with the GEOID96 Geoid Height Model". National Geodetic Survey, NOAA. Diakses 2007-03-07. 
  34. ^ a b Sandwell, D. T.; Smith, W. H. F. (2006-07-07). "Exploring the Ocean Basins with Satellite Altimeter Data". NOAA/NGDC. Diakses 2007-04-21. 
  35. ^ The 'Highest' Spot on Earth? NPR.org Consultado el 25-07-2010
  36. ^ Mohr, P. J.; Taylor, B. N. (October 2000). "Unit of length (meter)". NIST Reference on Constants, Units, and Uncertainty. NIST Physics Laboratory. Diakses 2007-04-23. 
  37. ^ Staff (November 2001). "WPA Tournament Table & Equipment Specifications". World Pool-Billiards Association. Diakses 2007-03-10. 
  38. ^ Senne, Joseph H. (2000). "Did Edmund Hillary Climb the Wrong Mountain". Professional Surveyor 20 (5): 16–21. 
  39. ^ Sharp, David (2005-03-05). "Chimborazo and the old kilogram". The Lancet 365 (9462): 831–832. doi:10.1016/S0140-6736(05)71021-7. PMID 15752514. 
  40. ^ "Tall Tales about Highest Peaks". Australian Broadcasting Corporation. Diakses 2008-12-29. 
  41. ^ Brown, Geoff C.; Mussett, Alan E. (1981). The Inaccessible Earth (ed. 2nd). Taylor & Francis. hlm. 166. ISBN 0-04-550028-2.  Note: After Ronov and Yaroshevsky (1969).
  42. ^ Morgan, J. W.; Anders, E. (1980). "Chemical composition of Earth, Venus, and Mercury". Proceedings of the National Academy of Sciences 77 (12): 6973–6977. Bibcode:1980PNAS...77.6973M. doi:10.1073/pnas.77.12.6973. PMC 350422. PMID 16592930. 
  43. ^
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
     One or more of the preceding sentences incorporates text from a publication now in the public domain: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Petrology". Encyclopædia Britannica (ed. 11th). Cambridge University Press 
  44. ^ Tanimoto, Toshiro (1995). "Crustal Structure of the Earth" (PDF). In Thomas J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington, DC: American Geophysical Union. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2006-10-16. Diakses 2007-02-03. 
  45. ^ Kerr, Richard A. (2005-09-26). "Earth's Inner Core Is Running a Tad Faster Than the Rest of the Planet". Science 309 (5739): 1313. doi:10.1126/science.309.5739.1313a. PMID 16123276. 
  46. ^ Jordan, T. H. (1979). "Structural geology of the Earth's interior". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 76 (9): 4192–4200. Bibcode:1979PNAS...76.4192J. doi:10.1073/pnas.76.9.4192. PMC 411539. PMID 16592703. 
  47. ^ Robertson, Eugene C. (2001-07-26). "The Interior of the Earth". USGS. Diakses 2007-03-24. 
  48. ^ a b Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 136–137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  49. ^ Sanders, Robert (2003-12-10). "Radioactive potassium may be major heat source in Earth's core". UC Berkeley News. Diakses 2007-02-28. 
  50. ^ http://www.esrf.eu/news/general/Earth-Center-Hotter/Earth-Centre-Hotter
  51. ^ Alfè, D.; Gillan, M. J.; Vocadlo, L.; Brodholt, J.; Price, G. D. (2002). "The ab initio simulation of the Earth's core" (PDF). Philosophical Transactions of the Royal Society 360 (1795): 1227–1244. Bibcode:2002RSPTA.360.1227A. doi:10.1098/rsta.2002.0992. Diakses 2007-02-28. 
  52. ^ Vlaar, N; Vankeken, P.; Vandenberg, A. (1994). "Cooling of the Earth in the Archaean: Consequences of pressure-release melting in a hotter mantle" (PDF). Earth and Planetary Science Letters 121 (1–2): 1. Bibcode:1994E&PSL.121....1V. doi:10.1016/0012-821X(94)90028-0. 
  53. ^ Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  54. ^ Pollack, Henry N.; Hurter, Suzanne J.; Johnson, Jeffrey R. (August 1993). "Heat flow from the Earth's interior: Analysis of the global data set". Reviews of Geophysics 31 (3): 267–280. Bibcode:1993RvGeo..31..267P. doi:10.1029/93RG01249. 
  55. ^ Richards, M. A.; Duncan, R. A.; Courtillot, V. E. (1989). "Flood Basalts and Hot-Spot Tracks: Plume Heads and Tails". Science 246 (4926): 103–107. Bibcode:1989Sci...246..103R. doi:10.1126/science.246.4926.103. PMID 17837768. 
  56. ^ Sclater, John G; Parsons, Barry; Jaupart, Claude (1981). "Oceans and Continents: Similarities and Differences in the Mechanisms of Heat Loss". Journal of Geophysical Research 86 (B12): 11535. Bibcode:1981JGR....8611535S. doi:10.1029/JB086iB12p11535. 
  57. ^ Brown, W. K.; Wohletz, K. H. (2005). "SFT and the Earth's Tectonic Plates". Los Alamos National Laboratory. Diakses 2007-03-02. 
  58. ^ Kious, W. J.; Tilling, R. I. (1999-05-05). "Understanding plate motions". USGS. Diakses 2007-03-02. 
  59. ^ Seligman, Courtney (2008). "The Structure of the Terrestrial Planets". Online Astronomy eText Table of Contents. cseligman.com. Diakses 2008-02-28. 
  60. ^ Duennebier, Fred (1999-08-12). "Pacific Plate Motion". University of Hawaii. Diakses 2007-03-14. 
  61. ^ Mueller, R. D. et al. (2007-03-07). "Age of the Ocean Floor Poster". NOAA. Diakses 2007-03-14. 
  62. ^ Bowring, Samuel A.; Williams, Ian S. (1999). "Priscoan (4.00–4.03 Ga) orthogneisses from northwestern Canada". Contributions to Mineralogy and Petrology 134 (1): 3. Bibcode:1999CoMP..134....3B. doi:10.1007/s004100050465. 
  63. ^ Meschede, Martin; Barckhausen, Udo (2000-11-20). "Plate Tectonic Evolution of the Cocos-Nazca Spreading Center". Proceedings of the Ocean Drilling Program. Texas A&M University. Diakses 2007-04-02. 
  64. ^ Staff. "GPS Time Series". NASA JPL. Diakses 2007-04-02. 
  65. ^ "CIA – The World Factbook". Cia.gov. Diakses 2012-11-02. 
  66. ^ Kring, David A. "Terrestrial Impact Cratering and Its Environmental Effects". Lunar and Planetary Laboratory. Diakses 2007-03-22. 
  67. ^ Staff. "Layers of the Earth". Volcano World. Diakses 2007-03-11. 
  68. ^ Jessey, David. "Weathering and Sedimentary Rocks". Cal Poly Pomona. Diakses 2007-03-20. 
  69. ^ de Pater, Imke; Lissauer, Jack J. (2010). Planetary Sciences (ed. 2nd). Cambridge University Press. hlm. 154. ISBN 0-521-85371-0. 
  70. ^ Wenk, Hans-Rudolf; Bulakh, Andreĭ Glebovich (2004). Minerals: their constitution and origin. Cambridge University Press. hlm. 359. ISBN 0-521-52958-1. 
  71. ^ FAO Staff (1995). FAO Production Yearbook 1994 (ed. Volume 48). Rome, Italy: Food and Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 92-5-003844-5. 
  72. ^ Sverdrup, H. U.; Fleming, Richard H. (1942-01-01). The oceans, their physics, chemistry, and general biology. Scripps Institution of Oceanography Archives. ISBN 0-13-630350-1. Diakses 2008-06-13. 
  73. ^ Number of countries
  74. ^ "7,000 m Class Remotely Operated Vehicle KAIKO 7000". Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC). Diakses 2008-06-07. 
  75. ^ Charette, Matthew A.; Smith, Walter H. F. (June 2010). "The Volume of Earth's Ocean". Oceanography 23 (2): 112–114. doi:10.5670/oceanog.2010.51. Diakses 2013-06-06. 
  76. ^ Shiklomanov, Igor A. (1999). "World Water Resources and their use Beginning of the 21st century Prepared in the Framework of IHP UNESCO". State Hydrological Institute, St. Petersburg. Diakses 2006-08-10. 
  77. ^ Kennish, Michael J. (2001). Practical handbook of marine science. Marine science series (ed. 3rd). CRC Press. hlm. 35. ISBN 0-8493-2391-6. 
  78. ^ Mullen, Leslie (2002-06-11). "Salt of the Early Earth". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  79. ^ Morris, Ron M. "Oceanic Processes". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  80. ^ Scott, Michon (2006-04-24). "Earth's Big heat Bucket". NASA Earth Observatory. Diakses 2007-03-14. 
  81. ^ Sample, Sharron (2005-06-21). "Sea Surface Temperature". NASA. Diakses 2007-04-21. 
  82. ^ Geerts, B.; Linacre, E. (November 1997). "The height of the tropopause". Resources in Atmospheric Sciences. University of Wyoming. Diakses 2006-08-10. 
  83. ^ a b c Zimmer, Carl (3 October 2013). "Earth’s Oxygen: A Mystery Easy to Take for Granted". New York Times. Diakses 3 October 2013. 
  84. ^ a b Staff (2003-10-08). "Earth's Atmosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  85. ^ Pidwirny, Michael (2006). "Fundamentals of Physical Geography (2nd Edition)". PhysicalGeography.net. Diakses 2007-03-19. 
  86. ^ a b Moran, Joseph M. (2005). "Weather". World Book Online Reference Center. NASA/World Book, Inc. Diakses 2007-03-17. 
  87. ^ a b Berger, Wolfgang H. (2002). "The Earth's Climate System". University of California, San Diego. Diakses 2007-03-24. 
  88. ^ Rahmstorf, Stefan (2003). "The Thermohaline Ocean Circulation". Potsdam Institute for Climate Impact Research. Diakses 2007-04-21. 
  89. ^ Various (1997-07-21). "The Hydrologic Cycle". University of Illinois. Diakses 2007-03-24. 
  90. ^ Sadava, David E.; Heller, H. Craig; Orians, Gordon H. (2006). Life, the Science of Biology (ed. 8th). MacMillan. hlm. 1114. ISBN 0-7167-7671-5. 
  91. ^ Staff. "Climate Zones". UK Department for Environment, Food and Rural Affairs. Diakses 2007-03-24. 
  92. ^ Staff (2004). "Stratosphere and Weather; Discovery of the Stratosphere". Science Week. Diakses 2007-03-14. 
  93. ^ de Córdoba, S. Sanz Fernández (2004-06-21). "Presentation of the Karman separation line, used as the boundary separating Aeronautics and Astronautics". Fédération Aéronautique Internationale. Diakses 2007-04-21. 
  94. ^ Liu, S. C.; Donahue, T. M. (1974). "The Aeronomy of Hydrogen in the Atmosphere of the Earth". Journal of Atmospheric Sciences 31 (4): 1118–1136. Bibcode:1974JAtS...31.1118L. doi:10.1175/1520-0469(1974)031<1118:TAOHIT>2.0.CO;2. 
  95. ^ Catling, David C.; Zahnle, Kevin J.; McKay, Christopher P. (2001). "Biogenic Methane, Hydrogen Escape, and the Irreversible Oxidation of Early Earth". Science 293 (5531): 839–843. Bibcode:2001Sci...293..839C. doi:10.1126/science.1061976. PMID 11486082. 
  96. ^ Abedon, Stephen T. (1997-03-31). "History of Earth". Ohio State University. Diakses 2007-03-19. 
  97. ^ Hunten, D. M.; Donahue, T. M (1976). "Hydrogen loss from the terrestrial planets". Annual review of earth and planetary sciences 4 (1): 265–292. Bibcode:1976AREPS...4..265H. doi:10.1146/annurev.ea.04.050176.001405. 
  98. ^ Lang, Kenneth R. (2003). The Cambridge guide to the solar system. Cambridge University Press. hlm. 92. ISBN 0-521-81306-9. 
  99. ^ Fitzpatrick, Richard (2006-02-16). "MHD dynamo theory". NASA WMAP. Diakses 2007-02-27. 
  100. ^ Campbell, Wallace Hall (2003). Introduction to Geomagnetic Fields. New York: Cambridge University Press. hlm. 57. ISBN 0-521-82206-8. 
  101. ^ Stern, David P. (2005-07-08). "Exploration of the Earth's Magnetosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  102. ^ McCarthy, Dennis D.; Hackman, Christine; Nelson, Robert A. (November 2008). "The Physical Basis of the Leap Second". The Astronomical Journal 136 (5): 1906–1908. Bibcode:2008AJ....136.1906M. doi:10.1088/0004-6256/136/5/1906. 
  103. ^ "Leap seconds". Time Service Department, USNO. Diakses 2008-09-23. 
  104. ^ http://maia.usno.navy.mil/ser7/ser7.dat
  105. ^ Seidelmann, P. Kenneth (1992). Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac. Mill Valley, CA: University Science Books. hlm. 48. ISBN 0-935702-68-7. 
  106. ^ Staff. "IERS Excess of the duration of the day to 86400s ..... since 1623". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diakses 2008-09-23. —Graph at end.
  107. ^ Staff. "IERS Variations in the duration of the day 1962–2005". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-08-13. Diakses 2008-09-23. 
  108. ^ Zeilik, M.; Gregory, S. A. (1998). Introductory Astronomy & Astrophysics (ed. 4th). Saunders College Publishing. hlm. 56. ISBN 0-03-006228-4. 
  109. ^ a b Williams, David R. (2006-02-10). "Planetary Fact Sheets". NASA. Diakses 2008-09-28. —See the apparent diameters on the Sun and Moon pages.
  110. ^ Williams, David R. (2004-09-01). "Moon Fact Sheet". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  111. ^ Vázquez, M.; Rodríguez, P. Montañés; Palle, E. (2006). "The Earth as an Object of Astrophysical Interest in the Search for Extrasolar Planets" (PDF). Instituto de Astrofísica de Canarias. Diakses 2007-03-21. 
  112. ^ Astrophysicist team (2005-12-01). "Earth's location in the Milky Way". NASA. Diakses 2008-06-11. 
  113. ^ Bromberg, Irv (2008-05-01). "The Lengths of the Seasons (on Earth)". University of Toronto. Diakses 2008-11-08. 
  114. ^ Lin, Haosheng (2006). "Animation of precession of moon orbit". Survey of Astronomy AST110-6. University of Hawaii at Manoa. Diakses 2010-09-10. 
  115. ^ Fisher, Rick (1996-02-05). "Earth Rotation and Equatorial Coordinates". National Radio Astronomy Observatory. Diakses 2007-03-21. 
  116. ^ Williams, Jack (2005-12-20). "Earth's tilt creates seasons". USAToday. Diakses 2007-03-17. 
  117. ^ Staff (September 2003). "Astrobiology Roadmap". NASA, Lockheed Martin. Diakses 2007-03-10. 
  118. ^ Dole, Stephen H. (1970). Habitable Planets for Man (ed. 2nd). American Elsevier Publishing Co. ISBN 0-444-00092-5. Diakses 2007-03-11. 
  119. ^ Hillebrand, Helmut (2004). "On the Generality of the Latitudinal Gradient". American Naturalist 163 (2): 192–211. doi:10.1086/381004. PMID 14970922. 
  120. ^ Doolittle, W. Ford; Worm, Boris (February 2000). "Uprooting the tree of life". Scientific American 282 (6): 90–95. doi:10.1038/scientificamerican0200-90. PMID 10710791. 
  121. ^ Berkner, L. V.; Marshall, L. C. (1965). "On the Origin and Rise of Oxygen Concentration in the Earth's Atmosphere". Journal of Atmospheric Sciences 22 (3): 225–261. Bibcode:1965JAtS...22..225B. doi:10.1175/1520-0469(1965)022<0225:OTOARO>2.0.CO;2. 
  122. ^ Burton, Kathleen (2002-11-29). "Astrobiologists Find Evidence of Early Life on Land". NASA. Diakses 2007-03-05. 
  123. ^ Yoko Ohtomo, Takeshi Kakegawa, Akizumi Ishida, Toshiro Nagase, Minik T. Rosing (8 December 2013). "Evidence for biogenic graphite in early Archaean Isua metasedimentary rocks". Nature Geoscience. doi:10.1038/ngeo2025. Diakses 9 Dec 2013. 
  124. ^ Borenstein, Seth (13 November 2013). "Oldest fossil found: Meet your microbial mom". AP News. Diakses 15 November 2013. 
  125. ^ Noffke, Nora; Christian, Daniel; Wacey, David; Hazen, Robert M. (8 November 2013). "Microbially Induced Sedimentary Structures Recording an Ancient Ecosystem in the ca. 3.48 Billion-Year-Old Dresser Formation, Pilbara, Western Australia". Astrobiology (jurnal). doi:10.1089/ast.2013.1030. Diakses 15 November 2013. 
  126. ^ Kirschvink, J. L. (1992). In Schopf, J.W.; Klein, C. and Des Maris, D. Late Proterozoic low-latitude global glaciation: the Snowball Earth. The Proterozoic Biosphere: A Multidisciplinary Study. Cambridge University Press. hlm. 51–52. ISBN 0-521-36615-1. 
  127. ^ Raup, D. M.; Sepkoski Jr, J. J. (1982). "Mass Extinctions in the Marine Fossil Record". Science 215 (4539): 1501–1503. Bibcode:1982Sci...215.1501R. doi:10.1126/science.215.4539.1501. PMID 17788674. 
  128. ^ Gould, Stephan J. (October 1994). "The Evolution of Life on Earth". Scientific American 271 (4): 84–91. doi:10.1038/scientificamerican1094-84. PMID 7939569. Diakses 2007-03-05. 
  129. ^ Wilkinson, B. H.; McElroy, B. J. (2007). "The impact of humans on continental erosion and sedimentation". Bulletin of the Geological Society of America 119 (1–2): 140–156. Bibcode:2007GSAB..119..140W. doi:10.1130/B25899.1. Diakses 2007-04-22. 
  130. ^ Lambina, Eric F.; Meyfroidt, Patrick (March 1, 2011). "Global land use change, economic globalization, and the looming land scarcity". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (National Academy of Sciences) 108 (9): 3465–3472. Bibcode:2011PNAS..108.3465L. doi:10.1073/pnas.1100480108. Diakses 2013-04-2013.  See Table 1.
  131. ^ Staff (2006-11-24). "Mineral Genesis: How do minerals form?". Non-vertebrate Paleontology Laboratory, Texas Memorial Museum. Diakses 2007-04-01. 
  132. ^ Rona, Peter A. (2003). "Resources of the Sea Floor". Science 299 (5607): 673–674. doi:10.1126/science.1080679. PMID 12560541. Diakses 2007-02-04. 
  133. ^ Turner, B. L., II (1990). The Earth As Transformed by Human Action: Global And Regional Changes in the Biosphere Over the Past 300 Years. CUP Archive. hlm. 164. ISBN 0521363578. 
  134. ^ Walsh, Patrick J. (1997-05-16). In Sharon L. Smith, Lora E. Fleming. Oceans and human health: risks and remedies from the seas. Academic Press, 2008. hlm. 212. ISBN 0-12-372584-4. 
  135. ^ Staff (2007-02-02). "Evidence is now 'unequivocal' that humans are causing global warming – UN report". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 21 December 2008. Diakses 2007-03-07. 
  136. ^ World, National Geographic – Xpeditions Atlas. 2006. Washington, DC: National Geographic Society.
  137. ^ "Various '7 billionth' babies celebrated worldwide". Diakses 2011-10-31. 
  138. ^ Staff. "World Population Prospects: The 2006 Revision". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 5 September 2009. Diakses 2007-03-07. 
  139. ^ Staff (2007). "Human Population: Fundamentals of Growth: Growth". Population Reference Bureau. Diakses 2007-03-31. 
  140. ^ Peel, M. C.; Finlayson, B. L.; McMahon, T. A. (2007). "Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification". Hydrology and Earth System Sciences Discussions 4 (2): 439–473. doi:10.5194/hessd-4-439-2007. Diakses 2007-03-31. 
  141. ^ Staff. "Themes & Issues". Secretariat of the Convention on Biological Diversity. Diakses 2007-03-29. 
  142. ^ Staff (2006-08-15). "Canadian Forces Station (CFS) Alert". Information Management Group. Diakses 2007-03-31. 
  143. ^ Kennedy, Paul (1989). The Rise and Fall of the Great Powers (ed. 1st). Vintage. ISBN 0-679-72019-7. 
  144. ^ "U.N. Charter Index". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 20 February 2009. Diakses 2008-12-23. 
  145. ^ Staff. "International Law". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 31 December 2009. Diakses 2007-03-27. 
  146. ^ Kuhn, Betsy (2006). The race for space: the United States and the Soviet Union compete for the new frontier. Twenty-First Century Books. hlm. 34. ISBN 0-8225-5984-6. 
  147. ^ Ellis, Lee (2004). Who's who of NASA Astronauts. Americana Group Publishing. ISBN 0-9667961-4-4. 
  148. ^ Shayler, David; Vis, Bert (2005). Russia's Cosmonauts: Inside the Yuri Gagarin Training Center. Birkhäuser. ISBN 0-387-21894-7. 
  149. ^ Wade, Mark (2008-06-30). "Astronaut Statistics". Encyclopedia Astronautica. Diakses 2008-12-23. 
  150. ^ "Reference Guide to the International Space Station". NASA. 2007-01-16. Diakses 2008-12-23. 
  151. ^ Cramb, Auslan (2007-10-28). "Nasa's Discovery extends space station". Telegraph. Diakses 2009-03-23. 
  152. ^ Liungman, Carl G. (2004). "Group 29: Multi-axes symmetric, both soft and straight-lined, closed signs with crossing lines". Symbols – Encyclopedia of Western Signs and Ideograms. New York: Ionfox AB. hlm. 281–282. ISBN 91-972705-0-4. 
  153. ^ Arnett, Bill (July 16, 2006). "Earth". The Nine Planets, A Multimedia Tour of the Solar System: one star, eight planets, and more. Diakses 2010-03-09. 
  154. ^ Dutch, S. I. (2002). "Religion as belief versus religion as fact" (PDF). Journal of Geoscience Education 50 (2): 137–144. Diakses 2008-04-28. 
  155. ^ Edis, Taner (2003). A World Designed by God: Science and Creationism in Contemporary Islam (PDF). Amherst: Prometheus. ISBN 1-59102-064-6. Diakses 2008-04-28. 
  156. ^ Ross, M. R. (2005). "Who Believes What? Clearing up Confusion over Intelligent Design and Young-Earth Creationism" (PDF). Journal of Geoscience Education 53 (3): 319. Diakses 2008-04-28. 
  157. ^ Pennock, R. T. (2003). "Creationism and intelligent design". Annual Review of Genomics Human Genetics 4 (1): 143–63. doi:10.1146/annurev.genom.4.070802.110400. PMID 14527300. 
  158. ^ National Academy of Sciences, Institute of Medicine (2008). Science, Evolution, and Creationism. Washington, D.C: National Academies Press. ISBN 0-309-10586-2. Diakses 2011-03-13. 
  159. ^ Colburn,, A.; Henriques, Laura (2006). "Clergy views on evolution, creationism, science, and religion". Journal of Research in Science Teaching 43 (4): 419–442. Bibcode:2006JRScT..43..419C. doi:10.1002/tea.20109. 
  160. ^ Frye, Roland Mushat (1983). Is God a Creationist? The Religious Case Against Creation-Science. Scribner's. ISBN 0-684-17993-8. 
  161. ^ Gould, S. J. (1997). "Nonoverlapping magisteria" (PDF). Natural History 106 (2): 16–22. Diakses 2008-04-28. 
  162. ^ Russell, Jeffrey B. "The Myth of the Flat Earth". American Scientific Affiliation. Diakses 2007-03-14. ; but see also Cosmas Indicopleustes.
  163. ^ Jacobs, James Q. (1998-02-01). "Archaeogeodesy, a Key to Prehistory". Diakses 2007-04-21. 
  164. ^ Bowring, S.; Housh, T. (1995). "The Earth's early evolution". Science 269 (5230): 1535–40. Bibcode:1995Sci...269.1535B. doi:10.1126/science.7667634. PMID 7667634. 
  165. ^ Yin, Qingzhu; Jacobsen, S. B.; Yamashita, K.; Blichert-Toft, J.; Télouk, P.; Albarède, F. (2002). "A short timescale for terrestrial planet formation from Hf-W chronometry of meteorites". Nature 418 (6901): 949–952. Bibcode:2002Natur.418..949Y. doi:10.1038/nature00995. PMID 12198540. 
  166. ^ Kleine, Thorsten; Palme, Herbert; Mezger, Klaus; Halliday, Alex N. (2005-11-24). "Hf-W Chronometry of Lunar Metals and the Age and Early Differentiation of the Moon". Science 310 (5754): 1671–1674. Bibcode:2005Sci...310.1671K. doi:10.1126/science.1118842. PMID 16308422. 
  167. ^ Reilly, Michael (October 22, 2009). "Controversial Moon Origin Theory Rewrites History". Diakses 2010-01-30. 
  168. ^ (Fall Meeting 2001) "An impact origin of the Earth-Moon system". Abstract #U51A-02, American Geophysical Union. 
  169. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  170. ^ Morbidelli, A. et al. (2000). "Source regions and time scales for the delivery of water to Earth". Meteoritics & Planetary Science 35 (6): 1309–1320. Bibcode:2000M&PS...35.1309M. doi:10.1111/j.1945-5100.2000.tb01518.x. 
  171. ^ "Our Changing Sun: The Role of Solar Nuclear Evolution and Magnetic Activity on Earth's Atmosphere and Climate". Benjamin Montesinos, Alvaro Gimenez and Edward F. Guinan ASP Conference Proceedings: The Evolving Sun and its Influence on Planetary Environments, San Francisco: Astronomical Society of the Pacific. 
  172. ^ Staff (March 4, 2010). "Oldest measurement of Earth's magnetic field reveals battle between Sun and Earth for our atmosphere". Physorg.news. Diakses 2010-03-27. 
  173. ^ Rogers, John James William; Santosh, M. (2004). Continents and Supercontinents. Oxford University Press US. hlm. 48. ISBN 0-19-516589-6. 
  174. ^ Hurley, P. M.; Rand, J. R. (Jun 1969). "Pre-drift continental nuclei". Science 164 (3885): 1229–1242. Bibcode:1969Sci...164.1229H. doi:10.1126/science.164.3885.1229. PMID 17772560. 
  175. ^ De Smet, J.; Van Den Berg, A.P.; Vlaar, N.J. (2000). "Early formation and long-term stability of continents resulting from decompression melting in a convecting mantle". Tectonophysics 322 (1–2): 19. Bibcode:2000Tectp.322...19D. doi:10.1016/S0040-1951(00)00055-X. 
  176. ^ Armstrong, R. L. (1968). "A model for the evolution of strontium and lead isotopes in a dynamic earth". Reviews of Geophysics 6 (2): 175–199. Bibcode:1968RvGSP...6..175A. doi:10.1029/RG006i002p00175. 
  177. ^ Harrison, T. et al. (December 2005). "Heterogeneous Hadean hafnium: evidence of continental crust at 4.4 to 4.5 ga". Science 310 (5756): 1947–50. Bibcode:2005Sci...310.1947H. doi:10.1126/science.1117926. PMID 16293721. 
  178. ^ Hong, D.; Zhang, Jisheng; Wang, Tao; Wang, Shiguang; Xie, Xilin (2004). "Continental crustal growth and the supercontinental cycle: evidence from the Central Asian Orogenic Belt". Journal of Asian Earth Sciences 23 (5): 799. Bibcode:2004JAESc..23..799H. doi:10.1016/S1367-9120(03)00134-2. 
  179. ^ Armstrong, R. L. (1991). "The persistent myth of crustal growth". Australian Journal of Earth Sciences 38 (5): 613–630. Bibcode:1991AuJES..38..613A. doi:10.1080/08120099108727995. 
  180. ^ Murphy, J. B.; Nance, R. D. (1965). "How do supercontinents assemble?". American Scientist 92 (4): 324–33. doi:10.1511/2004.4.324. Diakses 2007-03-05. 
  181. ^ Staff. "Paleoclimatology – The Study of Ancient Climates". Page Paleontology Science Center. Diakses 2007-03-02. 
  182. ^ a b c Britt, Robert (2000-02-25). "Freeze, Fry or Dry: How Long Has the Earth Got?". 
  183. ^ a b Carrington, Damian (2000-02-21). "Date set for desert Earth". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  184. ^ a b Li, King-Fai; Pahlevan, Kaveh; Kirschvink, Joseph L.; Yung, Yuk L. (2009). "Atmospheric pressure as a natural climate regulator for a terrestrial planet with a biosphere". Proceedings of the National Academy of Sciences 106 (24): 9576–9579. Bibcode:2009PNAS..106.9576L. doi:10.1073/pnas.0809436106. PMC 2701016. PMID 19487662. Diakses 2009-07-19. 
  185. ^ a b c Sackmann, I.-J.; Boothroyd, A. I.; Kraemer, K. E. (1993). "Our Sun. III. Present and Future". Astrophysical Journal 418: 457–468. Bibcode:1993ApJ...418..457S. doi:10.1086/173407. 
  186. ^ Kasting, J.F. (1988). "Runaway and Moist Greenhouse Atmospheres and the Evolution of Earth and Venus". Icarus 74 (3): 472–494. Bibcode:1988Icar...74..472K. doi:10.1016/0019-1035(88)90116-9. PMID 11538226. 
  187. ^ a b Ward, Peter D.; Brownlee, Donald (2002). The Life and Death of Planet Earth: How the New Science of Astrobiology Charts the Ultimate Fate of Our World. New York: Times Books, Henry Holt and Company. ISBN 0-8050-6781-7. 
  188. ^ Bounama, Christine; Franck, S.; Von Bloh, W. (2001). "The fate of Earth's ocean". Hydrology and Earth System Sciences (Germany: Potsdam Institute for Climate Impact Research) 5 (4): 569–575. Bibcode:2001HESS....5..569B. doi:10.5194/hess-5-569-2001. Diakses 2009-07-03. 
  189. ^ a b Schröder, K.-P.; Connon Smith, Robert (2008). "Distant future of the Sun and Earth revisited". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 386 (1): 155. arXiv:0801.4031. Bibcode:2008MNRAS.386..155S. doi:10.1111/j.1365-2966.2008.13022.x. 
    See also Palmer, Jason (2008-02-22). "Hope dims that Earth will survive Sun's death". NewScientist.com news service. Diakses 2008-03-24. 
  190. ^ Espenak, F.; Meeus, J. (2007-02-07). "Secular acceleration of the Moon". NASA. Diakses 2007-04-20. 
  191. ^ Poropudas, Hannu K. J. (1991-12-16). "Using Coral as a Clock". Skeptic Tank. Diakses 2007-04-20. 
  192. ^ Laskar, J. et al. (2004). "A long-term numerical solution for the insolation quantities of the Earth". Astronomy and Astrophysics 428 (1): 261–285. Bibcode:2004A&A...428..261L. doi:10.1051/0004-6361:20041335. 
  193. ^ Murray, N.; Holman, M. (2001). "The role of chaotic resonances in the solar system". Nature 410 (6830): 773–779. arXiv:astro-ph/0111602. doi:10.1038/35071000. PMID 11298438. 
  194. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  195. ^ Whitehouse, David (2002-10-21). "Earth's little brother found". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  196. id="cite_note-christou_asher2011-212">^ Christou, Apostolos A.; Asher, David J. (March 31, 2011). "A long-lived horseshoe companion to the Earth". arΧiv:1104.0036 [astro-ph.EP]. See table 2, p. 5.
  197. ^ Connors, Martin; Wiegert, Paul; Veillet, Christian (July 27, 2011). "Earth's Trojan asteroid". Nature 475 (7357): 481–483. Bibcode:2011Natur.475..481C. doi:10.1038/nature10233. PMID 21796207. Diakses 2011-07-27. 
  198. ^ a b Choi, Charles Q. (July 27, 2011). "First Asteroid Companion of Earth Discovered at Last". Space.com. Diakses 2011-07-27. 
  199. ^ "UCS Satellite Database". Nuclear Weapons & Global Security. Union of Concerned Scientists. January 31, 2011. Diakses 2011-05-12. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar

  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Geografi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Astronomi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Atur Surya


edunitas.com


Page 3

Bumi  
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto Bumi, diambil oleh NASA

Penamaan

Nama alternatifTellus/Telluris atau Terra,[catatan 1] Gaia
Epos J2000,0[catatan 2]
Aphelion152.098.232 km
1,01671388 SA[catatan 3]
Perihelion147.098.290 km
0,98329134 SA[catatan 3]
Sumbu semi-mayor149.598.261 km
1,00000261 SA[1]
Eksentrisitas0,01671123[1]
Periode orbit365,256363004 hari[2]
1,000017421 tahun
Kecepatan orbit rata-rata29,78 km/s[3]
107.200 km/jam
Anomali rata-rata357,51716°[3]
Inklinasi7,155° ke ekuator Matahari
1,57869°[4] ke segi invariabel
Bujur node menaik348,73936°[3][catatan 4]
Gagasan perihelion114,20783°[3][catatan 5]
Satelit1 alami (Bulan),
1.070 hasil pekerjaan (pada 24 Oktober 2013 (2013-10-24)[update])[5]

Ciri-ciri fisik

Jari-jari rata-rata6.371,0 km[6]
Jari-jari khatulistiwa6.378,1 km[7][8]
Jari-jari kutub6.356,8 km
Kepepatan0,0033528[10]
Keliling khatulistiwa40.075,017 km (khatulistiwa)[8]
40.007,86 km (meridian)[11][12]
Luas permukaan510.072.000 km2[13][14][catatan 6]

148.940.000 km2 daratan (29,2 %)

361.132.000 km2 perairan (70,8 %)
Volume1,08321×1012 km3[3]
Massa5,97219×1024 kg[15]
3,0×10-6 Matahari
Massa jenis rata-rata5,515 g/cm3[3]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa9,780327 m/s2[16]
0,99732 g
Kecepatan bebas11,186 km/s[3]
Hari sideris0,99726968 d[17]
23h 56m 4,100s
Kecepatan rotasi1.674,4 km/j (465.1 m/s)[18]
Kemiringan sumbu23°26'21",4119[2]
Albedo0,367 (Geometri)[3]
0,306 (Bond)[3]
Suhu permukaan
   Kelvin
   Celsius
minrata-ratamaks
184 K[19]288 K[20]330 K[21]
−89,2 °C15 °C56,7 °C

Atmosfer

Tekanan permukaan101,325 kPa (MSL)
Komposisi78,08% nitrogen (N2)[3] (udara kering)
20,95% oksigen (O2)
0,93% argon
0,039% karbon dioksida[22]
Sekitar 1% uap cairan (bervariasi sesuai iklim)

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang adalah planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Atur Surya. Bumi juga adalah planet terbesar dari empat planet kebumian Atur Surya. Bumi terkadang dikata dengan dunia atau Planet Biru.[23]

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama.[24] Biosfer Bumi kesudahan secara perlahan mengubah atmosfer dan keadaan fisik landasan lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan terlindung di daratan.[25] Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.

Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang merasakan pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air,[26] dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber cairan lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian akbarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan isi dalam terdiri dari besi padat, sedangkan isi luar berupa cairan yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bidang mantel.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Saat mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sejumlah 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris.[catatan 7] Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang segi orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari).[27] Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi selang Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Bumi adalah tempat tinggal untuk jutaan makhluk hidup, termasuk manusia.[28] Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.[29] Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan tingkah laku yang dibuat militer.

Nama dan etimologi

Dalam bahasa Inggris modern, kata benda earth dikembangkan dari kata bahasa Inggris Menengah erthe (dicatat pada 1137), yang bersumber dari kata bahasa Inggris Kuno eorthe (sebelum 725), sedangkan kata itu sendiri bersumber dari kata Proto-Jermanik *erthō. Earth memiliki kata kerabat pada semua bahasa Jermanik lainnya, termasuk aarde dalam bahasa Belanda, Erde dalam bahasa Jerman, dan jord dalam bahasa Swedia, Denmark, dan Norwegia.[30] Earth adalah perumpamaan untuk dewi paganisme Jermanik (atau Jörð dalam mitologi Norse, ibu dari dewa Thor).[31]

Dalam bahasa Indonesia, kata bumi bersumber dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah.

Komposisi dan yang dibangun

Bumi tergolong planet kebumian yang umumnya terdiri dari bebatuan, bukannya raksasa gas seperti Yupiter. Bumi adalah planet terbesar dari empat planet kebumian lainnya menurut ukuran dan massa. Dari keempat planet tersebut, Bumi adalah planet dengan kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan tertinggi, medan magnet terkuat, dan rotasi tercepat,[32] dan diperkirakan juga adalah satu-satunya planet dengan tektonik lempeng yang aktif.[33]

Bentuk

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Awan stratokumulus di atas Pasifik, dilihat dari orbit.

Bentuk Bumi lebih kurang menyerupai sferoid pepat, bola yang bentuknya tertekan pipih di sepanjang sumbu dari kutub ke kutub sehingga terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa.[34] Tonjolan ini muncul dampak rotasi Bumi, yang menyebabkan diameter khatulistiwa 43 km (kilometer) lebih akbar dari diameter kutub ke kutub.[35] Sebab hal ini, titik terjauh permukaan Bumi dari pusat Bumi adalah gunung api Chimborazo di Ekuador, yang tidak berdekatan 6.384 km dari pusat Bumi, atau sekitar 2 km lebih jauh jika dibandingkan dengan Gunung Everest.[36] Diameter rata-rata bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau lebih kurang setara dengan 40.000 km /π, sebab satuan meter pada awal mulanya dihitung sbg 1/10.000.000 jarak dari khatulistiwa ke Kutub Utara melalui Paris, Perancis.[37]

Topografi Bumi merasakan deviasi dari bentuk sferoid ideal, walaupun dalam skala global deviasi ini tergolong kecil: Bumi memiliki tingkat toleransi sekitar 584, atau 0,17% dari sferoid sempurna, lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat toleransi pada bola biliar (0,22%).[38] Deviasi tertinggi dan terendah pada permukaan Bumi terdapat di Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Sebab benarnya tonjolan khatulistiwa, lokasi di permukaan Bumi yang berada sangat jauh dari pusat Bumi adalah puncak Chimborazo di Ekuador dan Huascarán di Peru.[39][40][41]

Komposisi kimia kerak Bumi[42]
SenyawaRumusKomposisi
DaratanSamudra
SilikaSiO260.2%48.6%
AluminaAl2O315.2%16.5%
KapurCaO5.5%12.3%
MagnesiaMgO3.1%6.8%
Besi(II) oksidaFeO3.8%6.2%
Sodium oksidaNa2O3.0%2.6%
Kalium oksidaK2O2.8%0.4%
Besi(III) oksidaFe2O32.5%2.3%
CairanH2O1.4%1.1%
Karbon dioksidaCO21.2%1.4%
Titanium dioksidaTiO20.7%1.4%
Fosforus pentoksidaP2O50.2%0.3%
Total99.6%99.9%

Komposisi kimiawi

Massa Bumi adalah sekitar 5.98×1024 kg. Komposisi Bumi sebagian akbarnya terdiri dari besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), belerang (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), dan aluminium (1,4%); sisanya terdiri dari unsur-unsur lainnya (1,2%). Dampak segregasi massa, bidang isi Bumi diyakini berisi besi (88,8%), dan sejumlah kecil nikel (5,8%), belerang (4,5%), dan kurang dari 1% unsur-unsur lainnya.[43]

Berbakat geokimia F. W. Clarke menghitung lebih dari 47% kerak Bumi berisi oksigen. Konstituen batuan yang umumnya terdapat pada kerak Bumi hampir semuanya adalah senyawa oksida; klorin, belerang, dan fluor adalah tiga pengecualian, dan jumlah total kandungan unsur ini dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida utama yang terkandung dalam kerak Bumi adalah silika, alumina, besi oksida, kapur, magnesia, kalium, dan soda. Silika pada umumnya berfungsi sbg asam, yang membentuk silikat, dan mineral sangat umum yang terdapat pada batuan beku adalah senyawa ini. Sesuai analisisnya terhadap 1.672 jenis batuan di kerak Bumi, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% kerak Bumi terdiri dari 11 oksida (lihat tabel di sebelah kanan).[44]

Yang dibangun dalam

Interior Bumi, seperti halnya planet kebumian lainnya, dibagi menjadi sejumlah lapisan menurut kandungan fisika atau kimianya (reologi). Namun, tidak seperti planet kebumian lainnya, Bumi memiliki isi luar dan isi dalam yang berbeda. Lapisan luar Bumi secara kimiawi berupa kerak padat silikat yang diselimuti oleh mantel viskose padat. Kerak Bumi dipisahkan dari mantel oleh diskontinuitas Mohorovičić, dengan ketebalan kerak yang bervariasi; ketebalan rata-ratanya adalah 6 km di bawah samudra dan 30-50 km di bawah daratan. Kerak Bumi, serta bidang kaku dan dingin di puncak mantel atas, secara kolektif dikenal dengan litosfer, dan pada lapisan inilah tektonika lempeng terjadi. Di bawah litosfer terdapat astenosfer, lapisan dengan tingkat viskositas yang relatif rendah dan menjadi tempat melekat untuk litosfer. Perubahan penting yang dibangun kristal di dalam mantel terjadi pada kedalaman 410 dan 660 km di bawah permukaan Bumi, yang juga mencakup zona transisi yang memisahkan mantel atas dengan mantel bawah. Di bawah mantel, terdapat cairan isi luar dengan viskositas yang sangat rendah di atas isi dalam.[45] Isi dalam Bumi merasakan perputaran dengan kecepatan sudut yang sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan bidang planet lainnya, sekitar 0,1-0,5° per tahun.[46]

Lapisan geologi Bumi[47]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km


Penampang Bumi dari isi ke eksosfer.
Kedalaman[48]
km
Lapisan komponenKepadatan
g/cm3
0–60Litosfer[catatan 8]
0–35Kerak[catatan 9]2.2–2.9
35–60Mantel atas3.4–4.4
  35–2890Mantel3.4–5.6
100–700Astenosfer
2890–5100Isi luar9.9–12.2
5100–6378Isi dalam12.8–13.1

Panas

Panas dalam Bumi bersumber dari perpaduan selang panas endapan dari akresi planet (sekitar 20%) dan panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif (80%).[49] Isotop penghasil panas utama Bumi adalah kalium-40, uranium-238, uranium-235, dan torium-232.[50] Di pusat Bumi, suhu bisa mencapai 6000 °C (10,830 °F),[51] dan tekanannya mencapai 360 GPa.[52] Sebab sebagian akbar panas Bumi dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, para ilmuwan percaya bahwa pada awal sejarah Bumi, sebelum isotop dengan usia pendek terkuras mandek, produksi panas Bumi yang dihasilkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat ini. Panas yang dihasilkan pada masa itu diperkirakan dua kali lebih akbar daripada saat ini, lebih kurang 3 miliar tahun yang lalu,[49] dan hal tersebut akan meningkatkan gradien suhu di dalam Bumi, meningkatkan tingkat konveksi mantel dan tektonik lempeng, serta memungkinkan pembentukan batuan beku seperti komatiites, yang tidak bisa terbentuk pada masa sekarang.[53]

Isotop utama penghasil panas Bumi saat ini[54]
IsotopPelepasan panas
W/kg isotop
Paruh hidup

tahun

Konsentrasi mantel rata-rata
kg isotop/kg mantel
Pelepasan panas
W/kg mantel
238U9.46 × 10−54.47 × 10930.8 × 10−92.91 × 10−12
235U5.69 × 10−47.04 × 1080.22 × 10−91.25 × 10−13
232Th2.64 × 10−51.40 × 1010124 × 10−93.27 × 10−12
40K2.92 × 10−51.25 × 10936.9 × 10−91.08 × 10−12

Rata-rata pelepasan panas Bumi adalah 87 mW m−2, dan 4.42 × 1013 W untuk panas global.[55] Sebagian energi panas di dalam isi Bumi diangkut menuju kerak oleh bulu mantel; bentuk konveksi yang terdiri dari batuan bersuhu tinggi yang mengalir ke atas. Bulu mantel ini dapat berproduksi bintik panas dan basal banjir.[56] Panas Bumi yang selebihnya diloloskan melalui lempeng tektonik oleh mantel yang terhubung dengan punggung tengah samudra. Pelepasan panas terakhir dimainkan melalui konduksi litosfer, yang umumnya terjadi di samudra sebab kerak di sana jauh lebih tipis jika dibandingkan dengan kerak benua.[57]

Lempeng tektonik

Lapisan luar Bumi yang mempunyai bentuk lapisan kaku, dikata dengan litosfer, terpecah menjadi potongan-potongan yang dikata dengan lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini adalah segmen kaku yang saling mengadakan komunikasi dan mengadakan kampanye pada salah satu dari tiga jenis ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng. Ketiga ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng tersebut adalah ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen, tempat dua lempeng bertumbukan; ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen, tempat dua lempeng saling menjauh; dan ketentuan yang tidak boleh dilampaui peralihan, tempat dua lempeng saling bersilangan secara lateral. Gempa bumi, aktivitas yang dipekerjakan gunung berapi, pembentukan gunung, dan pembentukan palung laut terjadi di sepanjang ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng ini.[59] Lempeng tektonik berada di atas astenosfer, lapisan mantel yang bentuknya padat tetapi tidak begitu kental, yang bisa mengalir dan mengadakan kampanye bersama lempeng,[60] dan pergerakan ini didampingi dengan pola konveksi di dalam mantel Bumi.

Sebab lempeng tektonik beralih di seluruh Bumi, lantai samudra merasakan penunjaman di bawah tepi utama lempeng pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen. Pada saat yang bersamaan, material mantel pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen membentuk punggung tengah samudra. Perpaduan kedua ronde ini secara berkelanjutan terus mendaur ulang kerak samudra kembali ke dalam mantel. Sebab ronde daur ulang ini, sebagian akbar lantai samudra berusia kurang dari 100 juta tahun. Kerak samudra tertua bertempat di Pasifik Barat, yang usianya diperkirakan 200 juta tahun.[61][62] Sbg perbandingan, kerak benua tertua berusia 4.030 juta tahun.[63]

Tujuh lempeng utama di Bumi adalah Lempeng Pasifik, Amerika Utara, Eurasia, Afrika, Antarktika, Lempeng Indo-Australia, dan Amerika Selatan. Lempeng terkemuka lainnya adalah Lempeng Arab, Lempeng Karibia, Lempeng Nazca di pantai barat Amerika Selatan, dan Lempeng Scotia di Samudra Atlantik selatan. Lempeng Australia menyatu dengan Lempeng India lebih kurang 50 mencapai 55 juta tahun yang lalu. Lempeng dengan pergerakan tercepat adalah lempeng samudra; Lempeng Cocos mengadakan kampanye dengan laju kecepatan 75 mm/tahun,[64] dan Lempeng Pasifik mengadakan kampanye 52–69 mm/tahun. Sedangkan lempeng dengan pergerakan terlambat adalah Lempeng Eurasia, dengan laju pergerakan sekitar 21 mm/tahun.[65]

Permukaan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Permukaan padat Bumi menurut persentase dari luas total permukaan Bumi

  Punggung samudra (22.1%)

  Lantai cekungan samudra (29.8%)

  Pegunungan benua (10.3%)

  Dataran rendah benua (18.9%)

  Landas benua dan lereng (11.4%)

  Tanjakan benua (3.8%)

  Busur pulau vulkanik, parit, gunung api landasan laut, dan perbukitan (3.7%)

Permukaan Bumi bervariasi dari tempat ke tempat. Sekitar 70,8%[13] permukaan Bumi ditutupi oleh cairan, dan terdapat banyak landas benua di bawah permukaan laut. Luas permukaan Bumi yang ditutupi oleh cairan setara dengan 361.132 km2 (139,43 juta sq mi).[66] Permukaan Bumi yang terendam memiliki bentang pegunungan, termasuk rangkaian punggung tengah samudra dan gunung api bawah laut,[35] bentang lainnya adalah palung laut, lembah bawah laut, dataran tinggi samudra, dan dataran abisal. Sisanya, 29,2% (148.94 km2 atau 57,51 juta sq mi) permukaan Bumi dilingkupi oleh daratan, yang terdiri dari pegunungan, padang gurun, dataran tinggi, pesisir, dan geomorfologi lainnya.

Permukaan Bumi merasakan pembentukan kembali pada periode saat geologi sebab aktivitas yang dipekerjakan tektonik dan erosi. Permukaan Bumi yang terbentuk atau merasakan deformasi dampak tektonika lempeng adalah permukaan yang merasakan pelapukan oleh curah hujan, siklus termal, dan pengaruh kimia. Glasiasi, erosi pantai, pembentukan terumbu karang, dan tubrukan meteorit akbar[67] adalah beberapa kejadian yang memicu pembentukan kembali lanskap permukaan Bumi.

Kerak benua terdiri dari material dengan kepadatan rendah seperti batuan beku granit dan andesit. Batuan dengan persentase kecil adalah basal, batuan vulkanik padat yang adalah konstituen utama lantai samudra.[68] Batuan sedimen terbentuk dari pengumpulan sedimen yang terpadatkan. Hampir 75% permukaan benua ditutupi oleh batuan sedimen, walaupun batuan itu sendiri hanya membentuk 5% bidang kerak Bumi.[69] Batuan ketiga yang sangat umum terdapat di permukaan Bumi adalah batuan metamorf, yang terbentuk dari transformasi batuan yang sudah benar dampak tekanan tinggi, suhu tinggi, atau keduanya. Mineral silikat yang ketersediaannya sangat melimpah di permukaan Bumi adalah kuarsa, feldspar, amfibol, abrak, piroksen, dan olivin.[70] Sedangkan mineral karbonat sangat umum adalah kalsit (ditemukan pada batu kapur dan dolomit).[71]

Pedosfer adalah lapisan terluar Bumi yang menjadi tempat terjadinya ronde pembentukan tanah. Lapisan ini terletak pada antarmuka litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Total permukaan tanah saat ini adalah 13,31% dari luas total permukaan Bumi, dan dari jumlah tersebut, hanya 4,71% yang ditanami secara permanen.[14] Hampir 40% permukaan tanah dimanfaatkan sbg lahan pertanian dan padang rumput, dengan rincian 1,3×107 km2 lahan pertanian dan 3,4×107 km2 padang rumput.[72]

Ketinggian permukaan tanah Bumi bervariasi. Titik terendah berada pada ketinggian −418 m di Laut Mati, sedangkan titik tertinggi adalah 8.848 m di puncak Gunung Everest. Ketinggian rata-rata permukaan tanah dihitung dari permukaan laut adalah 840 m.[73]

Secara logis, Bumi dibagi menjadi Belahan Utara dan Selatan yang berpusat di masing-masing kutub. Akan tetapi, Bumi secara informal juga dibagi menjadi Belahan Bumi Barat dan Timur. Permukaan Bumi secara tradisional dibagi menjadi tujuh benua dan beragam laut. Setelah manusia menghuni dan mengelola Bumi, hampir semua permukaan dibagi menjadi negara-negara. Hingga tahun 2013, terdapat 196 negara berdaulat dengan jumlah masyarakat sekitar 7 miliar yang menghuni permukaan Bumi.[74]

Hidrosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Histogram ketinggian permukaan Bumi.

Ketersediaan cairan yang begitu banyak di permukaan Bumi adalah hal unik yang membedakan "Planet Biru" dengan planet lainnya di Atur Surya. Hidrosfer Bumi pada umumnya terdiri dari samudra, namun secara teknis juga mencakup semua perairan yang terdapat di permukaan Bumi, termasuk danau, sungai, laut pedalaman, dan cairan bawah tanah di kedalaman 2.000 m. Perairan terdalam dari permukaan Bumi adalah Challenger Deep di Palung Mariana, Samudra Pasifik, dengan kedalaman 10.911,4 m di bawah permukaan laut.[catatan 11][75]

Massa samudra lebih kurang 1,35×1018 metrik ton, atau sekitar 1/4400 dari massa total Bumi. Samudra mencakup lahan seluas 3.618×108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3.682 m, dan volume cairan sekitar 1.332×109 km3.[76] Jika daratan di permukaan Bumi tersebar merata, karenanya ketinggian cairan akan naik lebih dari 2,7 km.[catatan 12] Sekitar 97,5% perairan Bumi adalah cairan asin, sedangkan 2,5% sisanya adalah cairan tawar. Sekitar 68,7% cairan tawar yang terdapat di permukaan Bumi pada saat ini adalah es, sedangkan selebihnya membentuk danau, sungai, mata cairan, dan lain-lain.[77]

Tingkat keasinan rata-rata samudra di Bumi adalah 35 gram garam per kilogram cairan laut (3,5% garam).[78] Sebagian akbar garam ini dihasilkan oleh aktivitas yang dipekerjakan vulkanis atau hasil ekstraksi batuan beku.[79] Samudra juga menjadi reservoir untuk gas atmosfer terlarut, yang keberadaannya sangat penting untuk kelangsungan hidup sebagian akbar organisme cairan.[80] Cairan laut memiliki pengaruh akbar terhadap iklim dunia; samudra berfungsi sbg reservoir panas utama.[81] Perubahan suhu di samudra juga bisa menyebabkan perubahan cuaca di beragam belahan dunia, misalnya El Niño–Osilasi Selatan.[82]

Atmosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto yang memperlihatkan bagaimana Bumi bersinar dalam cahaya ultraungu.

Rata-rata tekanan atmosfer di permukaan Bumi adalah 101,325 kPa, dengan ketingggian skala sekitar 5 km.[3] Atmosfer berisi 78% nitrogen dan 21% oksigen, selebihnya adalah uap cairan, karbon dioksida, dan molekul gas lainnya. Ketinggian troposfer beragam menurut garis lintang, berkisar selang 8 km di wilayah kutub hingga 17 km di wilayah khatulistiwa, dan beberapa variasi yang diakibatkan oleh faktor musim dan cuaca.[83]

Biosfer Bumi secara perlahan telah memermak komposisi atmosfer. Fotosintesis oksigenik berevolusi 2.7 miliar tahun yang lalu, yang membentuk atmosfer nitrogen-oksigen utama saat ini.[84] Kejadian ini memungkinkan terjadinya proliferasi organisme aerobik, serta pembentukan lapisan ozon yang menghalangi radiasi surya ultraungu memasuki Bumi dan menjamin kelangsungan kehidupan di darat. Fungsi atmosfer lainnya yang penting untuk kehidupan di Bumi adalah mengangkut uap cairan, menyediakan gas bermutu arti, membakar meteor mempunyai ukuran kecil sebelum menghantam permukaan Bumi, dan memoderatori suhu.[85] Fenomena yang terakhir dikenal dengan efek rumah kaca; ronde penangkapan energi panas yang dipancarkan dari permukaan Bumi pada atmosfer sehingga meningkatkan suhu rata-rata. Uap cairan, karbon dioksida, metana, dan ozon adalah gas rumah kaca utama pada atmosfer Bumi. Tanpa pemancaran panas ini, suhu rata-rata di permukaan Bumi akan mencapai −18 °C, berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini (+15 °C), dan kehidupan probabilitas akbar tidak akan bisa bertahan.[86]

Cuaca dan iklim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto satelit tudung awan di Bumi menggunakan MRIS NASA.

Atmosfer Bumi tidak memiliki ketentuan yang tidak boleh dilampaui pasti, secara perlahan menipis dan mengabur ke angkasa luar. Tiga perempat massa atmosfer berada pada ketinggian 11 km dari permukaan Bumi. Lapisan terbawah ini dikata dengan troposfer. Energi dari Matahari memanaskan lapisan ini, serta permukaan di bawahnya, yang menyebabkan terjadinya pemuaian udara. Udara pada lapisan ini kesudahan mengadakan kampanye naik dan digantikan oleh udara dingin dengan kelembaban yang lebih tinggi. Akibatnya, terjadi sirkulasi atmosferik yang memicu pembentukan cuaca dan iklim melalui pendistribusian kembali energi panas.[87]

Dampak utama sirkulasi atmosferik adalah terjadinya angin pasat di wilayah khatulistiwa yang berada pada garis lintang 30° dan angin barat di wilayah-wilayah lintang tengah selang 30° dan 60°.[88] Aliran laut juga menjadi faktor penting dalam menentukan iklim, terutama sirkulasi termohalin yang menyebarkan energi panas dari samudra di khatulistiwa ke wilayah kutub.[89]

Uap cairan yang dihasilkan melalui penguapan di permukaan Bumi diangkut oleh pola sirkulasi di atmosfer. Saat atmosfer melaksanakan pengangkatan udara hangat dan lembab, uap cairan akan merasakan kondensasi dan mengendap ke permukaan Bumi melalui ronde presipitasi.[87] Cairan yang dikurangi ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan kesudahan diangkut menuju ketinggian yang lebih rendah oleh sungai dan biasanya kembali ke laut atau bermuara di danau. Kejadian ini dikata dengan siklus cairan, yang adalah mekanisme penting untuk mendukung kelangsungan kehidupan di darat dan faktor utama yang menyebabkan erosi di permukaan Bumi pada periode geologi. Pola presipitasi atau curah hujan ini sangat beragam, berkisar dari beberapa meter cairan per tahun hingga kurang dari satu milimeter. Sirkulasi atmosferik, topologi, dan perbedaan suhu juga menentukan curah hujan rata-rata yang turun di setiap wilayah.[90]

Akbar energi surya yang mencapai Bumi akan menurun seiring dengan meningkatnya lintang. Pada lintang yang lebih tinggi, cahaya matahari mencapai permukaan Bumi pada sudut yang lebih rendah dan harus melalui kolom atmosfer yang lebih tebal. Akibatnya, suhu rata-rata di permukaan laut menurun sekitar 0,4 °C per derajat jarak lintang dari khatulistiwa.[91] Bumi bisa dibagi menjadi zona lintang spesifik sesuai persangkaan kecocokan iklim. Pembagian ini berkisar dari wilayah khatulistiwa hingga ke wilayah kutub, yakni zona iklim tropis (atau khatulistiwa), subtropis, iklim masih, dan kutub.[92] Iklim juga bisa diklasifikasikan menurut suhu dan curah hujan, yang ditandai dengan wilayah iklim dengan massa udara yang seragam. Yang sangat umum digunakan adalah sistem klasifikasi iklim Köppen (dicetuskan oleh Wladimir Köppen). Klasifikasi ini membagi Bumi menjadi lima zona iklim (tropis lembab, kering, lintang tengah lembab, kontinental, dan kutub dingin), yang kesudahan dibagi lagi menjadi subjenis yang lebih spesifik.[88]

Atmosfer atas

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pemandangan dari orbit yang memperlihatkan Bulan purnama yang setengah tertutup oleh atmosfer Bumi. Foto oleh NASA.

Di atas troposfer, atmosfer terbagi menjadi stratosfer, mesosfer, dan termosfer.[85] Masing-masing lapisan ini memiliki tingkat lincir berbeda, yang umumnya didasarkan pada tingkat perubahan suhu dan ketinggian. Di luar lapisan ini, terdapat lapisan eksosfer dan magnetosfer, tempat medan magnet Bumi berinteraksi dengan angin surya.[93] Di dalam stratosfer terdapat lapisan ozon, komponen yang berperan melindungi permukaan Bumi dari sinar ultraungu dan memiliki peran penting untuk kehidupan di Bumi. Garis Kármán, yang dihitung 100 km di atas permukaan Bumi, adalah garis khayal yang membatasi atmosfer dengan luar angkasa.[94]

Energi panas menyebabkan beberapa molekul di tepi luar atmosfer Bumi meningkatkan kecepatan sehingga bisa melepaskan diri dari gravitasi Bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya kebocoran atmosfer ke luar angkasa. Hidrogen, yang memiliki berat molekul rendah, bisa mencapai kecepatan bebas yang lebih tinggi dan lebih mudah merasakan kebocoran ke luar angkasa jika dibandingkan dengan gas lainnya.[95] Kebocoran hidrogen ke luar angkasa mendorong keadaan Bumi dari yang awal mulanya merasakan reduksi menjadi oksidasi. Fotosintesis menyediakan sumber oksigen bebas sama sekali untuk kehidupan di Bumi, tetapi ketiadaan kaki tangan pereduksi seperti hidrogen menyebabkan bertambah luasnya penyebaran oksigen di atmosfer.[96] Kemampuan hidrogen untuk melepaskan diri dari atmosfer turut memengaruhi sifat kehidupan yang berkembang di Bumi.[97] Saat ini, atmosfer yang kaya oksigen mengubah hidrogen menjadi cairan sebelum memiliki kesempatan untuk melepaskan diri. Sebaliknya, sebagian akbar kejadian pelepasan hidrogen terjadi dampak penghancuran metana di atmosfer atas.[98]

Medan magnet

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skema magnetosfer Bumi. Angin surya berhembus dari kiri ke kanan

Medan magnet Bumi diperkirakan terbentuk sebab dipole magnetik, dengan kutub magnet berada pada kutub geografi Bumi. Pada khatulistiwa medan magnet, daya medan magnet di permukaan Bumi mencapai 3.05 × 10−5 T, dengan momen dipole magnet global 7.91 × 1015 T m3.[99] Menurut teori dinamo, medan magnet dihasilkan di dalam wilayah isi luar tempat energi panas menciptakan gerakan konveksi material konduksi dan berproduksi aliran listrik. Ronde ini pada gilirannya menciptakan medan magnet Bumi. Gerakan konveksi pada isi Bumi berlanjut dengan tidak teratur; kutub magnet melayang dan secara berkala mengubah arah gaya magnet. Hal ini memicu terjadinya pembalikan medan pada interval tidak memakai aturan, yang berlanjut beberapa kali setiap jutaan tahun. Pembalikan medan terakhir terjadi sekitar 700.000 tahun yang lalu.[100][101]

Medan magnet membentuk lapisan magnetosfer, yang berfungsi membiaskan partikel yang terkandung dalam angin surya. Tepi medan magnet yang mengarah ke Matahari tidak berdekatan sekitar 13 kali radius Bumi. Tabrakan selang medan magnet dan angin surya berproduksi sabuk radiasi Van Allen, yakni lahan mempunyai bentuk torus konsentris dengan partikel bermuatan energi. Saat plasma memasuki atmosfer Bumi pada kutub magnet, karenanya terbentuklah aurora.[102]

Rotasi dan orbit

Rotasi

Saat rotasi Bumi yang bersifat relatif terhadap Matahari – dikata hari Matahari – adalah 86.400 detik dari saat Matahari rata-rata (86.400,0025 SI detik).[103] Sebab periode hari Matahari Bumi saat ini lebih panjang dari periode saat masa zaman ke-19 dampak akselerasi pasang surut, setiap hari bervariasi selang 0 hingga 2 SI ms lebih panjang.[104][105]

Saat rotasi Bumi yang relatif terhadap bintang tetap, dinamakan hari bintang oleh International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), adalah 86.164,098903691 detik dari saat Matahari rata-rata (UT1), atau 23h 56m 4,098903691s.[2][catatan 13] Saat rotasi Bumi yang relatif terhadap presesi atau pergerakan ekuinoks vernal, dinamakan hari sideris, adalah 86.164,09053083288 detik dari saat Matahari rata-rata (UT1) (23h 56m 4.09053083288s) pada 1982[update].[2] Dengan demikian, hari sideris lebih kurang lebih singkat 8,4 ms dari hari bintang.[106] Panjang hari Matahari rata-rata dalam satuan detik SI dihitung oleh IERS untuk periode 1623–2005[107] dan 1962–2005.[108]

Selain meteor pada atmosfer dan satelit berorbit rendah, gerakan utama benda langit di atas Bumi adalah ke arah barat, dengan laju 15°/jam = 15'/menit. Untuk benda langit di tidak jauh khatulistiwa angkasa, pergerakannya terlihat pada diameter Matahari dan Bulan setiap dua menit; dari permukaan Bumi, ukuran Matahari dan Bulan kurang lebih sama.[109][110]

Orbit

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi yang menampilkan rotasi Bumi.

Bumi mengorbit Matahari pada jarak rata-rata sekitar 150 juta km setiap 365,2564 hari Matahari rata-rata, atau satu tahun sideris. Dari Bumi, akan terlihat jelas gerakan Matahari ke arah timur dengan laju sekitar 1°/hari, yang memperjelas diameter Bulan atau Bumi setiap 12 jam. Sebab pergerakan ini, Bumi membutuhkan saat rata-rata 24 jam (atau hari Matahari) untuk menyelesaikan putaran penuh pada porosnya sehingga Matahari bisa kembali ke meridian. Rata-rata kecepatan orbit Bumi adalah 29,8 km/s (107.000 km/h), cukup cepat untuk melalui jarak yang sama dengan diameter planet, atau sekitar 12.742 km dalam saat tujuh menit, dan jarak ke Bulan, 384.000 km dalam saat 3,5 jam.[3]

Bulan berputar dengan Bumi mengelilingi barisentrum setiap 27,32 hari. Saat dipadukan dengan sistem revolusi Bumi-Bulan mengelilingi Matahari, periode Bulan sinodik dari bulan baru ke bulan baru adalah 29,53 hari. Jika dilihat dari kutub utara langit, gerakan Bumi, Bulan, dan rotasi sumbu mereka berlawanan dengan jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang di atas kutub utara, adun Matahari dan Bumi, Bumi berputar dengan arah berlawanan mengelilingi Matahari. Segi orbit dan sumbu Bumi tidak teratur; sumbu Bumi miring sekitar 23,4 derajat dari serenjang segi orbit Bumi-Matahari (ekliptika), dan segi orbit Bumi-Bulan miring sekitar ±5,1 derajat dari segi orbit Bumi-Matahari. Tanpa kemiringan ini, akan muncul gerhana setiap dua ahad, bergantian selang gerhana bulan dan gerhana matahari.[3][111]

Bukit sfer, atau lingkup pengaruh gravitasi Bumi, adalah sekitar 1,5 Gm atau 1.500.000 km di radius.[112][catatan 14] Ini adalah jarak maksimum saat pengaruh gravitasi Bumi lebih kuat daripada Matahari dan planet-planet jauh. Objek harus mengorbit Bumi dalam radius ini, atau mereka akan terkena dampak perturbasi gravitasi Matahari.

Bumi, bersama dengan Atur Surya, terletak di galaksi Bima Sakti dan mengorbit sekitar 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Saat ini, Bumi berada sekitar 20 tahun cahaya di atas segi galaktik di lengan spiral Orion.[113]

Kemiringan sumbu dan musim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bumi dan Bulan dari Mars, dipotret oleh Mars Reconnaissance Orbiter. Dari luar angkasa, bentuk Bumi berubah dari saat ke saat, mirip dengan fase bulan.

Sebab kemiringan sumbu Bumi, jumlah sinar matahari yang jatuh pada titik tertentu di permukaan Bumi bervariasi sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan perubahan musim pada iklim. Musim panas di belahan utara terjadi saat Kutub Utara mengarah akurat ke Matahari, dan musim dingin berlanjut di saat sebaliknya. Saat musim panas, hari berlanjut lebih lama dan Matahari naik lebih tinggi di langit. Pada musim dingin, iklim pada umumnya menjadi lebih dingin dan hari berlanjut dengan lebih pendek. Di atas Lingkar Arktik, kejadian ekstrem terjadi saat tidak benar siang hari dan malam berlanjut lebih dari 24 jam sehubungan dengan fenomena malam kutub. Di belahan selatan, situasinya berkebalikan dengan Kutub Utara; orientasi Kutub Selatan berlawanan dengan arah Kutub Utara.

Secara astronomis, empat musim ditentukan oleh titik belakang matahari – titik saat kemiringan sumbu maksimum orbit menuju atau menjauh dari Matahari – dan ekuinoks, saat arah kemiringan dan arah Matahari berada pada satu garis tegak lurus (serenjang). Di belahan utara, titik belakang matahari musim dingin terjadi pada tanggal 21 Desember, titik belakang matahari musim panas pada 21 Juni, ekuinoks musim semi sekitar tanggal 20 Maret, dan ekuinoks musim gugur tanggal 23 September. Di belahan selatan, situasinya terbalik; titik belakang matahari musim panas dan musim dingin terjadi sebaliknya dan ekuinoks musim semi dan musim gugur dipertukarkan tanggalnya.[114]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pesawat ruang angkasa Cassini NASA memotret Bumi dan Bulan (terlihat pada kanan bawah) dari Saturnus (19 Juli 2013).

Sudut kemiringan Bumi relatif stabil dalam jangka saat yang lama. Kemiringan ini merasakan nutasi; gerakan kecil dan tidak teratur dengan periode utama 18,6 tahun.[115] Orientasi (bukannya sudut) dari sumbu Bumi juga berubah dari saat ke saat, yang merasakan presesi di sekeliling lingkaran penuh setiap 25.800 tahun; presesi inilah yang menyebabkan perbedaan selang tahun sideris dan tahun tropis. Kedua gerakan ini dikarenakan oleh benarnya daya tarik yang beragam dari Matahari dan Bulan terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi. Dari sudut pandang Bumi, kutub juga beralih beberapa meter di sepanjang permukaan. Gerakan kutub ini memiliki beberapa komponen siklis, yang secara kolektif dikenal dengan gerakan kuasiperiodik. Selain komponen tersebut, terdapat siklus 14 bulanan yang dinamakan gerakan Chandler. Kecepatan rotasi Bumi juga bervariasi, yang dikenal dengan fenomena variasi panjang hari.[116]

Di zaman modern, perihelion Bumi terjadi sekitar tanggal 3 Januari, dan aphelion pada tanggal 4 Juli. Tanggal ini akan berubah seiring saat sebab ronde presesi dan faktor orbital lainnya, yang mengikuti pola siklus yang dikenal dengan siklus Milankovitch. Perubahan jarak selang Bumi dan Matahari menyebabkan meningkatnya energi surya yang mencapai Bumi sebesar 6,9%.[catatan 15] Sebab belahan bumi selatan miring menghadap Matahari saat Bumi mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari, belahan selatan menerima energi surya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan belahan utara selama setahun. Dampak fenomena ini jauh lebih akbar daripada perubahan energi total yang dikarenakan oleh kemiringan sumbu, dan sebagian akbar keunggulan energi tersebut diresap oleh cairan dalam jumlah banyak di belahan selatan.[117]

Kelayakhunian

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Kawah tubrukan meteor, saat ini dipenuhi oleh cairan, menandai permukaan Bumi.

Suatu planet yang bisa mendukung kehidupan dikata dengan planet layak huni, walaupun kehidupan tersebut tidak bersumber dari sana. Bumi memiliki air – bidang yang terkait tempat molekul organik kompleks merakit diri dan berinteraksi, dan memiliki energi yang cukup untuk mempertahankan metabolisme.[118] Jarak Bumi dari Matahari, eksentrisitas orbit, laju rotasi, kemiringan sumbu, sejarah geologi, atmosfer, dan medan magnet pelindung adalah faktor-faktor yang bersumbangsih terhadap keadaan iklim di permukaan Bumi saat ini.[119]

Biosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Terumbu karang dan pantai.

Kehidupan Bumi secara semuanya membentuk biosfer. Biosfer Bumi diperkirakan mulai berevolusi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.[84] Biosfer terbagi menjadi sejumlah bioma, yang dihuni oleh binatang dan tumbuhan sejenis. Di daratan, bioma dibagi menurut perbedaan lintang, ketinggian dari permukaan laut, dan kelembaban. Bioma kebumian membentang di Lingkar Antarktika dan Arktik, di lintang tinggi atau wilayah kering, yang umumnya memiliki tumbuhan dan binatang yang jarang; keanekaragaman spesies mencapai puncaknya di dataran rendah di lintang khatulistiwa.[120]

Evolusi kehidupan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Model komputer beberapa DNA.

Kejadian kimia yang sangat energik diperkirakan telah menciptakan suatu molekul yang dapat mereplika dirinya sendiri sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Setengah miliar tahun kesudahan, nenek moyang pertama dari semua kehidupan muncul.[121] Ronde fotosintesis menyebabkan energi surya bisa dinikmati secara langsung oleh bentuk kehidupan; oksigen yang dihasilkan melalui fotosintesis terkumpul di atmosfer dan membentuk lapisan ozon (bentuk oksigen molekul [O3]) di atmosfer bidang atas.[84] Penggabungan sel-sel kecil di dalam sel yang lebih akbar menyebabkan perkembangan sel-sel kompleks yang dikata dengan eukariota.[122] Organisme multisel terbentuk sbg sel di dalam koloni khusus. Dengan diresapnya radiasi ultraungu berbahaya oleh lapisan ozon, kehidupan berkembang di permukaan Bumi.[123] Bukti awal kehidupan di Bumi adalah grafit berusia 3,7 miliar tahun yang ditemukan di batuan metasedimen di Greenland Barat[124] dan fosil lapisan mikroba berusia 3,48 miliar tahun yang ditemukan di batu pasir di Australia Barat.[125][126]

Semenjak 1960-an, muncul hipotesis yang menitikberatkan kejadian glasial yang terjadi selang 750 hingga 580 juta tahun yang lalu pada era Neoproterozoikum, saat sebagian akbar permukaan Bumi ditutupi oleh lapisan es. Hipotesis ini dikata dengan "Bumi Bola Salju", dan dianggarkan sebab terjadi sebelum ledakan Kambrium, saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak.[127]

Setelah ledakan Kambrium sekitar 535 juta tahun yang lalu, terjadi lima kejadian kepunahan massal akbar.[128] Kejadian terakhir terjadi 66 juta tahun yang lalu, saat hantaman asteroid berakibat kepunahan dinosaurus dan reptil akbar lainnya, tetapi beberapa binatang kecil seperti mamalia pengerat sukses selamat. Selama 66 juta tahun terakhir, kehidupan mamalia telah merasakan diversifikasi, dan beberapa juta tahun sebelumnya, primata seperti kera Afrika Orrorin tugenensis mulai memiliki kemampuan untuk berdiri tegak.[129] Hal ini mendorong berkembangnya komunikasi dan memberikan nutrisi dan stimulan yang dibutuhkan untuk otak, yang memicu terjadinya evolusi umat manusia. Berkembangnya pertanian, dan diiringi oleh peradaban, memungkinkan manusia untuk menguasai Bumi dalam saat singkat sebab tidak benarnya bentuk kehidupan lain yang mendominasi Bumi.[130] Hal ini turut memengaruhi sifat dan kuantitas bentuk kehidupan lainnya.

Sumber daya dunia dan pemanfaatan lahan

Persangkaan pemanfaatan lahan oleh manusia, 2000[131]
Pemanfaatan lahanMha
Lahan pertanian1.510–1.611
Padang rumput2.500–3.410
Hutan dunia3.143–3.871
Hutan ditanami126–215
Daerah perkotaan66–351
Lahan produktif, tidak dimanfaatkan356–445

Bumi menyediakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk tujuan yang benar faedahnya. Beberapa di selangnya adalah sumber daya tidak terbarukan, seperti bahan bakar mineral, yang sulit untuk ditambah atau diperbarui dalam saat singkat.

Sebagian akbar bahan bakar fosil terkandung dalam kerak Bumi, yang terdiri dari batu bara, minyak bumi, gas dunia, dan metana klarat. Sumber daya ini dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi energi atau sbg bahan baku untuk memproduksi bahan-bahan kimia. Bijih mineral juga terbentuk di dalam kerak Bumi melalui ronde genesis bijih, yang dikarenakan oleh aktivitas yang dipekerjakan erosi dan tektonik lempeng.[132] Mineral ini menjadi sumber konsentrasi untuk banyak logam dan unsur kimia bernilaiguna lainnya.

Biosfer Bumi memproduksi banyak produk-produk biologi yang benar faedahnya untuk kehidupan manusia, termasuk makanan, kayu, obat-obatan, oksigen, dan pendaurulangan limbah-limbah organik. Ekosistem darat bergantung pada humus dan cairan tawar, sedangkan ekosistem laut bergantung pada nutrisi terlarut yang diluruhkan dari darat.[133] Pada tahun 1980, 5.053 Mha lahan di permukaan Bumi terdiri dari hutan dan rimba, 6.788 Mha padang rumput dan lahan peternakan, dan sisanya 1.501 Mha dibudidayakan sbg lahan pertanian.[134] Jumlah lahan irigasi pada tahun 1993 diperkirakan 2.481.250 kilometer persegi (958,020 mil²).[14] Manusia juga hidup di darat dengan menggunakan bahan kontruksi untuk mendirikan tempat tinggal.

Bencana dunia dan bidang yang terkait

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Gunung berapi menyemburkan awan panas ke atmosfer.

Sebagian akbar wilayah di permukaan Bumi merasakan cuaca ekstrem seperti siklon tropis, badai, hurikan, atau taifun yang mengancam kehidupan di wilayah tersebut. Dari tahun 1980 mencapai 2000, bencana-bencana tersebut telah berakibat kematian setidaknya 11.800 jiwa per tahun.[135] Dampak aktivitas yang dipekerjakan Bumi atau aksi manusia, banyak wilayah di permukaan Bumi yang dilanda oleh gempa bumi, tanah longsor, tsunami, letusan gunung berapi, tornado, badai salju, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana dunia lainnya.

Dampak aksi manusia, wilayah-wilayah tertentu di permukaan Bumi juga kerap merasakan polusi udara atau cairan, hujan asam dan zat beracun, musnahnya vegetasi (deforestasi, desertifikasi), kepunahan spesies, degradasi tanah, penipisan tanah, erosi, dan pengenalan spesies invasif.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, konsensus ilmiah saat ini mengaitkan aktivitas yang dipekerjakan manusia dengan pemanasan global dampak emisi karbon dioksida industri. Fenomena ini diperkirakan akan menyebabkan perubahan seperti mencairnya gletser dan lapisan es, suhu menjadi lebih ekstrem, perubahan cuaca, dan naiknya permukaan laut.[136]

Geografi manusia

Kartografi, atau ilmu dan praktik pembuatan peta, serta cabang geografi terapan lainnya, secara historis telah menjadi disiplin ilmu yang berhaluan untuk menggambarkan Bumi. Survei (penentuan lokasi dan jarak) dan navigasi (penentuan letak dan arah) berkembang sejalan dengan kartografi dan geografi, yang dapat menyediakan dan mengukur kecocokan informasi yang diperlukan mengenai Bumi.

Masyarakat Bumi telah mencapai angka 7 miliar pada tanggal 31 Oktober 2011.[138] Populasi manusia global diperkirakan akan mencapai 9,2 miliar pada tahun 2050.[139] Pertumbuhan masyarakat ini diperkirakan terjadi di negara berkembang. Kepadatan masyarakat sangat beragam di seluruh dunia, dengan sebagian akbar masyarakat dunia berada di Asia. Pada tahun 2020, 60% masyarakat dunia diperkirakan tinggal di daerah perkotaan, bukannya di perdesaan.[140]

Dari semuanya permukaan Bumi, hanya seperdelapan yang bisa dihuni oleh manusia, sedangkan tiga perempatnya diselimuti oleh samudra, dan selebihnya adalah wilayah gurun (14%),[141] pegunungan tinggi (27%),[142] dan relief lainnya yang tidak layak huni. Permukiman permanen sangat utara di Bumi adalah Alert di Nunavut, Kanada (82°28′LU).[143] Sedangkan permukiman yang terletak sangat selatan adalah Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott di Antarktika (90°LS).

Negara berdaulat merdeka menguasai seluruh permukaan darat Bumi, kecuali beberapa wilayah di Antarktika dan wilayah tanpa klaim Bir Tawil di perbatasan Mesir dan Sudan. Hingga tahun 2013, terdapat 206 negara berdaulat, termasuk 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain itu, terdapat 59 wilayah dependensi, dan sejumlah wilayah otonom, wilayah yang dipersengketakan, dan entitas lainnya.[14] Sepanjang sejarahnya, Bumi tidak pernah memiliki pemerintahan berdaulat yang memiliki kewenangan atas seluruh dunia, walaupun beberapa negara berupaya untuk mendominasi dunia dan gagal.[144]

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah suatu organisasi antarpemerintah di seluruh dunia yang berhaluan untuk menjadi penengah dalam persengketaan antarnegara, sehingga terhindar dari konflik bersenjata.[145] PBB terutama sekali berfungsi sbg forum untuk diplomasi internasional dan hukum internasional. Saat konsensus keanggotaan memperbolehkan, karenanya akan disepakati mekanisme untuk melaksanakan intervensi militer.[146]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto pertama Bumi yang dipotret oleh astronot dari Apollo 8.

Manusia pertama yang mengorbit Bumi adalah Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961.[147] Secara semuanya, hingga 30 Juli 2010, sekitar 487 orang telah mengunjungi luar angkasa dan mencapai orbit Bumi, dan dua belas di selangnya telah menginjakkan kaki di permukaan Bulan.[148][149][150] Keberadaan manusia di luar angkasa hanya terdapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Awak stasiun, saat ini berjumlah enam orang, akan diganti setiap enam bulan sekali.[151] Perjalanan terjauh yang dimainkan oleh manusia dari Bumi adalah sejauh 400.171 km, yang ditempuh dalam misi Apollo 13 pada tahun 1970.[152]

Sudut pandang sejarah dan cara melakukan sesuatu budi

Lambang astronomi standar Bumi mempunyai bentuk palang yang dikelilingi oleh suatu lingkaran.[153]

Tidak seperti planet lainnya di Atur Surya, sebelum masa zaman ke-16, manusia tidak menganggap Bumi sbg objek mengadakan kampanye yang mengelilingi Matahari pada orbitnya.[154] Bumi seringkali diumpamakan sbg dewa atau dewi. Dalam banyak cara melakukan sesuatu budi, dewi semesta juga dilambangkan sbg dewa kesuburan. Mitos penciptaan dalam sudut pandang beragam agama menjelaskan bahwa Bumi dibuat oleh Tuhan atau dewa. Sejumlah agama, terutama kaum fundamental Protestan[155] atau Islam,[156] menyatakan bahwa kisah penciptaan Bumi dan asal usul kehidupan dalam kitab suci adalah kebenaran hakiki dan harus dipertimbangkan untuk menggantikan teori ilmiah .[157] Pernyataan tersebut ditentang oleh kalangan ilmiah[158][159] dan oleh himpunan keagamaan lainnya.[160][161][162] Perdebatan yang cukup menonjol adalah kontroversi penciptaan evolusi.

Di masa lalu, terdapat anggapan yang meyakini bahwa Bumi itu datar,[163] namun anggapan ini digantikan oleh Bumi bulat, konsep yang diperkenalkan oleh Pythagoras (abad ke-6 SM).[164] Hukum budaya istiadat manusia telah mengembangkan beragam pandangan mengenai Bumi, termasuk perumpamaan sbg dewa planet, bentuknya yang datar, letaknya sbg pusat dunia semesta, dan Prinsip Gaia pada zaman modern, yang menyatakan bahwa Bumi adalah organisme tunggal yang dapat mengatur dirinya sendiri.

Kronologi

Pembentukan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Lukisan mengenai kelahiran Atur Surya.

Material sangat awal yang ditemukan di Atur Surya berusia 4.5672±0.0006 miliar tahun.[165] Dengan demikian, Bumi diperkirakan terbentuk dampak akresi yang terjadi pada masa itu. Sekitar 4.54±0.04 miliar tahun yang lalu,[24] Bumi primordial diperkirakan telah terbentuk. Pembentukan dan evolusi Atur Surya terjadi bersamaan dengan Matahari. Secara teori, nebula surya memisahkan volume awan molekul dampak keruntuhan gravitasi, yang mulai berputar dan berpencar di cakram sirkumstelar, dan kesudahan planet-planet terbentuk bersamaan dengan bintang. Nebula berisi gas, serat es, dan sisa dari pembakaran (termasuk nuklida primordial). Menurut teori nebula, planetesimal mulai terbentuk sbg partikulat dampak penggumpalan kohesif dan gravitasi. Ronde pembentukan Bumi primordial terus berlanjut selama 10–20 juta tahun kesudahan.[166] Bulan terbentuk tidak lama setelah pembentukan Bumi, sekitar 4.53 miliar tahun yang lalu.[167]

Pembentukan Bulan masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Hipotesis yang disepakati menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak akresi materi yang terlepas dari Bumi setelah objek seukuran Mars bernama Theia bertubrukan dengan Bumi.[168] Walaupun demikian, hipotesis ini dianggap tidak konsisten. Menurut hipotesis ini, massa Theia adalah 10% dari massa Bumi,[169] yang bertubrukan dengan Bumi dalam tabrakan sekilas,[170] dan sebagian massa Theia menyatu dengan Bumi. Sekitar 3,8 dan 4,1 miliar tahun yang lalu, hantaman sejumlah akbar asteroid menyebabkan perubahan akbar pada bidang yang terkait permukaan Bulan yang berlubang-lubang dan lebih akbar dari permukaan Bumi.

Sejarah geologi

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi pemisahan Pangaea.

Samudra dan atmosfer Bumi terbentuk dampak aktivitas yang dipekerjakan vulkanis dan pelepasan gas, termasuk uap cairan. Samudra terbentuk sebab ronde kondensasi yang dipadukan dengan penambahan es dan cairan yang dibawa oleh asteroid, protoplanet, dan komet.[171] Menurut hipotesis saat ini, "gas rumah kaca" atmosferik menjaga supaya samudra tidak membeku saat Matahari hanya memiliki tingkat luminositas sebesar 70%. [172] 3,5 miliar tahun yang lalu, medan magnet Bumi terbentuk, yang melindungi atmosfer dari serangan angin surya.[173] Kerak terbentuk saat lapisan luar Bumi yang cair berubah bentuk menjadi padat dampak pendinginan setelah uap cairan mulai terkumpul di atmosfer. Hipotesis lainnya[174] menjelaskan bahwa massa daratan telah stabil seperti saat ini,[175] atau merasakan pertumbuhan yang cepat[176] pada awal sejarah Bumi,[177] yang diiringi oleh penstabilan wilayah benua dalam jangka panjang.[178][179][180] Benua terbentuk dampak tektonik lempeng, ronde yang secara berkelanjutan menyebabkan susutnya panas pada interior Bumi. Dalam skala saat yang berlanjut selama ratusan juta tahun, superbenua telah terbentuk dan terbelah sejumlah tiga kali. Sekitar 750 juta tahun yang lalu, salah satu superbenua sangat awal yang dikenal, Rodinia, mulai terpisah. Benua yang terpisah kesudahan membentuk Pannotia (600-540 juta tahun yang lalu) dan Pangaea, yang juga terpecah pada 180 juta tahun yang lalu.[181]

Periode zaman es dimulai sekitar 40 juta tahun yang lalu, dan kesudahan bertambah luas pada masa Pleistosen sekitar 3 juta tahun yang lalu. Wilayah yang terletak pada lintang tinggi telah merasakan siklus glasiasi dan pencairan es berkali-kali, yang berulang setiap 40-100.000 tahun. Glasiasi benua terakhir terjadi 10.000 tahun yang lalu[182]

Masa depan

Persangkaan mengenai berapa lama lagi Bumi sanggup menopang kehidupan berkisar dari 500 juta tahun hingga 2,3 miliar tahun dari sekarang.[183][184][185] Masa depan Bumi bersesuaian akrab dengan Matahari. Dampak penumpukan helium di isi Matahari, luminositas total Matahari akan meningkat secara perlahan. Luminositas Matahari akan meningkat sebesar 10% dalam saat 1,1 miliar tahun ke depan dan 40% dalam saat 3,5 miliar tahun.[186] Peningkatan radiasi yang mencapai Bumi cenderung memiliki dampak yang mengerikan, termasuk menghilangnya samudra di planet ini.[187]

Meningkatnya suhu di permukaan Bumi akan mempercepat siklus CO2 anorganik, mengurangi konsentrasi yang akan menyebabkan kematian tanaman di Bumi (10 ppm untuk fotosintesis C4), yang diperkirakan terjadi pada 500-900 miliar tahun ke depan.[183] Kurangnya vegetasi akan menyebabkan ketiadaan oksigen di atmosfer, sehingga binatang akan punah dalam beberapa juta tahun lagi.[188] Miliaran tahun kesudahan, semua cairan di permukaan Bumi akan mandek[184] dan suhu global akan mencapai 70 °C (158 °F).[188] Bumi diperkirakan efektif untuk dihuni dalam saat 500 juta tahun dari sekarang,[183] namun jangka huni ini mungkin bisa diperpanjang hingga 2,3 miliar tahun jika nitrogen di atmosfer mandek.[185] Bahkan jika Matahari tetap benar dan stabil, 27% cairan di samudra akan turun ke mantel Bumi dalam saat satu miliar tahun lagi dampak susutnya ventilasi uap di punggung tengah samudra.[189]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Siklus hidup Matahari

Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah sekitar 5 miliar tahun lagi. Radius Matahari diperkirakan akan lebih luas 250 kali dari radius sekarang, atau sekitar 1 SA (150,000,000 km).[186][190] Sedangkan nasib Bumi masih belum jelas. Sbg raksasa merah, Matahari akan kehilangan massa sekitar 30%. Akibatnya, tidak benar efek pasang surut, dan orbit Bumi akan beralih 17 SA (2.5×109 km) dari Matahari saat bintang raksasa tersebut mencapai radius maksimum. Bumi diperkirakan akan melindungi dirinya dengan metode memperluas atmosfer luarnya. Walaupun demikian, kehidupan di Bumi tetap akan punah dampak meningkatnya tingkat luminositas Matahari (dengan tingkat luminositas 5.000 kali lebih akbar dari sekarang).[186] Penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa orbit Bumi akan rusak sebab efek pasang surut dan daya tarik Matahari, sehingga Bumi akan memasuki atmosfer Matahari dan menguap dampak panas.[190] Setelah kejadian ini terjadi, isi Matahari akan luruh menjadi katai putih dan lapisan luarnya dimuntahkan ke angkasa menjadi nebula planet. Materi Bumi di dalam Matahari akan diloloskan ke angkasa antarbintang, yang di kesudahan hari mungkin akan membentuk planet generasi baru dan benda langit lainnya.

Bulan

Karakteristik
Diameter3.474,8 km
Massa7,349×1022 kg
Sumbu semimayor384.400 km
Periode orbit27 d 7 h 43,7 m

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Rincian sistem Bumi-Bulan. Foto dari NASA. Data dari NASA. Sumbu Bulan ditentukan oleh hukum ketiga Cassini.

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bulan purnama dilihat dari belahan bumi utara.

Bulan adalah satelit mirip planet akbar dengan sifat kebumian, yang berdiameter sekitar seperempat dari diameter Bumi dan adalah bulan terbesar dalam Atur Surya menurut ukuran relatif planet, walaupun Charon lebih akbar untuk ukuran planet katai Pluto. Satelit alami yang mengorbit planet lainnya juga dinamakan "bulan", sesuai dengan nama satelit Bumi.

Daya tarik gravitasi selang Bumi dengan Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di Bumi, sedangkan Bulan merasakan penguncian pasang surut dampak fenomena yang sama; periode rotasinya sama dengan saat yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama ke Bumi. Sebab Bulan mengorbit Bumi, sisi Bulan yang menghadap Bumi disinari oleh Matahari, yang menyebabkan terjadinya fase bulan; sisi Bulan yang gelap tidak menerima cahaya sebab terhalang oleh terminator surya.

Sebab interaksi pasang surut selang Bulan dan Bumi, Bulan surut dari Bumi dengan jarak sekitar 38 mm per tahun. Selama jutaan tahun terakhir, fenomena ini telah menyebabkan perubahan akbar pada lama hari di Bumi.[191] Pada era Devonian (sekitar 410 juta tahun yang lalu), satu hari berlanjut selama 21,8 jam. Selain itu, lama hari di Bumi juga meningkat kurang lebih 23 µs per tahun.[192]

Bulan diperkirakan telah memengaruhi perkembangan kehidupan dengan metode memoderasi iklim di Bumi. Bukti paleontologi dan simulasi komputer menunjukkan bahwa kemiringan sumbu Bumi distabilkan oleh interaksi pasang surut dengan Bulan.[193] Beberapa berbakat meyakini bahwa tanpa penstabilan torsi yang dimainkan oleh Matahari dan planet lainnya terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi, sumbu rotasi mungkin akan serampangan dan tidak stabil selama jutaan tahun, seperti yang terjadi pada Mars.[194]

Jika dilihat dari Bumi, ukuran Bulan terlihatnya tidak lebih akbar dari ukuran Matahari. Diameter sudut (atau sudut padat) kedua objek ini sama sebab perbedaan jarak selang Matahari dan Bulan dari Bumi; walaupun diameter Matahari 400 kali lebih akbar dari diameter Bulan, jarak selang keduanya juga 400 kali lebih jauh.[110] Hal ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari total dan cincin di Bumi.

Teori mengenai asal usul Bulan yang sangat diterima secara luas, yakni teori tubrukan akbar, menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak pelepasan materi yang terjadi setelah tubrukan selang protoplanet seukuran Mars bernama Theia dengan Bumi. Hipotesis ini diantaranya menjelaskan bahwa komposisi Bulan hampir identik dengan kerak Bumi sebab terdapatnya kandungan besi dan volatil dalam jumlah kecil di Bulan.[195]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skala perbandingan relatif ukuran dan jarak rata-rata selang Bulan dan Bumi.

Asteroid dan satelit hasil pekerjaan

Bumi setidaknya memiliki lima asteroid orbital, termasuk 3753 Cruithne dan 2002 AA29.[196][197] Suatu asteroid troya pendamping bernama 2010 TK7 menyeimbangkan diri di setiga Lagrange, L4, pada orbit Bumi mengelilingi Matahari.[198][199]

Hingga tahun 2011, terdapat 931 satelit operasional hasil pekerjaan manusia yang mengorbit Bumi.[200] Selain itu, terdapat banyak satelit kesan pakai tidak berfungsi dan lebih dari 300.000 kepingan sampah angkasa. Satelit hasil pekerjaan terbesar Bumi adalah Stasiun Luar Angkasa Internasional.[199]

Perbandingan

Lihat juga

  • Penemuan dan penjelajahan Atur Surya
  • Matahari
  • Dunia
  • Bumi super

Catatan

  1. ^ Oleh Persatuan Astronomi Internasional, istilah terra hanya digunakan untuk menamai benda langit dengan massa luas selain Bumi. Cf. Blue, Jennifer (2007-07-05). "Descriptor Terms (Feature Types)". Gazetteer of Planetary Nomenclature. USGS. Diakses 2007-07-05. 
  2. ^ Semua penjumlahan astronomi bervariasi, adun sekuler dan periodik. Jumlah yang diberitahukan adalah J2000.0 menurut anggaran sekuler, yang mengabaikan semua anggaran periodik.
  3. ^ a b aphelion = a × (1 + e); perihelion = a × (1 – e), dengan a adalah sumbu semimayor dan e adalah eksentrisitas. Perbedaan selang perihelion dan aphelion Bumi adalah 5 km (akurat untuk lima angka signifikan).
  4. ^ Rujukan mencantumkan bujur node menaik adalah −11.26064°, yang setara dengan 348.73936°, dengan catatan setiap sudut sama, ditambah 360°.
  5. ^ Rujukan mencantumkan bujur perihelion, penjumlahan dari bujur node menaik dan gagasan perihelion, yang akbarnya 114.20783° + (−11.26064°) = 102.94719°.
  6. ^ Sebab fluktuasi alami, ambiguitas di sekitar lapisan es dan konvensi pemetaan untuk datum vertikal yang menghitung nilai pasti jumkah cakupan samudra dan daratan tidak berarti. Sesuai data dari Peta Vektor dan Global Landcover, nilai ekstrem cakupan danau dan sungai adalah 0,6% dan 1,0% dari permukaan Bumi. Ladang es Antarktika dan Greenland dihitung sbg daratan, walaupun sebagian akbar batuan yang menopang kedua wilayah tersebut terletak di bawah permukaan laut.
  7. ^ Hari matahari lebih pendek dari hari sideris sebab pergerakan orbit Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan bertambahnya satu putaran planet pada sumbunya.
  8. ^ Bervariasi selang 5 dan 200 km.
  9. ^ Bervariasi selang 5 dan 70 km.
  10. ^ Termasuk Lempeng Somalia, yang saat ini masih dalam ronde pembentukan dari Lempeng Afrika. Lihat: Chorowicz, Jean (October 2005). "The East African rift system". Journal of African Earth Sciences 43 (1–3): 379–410. Bibcode:2005JAfES..43..379C. doi:10.1016/j.jafrearsci.2005.07.019. 
  11. ^ Ini adalah pengukuran yang dimainkan oleh kapal Kaikō pada bulan Maret 1995 dan diyakini adalah pengukuran sangat akurat hingga saat ini. Lihat Challenger Deep untuk penjelasan yang lebih rinci.
  12. ^ Luas total permukaan Bumi adalah 5.1×108 km2. To first approximation, the average depth would be the ratio of the two, or 2.7 km.
  13. ^ Aoki, sumber utama dari angka-angka ini, menggunakan istilah "detik dari UT1", bukannya "detik dari saat matahari rata-rata". – Seidelmann, S.; Kinoshita, H.; Guinot, B.; Kaplan, G. H.; McCarthy, D. D.; Seidelmann, P. K. (1982). "The new definition of universal time". Astronomy and Astrophysics 105 (2): 359–361. Bibcode:1982A&A...105..359A. 
  14. ^ Untuk Bumi, radius Bukit adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    , dengan m adalah massa Bumi, a adalah Satuan Astronomi (AU), dan M massa Matahari. Jadi, radiusnya dalam AU adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    .
  15. ^ Aphelion adalah 103,4% dari jarak ke perihelion. Sebab hukum kuadrat terbalik, radiasi di perihelion adalah sekitar 106,9% energi di aphelion.

Pustaka

  1. ^ a b Standish, E. Myles; Williams, James C. "Orbital Ephemerides of the Sun, Moon, and Planets" (PDF). International Astronomical Union Commission 4: (Ephemerides). Diakses 2010-04-03.  See table 8.10.2. Calculation based upon 1 AU = 149,597,870,700(3) m.
  2. ^ a b c d Staff (2007-08-07). "Useful Constants". International Earth Rotation and Reference Systems Service. Diakses 2008-09-23. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m Williams, David R. (2004-09-01). "Earth Fact Sheet". NASA. Diakses 2010-08-09. 
  4. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 294. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2011-03-13. 
  5. ^ US Space Command (March 1, 2001). "Reentry Assessment – US Space Command Fact Sheet". SpaceRef Interactive. Diakses 2011-05-07. 
  6. ^ Various (2000). In David R. Lide. Handbook of Chemistry and Physics (ed. 81st). CRC. ISBN 0-8493-0481-4. 
  7. ^ "Selected Astronomical Constants, 2011". The Astronomical Almanac. Diakses 2011-02-25. 
  8. ^ a b World Geodetic System (WGS-84). Available online from National Geospatial-Intelligence Agency.
  9. ^ IERS Working Groups (2003). "General Definitions and Numerical Standards". McCarthy, Dennis D.; Petit, Gérard IERS Technical Note No. 32, U.S. Naval Observatory and Bureau International des Poids et Mesures. Diakses pada 2008-08-03. 
  10. ^ Humerfelt, Sigurd (October 26, 2010). "How WGS 84 defines Earth". Diakses 2011-04-29. 
  11. ^ Keliling Bumi (hampir) akurat 40.000 km sebab meter dikalibrasi sesuai ketepatannnya pada pengukuran ini – lebih khusus, 1/10 kesejuta dari jarak selang kutub dan khatulistiwa.
  12. ^ a b Pidwirny, Michael (2006-02-02). Surface lahan of our planet covered by oceans and continents.(Table 8o-1). University of British Columbia, Okanagan. Diakses 2007-11-26. 
  13. ^ a b c d Staff (2008-07-24). "World". The World Factbook. Central Intelligence Agency. Diakses 2008-08-05. 
  14. ^ "Solar System Exploration: Earth: Facts & Figures". NASA. 13 Dec 2012. Diakses 2012-01-22. 
  15. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 12. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-03-08. Diakses 2007-03-17. 
  16. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 296. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  17. ^ Arthur N. Cox, ed. (2000). Allen's Astrophysical Quantities (ed. 4th). New York: AIP Press. hlm. 244. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  18. ^ "World: Lowest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  19. ^ Kinver, Mark (December 10, 2009). "Global average temperature may hit record level in 2010". BBC Online. Diakses 2010-04-22. 
  20. ^ "World: Highest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  21. ^ National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) – Earth System Research Laboratory (ESRL), Trends in Carbon Dioxide.
  22. ^ Drinkwater, Mark; Kerr, Yann; Font, Jordi; Berger, Michael (February 2009). "Exploring the Water Cycle of the 'Blue Planet': The Soil Moisture and Ocean Salinity (SMOS) mission". ESA Bulletin (European Space Agency) (137): 6–15. "A view of Earth, the 'Blue Planet'... When astronauts first went into the space, they looked back at our Earth for the first time, and called our home the 'Blue Planet'." 
  23. ^ a b Lihat:
  24. ^ Harrison, Roy M.; Hester, Ronald E. (2002). Causes and Environmental Implications of Increased UV-B Radiation. Royal Society of Chemistry. ISBN 0-85404-265-2. 
  25. ^ "NOAA – Ocean". Noaa.gov. Diakses 2013-05-03. 
  26. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 8. ISBN 0-87590-851-9. Diakses 2007-03-17. 
  27. ^ May, Robert M. (1988). "How many species are there on earth?". Science 241 (4872): 1441–1449. Bibcode:1988Sci...241.1441M. doi:10.1126/science.241.4872.1441. PMID 17790039. 
  28. ^ United States Census Bureau (2 November 2011). "World POP Clock Projection". United States Census Bureau International Database. Diakses 2011-11-02. 
  29. ^ Barnhart, Robert K. (1995). Originally. from a Semitic (Arabic/Hebrew) root: أرض| aarth-or, ארץ aerets (Hebrew) is the word for land, country and Earth. As per later Germanic roots, the Barnhart Concise Dictionary of Etymology, pages 228–229. HarperCollins. ISBN 0-06-270084-7
  30. id="cite_note-SIMEK179-38">^ Simek, Rudolf (2007) translated by Angela Hall. Dictionary of Northern Mythology, page 179. D.S. Brewer ISBN 0-85991-513-1
  31. ^ Stern, David P. (2001-11-25). "Planetary Magnetism". NASA. Diakses 2007-04-01. 
  32. ^ Tackley, Paul J. (2000-06-16). "Mantle Convection and Plate Tectonics: Toward an Integrated Physical and Chemical Theory". Science 288 (5473): 2002–2007. Bibcode:2000Sci...288.2002T. doi:10.1126/science.288.5473.2002. PMID 10856206. 
  33. ^ Milbert, D. G.; Smith, D. A. "Converting GPS Height into NAVD88 Elevation with the GEOID96 Geoid Height Model". National Geodetic Survey, NOAA. Diakses 2007-03-07. 
  34. ^ a b Sandwell, D. T.; Smith, W. H. F. (2006-07-07). "Exploring the Ocean Basins with Satellite Altimeter Data". NOAA/NGDC. Diakses 2007-04-21. 
  35. ^ The 'Highest' Spot on Earth? NPR.org Consultado el 25-07-2010
  36. ^ Mohr, P. J.; Taylor, B. N. (October 2000). "Unit of length (meter)". NIST Reference on Constants, Units, and Uncertainty. NIST Physics Laboratory. Diakses 2007-04-23. 
  37. ^ Staff (November 2001). "WPA Tournament Table & Equipment Specifications". World Pool-Billiards Association. Diakses 2007-03-10. 
  38. ^ Senne, Joseph H. (2000). "Did Edmund Hillary Climb the Wrong Mountain". Professional Surveyor 20 (5): 16–21. 
  39. ^ Sharp, David (2005-03-05). "Chimborazo and the old kilogram". The Lancet 365 (9462): 831–832. doi:10.1016/S0140-6736(05)71021-7. PMID 15752514. 
  40. ^ "Tall Tales about Highest Peaks". Australian Broadcasting Corporation. Diakses 2008-12-29. 
  41. ^ Brown, Geoff C.; Mussett, Alan E. (1981). The Inaccessible Earth (ed. 2nd). Taylor & Francis. hlm. 166. ISBN 0-04-550028-2.  Note: After Ronov and Yaroshevsky (1969).
  42. ^ Morgan, J. W.; Anders, E. (1980). "Chemical composition of Earth, Venus, and Mercury". Proceedings of the National Academy of Sciences 77 (12): 6973–6977. Bibcode:1980PNAS...77.6973M. doi:10.1073/pnas.77.12.6973. PMC 350422. PMID 16592930. 
  43. ^
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
     One or more of the preceding sentences incorporates text from a publication now in the public domain: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Petrology". Encyclopædia Britannica (ed. 11th). Cambridge University Press 
  44. ^ Tanimoto, Toshiro (1995). "Crustal Structure of the Earth" (PDF). In Thomas J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington, DC: American Geophysical Union. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2006-10-16. Diakses 2007-02-03. 
  45. ^ Kerr, Richard A. (2005-09-26). "Earth's Inner Core Is Running a Tad Faster Than the Rest of the Planet". Science 309 (5739): 1313. doi:10.1126/science.309.5739.1313a. PMID 16123276. 
  46. ^ Jordan, T. H. (1979). "Structural geology of the Earth's interior". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 76 (9): 4192–4200. Bibcode:1979PNAS...76.4192J. doi:10.1073/pnas.76.9.4192. PMC 411539. PMID 16592703. 
  47. ^ Robertson, Eugene C. (2001-07-26). "The Interior of the Earth". USGS. Diakses 2007-03-24. 
  48. ^ a b Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 136–137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  49. ^ Sanders, Robert (2003-12-10). "Radioactive potassium may be major heat source in Earth's core". UC Berkeley News. Diakses 2007-02-28. 
  50. ^ http://www.esrf.eu/news/general/Earth-Center-Hotter/Earth-Centre-Hotter
  51. ^ Alfè, D.; Gillan, M. J.; Vocadlo, L.; Brodholt, J.; Price, G. D. (2002). "The ab initio simulation of the Earth's core" (PDF). Philosophical Transactions of the Royal Society 360 (1795): 1227–1244. Bibcode:2002RSPTA.360.1227A. doi:10.1098/rsta.2002.0992. Diakses 2007-02-28. 
  52. ^ Vlaar, N; Vankeken, P.; Vandenberg, A. (1994). "Cooling of the Earth in the Archaean: Consequences of pressure-release melting in a hotter mantle" (PDF). Earth and Planetary Science Letters 121 (1–2): 1. Bibcode:1994E&PSL.121....1V. doi:10.1016/0012-821X(94)90028-0. 
  53. ^ Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  54. ^ Pollack, Henry N.; Hurter, Suzanne J.; Johnson, Jeffrey R. (August 1993). "Heat flow from the Earth's interior: Analysis of the global data set". Reviews of Geophysics 31 (3): 267–280. Bibcode:1993RvGeo..31..267P. doi:10.1029/93RG01249. 
  55. ^ Richards, M. A.; Duncan, R. A.; Courtillot, V. E. (1989). "Flood Basalts and Hot-Spot Tracks: Plume Heads and Tails". Science 246 (4926): 103–107. Bibcode:1989Sci...246..103R. doi:10.1126/science.246.4926.103. PMID 17837768. 
  56. ^ Sclater, John G; Parsons, Barry; Jaupart, Claude (1981). "Oceans and Continents: Similarities and Differences in the Mechanisms of Heat Loss". Journal of Geophysical Research 86 (B12): 11535. Bibcode:1981JGR....8611535S. doi:10.1029/JB086iB12p11535. 
  57. ^ Brown, W. K.; Wohletz, K. H. (2005). "SFT and the Earth's Tectonic Plates". Los Alamos National Laboratory. Diakses 2007-03-02. 
  58. ^ Kious, W. J.; Tilling, R. I. (1999-05-05). "Understanding plate motions". USGS. Diakses 2007-03-02. 
  59. ^ Seligman, Courtney (2008). "The Structure of the Terrestrial Planets". Online Astronomy eText Table of Contents. cseligman.com. Diakses 2008-02-28. 
  60. ^ Duennebier, Fred (1999-08-12). "Pacific Plate Motion". University of Hawaii. Diakses 2007-03-14. 
  61. ^ Mueller, R. D. et al. (2007-03-07). "Age of the Ocean Floor Poster". NOAA. Diakses 2007-03-14. 
  62. ^ Bowring, Samuel A.; Williams, Ian S. (1999). "Priscoan (4.00–4.03 Ga) orthogneisses from northwestern Canada". Contributions to Mineralogy and Petrology 134 (1): 3. Bibcode:1999CoMP..134....3B. doi:10.1007/s004100050465. 
  63. ^ Meschede, Martin; Barckhausen, Udo (2000-11-20). "Plate Tectonic Evolution of the Cocos-Nazca Spreading Center". Proceedings of the Ocean Drilling Program. Texas A&M University. Diakses 2007-04-02. 
  64. ^ Staff. "GPS Time Series". NASA JPL. Diakses 2007-04-02. 
  65. ^ "CIA – The World Factbook". Cia.gov. Diakses 2012-11-02. 
  66. ^ Kring, David A. "Terrestrial Impact Cratering and Its Environmental Effects". Lunar and Planetary Laboratory. Diakses 2007-03-22. 
  67. ^ Staff. "Layers of the Earth". Volcano World. Diakses 2007-03-11. 
  68. ^ Jessey, David. "Weathering and Sedimentary Rocks". Cal Poly Pomona. Diakses 2007-03-20. 
  69. ^ de Pater, Imke; Lissauer, Jack J. (2010). Planetary Sciences (ed. 2nd). Cambridge University Press. hlm. 154. ISBN 0-521-85371-0. 
  70. ^ Wenk, Hans-Rudolf; Bulakh, Andreĭ Glebovich (2004). Minerals: their constitution and origin. Cambridge University Press. hlm. 359. ISBN 0-521-52958-1. 
  71. ^ FAO Staff (1995). FAO Production Yearbook 1994 (ed. Volume 48). Rome, Italy: Food and Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 92-5-003844-5. 
  72. ^ Sverdrup, H. U.; Fleming, Richard H. (1942-01-01). The oceans, their physics, chemistry, and general biology. Scripps Institution of Oceanography Archives. ISBN 0-13-630350-1. Diakses 2008-06-13. 
  73. ^ Number of countries
  74. ^ "7,000 m Class Remotely Operated Vehicle KAIKO 7000". Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC). Diakses 2008-06-07. 
  75. ^ Charette, Matthew A.; Smith, Walter H. F. (June 2010). "The Volume of Earth's Ocean". Oceanography 23 (2): 112–114. doi:10.5670/oceanog.2010.51. Diakses 2013-06-06. 
  76. ^ Shiklomanov, Igor A. (1999). "World Water Resources and their use Beginning of the 21st century Prepared in the Framework of IHP UNESCO". State Hydrological Institute, St. Petersburg. Diakses 2006-08-10. 
  77. ^ Kennish, Michael J. (2001). Practical handbook of marine science. Marine science series (ed. 3rd). CRC Press. hlm. 35. ISBN 0-8493-2391-6. 
  78. ^ Mullen, Leslie (2002-06-11). "Salt of the Early Earth". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  79. ^ Morris, Ron M. "Oceanic Processes". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  80. ^ Scott, Michon (2006-04-24). "Earth's Big heat Bucket". NASA Earth Observatory. Diakses 2007-03-14. 
  81. ^ Sample, Sharron (2005-06-21). "Sea Surface Temperature". NASA. Diakses 2007-04-21. 
  82. ^ Geerts, B.; Linacre, E. (November 1997). "The height of the tropopause". Resources in Atmospheric Sciences. University of Wyoming. Diakses 2006-08-10. 
  83. ^ a b c Zimmer, Carl (3 October 2013). "Earth’s Oxygen: A Mystery Easy to Take for Granted". New York Times. Diakses 3 October 2013. 
  84. ^ a b Staff (2003-10-08). "Earth's Atmosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  85. ^ Pidwirny, Michael (2006). "Fundamentals of Physical Geography (2nd Edition)". PhysicalGeography.net. Diakses 2007-03-19. 
  86. ^ a b Moran, Joseph M. (2005). "Weather". World Book Online Reference Center. NASA/World Book, Inc. Diakses 2007-03-17. 
  87. ^ a b Berger, Wolfgang H. (2002). "The Earth's Climate System". University of California, San Diego. Diakses 2007-03-24. 
  88. ^ Rahmstorf, Stefan (2003). "The Thermohaline Ocean Circulation". Potsdam Institute for Climate Impact Research. Diakses 2007-04-21. 
  89. ^ Various (1997-07-21). "The Hydrologic Cycle". University of Illinois. Diakses 2007-03-24. 
  90. ^ Sadava, David E.; Heller, H. Craig; Orians, Gordon H. (2006). Life, the Science of Biology (ed. 8th). MacMillan. hlm. 1114. ISBN 0-7167-7671-5. 
  91. ^ Staff. "Climate Zones". UK Department for Environment, Food and Rural Affairs. Diakses 2007-03-24. 
  92. ^ Staff (2004). "Stratosphere and Weather; Discovery of the Stratosphere". Science Week. Diakses 2007-03-14. 
  93. ^ de Córdoba, S. Sanz Fernández (2004-06-21). "Presentation of the Karman separation line, used as the boundary separating Aeronautics and Astronautics". Fédération Aéronautique Internationale. Diakses 2007-04-21. 
  94. ^ Liu, S. C.; Donahue, T. M. (1974). "The Aeronomy of Hydrogen in the Atmosphere of the Earth". Journal of Atmospheric Sciences 31 (4): 1118–1136. Bibcode:1974JAtS...31.1118L. doi:10.1175/1520-0469(1974)031<1118:TAOHIT>2.0.CO;2. 
  95. ^ Catling, David C.; Zahnle, Kevin J.; McKay, Christopher P. (2001). "Biogenic Methane, Hydrogen Escape, and the Irreversible Oxidation of Early Earth". Science 293 (5531): 839–843. Bibcode:2001Sci...293..839C. doi:10.1126/science.1061976. PMID 11486082. 
  96. ^ Abedon, Stephen T. (1997-03-31). "History of Earth". Ohio State University. Diakses 2007-03-19. 
  97. ^ Hunten, D. M.; Donahue, T. M (1976). "Hydrogen loss from the terrestrial planets". Annual review of earth and planetary sciences 4 (1): 265–292. Bibcode:1976AREPS...4..265H. doi:10.1146/annurev.ea.04.050176.001405. 
  98. ^ Lang, Kenneth R. (2003). The Cambridge guide to the solar system. Cambridge University Press. hlm. 92. ISBN 0-521-81306-9. 
  99. ^ Fitzpatrick, Richard (2006-02-16). "MHD dynamo theory". NASA WMAP. Diakses 2007-02-27. 
  100. ^ Campbell, Wallace Hall (2003). Introduction to Geomagnetic Fields. New York: Cambridge University Press. hlm. 57. ISBN 0-521-82206-8. 
  101. ^ Stern, David P. (2005-07-08). "Exploration of the Earth's Magnetosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  102. ^ McCarthy, Dennis D.; Hackman, Christine; Nelson, Robert A. (November 2008). "The Physical Basis of the Leap Second". The Astronomical Journal 136 (5): 1906–1908. Bibcode:2008AJ....136.1906M. doi:10.1088/0004-6256/136/5/1906. 
  103. ^ "Leap seconds". Time Service Department, USNO. Diakses 2008-09-23. 
  104. ^ http://maia.usno.navy.mil/ser7/ser7.dat
  105. ^ Seidelmann, P. Kenneth (1992). Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac. Mill Valley, CA: University Science Books. hlm. 48. ISBN 0-935702-68-7. 
  106. ^ Staff. "IERS Excess of the duration of the day to 86400s ..... since 1623". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diakses 2008-09-23. —Graph at end.
  107. ^ Staff. "IERS Variations in the duration of the day 1962–2005". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-08-13. Diakses 2008-09-23. 
  108. ^ Zeilik, M.; Gregory, S. A. (1998). Introductory Astronomy & Astrophysics (ed. 4th). Saunders College Publishing. hlm. 56. ISBN 0-03-006228-4. 
  109. ^ a b Williams, David R. (2006-02-10). "Planetary Fact Sheets". NASA. Diakses 2008-09-28. —See the apparent diameters on the Sun and Moon pages.
  110. ^ Williams, David R. (2004-09-01). "Moon Fact Sheet". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  111. ^ Vázquez, M.; Rodríguez, P. Montañés; Palle, E. (2006). "The Earth as an Object of Astrophysical Interest in the Search for Extrasolar Planets" (PDF). Instituto de Astrofísica de Canarias. Diakses 2007-03-21. 
  112. ^ Astrophysicist team (2005-12-01). "Earth's location in the Milky Way". NASA. Diakses 2008-06-11. 
  113. ^ Bromberg, Irv (2008-05-01). "The Lengths of the Seasons (on Earth)". University of Toronto. Diakses 2008-11-08. 
  114. ^ Lin, Haosheng (2006). "Animation of precession of moon orbit". Survey of Astronomy AST110-6. University of Hawaii at Manoa. Diakses 2010-09-10. 
  115. ^ Fisher, Rick (1996-02-05). "Earth Rotation and Equatorial Coordinates". National Radio Astronomy Observatory. Diakses 2007-03-21. 
  116. ^ Williams, Jack (2005-12-20). "Earth's tilt creates seasons". USAToday. Diakses 2007-03-17. 
  117. ^ Staff (September 2003). "Astrobiology Roadmap". NASA, Lockheed Martin. Diakses 2007-03-10. 
  118. ^ Dole, Stephen H. (1970). Habitable Planets for Man (ed. 2nd). American Elsevier Publishing Co. ISBN 0-444-00092-5. Diakses 2007-03-11. 
  119. ^ Hillebrand, Helmut (2004). "On the Generality of the Latitudinal Gradient". American Naturalist 163 (2): 192–211. doi:10.1086/381004. PMID 14970922. 
  120. ^ Doolittle, W. Ford; Worm, Boris (February 2000). "Uprooting the tree of life". Scientific American 282 (6): 90–95. doi:10.1038/scientificamerican0200-90. PMID 10710791. 
  121. ^ Berkner, L. V.; Marshall, L. C. (1965). "On the Origin and Rise of Oxygen Concentration in the Earth's Atmosphere". Journal of Atmospheric Sciences 22 (3): 225–261. Bibcode:1965JAtS...22..225B. doi:10.1175/1520-0469(1965)022<0225:OTOARO>2.0.CO;2. 
  122. ^ Burton, Kathleen (2002-11-29). "Astrobiologists Find Evidence of Early Life on Land". NASA. Diakses 2007-03-05. 
  123. ^ Yoko Ohtomo, Takeshi Kakegawa, Akizumi Ishida, Toshiro Nagase, Minik T. Rosing (8 December 2013). "Evidence for biogenic graphite in early Archaean Isua metasedimentary rocks". Nature Geoscience. doi:10.1038/ngeo2025. Diakses 9 Dec 2013. 
  124. ^ Borenstein, Seth (13 November 2013). "Oldest fossil found: Meet your microbial mom". AP News. Diakses 15 November 2013. 
  125. ^ Noffke, Nora; Christian, Daniel; Wacey, David; Hazen, Robert M. (8 November 2013). "Microbially Induced Sedimentary Structures Recording an Ancient Ecosystem in the ca. 3.48 Billion-Year-Old Dresser Formation, Pilbara, Western Australia". Astrobiology (jurnal). doi:10.1089/ast.2013.1030. Diakses 15 November 2013. 
  126. ^ Kirschvink, J. L. (1992). In Schopf, J.W.; Klein, C. and Des Maris, D. Late Proterozoic low-latitude global glaciation: the Snowball Earth. The Proterozoic Biosphere: A Multidisciplinary Study. Cambridge University Press. hlm. 51–52. ISBN 0-521-36615-1. 
  127. ^ Raup, D. M.; Sepkoski Jr, J. J. (1982). "Mass Extinctions in the Marine Fossil Record". Science 215 (4539): 1501–1503. Bibcode:1982Sci...215.1501R. doi:10.1126/science.215.4539.1501. PMID 17788674. 
  128. ^ Gould, Stephan J. (October 1994). "The Evolution of Life on Earth". Scientific American 271 (4): 84–91. doi:10.1038/scientificamerican1094-84. PMID 7939569. Diakses 2007-03-05. 
  129. ^ Wilkinson, B. H.; McElroy, B. J. (2007). "The impact of humans on continental erosion and sedimentation". Bulletin of the Geological Society of America 119 (1–2): 140–156. Bibcode:2007GSAB..119..140W. doi:10.1130/B25899.1. Diakses 2007-04-22. 
  130. ^ Lambina, Eric F.; Meyfroidt, Patrick (March 1, 2011). "Global land use change, economic globalization, and the looming land scarcity". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (National Academy of Sciences) 108 (9): 3465–3472. Bibcode:2011PNAS..108.3465L. doi:10.1073/pnas.1100480108. Diakses 2013-04-2013.  See Table 1.
  131. ^ Staff (2006-11-24). "Mineral Genesis: How do minerals form?". Non-vertebrate Paleontology Laboratory, Texas Memorial Museum. Diakses 2007-04-01. 
  132. ^ Rona, Peter A. (2003). "Resources of the Sea Floor". Science 299 (5607): 673–674. doi:10.1126/science.1080679. PMID 12560541. Diakses 2007-02-04. 
  133. ^ Turner, B. L., II (1990). The Earth As Transformed by Human Action: Global And Regional Changes in the Biosphere Over the Past 300 Years. CUP Archive. hlm. 164. ISBN 0521363578. 
  134. ^ Walsh, Patrick J. (1997-05-16). In Sharon L. Smith, Lora E. Fleming. Oceans and human health: risks and remedies from the seas. Academic Press, 2008. hlm. 212. ISBN 0-12-372584-4. 
  135. ^ Staff (2007-02-02). "Evidence is now 'unequivocal' that humans are causing global warming – UN report". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 21 December 2008. Diakses 2007-03-07. 
  136. ^ World, National Geographic – Xpeditions Atlas. 2006. Washington, DC: National Geographic Society.
  137. ^ "Various '7 billionth' babies celebrated worldwide". Diakses 2011-10-31. 
  138. ^ Staff. "World Population Prospects: The 2006 Revision". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 5 September 2009. Diakses 2007-03-07. 
  139. ^ Staff (2007). "Human Population: Fundamentals of Growth: Growth". Population Reference Bureau. Diakses 2007-03-31. 
  140. ^ Peel, M. C.; Finlayson, B. L.; McMahon, T. A. (2007). "Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification". Hydrology and Earth System Sciences Discussions 4 (2): 439–473. doi:10.5194/hessd-4-439-2007. Diakses 2007-03-31. 
  141. ^ Staff. "Themes & Issues". Secretariat of the Convention on Biological Diversity. Diakses 2007-03-29. 
  142. ^ Staff (2006-08-15). "Canadian Forces Station (CFS) Alert". Information Management Group. Diakses 2007-03-31. 
  143. ^ Kennedy, Paul (1989). The Rise and Fall of the Great Powers (ed. 1st). Vintage. ISBN 0-679-72019-7. 
  144. ^ "U.N. Charter Index". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 20 February 2009. Diakses 2008-12-23. 
  145. ^ Staff. "International Law". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 31 December 2009. Diakses 2007-03-27. 
  146. ^ Kuhn, Betsy (2006). The race for space: the United States and the Soviet Union compete for the new frontier. Twenty-First Century Books. hlm. 34. ISBN 0-8225-5984-6. 
  147. ^ Ellis, Lee (2004). Who's who of NASA Astronauts. Americana Group Publishing. ISBN 0-9667961-4-4. 
  148. ^ Shayler, David; Vis, Bert (2005). Russia's Cosmonauts: Inside the Yuri Gagarin Training Center. Birkhäuser. ISBN 0-387-21894-7. 
  149. ^ Wade, Mark (2008-06-30). "Astronaut Statistics". Encyclopedia Astronautica. Diakses 2008-12-23. 
  150. ^ "Reference Guide to the International Space Station". NASA. 2007-01-16. Diakses 2008-12-23. 
  151. ^ Cramb, Auslan (2007-10-28). "Nasa's Discovery extends space station". Telegraph. Diakses 2009-03-23. 
  152. ^ Liungman, Carl G. (2004). "Group 29: Multi-axes symmetric, both soft and straight-lined, closed signs with crossing lines". Symbols – Encyclopedia of Western Signs and Ideograms. New York: Ionfox AB. hlm. 281–282. ISBN 91-972705-0-4. 
  153. ^ Arnett, Bill (July 16, 2006). "Earth". The Nine Planets, A Multimedia Tour of the Solar System: one star, eight planets, and more. Diakses 2010-03-09. 
  154. ^ Dutch, S. I. (2002). "Religion as belief versus religion as fact" (PDF). Journal of Geoscience Education 50 (2): 137–144. Diakses 2008-04-28. 
  155. ^ Edis, Taner (2003). A World Designed by God: Science and Creationism in Contemporary Islam (PDF). Amherst: Prometheus. ISBN 1-59102-064-6. Diakses 2008-04-28. 
  156. ^ Ross, M. R. (2005). "Who Believes What? Clearing up Confusion over Intelligent Design and Young-Earth Creationism" (PDF). Journal of Geoscience Education 53 (3): 319. Diakses 2008-04-28. 
  157. ^ Pennock, R. T. (2003). "Creationism and intelligent design". Annual Review of Genomics Human Genetics 4 (1): 143–63. doi:10.1146/annurev.genom.4.070802.110400. PMID 14527300. 
  158. ^ National Academy of Sciences, Institute of Medicine (2008). Science, Evolution, and Creationism. Washington, D.C: National Academies Press. ISBN 0-309-10586-2. Diakses 2011-03-13. 
  159. ^ Colburn,, A.; Henriques, Laura (2006). "Clergy views on evolution, creationism, science, and religion". Journal of Research in Science Teaching 43 (4): 419–442. Bibcode:2006JRScT..43..419C. doi:10.1002/tea.20109. 
  160. ^ Frye, Roland Mushat (1983). Is God a Creationist? The Religious Case Against Creation-Science. Scribner's. ISBN 0-684-17993-8. 
  161. ^ Gould, S. J. (1997). "Nonoverlapping magisteria" (PDF). Natural History 106 (2): 16–22. Diakses 2008-04-28. 
  162. ^ Russell, Jeffrey B. "The Myth of the Flat Earth". American Scientific Affiliation. Diakses 2007-03-14. ; but see also Cosmas Indicopleustes.
  163. ^ Jacobs, James Q. (1998-02-01). "Archaeogeodesy, a Key to Prehistory". Diakses 2007-04-21. 
  164. ^ Bowring, S.; Housh, T. (1995). "The Earth's early evolution". Science 269 (5230): 1535–40. Bibcode:1995Sci...269.1535B. doi:10.1126/science.7667634. PMID 7667634. 
  165. ^ Yin, Qingzhu; Jacobsen, S. B.; Yamashita, K.; Blichert-Toft, J.; Télouk, P.; Albarède, F. (2002). "A short timescale for terrestrial planet formation from Hf-W chronometry of meteorites". Nature 418 (6901): 949–952. Bibcode:2002Natur.418..949Y. doi:10.1038/nature00995. PMID 12198540. 
  166. ^ Kleine, Thorsten; Palme, Herbert; Mezger, Klaus; Halliday, Alex N. (2005-11-24). "Hf-W Chronometry of Lunar Metals and the Age and Early Differentiation of the Moon". Science 310 (5754): 1671–1674. Bibcode:2005Sci...310.1671K. doi:10.1126/science.1118842. PMID 16308422. 
  167. ^ Reilly, Michael (October 22, 2009). "Controversial Moon Origin Theory Rewrites History". Diakses 2010-01-30. 
  168. ^ (Fall Meeting 2001) "An impact origin of the Earth-Moon system". Abstract #U51A-02, American Geophysical Union. 
  169. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  170. ^ Morbidelli, A. et al. (2000). "Source regions and time scales for the delivery of water to Earth". Meteoritics & Planetary Science 35 (6): 1309–1320. Bibcode:2000M&PS...35.1309M. doi:10.1111/j.1945-5100.2000.tb01518.x. 
  171. ^ "Our Changing Sun: The Role of Solar Nuclear Evolution and Magnetic Activity on Earth's Atmosphere and Climate". Benjamin Montesinos, Alvaro Gimenez and Edward F. Guinan ASP Conference Proceedings: The Evolving Sun and its Influence on Planetary Environments, San Francisco: Astronomical Society of the Pacific. 
  172. ^ Staff (March 4, 2010). "Oldest measurement of Earth's magnetic field reveals battle between Sun and Earth for our atmosphere". Physorg.news. Diakses 2010-03-27. 
  173. ^ Rogers, John James William; Santosh, M. (2004). Continents and Supercontinents. Oxford University Press US. hlm. 48. ISBN 0-19-516589-6. 
  174. ^ Hurley, P. M.; Rand, J. R. (Jun 1969). "Pre-drift continental nuclei". Science 164 (3885): 1229–1242. Bibcode:1969Sci...164.1229H. doi:10.1126/science.164.3885.1229. PMID 17772560. 
  175. ^ De Smet, J.; Van Den Berg, A.P.; Vlaar, N.J. (2000). "Early formation and long-term stability of continents resulting from decompression melting in a convecting mantle". Tectonophysics 322 (1–2): 19. Bibcode:2000Tectp.322...19D. doi:10.1016/S0040-1951(00)00055-X. 
  176. ^ Armstrong, R. L. (1968). "A model for the evolution of strontium and lead isotopes in a dynamic earth". Reviews of Geophysics 6 (2): 175–199. Bibcode:1968RvGSP...6..175A. doi:10.1029/RG006i002p00175. 
  177. ^ Harrison, T. et al. (December 2005). "Heterogeneous Hadean hafnium: evidence of continental crust at 4.4 to 4.5 ga". Science 310 (5756): 1947–50. Bibcode:2005Sci...310.1947H. doi:10.1126/science.1117926. PMID 16293721. 
  178. ^ Hong, D.; Zhang, Jisheng; Wang, Tao; Wang, Shiguang; Xie, Xilin (2004). "Continental crustal growth and the supercontinental cycle: evidence from the Central Asian Orogenic Belt". Journal of Asian Earth Sciences 23 (5): 799. Bibcode:2004JAESc..23..799H. doi:10.1016/S1367-9120(03)00134-2. 
  179. ^ Armstrong, R. L. (1991). "The persistent myth of crustal growth". Australian Journal of Earth Sciences 38 (5): 613–630. Bibcode:1991AuJES..38..613A. doi:10.1080/08120099108727995. 
  180. ^ Murphy, J. B.; Nance, R. D. (1965). "How do supercontinents assemble?". American Scientist 92 (4): 324–33. doi:10.1511/2004.4.324. Diakses 2007-03-05. 
  181. ^ Staff. "Paleoclimatology – The Study of Ancient Climates". Page Paleontology Science Center. Diakses 2007-03-02. 
  182. ^ a b c Britt, Robert (2000-02-25). "Freeze, Fry or Dry: How Long Has the Earth Got?". 
  183. ^ a b Carrington, Damian (2000-02-21). "Date set for desert Earth". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  184. ^ a b Li, King-Fai; Pahlevan, Kaveh; Kirschvink, Joseph L.; Yung, Yuk L. (2009). "Atmospheric pressure as a natural climate regulator for a terrestrial planet with a biosphere". Proceedings of the National Academy of Sciences 106 (24): 9576–9579. Bibcode:2009PNAS..106.9576L. doi:10.1073/pnas.0809436106. PMC 2701016. PMID 19487662. Diakses 2009-07-19. 
  185. ^ a b c Sackmann, I.-J.; Boothroyd, A. I.; Kraemer, K. E. (1993). "Our Sun. III. Present and Future". Astrophysical Journal 418: 457–468. Bibcode:1993ApJ...418..457S. doi:10.1086/173407. 
  186. ^ Kasting, J.F. (1988). "Runaway and Moist Greenhouse Atmospheres and the Evolution of Earth and Venus". Icarus 74 (3): 472–494. Bibcode:1988Icar...74..472K. doi:10.1016/0019-1035(88)90116-9. PMID 11538226. 
  187. ^ a b Ward, Peter D.; Brownlee, Donald (2002). The Life and Death of Planet Earth: How the New Science of Astrobiology Charts the Ultimate Fate of Our World. New York: Times Books, Henry Holt and Company. ISBN 0-8050-6781-7. 
  188. ^ Bounama, Christine; Franck, S.; Von Bloh, W. (2001). "The fate of Earth's ocean". Hydrology and Earth System Sciences (Germany: Potsdam Institute for Climate Impact Research) 5 (4): 569–575. Bibcode:2001HESS....5..569B. doi:10.5194/hess-5-569-2001. Diakses 2009-07-03. 
  189. ^ a b Schröder, K.-P.; Connon Smith, Robert (2008). "Distant future of the Sun and Earth revisited". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 386 (1): 155. arXiv:0801.4031. Bibcode:2008MNRAS.386..155S. doi:10.1111/j.1365-2966.2008.13022.x. 
    See also Palmer, Jason (2008-02-22). "Hope dims that Earth will survive Sun's death". NewScientist.com news service. Diakses 2008-03-24. 
  190. ^ Espenak, F.; Meeus, J. (2007-02-07). "Secular acceleration of the Moon". NASA. Diakses 2007-04-20. 
  191. ^ Poropudas, Hannu K. J. (1991-12-16). "Using Coral as a Clock". Skeptic Tank. Diakses 2007-04-20. 
  192. ^ Laskar, J. et al. (2004). "A long-term numerical solution for the insolation quantities of the Earth". Astronomy and Astrophysics 428 (1): 261–285. Bibcode:2004A&A...428..261L. doi:10.1051/0004-6361:20041335. 
  193. ^ Murray, N.; Holman, M. (2001). "The role of chaotic resonances in the solar system". Nature 410 (6830): 773–779. arXiv:astro-ph/0111602. doi:10.1038/35071000. PMID 11298438. 
  194. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  195. ^ Whitehouse, David (2002-10-21). "Earth's little brother found". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  196. id="cite_note-christou_asher2011-212">^ Christou, Apostolos A.; Asher, David J. (March 31, 2011). "A long-lived horseshoe companion to the Earth". arΧiv:1104.0036 [astro-ph.EP]. See table 2, p. 5.
  197. ^ Connors, Martin; Wiegert, Paul; Veillet, Christian (July 27, 2011). "Earth's Trojan asteroid". Nature 475 (7357): 481–483. Bibcode:2011Natur.475..481C. doi:10.1038/nature10233. PMID 21796207. Diakses 2011-07-27. 
  198. ^ a b Choi, Charles Q. (July 27, 2011). "First Asteroid Companion of Earth Discovered at Last". Space.com. Diakses 2011-07-27. 
  199. ^ "UCS Satellite Database". Nuclear Weapons & Global Security. Union of Concerned Scientists. January 31, 2011. Diakses 2011-05-12. 

Bacaan lanjutan

Tautan luar

  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Geografi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Astronomi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Atur Surya


edunitas.com


Page 4

Bumi  
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto Bumi, diambil oleh NASA

Penamaan

Nama alternatifTellus/Telluris atau Terra,[catatan 1] Gaia
Epos J2000,0[catatan 2]
Aphelion152.098.232 km
1,01671388 SA[catatan 3]
Perihelion147.098.290 km
0,98329134 SA[catatan 3]
Sumbu semi-mayor149.598.261 km
1,00000261 SA[1]
Eksentrisitas0,01671123[1]
Periode orbit365,256363004 hari[2]
1,000017421 tahun
Kecepatan orbit rata-rata29,78 km/s[3]
107.200 km/jam
Anomali rata-rata357,51716°[3]
Inklinasi7,155° ke ekuator Matahari
1,57869°[4] ke segi invariabel
Bujur node menaik348,73936°[3][catatan 4]
Gagasan perihelion114,20783°[3][catatan 5]
Satelit1 alami (Bulan),
1.070 hasil pekerjaan (pada 24 Oktober 2013 (2013-10-24)[update])[5]

Ciri-ciri fisik

Jari-jari rata-rata6.371,0 km[6]
Jari-jari khatulistiwa6.378,1 km[7][8]
Jari-jari kutub6.356,8 km
Kepepatan0,0033528[10]
Keliling khatulistiwa40.075,017 km (khatulistiwa)[8]
40.007,86 km (meridian)[11][12]
Luas permukaan510.072.000 km2[13][14][catatan 6]

148.940.000 km2 daratan (29,2 %)

361.132.000 km2 perairan (70,8 %)
Volume1,08321×1012 km3[3]
Massa5,97219×1024 kg[15]
3,0×10-6 Matahari
Massa jenis rata-rata5,515 g/cm3[3]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa9,780327 m/s2[16]
0,99732 g
Kecepatan bebas11,186 km/s[3]
Hari sideris0,99726968 d[17]
23h 56m 4,100s
Kecepatan rotasi1.674,4 km/j (465.1 m/s)[18]
Kemiringan sumbu23°26'21",4119[2]
Albedo0,367 (Geometri)[3]
0,306 (Bond)[3]
Suhu permukaan
   Kelvin
   Celsius
minrata-ratamaks
184 K[19]288 K[20]330 K[21]
−89,2 °C15 °C56,7 °C

Atmosfer

Tekanan permukaan101,325 kPa (MSL)
Komposisi78,08% nitrogen (N2)[3] (udara kering)
20,95% oksigen (O2)
0,93% argon
0,039% karbon dioksida[22]
Sekitar 1% uap cairan (bervariasi sesuai iklim)

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang adalah planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Atur Surya. Bumi juga adalah planet terbesar dari empat planet kebumian Atur Surya. Bumi terkadang dikata dengan dunia atau Planet Biru.[23]

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama.[24] Biosfer Bumi kesudahan secara perlahan mengubah atmosfer dan keadaan fisik landasan lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan terlindung di daratan.[25] Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.

Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang merasakan pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air,[26] dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber cairan lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian akbarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan isi dalam terdiri dari besi padat, sedangkan isi luar berupa cairan yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bidang mantel.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Saat mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sejumlah 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris.[catatan 7] Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang segi orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari).[27] Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi selang Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Bumi adalah tempat tinggal untuk jutaan makhluk hidup, termasuk manusia.[28] Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.[29] Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan tingkah laku yang dibuat militer.

Nama dan etimologi

Dalam bahasa Inggris modern, kata benda earth dikembangkan dari kata bahasa Inggris Menengah erthe (dicatat pada 1137), yang bersumber dari kata bahasa Inggris Kuno eorthe (sebelum 725), sedangkan kata itu sendiri bersumber dari kata Proto-Jermanik *erthō. Earth memiliki kata kerabat pada seluruh bahasa Jermanik lainnya, termasuk aarde dalam bahasa Belanda, Erde dalam bahasa Jerman, dan jord dalam bahasa Swedia, Denmark, dan Norwegia.[30] Earth adalah perumpamaan untuk dewi paganisme Jermanik (atau Jörð dalam mitologi Norse, ibu dari dewa Thor).[31]

Dalam bahasa Indonesia, kata bumi bersumber dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah.

Komposisi dan yang dibangun

Bumi tergolong planet kebumian yang umumnya terdiri dari bebatuan, bukannya raksasa gas seperti Yupiter. Bumi adalah planet terbesar dari empat planet kebumian lainnya menurut ukuran dan massa. Dari keempat planet tersebut, Bumi adalah planet dengan kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan tertinggi, medan magnet terkuat, dan rotasi tercepat,[32] dan diperkirakan juga adalah satu-satunya planet dengan tektonik lempeng yang aktif.[33]

Bentuk

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Awan stratokumulus di atas Pasifik, dilihat dari orbit.

Bentuk Bumi lebih kurang menyerupai sferoid pepat, bola yang bentuknya tertekan pipih di sepanjang sumbu dari kutub ke kutub sehingga terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa.[34] Tonjolan ini muncul dampak rotasi Bumi, yang menyebabkan diameter khatulistiwa 43 km (kilometer) lebih akbar dari diameter kutub ke kutub.[35] Sebab hal ini, titik terjauh permukaan Bumi dari pusat Bumi adalah gunung api Chimborazo di Ekuador, yang tidak berdekatan 6.384 km dari pusat Bumi, atau sekitar 2 km lebih jauh jika dibandingkan dengan Gunung Everest.[36] Diameter rata-rata bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau lebih kurang setara dengan 40.000 km /π, sebab satuan meter pada awal mulanya dihitung sbg 1/10.000.000 jarak dari khatulistiwa ke Kutub Utara melalui Paris, Perancis.[37]

Topografi Bumi merasakan deviasi dari bentuk sferoid ideal, walaupun dalam skala global deviasi ini tergolong kecil: Bumi memiliki tingkat toleransi sekitar 584, atau 0,17% dari sferoid sempurna, lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat toleransi pada bola biliar (0,22%).[38] Deviasi tertinggi dan terendah pada permukaan Bumi terdapat di Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Sebab benarnya tonjolan khatulistiwa, tempat di permukaan Bumi yang berada sangat jauh dari pusat Bumi adalah puncak Chimborazo di Ekuador dan Huascarán di Peru.[39][40][41]

Komposisi kimia kerak Bumi[42]
SenyawaRumusKomposisi
DaratanSamudra
SilikaSiO260.2%48.6%
AluminaAl2O315.2%16.5%
KapurCaO5.5%12.3%
MagnesiaMgO3.1%6.8%
Besi(II) oksidaFeO3.8%6.2%
Sodium oksidaNa2O3.0%2.6%
Kalium oksidaK2O2.8%0.4%
Besi(III) oksidaFe2O32.5%2.3%
CairanH2O1.4%1.1%
Karbon dioksidaCO21.2%1.4%
Titanium dioksidaTiO20.7%1.4%
Fosforus pentoksidaP2O50.2%0.3%
Total99.6%99.9%

Komposisi kimiawi

Massa Bumi adalah sekitar 5.98×1024 kg. Komposisi Bumi sebagian akbarnya terdiri dari besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), belerang (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), dan aluminium (1,4%); sisanya terdiri dari unsur-unsur lainnya (1,2%). Dampak segregasi massa, bidang isi Bumi diyakini berisi besi (88,8%), dan sejumlah kecil nikel (5,8%), belerang (4,5%), dan kurang dari 1% unsur-unsur lainnya.[43]

Berbakat geokimia F. W. Clarke menghitung lebih dari 47% kerak Bumi berisi oksigen. Konstituen batuan yang umumnya terdapat pada kerak Bumi hampir seluruhnya adalah senyawa oksida; klorin, belerang, dan fluor adalah tiga pengecualian, dan jumlah total kandungan unsur ini dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida utama yang terkandung dalam kerak Bumi adalah silika, alumina, besi oksida, kapur, magnesia, kalium, dan soda. Silika pada umumnya berfungsi sbg asam, yang membentuk silikat, dan mineral sangat umum yang terdapat pada batuan beku adalah senyawa ini. Sesuai analisisnya terhadap 1.672 jenis batuan di kerak Bumi, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% kerak Bumi terdiri dari 11 oksida (lihat tabel di sebelah kanan).[44]

Yang dibangun dalam

Interior Bumi, seperti halnya planet kebumian lainnya, dibagi menjadi sejumlah lapisan menurut kandungan fisika atau kimianya (reologi). Namun, tidak seperti planet kebumian lainnya, Bumi memiliki isi luar dan isi dalam yang berbeda. Lapisan luar Bumi secara kimiawi berupa kerak padat silikat yang diselimuti oleh mantel viskose padat. Kerak Bumi dipisahkan dari mantel oleh diskontinuitas Mohorovičić, dengan ketebalan kerak yang bervariasi; ketebalan rata-ratanya adalah 6 km di bawah samudra dan 30-50 km di bawah daratan. Kerak Bumi, serta bidang kaku dan dingin di puncak mantel atas, secara kolektif dikenal dengan litosfer, dan pada lapisan inilah tektonika lempeng terjadi. Di bawah litosfer terdapat astenosfer, lapisan dengan tingkat viskositas yang relatif rendah dan menjadi tempat melekat untuk litosfer. Perubahan penting yang dibangun kristal di dalam mantel terjadi pada kedalaman 410 dan 660 km di bawah permukaan Bumi, yang juga mencakup zona transisi yang memisahkan mantel atas dengan mantel bawah. Di bawah mantel, terdapat cairan isi luar dengan viskositas yang sangat rendah di atas isi dalam.[45] Isi dalam Bumi merasakan perputaran dengan kecepatan sudut yang sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan bidang planet lainnya, sekitar 0,1-0,5° per tahun.[46]

Lapisan geologi Bumi[47]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km


Penampang Bumi dari isi ke eksosfer.
Kedalaman[48]
km
Lapisan komponenKepadatan
g/cm3
0–60Litosfer[catatan 8]
0–35Kerak[catatan 9]2.2–2.9
35–60Mantel atas3.4–4.4
  35–2890Mantel3.4–5.6
100–700Astenosfer
2890–5100Isi luar9.9–12.2
5100–6378Isi dalam12.8–13.1

Panas

Panas dalam Bumi bersumber dari perpaduan selang panas endapan dari akresi planet (sekitar 20%) dan panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif (80%).[49] Isotop penghasil panas utama Bumi adalah kalium-40, uranium-238, uranium-235, dan torium-232.[50] Di pusat Bumi, suhu bisa mencapai 6000 °C (10,830 °F),[51] dan tekanannya mencapai 360 GPa.[52] Sebab sebagian akbar panas Bumi dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, para ilmuwan percaya bahwa pada awal sejarah Bumi, sebelum isotop dengan usia pendek terkuras mandek, produksi panas Bumi yang dihasilkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat ini. Panas yang dihasilkan pada masa itu diperkirakan dua kali lebih akbar daripada saat ini, lebih kurang 3 miliar tahun yang lalu,[49] dan hal tersebut akan meningkatkan gradien suhu di dalam Bumi, meningkatkan tingkat konveksi mantel dan tektonik lempeng, serta memungkinkan pembentukan batuan beku seperti komatiites, yang tidak bisa terbentuk pada masa sekarang.[53]

Isotop utama penghasil panas Bumi saat ini[54]
IsotopPelepasan panas
W/kg isotop
Paruh hidup

tahun

Konsentrasi mantel rata-rata
kg isotop/kg mantel
Pelepasan panas
W/kg mantel
238U9.46 × 10−54.47 × 10930.8 × 10−92.91 × 10−12
235U5.69 × 10−47.04 × 1080.22 × 10−91.25 × 10−13
232Th2.64 × 10−51.40 × 1010124 × 10−93.27 × 10−12
40K2.92 × 10−51.25 × 10936.9 × 10−91.08 × 10−12

Rata-rata pelepasan panas Bumi adalah 87 mW m−2, dan 4.42 × 1013 W untuk panas global.[55] Sebagian energi panas di dalam isi Bumi diangkut menuju kerak oleh bulu mantel; bentuk konveksi yang terdiri dari batuan bersuhu tinggi yang mengalir ke atas. Bulu mantel ini dapat berproduksi bintik panas dan basal banjir.[56] Panas Bumi yang selebihnya diloloskan melalui lempeng tektonik oleh mantel yang terhubung dengan punggung tengah samudra. Pelepasan panas terakhir dimainkan melalui konduksi litosfer, yang umumnya terjadi di samudra sebab kerak di sana jauh lebih tipis jika dibandingkan dengan kerak benua.[57]

Lempeng tektonik

Lapisan luar Bumi yang mempunyai bentuk lapisan kaku, dikata dengan litosfer, terpecah menjadi potongan-potongan yang dikata dengan lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini adalah segmen kaku yang saling mengadakan komunikasi dan mengadakan kampanye pada salah satu dari tiga jenis ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng. Ketiga ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng tersebut adalah ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen, tempat dua lempeng bertumbukan; ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen, tempat dua lempeng saling menjauh; dan ketentuan yang tidak boleh dilampaui peralihan, tempat dua lempeng saling bersilangan secara lateral. Gempa bumi, aktivitas yang dipekerjakan gunung berapi, pembentukan gunung, dan pembentukan palung laut terjadi di sepanjang ketentuan yang tidak boleh dilampaui lempeng ini.[59] Lempeng tektonik berada di atas astenosfer, lapisan mantel yang bentuknya padat tetapi tidak begitu kental, yang bisa mengalir dan mengadakan kampanye bersama lempeng,[60] dan pergerakan ini didampingi dengan pola konveksi di dalam mantel Bumi.

Sebab lempeng tektonik beralih di seluruh Bumi, lantai samudra merasakan penunjaman di bawah tepi utama lempeng pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui konvergen. Pada saat yang bersamaan, materiil mantel pada ketentuan yang tidak boleh dilampaui divergen membentuk punggung tengah samudra. Perpaduan kedua ronde ini secara berkelanjutan terus mendaur ulang kerak samudra kembali ke dalam mantel. Sebab ronde daur ulang ini, sebagian akbar lantai samudra berusia kurang dari 100 juta tahun. Kerak samudra tertua bertempat di Pasifik Barat, yang usianya diperkirakan 200 juta tahun.[61][62] Sbg perbandingan, kerak benua tertua berusia 4.030 juta tahun.[63]

Tujuh lempeng utama di Bumi adalah Lempeng Pasifik, Amerika Utara, Eurasia, Afrika, Antarktika, Lempeng Indo-Australia, dan Amerika Selatan. Lempeng terkemuka lainnya adalah Lempeng Arab, Lempeng Karibia, Lempeng Nazca di pantai barat Amerika Selatan, dan Lempeng Scotia di Samudra Atlantik selatan. Lempeng Australia menyatu dengan Lempeng India lebih kurang 50 mencapai 55 juta tahun yang lalu. Lempeng dengan pergerakan tercepat adalah lempeng samudra; Lempeng Cocos mengadakan kampanye dengan laju kecepatan 75 mm/tahun,[64] dan Lempeng Pasifik mengadakan kampanye 52–69 mm/tahun. Sedangkan lempeng dengan pergerakan terlambat adalah Lempeng Eurasia, dengan laju pergerakan sekitar 21 mm/tahun.[65]

Permukaan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Permukaan padat Bumi menurut persentase dari luas total permukaan Bumi

  Punggung samudra (22.1%)

  Lantai cekungan samudra (29.8%)

  Pegunungan benua (10.3%)

  Dataran rendah benua (18.9%)

  Landas benua dan lereng (11.4%)

  Tanjakan benua (3.8%)

  Busur pulau vulkanik, parit, gunung api landasan laut, dan perbukitan (3.7%)

Permukaan Bumi bervariasi dari tempat ke tempat. Sekitar 70,8%[13] permukaan Bumi ditutupi oleh cairan, dan terdapat banyak landas benua di bawah permukaan laut. Luas permukaan Bumi yang ditutupi oleh cairan setara dengan 361.132 km2 (139,43 juta sq mi).[66] Permukaan Bumi yang terendam memiliki bentang pegunungan, termasuk rangkaian punggung tengah samudra dan gunung api bawah laut,[35] bentang lainnya adalah palung laut, lembah bawah laut, dataran tinggi samudra, dan dataran abisal. Sisanya, 29,2% (148.94 km2 atau 57,51 juta sq mi) permukaan Bumi dilingkupi oleh daratan, yang terdiri dari pegunungan, padang gurun, dataran tinggi, pesisir, dan geomorfologi lainnya.

Permukaan Bumi merasakan pembentukan kembali pada periode saat geologi sebab aktivitas yang dipekerjakan tektonik dan erosi. Permukaan Bumi yang terbentuk atau merasakan deformasi dampak tektonika lempeng adalah permukaan yang merasakan pelapukan oleh curah hujan, siklus termal, dan pengaruh kimia. Glasiasi, erosi pantai, pembentukan terumbu karang, dan tubrukan meteorit akbar[67] adalah beberapa kejadian yang memicu pembentukan kembali lanskap permukaan Bumi.

Kerak benua terdiri dari materiil dengan kepadatan rendah seperti batuan beku granit dan andesit. Batuan dengan persentase kecil adalah basal, batuan vulkanik padat yang adalah konstituen utama lantai samudra.[68] Batuan sedimen terbentuk dari pengumpulan sedimen yang terpadatkan. Hampir 75% permukaan benua ditutupi oleh batuan sedimen, walaupun batuan itu sendiri hanya membentuk 5% bidang kerak Bumi.[69] Batuan ketiga yang sangat umum terdapat di permukaan Bumi adalah batuan metamorf, yang terbentuk dari transformasi batuan yang sudah benar dampak tekanan tinggi, suhu tinggi, atau keduanya. Mineral silikat yang ketersediaannya sangat melimpah di permukaan Bumi adalah kuarsa, feldspar, amfibol, abrak, piroksen, dan olivin.[70] Sedangkan mineral karbonat sangat umum adalah kalsit (ditemukan pada batu kapur dan dolomit).[71]

Pedosfer adalah lapisan terluar Bumi yang menjadi tempat terjadinya ronde pembentukan tanah. Lapisan ini terletak pada antarmuka litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Total permukaan tanah saat ini adalah 13,31% dari luas total permukaan Bumi, dan dari jumlah tersebut, hanya 4,71% yang ditanami secara permanen.[14] Hampir 40% permukaan tanah dimanfaatkan sbg lahan pertanian dan padang rumput, dengan rincian 1,3×107 km2 lahan pertanian dan 3,4×107 km2 padang rumput.[72]

Ketinggian permukaan tanah Bumi bervariasi. Titik terendah berada pada ketinggian −418 m di Laut Mati, sedangkan titik tertinggi adalah 8.848 m di puncak Gunung Everest. Ketinggian rata-rata permukaan tanah dihitung dari permukaan laut adalah 840 m.[73]

Secara logis, Bumi dibagi menjadi Belahan Utara dan Selatan yang berpusat di masing-masing kutub. Akan tetapi, Bumi secara informal juga dibagi menjadi Belahan Bumi Barat dan Timur. Permukaan Bumi secara tradisional dibagi menjadi tujuh benua dan beragam laut. Setelah manusia menghuni dan mengelola Bumi, hampir seluruh permukaan dibagi menjadi negara-negara. Hingga tahun 2013, terdapat 196 negara berdaulat dengan jumlah masyarakat sekitar 7 miliar yang menghuni permukaan Bumi.[74]

Hidrosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Histogram ketinggian permukaan Bumi.

Ketersediaan cairan yang begitu banyak di permukaan Bumi adalah hal unik yang membedakan "Planet Biru" dengan planet lainnya di Atur Surya. Hidrosfer Bumi pada umumnya terdiri dari samudra, namun secara teknis juga mencakup seluruh perairan yang terdapat di permukaan Bumi, termasuk danau, sungai, laut pedalaman, dan cairan bawah tanah di kedalaman 2.000 m. Perairan terdalam dari permukaan Bumi adalah Challenger Deep di Palung Mariana, Samudra Pasifik, dengan kedalaman 10.911,4 m di bawah permukaan laut.[catatan 11][75]

Massa samudra lebih kurang 1,35×1018 metrik ton, atau sekitar 1/4400 dari massa total Bumi. Samudra mencakup lahan seluas 3.618×108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3.682 m, dan volume cairan sekitar 1.332×109 km3.[76] Jika daratan di permukaan Bumi tersebar merata, karenanya ketinggian cairan akan naik lebih dari 2,7 km.[catatan 12] Sekitar 97,5% perairan Bumi adalah cairan asin, sedangkan 2,5% sisanya adalah cairan tawar. Sekitar 68,7% cairan tawar yang terdapat di permukaan Bumi pada saat ini adalah es, sedangkan selebihnya membentuk danau, sungai, mata cairan, dan lain-lain.[77]

Tingkat keasinan rata-rata samudra di Bumi adalah 35 gram garam per kilogram cairan laut (3,5% garam).[78] Sebagian akbar garam ini dihasilkan oleh aktivitas yang dipekerjakan vulkanis atau hasil ekstraksi batuan beku.[79] Samudra juga menjadi reservoir untuk gas atmosfer terlarut, yang keberadaannya sangat penting untuk kelangsungan hidup sebagian akbar organisme cairan.[80] Cairan laut memiliki pengaruh akbar terhadap iklim dunia; samudra berfungsi sbg reservoir panas utama.[81] Perubahan suhu di samudra juga bisa menyebabkan perubahan cuaca di beragam belahan dunia, misalnya El Niño–Osilasi Selatan.[82]

Atmosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto yang memperlihatkan bagaimana Bumi bersinar dalam cahaya ultraungu.

Rata-rata tekanan atmosfer di permukaan Bumi adalah 101,325 kPa, dengan ketingggian skala sekitar 5 km.[3] Atmosfer berisi 78% nitrogen dan 21% oksigen, selebihnya adalah uap cairan, karbon dioksida, dan molekul gas lainnya. Ketinggian troposfer beragam menurut garis lintang, berkisar selang 8 km di wilayah kutub hingga 17 km di wilayah khatulistiwa, dan beberapa variasi yang diakibatkan oleh faktor musim dan cuaca.[83]

Biosfer Bumi secara perlahan telah memermak komposisi atmosfer. Fotosintesis oksigenik berevolusi 2.7 miliar tahun yang lalu, yang membentuk atmosfer nitrogen-oksigen utama saat ini.[84] Kejadian ini memungkinkan terjadinya proliferasi organisme aerobik, serta pembentukan lapisan ozon yang menghalangi radiasi surya ultraungu memasuki Bumi dan menjamin kelangsungan kehidupan di darat. Fungsi atmosfer lainnya yang penting untuk kehidupan di Bumi adalah mengangkut uap cairan, menyediakan gas bermutu arti, membakar meteor mempunyai ukuran kecil sebelum menghantam permukaan Bumi, dan memoderatori suhu.[85] Fenomena yang terakhir dikenal dengan efek rumah kaca; ronde penangkapan energi panas yang dipancarkan dari permukaan Bumi pada atmosfer sehingga meningkatkan suhu rata-rata. Uap cairan, karbon dioksida, metana, dan ozon adalah gas rumah kaca utama pada atmosfer Bumi. Tanpa pemancaran panas ini, suhu rata-rata di permukaan Bumi akan mencapai −18 °C, berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini (+15 °C), dan kehidupan probabilitas akbar tidak akan bisa bertahan.[86]

Cuaca dan iklim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto satelit tudung awan di Bumi menggunakan MRIS NASA.

Atmosfer Bumi tidak memiliki ketentuan yang tidak boleh dilampaui pasti, secara perlahan menipis dan mengabur ke angkasa luar. Tiga perempat massa atmosfer berada pada ketinggian 11 km dari permukaan Bumi. Lapisan terbawah ini dikata dengan troposfer. Energi dari Matahari memanaskan lapisan ini, serta permukaan di bawahnya, yang menyebabkan terjadinya pemuaian udara. Udara pada lapisan ini kesudahan mengadakan kampanye naik dan digantikan oleh udara dingin dengan kelembaban yang lebih tinggi. Akibatnya, terjadi sirkulasi atmosferik yang memicu pembentukan cuaca dan iklim melalui pendistribusian kembali energi panas.[87]

Dampak utama sirkulasi atmosferik adalah terjadinya angin pasat di wilayah khatulistiwa yang berada pada garis lintang 30° dan angin barat di wilayah-wilayah lintang tengah selang 30° dan 60°.[88] Aliran laut juga menjadi faktor penting dalam menentukan iklim, terutama sirkulasi termohalin yang menyebarkan energi panas dari samudra di khatulistiwa ke wilayah kutub.[89]

Uap cairan yang dihasilkan melalui penguapan di permukaan Bumi diangkut oleh pola sirkulasi di atmosfer. Saat atmosfer melaksanakan pengangkatan udara hangat dan lembab, uap cairan akan merasakan kondensasi dan mengendap ke permukaan Bumi melalui ronde presipitasi.[87] Cairan yang dikurangi ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan kesudahan diangkut menuju ketinggian yang lebih rendah oleh sungai dan biasanya kembali ke laut atau bermuara di danau. Kejadian ini dikata dengan siklus cairan, yang adalah mekanisme penting untuk mendukung kelangsungan kehidupan di darat dan faktor utama yang menyebabkan erosi di permukaan Bumi pada periode geologi. Pola presipitasi atau curah hujan ini sangat beragam, berkisar dari beberapa meter cairan per tahun hingga kurang dari satu milimeter. Sirkulasi atmosferik, topologi, dan perbedaan suhu juga menentukan curah hujan rata-rata yang turun di setiap wilayah.[90]

Akbar energi surya yang mencapai Bumi akan menurun seiring dengan meningkatnya lintang. Pada lintang yang lebih tinggi, cahaya matahari mencapai permukaan Bumi pada sudut yang lebih rendah dan harus melalui kolom atmosfer yang lebih tebal. Akibatnya, suhu rata-rata di permukaan laut menurun sekitar 0,4 °C per derajat jarak lintang dari khatulistiwa.[91] Bumi bisa dibagi menjadi zona lintang spesifik sesuai persangkaan kecocokan iklim. Pembagian ini berkisar dari wilayah khatulistiwa hingga ke wilayah kutub, yakni zona iklim tropis (atau khatulistiwa), subtropis, iklim masih, dan kutub.[92] Iklim juga bisa diklasifikasikan menurut suhu dan curah hujan, yang ditandai dengan wilayah iklim dengan massa udara yang seragam. Yang sangat umum dipergunakan adalah sistem klasifikasi iklim Köppen (dicetuskan oleh Wladimir Köppen). Klasifikasi ini membagi Bumi menjadi lima zona iklim (tropis lembab, kering, lintang tengah lembab, kontinental, dan kutub dingin), yang kesudahan dibagi lagi menjadi subjenis yang lebih spesifik.[88]

Atmosfer atas

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pemandangan dari orbit yang memperlihatkan Bulan purnama yang setengah tertutup oleh atmosfer Bumi. Foto oleh NASA.

Di atas troposfer, atmosfer terbagi menjadi stratosfer, mesosfer, dan termosfer.[85] Masing-masing lapisan ini memiliki tingkat lincir berbeda, yang umumnya didasarkan pada tingkat perubahan suhu dan ketinggian. Di luar lapisan ini, terdapat lapisan eksosfer dan magnetosfer, tempat medan magnet Bumi berinteraksi dengan angin surya.[93] Di dalam stratosfer terdapat lapisan ozon, komponen yang berperan melindungi permukaan Bumi dari sinar ultraungu dan memiliki peran penting untuk kehidupan di Bumi. Garis Kármán, yang dihitung 100 km di atas permukaan Bumi, adalah garis khayal yang membatasi atmosfer dengan luar angkasa.[94]

Energi panas menyebabkan beberapa molekul di tepi luar atmosfer Bumi meningkatkan kecepatan sehingga bisa melepaskan diri dari gravitasi Bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya kebocoran atmosfer ke luar angkasa. Hidrogen, yang memiliki berat molekul rendah, bisa mencapai kecepatan bebas yang lebih tinggi dan lebih mudah merasakan kebocoran ke luar angkasa jika dibandingkan dengan gas lainnya.[95] Kebocoran hidrogen ke luar angkasa mendorong keadaan Bumi dari yang awal mulanya merasakan reduksi menjadi oksidasi. Fotosintesis menyediakan sumber oksigen bebas sama sekali untuk kehidupan di Bumi, tetapi ketiadaan kaki tangan pereduksi seperti hidrogen menyebabkan bertambah luasnya penyebaran oksigen di atmosfer.[96] Kemampuan hidrogen untuk melepaskan diri dari atmosfer turut memengaruhi sifat kehidupan yang berkembang di Bumi.[97] Saat ini, atmosfer yang kaya oksigen mengubah hidrogen menjadi cairan sebelum memiliki kesempatan untuk melepaskan diri. Sebaliknya, sebagian akbar kejadian pelepasan hidrogen terjadi dampak penghancuran metana di atmosfer atas.[98]

Medan magnet

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skema magnetosfer Bumi. Angin surya berhembus dari kiri ke kanan

Medan magnet Bumi diperkirakan terbentuk sebab dipole magnetik, dengan kutub magnet berada pada kutub geografi Bumi. Pada khatulistiwa medan magnet, daya medan magnet di permukaan Bumi mencapai 3.05 × 10−5 T, dengan momen dipole magnet global 7.91 × 1015 T m3.[99] Menurut teori dinamo, medan magnet dihasilkan di dalam wilayah isi luar tempat energi panas menciptakan gerakan konveksi materiil konduksi dan berproduksi aliran listrik. Ronde ini pada gilirannya menciptakan medan magnet Bumi. Gerakan konveksi pada isi Bumi berlanjut dengan tidak teratur; kutub magnet melayang dan secara berkala mengubah arah gaya magnet. Hal ini memicu terjadinya pembalikan medan pada interval tidak memakai aturan, yang berlanjut beberapa kali setiap jutaan tahun. Pembalikan medan terakhir terjadi sekitar 700.000 tahun yang lalu.[100][101]

Medan magnet membentuk lapisan magnetosfer, yang berfungsi membiaskan partikel yang terkandung dalam angin surya. Tepi medan magnet yang mengarah ke Matahari tidak berdekatan sekitar 13 kali radius Bumi. Tabrakan selang medan magnet dan angin surya berproduksi sabuk radiasi Van Allen, yakni lahan mempunyai bentuk torus konsentris dengan partikel bermuatan energi. Saat plasma memasuki atmosfer Bumi pada kutub magnet, karenanya terbentuklah aurora.[102]

Rotasi dan orbit

Rotasi

Saat rotasi Bumi yang bersifat relatif terhadap Matahari – dikata hari Matahari – adalah 86.400 detik dari saat Matahari rata-rata (86.400,0025 SI detik).[103] Sebab periode hari Matahari Bumi saat ini lebih panjang dari periode saat masa zaman ke-19 dampak akselerasi pasang surut, setiap hari bervariasi selang 0 hingga 2 SI ms lebih panjang.[104][105]

Saat rotasi Bumi yang relatif terhadap bintang tetap, dinamakan hari bintang oleh International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), adalah 86.164,098903691 detik dari saat Matahari rata-rata (UT1), atau 23h 56m 4,098903691s.[2][catatan 13] Saat rotasi Bumi yang relatif terhadap presesi atau pergerakan ekuinoks vernal, dinamakan hari sideris, adalah 86.164,09053083288 detik dari saat Matahari rata-rata (UT1) (23h 56m 4.09053083288s) pada 1982[update].[2] Dengan demikian, hari sideris lebih kurang lebih singkat 8,4 ms dari hari bintang.[106] Panjang hari Matahari rata-rata dalam satuan detik SI dihitung oleh IERS untuk periode 1623–2005[107] dan 1962–2005.[108]

Selain meteor pada atmosfer dan satelit berorbit rendah, gerakan utama benda langit di atas Bumi adalah ke arah barat, dengan laju 15°/jam = 15'/menit. Untuk benda langit di tidak jauh khatulistiwa angkasa, pergerakannya terlihat pada diameter Matahari dan Bulan setiap dua menit; dari permukaan Bumi, ukuran Matahari dan Bulan kurang lebih sama.[109][110]

Orbit

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi yang menampilkan rotasi Bumi.

Bumi mengorbit Matahari pada jarak rata-rata sekitar 150 juta km setiap 365,2564 hari Matahari rata-rata, atau satu tahun sideris. Dari Bumi, akan terlihat jelas gerakan Matahari ke arah timur dengan laju sekitar 1°/hari, yang memperjelas diameter Bulan atau Bumi setiap 12 jam. Sebab pergerakan ini, Bumi membutuhkan saat rata-rata 24 jam (atau hari Matahari) untuk menyelesaikan putaran penuh pada porosnya sehingga Matahari bisa kembali ke meridian. Rata-rata kecepatan orbit Bumi adalah 29,8 km/s (107.000 km/h), cukup cepat untuk melalui jarak yang sama dengan diameter planet, atau sekitar 12.742 km dalam saat tujuh menit, dan jarak ke Bulan, 384.000 km dalam saat 3,5 jam.[3]

Bulan berputar dengan Bumi mengelilingi barisentrum setiap 27,32 hari. Saat dipadukan dengan sistem revolusi Bumi-Bulan mengelilingi Matahari, periode Bulan sinodik dari bulan baru ke bulan baru adalah 29,53 hari. Jika dilihat dari kutub utara langit, gerakan Bumi, Bulan, dan rotasi sumbu mereka berlawanan dengan jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang di atas kutub utara, adun Matahari dan Bumi, Bumi berputar dengan arah berlawanan mengelilingi Matahari. Segi orbit dan sumbu Bumi tidak teratur; sumbu Bumi miring sekitar 23,4 derajat dari serenjang segi orbit Bumi-Matahari (ekliptika), dan segi orbit Bumi-Bulan miring sekitar ±5,1 derajat dari segi orbit Bumi-Matahari. Tanpa kemiringan ini, akan muncul gerhana setiap dua ahad, bergantian selang gerhana bulan dan gerhana matahari.[3][111]

Bukit sfer, atau lingkup pengaruh gravitasi Bumi, adalah sekitar 1,5 Gm atau 1.500.000 km di radius.[112][catatan 14] Ini adalah jarak maksimum saat pengaruh gravitasi Bumi lebih kuat daripada Matahari dan planet-planet jauh. Objek harus mengorbit Bumi dalam radius ini, atau mereka akan terkena dampak perturbasi gravitasi Matahari.

Bumi, bersama dengan Atur Surya, terletak di galaksi Bima Sakti dan mengorbit sekitar 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Saat ini, Bumi berada sekitar 20 tahun cahaya di atas segi galaktik di lengan spiral Orion.[113]

Kemiringan sumbu dan musim

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bumi dan Bulan dari Mars, dipotret oleh Mars Reconnaissance Orbiter. Dari luar angkasa, bentuk Bumi berubah dari saat ke saat, mirip dengan fase bulan.

Sebab kemiringan sumbu Bumi, jumlah sinar matahari yang jatuh pada titik tertentu di permukaan Bumi bervariasi sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan perubahan musim pada iklim. Musim panas di belahan utara terjadi saat Kutub Utara mengarah akurat ke Matahari, dan musim dingin berlanjut di saat sebaliknya. Saat musim panas, hari berlanjut lebih lama dan Matahari naik lebih tinggi di langit. Pada musim dingin, iklim pada umumnya menjadi lebih dingin dan hari berlanjut dengan lebih pendek. Di atas Lingkar Arktik, kejadian ekstrem terjadi saat tidak benar siang hari dan malam berlanjut lebih dari 24 jam sehubungan dengan fenomena malam kutub. Di belahan selatan, situasinya berkebalikan dengan Kutub Utara; orientasi Kutub Selatan berlawanan dengan arah Kutub Utara.

Secara astronomis, empat musim ditentukan oleh titik belakang matahari – titik saat kemiringan sumbu maksimum orbit menuju atau menjauh dari Matahari – dan ekuinoks, saat arah kemiringan dan arah Matahari berada pada satu garis tegak lurus (serenjang). Di belahan utara, titik belakang matahari musim dingin terjadi pada tanggal 21 Desember, titik belakang matahari musim panas pada 21 Juni, ekuinoks musim semi sekitar tanggal 20 Maret, dan ekuinoks musim gugur tanggal 23 September. Di belahan selatan, situasinya terbalik; titik belakang matahari musim panas dan musim dingin terjadi sebaliknya dan ekuinoks musim semi dan musim gugur dipertukarkan tanggalnya.[114]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Pesawat ruang angkasa Cassini NASA memotret Bumi dan Bulan (terlihat pada kanan bawah) dari Saturnus (19 Juli 2013).

Sudut kemiringan Bumi relatif stabil dalam jangka saat yang lama. Kemiringan ini merasakan nutasi; gerakan kecil dan tidak teratur dengan periode utama 18,6 tahun.[115] Orientasi (bukannya sudut) dari sumbu Bumi juga berubah dari saat ke saat, yang merasakan presesi di sekeliling lingkaran penuh setiap 25.800 tahun; presesi inilah yang menyebabkan perbedaan selang tahun sideris dan tahun tropis. Kedua gerakan ini dikarenakan oleh benarnya daya tarik yang beragam dari Matahari dan Bulan terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi. Dari sudut pandang Bumi, kutub juga beralih beberapa meter di sepanjang permukaan. Gerakan kutub ini memiliki beberapa komponen siklis, yang secara kolektif dikenal dengan gerakan kuasiperiodik. Selain komponen tersebut, terdapat siklus 14 bulanan yang dinamakan gerakan Chandler. Kecepatan rotasi Bumi juga bervariasi, yang dikenal dengan fenomena variasi panjang hari.[116]

Di zaman modern, perihelion Bumi terjadi sekitar tanggal 3 Januari, dan aphelion pada tanggal 4 Juli. Tanggal ini akan berubah seiring saat sebab ronde presesi dan faktor orbital lainnya, yang mengikuti pola siklus yang dikenal dengan siklus Milankovitch. Perubahan jarak selang Bumi dan Matahari menyebabkan meningkatnya energi surya yang mencapai Bumi sebesar 6,9%.[catatan 15] Sebab belahan bumi selatan miring menghadap Matahari saat Bumi mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari, belahan selatan menerima energi surya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan belahan utara selama setahun. Dampak fenomena ini jauh lebih akbar daripada perubahan energi total yang dikarenakan oleh kemiringan sumbu, dan sebagian akbar keunggulan energi tersebut diresap oleh cairan dalam jumlah banyak di belahan selatan.[117]

Kelayakhunian

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Kawah tubrukan meteor, saat ini dipenuhi oleh cairan, menandai permukaan Bumi.

Suatu planet yang bisa mendukung kehidupan dikata dengan planet layak huni, walaupun kehidupan tersebut tidak bersumber dari sana. Bumi memiliki air – bidang yang terkait tempat molekul organik kompleks merakit diri dan berinteraksi, dan memiliki energi yang cukup untuk mempertahankan metabolisme.[118] Jarak Bumi dari Matahari, eksentrisitas orbit, laju rotasi, kemiringan sumbu, sejarah geologi, atmosfer, dan medan magnet pelindung adalah faktor-faktor yang bersumbangsih terhadap keadaan iklim di permukaan Bumi saat ini.[119]

Biosfer

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Terumbu karang dan pantai.

Kehidupan Bumi secara semuanya membentuk biosfer. Biosfer Bumi diperkirakan mulai berevolusi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.[84] Biosfer terbagi menjadi sejumlah bioma, yang dihuni oleh binatang dan tumbuhan sejenis. Di daratan, bioma dibagi menurut perbedaan lintang, ketinggian dari permukaan laut, dan kelembaban. Bioma kebumian membentang di Lingkar Antarktika dan Arktik, di lintang tinggi atau wilayah kering, yang umumnya memiliki tumbuhan dan binatang yang jarang; keanekaragaman spesies mencapai puncaknya di dataran rendah di lintang khatulistiwa.[120]

Evolusi kehidupan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Model komputer beberapa DNA.

Kejadian kimia yang sangat energik diperkirakan telah menciptakan suatu molekul yang dapat mereplika dirinya sendiri sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Setengah miliar tahun kesudahan, nenek moyang pertama dari seluruh kehidupan muncul.[121] Ronde fotosintesis menyebabkan energi surya bisa dinikmati secara langsung oleh bentuk kehidupan; oksigen yang dihasilkan melalui fotosintesis terkumpul di atmosfer dan membentuk lapisan ozon (bentuk oksigen molekul [O3]) di atmosfer bidang atas.[84] Penggabungan sel-sel kecil di dalam sel yang lebih akbar menyebabkan perkembangan sel-sel kompleks yang dikata dengan eukariota.[122] Organisme multisel terbentuk sbg sel di dalam koloni khusus. Dengan diresapnya radiasi ultraungu berbahaya oleh lapisan ozon, kehidupan berkembang di permukaan Bumi.[123] Bukti awal kehidupan di Bumi adalah grafit berusia 3,7 miliar tahun yang ditemukan di batuan metasedimen di Greenland Barat[124] dan fosil lapisan mikroba berusia 3,48 miliar tahun yang ditemukan di batu pasir di Australia Barat.[125][126]

Semenjak 1960-an, muncul hipotesis yang menitikberatkan kejadian glasial yang terjadi selang 750 hingga 580 juta tahun yang lalu pada era Neoproterozoikum, saat sebagian akbar permukaan Bumi ditutupi oleh lapisan es. Hipotesis ini dikata dengan "Bumi Bola Salju", dan dianggarkan sebab terjadi sebelum ledakan Kambrium, saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak.[127]

Setelah ledakan Kambrium sekitar 535 juta tahun yang lalu, terjadi lima kejadian kepunahan massal akbar.[128] Kejadian terakhir terjadi 66 juta tahun yang lalu, saat hantaman asteroid berakibat kepunahan dinosaurus dan reptil akbar lainnya, tetapi beberapa binatang kecil seperti mamalia pengerat sukses selamat. Selama 66 juta tahun terakhir, kehidupan mamalia telah merasakan diversifikasi, dan beberapa juta tahun sebelumnya, primata seperti kera Afrika Orrorin tugenensis mulai memiliki kemampuan untuk berdiri tegak.[129] Hal ini mendorong berkembangnya komunikasi dan memberikan nutrisi dan stimulan yang dibutuhkan untuk otak, yang memicu terjadinya evolusi umat manusia. Berkembangnya pertanian, dan diiringi oleh peradaban, memungkinkan manusia untuk menguasai Bumi dalam saat singkat sebab tidak benarnya bentuk kehidupan lain yang mendominasi Bumi.[130] Hal ini turut memengaruhi sifat dan kuantitas bentuk kehidupan lainnya.

Sumber daya dunia dan pemanfaatan lahan

Persangkaan pemanfaatan lahan oleh manusia, 2000[131]
Pemanfaatan lahanMha
Lahan pertanian1.510–1.611
Padang rumput2.500–3.410
Hutan dunia3.143–3.871
Hutan ditanami126–215
Daerah perkotaan66–351
Lahan produktif, tidak dimanfaatkan356–445

Bumi menyediakan sumber daya yang dipergunakan oleh manusia untuk tujuan yang benar faedahnya. Beberapa di selangnya adalah sumber daya tidak terbarukan, seperti bahan bakar mineral, yang sulit untuk ditambah atau diperbarui dalam saat singkat.

Sebagian akbar bahan bakar fosil terkandung dalam kerak Bumi, yang terdiri dari batu bara, minyak bumi, gas dunia, dan metana klarat. Sumber daya ini dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi energi atau sbg bahan baku untuk memproduksi bahan-bahan kimia. Bijih mineral juga terbentuk di dalam kerak Bumi melalui ronde genesis bijih, yang dikarenakan oleh aktivitas yang dipekerjakan erosi dan tektonik lempeng.[132] Mineral ini menjadi sumber konsentrasi untuk banyak logam dan unsur kimia bernilaiguna lainnya.

Biosfer Bumi memproduksi banyak produk-produk biologi yang benar faedahnya untuk kehidupan manusia, termasuk makanan, kayu, obat-obatan, oksigen, dan pendaurulangan limbah-limbah organik. Ekosistem darat bergantung pada humus dan cairan tawar, sedangkan ekosistem laut bergantung pada nutrisi terlarut yang diluruhkan dari darat.[133] Pada tahun 1980, 5.053 Mha lahan di permukaan Bumi terdiri dari hutan dan rimba, 6.788 Mha padang rumput dan lahan peternakan, dan sisanya 1.501 Mha dibudidayakan sbg lahan pertanian.[134] Jumlah lahan irigasi pada tahun 1993 diperkirakan 2.481.250 kilometer persegi (958,020 mil²).[14] Manusia juga hidup di darat dengan menggunakan bahan kontruksi untuk mendirikan tempat tinggal.

Bencana dunia dan bidang yang terkait

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Gunung berapi menyemburkan awan panas ke atmosfer.

Sebagian akbar wilayah di permukaan Bumi merasakan cuaca ekstrem seperti siklon tropis, badai, hurikan, atau taifun yang mengancam kehidupan di wilayah tersebut. Dari tahun 1980 mencapai 2000, bencana-bencana tersebut telah berakibat kematian setidaknya 11.800 jiwa per tahun.[135] Dampak aktivitas yang dipekerjakan Bumi atau aksi manusia, banyak wilayah di permukaan Bumi yang dilanda oleh gempa bumi, tanah longsor, tsunami, letusan gunung berapi, tornado, badai salju, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana dunia lainnya.

Dampak aksi manusia, wilayah-wilayah tertentu di permukaan Bumi juga kerap merasakan polusi udara atau cairan, hujan asam dan zat beracun, musnahnya vegetasi (deforestasi, desertifikasi), kepunahan spesies, degradasi tanah, penipisan tanah, erosi, dan pengenalan spesies invasif.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, konsensus ilmiah saat ini mengaitkan aktivitas yang dipekerjakan manusia dengan pemanasan global dampak emisi karbon dioksida industri. Fenomena ini diperkirakan akan menyebabkan perubahan seperti mencairnya gletser dan lapisan es, suhu menjadi lebih ekstrem, perubahan cuaca, dan naiknya permukaan laut.[136]

Geografi manusia

Kartografi, atau ilmu dan praktik pembuatan peta, serta cabang geografi terapan lainnya, secara historis telah menjadi disiplin ilmu yang berhaluan untuk menggambarkan Bumi. Survei (penentuan tempat dan jarak) dan navigasi (penentuan letak dan arah) berkembang sejalan dengan kartografi dan geografi, yang dapat menyediakan dan mengukur kecocokan informasi yang diperlukan mengenai Bumi.

Masyarakat Bumi telah mencapai angka 7 miliar pada tanggal 31 Oktober 2011.[138] Populasi manusia global diperkirakan akan mencapai 9,2 miliar pada tahun 2050.[139] Pertumbuhan masyarakat ini diperkirakan terjadi di negara berkembang. Kepadatan masyarakat sangat beragam di seluruh dunia, dengan sebagian akbar masyarakat dunia berada di Asia. Pada tahun 2020, 60% masyarakat dunia diperkirakan tinggal di daerah perkotaan, bukannya di perdesaan.[140]

Dari semuanya permukaan Bumi, hanya seperdelapan yang bisa dihuni oleh manusia, sedangkan tiga perempatnya diselimuti oleh samudra, dan selebihnya adalah wilayah gurun (14%),[141] pegunungan tinggi (27%),[142] dan relief lainnya yang tidak layak huni. Permukiman permanen sangat utara di Bumi adalah Alert di Nunavut, Kanada (82°28′LU).[143] Sedangkan permukiman yang terletak sangat selatan adalah Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott di Antarktika (90°LS).

Negara berdaulat merdeka menguasai seluruh permukaan darat Bumi, kecuali beberapa wilayah di Antarktika dan wilayah tanpa klaim Bir Tawil di perbatasan Mesir dan Sudan. Hingga tahun 2013, terdapat 206 negara berdaulat, termasuk 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain itu, terdapat 59 wilayah dependensi, dan sejumlah wilayah otonom, wilayah yang dipersengketakan, dan entitas lainnya.[14] Sepanjang sejarahnya, Bumi tidak pernah memiliki pemerintahan berdaulat yang memiliki kewenangan atas seluruh dunia, walaupun beberapa negara berupaya untuk mendominasi dunia dan gagal.[144]

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah suatu organisasi antarpemerintah di seluruh dunia yang berhaluan untuk menjadi penengah dalam persengketaan antarnegara, sehingga terhindar dari konflik bersenjata.[145] PBB terutama sekali berfungsi sbg forum untuk diplomasi internasional dan hukum internasional. Saat konsensus keanggotaan memperbolehkan, karenanya akan disepakati mekanisme untuk melaksanakan intervensi militer.[146]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Foto pertama Bumi yang dipotret oleh astronot dari Apollo 8.

Manusia pertama yang mengorbit Bumi adalah Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961.[147] Secara semuanya, hingga 30 Juli 2010, sekitar 487 orang telah mengunjungi luar angkasa dan mencapai orbit Bumi, dan dua belas di selangnya telah menginjakkan kaki di permukaan Bulan.[148][149][150] Keberadaan manusia di luar angkasa hanya terdapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Awak stasiun, saat ini berjumlah enam orang, akan diganti setiap enam bulan sekali.[151] Perjalanan terjauh yang dimainkan oleh manusia dari Bumi adalah sejauh 400.171 km, yang ditempuh dalam misi Apollo 13 pada tahun 1970.[152]

Sudut pandang sejarah dan cara melakukan sesuatu budi

Lambang astronomi standar Bumi mempunyai bentuk palang yang dikelilingi oleh suatu lingkaran.[153]

Tidak seperti planet lainnya di Atur Surya, sebelum masa zaman ke-16, manusia tidak menganggap Bumi sbg objek mengadakan kampanye yang mengelilingi Matahari pada orbitnya.[154] Bumi seringkali diumpamakan sbg dewa atau dewi. Dalam banyak cara melakukan sesuatu budi, dewi semesta juga dilambangkan sbg dewa kesuburan. Mitos penciptaan dalam sudut pandang beragam agama menjelaskan bahwa Bumi dibuat oleh Tuhan atau dewa. Sejumlah agama, terutama kaum fundamental Protestan[155] atau Islam,[156] menyatakan bahwa kisah penciptaan Bumi dan asal usul kehidupan dalam kitab suci adalah kebenaran hakiki dan harus dipertimbangkan untuk menggantikan teori ilmiah .[157] Pernyataan tersebut ditentang oleh kalangan ilmiah[158][159] dan oleh himpunan keagamaan lainnya.[160][161][162] Perdebatan yang cukup menonjol adalah kontroversi penciptaan evolusi.

Di masa lalu, terdapat anggapan yang meyakini bahwa Bumi itu datar,[163] namun anggapan ini digantikan oleh Bumi bulat, konsep yang diperkenalkan oleh Pythagoras (abad ke-6 SM).[164] Hukum budaya istiadat manusia telah mengembangkan beragam pandangan mengenai Bumi, termasuk perumpamaan sbg dewa planet, bentuknya yang datar, letaknya sbg pusat dunia semesta, dan Prinsip Gaia pada zaman modern, yang menyatakan bahwa Bumi adalah organisme tunggal yang dapat mengatur dirinya sendiri.

Kronologi

Pembentukan

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Lukisan mengenai kelahiran Atur Surya.

Materiil sangat awal yang ditemukan di Atur Surya berusia 4.5672±0.0006 miliar tahun.[165] Dengan demikian, Bumi diperkirakan terbentuk dampak akresi yang terjadi pada masa itu. Sekitar 4.54±0.04 miliar tahun yang lalu,[24] Bumi primordial diperkirakan telah terbentuk. Pembentukan dan evolusi Atur Surya terjadi bersamaan dengan Matahari. Secara teori, nebula surya memisahkan volume awan molekul dampak keruntuhan gravitasi, yang mulai berputar dan berpencar di cakram sirkumstelar, dan kesudahan planet-planet terbentuk bersamaan dengan bintang. Nebula berisi gas, serat es, dan sisa dari pembakaran (termasuk nuklida primordial). Menurut teori nebula, planetesimal mulai terbentuk sbg partikulat dampak penggumpalan kohesif dan gravitasi. Ronde pembentukan Bumi primordial terus berlanjut selama 10–20 juta tahun kesudahan.[166] Bulan terbentuk tidak lama setelah pembentukan Bumi, sekitar 4.53 miliar tahun yang lalu.[167]

Pembentukan Bulan masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Hipotesis yang disepakati menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak akresi materi yang terlepas dari Bumi setelah objek seukuran Mars bernama Theia bertubrukan dengan Bumi.[168] Walaupun demikian, hipotesis ini dianggap tidak konsisten. Menurut hipotesis ini, massa Theia adalah 10% dari massa Bumi,[169] yang bertubrukan dengan Bumi dalam tabrakan sekilas,[170] dan sebagian massa Theia menyatu dengan Bumi. Sekitar 3,8 dan 4,1 miliar tahun yang lalu, hantaman sejumlah akbar asteroid menyebabkan perubahan akbar pada bidang yang terkait permukaan Bulan yang berlubang-lubang dan lebih akbar dari permukaan Bumi.

Sejarah geologi

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Animasi pemisahan Pangaea.

Samudra dan atmosfer Bumi terbentuk dampak aktivitas yang dipekerjakan vulkanis dan pelepasan gas, termasuk uap cairan. Samudra terbentuk sebab ronde kondensasi yang dipadukan dengan penambahan es dan cairan yang dibawa oleh asteroid, protoplanet, dan komet.[171] Menurut hipotesis saat ini, "gas rumah kaca" atmosferik menjaga supaya samudra tidak membeku saat Matahari hanya memiliki tingkat luminositas sebesar 70%. [172] 3,5 miliar tahun yang lalu, medan magnet Bumi terbentuk, yang melindungi atmosfer dari serangan angin surya.[173] Kerak terbentuk saat lapisan luar Bumi yang cair berubah bentuk menjadi padat dampak pendinginan setelah uap cairan mulai terkumpul di atmosfer. Hipotesis lainnya[174] menjelaskan bahwa massa daratan telah stabil seperti saat ini,[175] atau merasakan pertumbuhan yang cepat[176] pada awal sejarah Bumi,[177] yang diiringi oleh penstabilan wilayah benua dalam jangka panjang.[178][179][180] Benua terbentuk dampak tektonik lempeng, ronde yang secara berkelanjutan menyebabkan susutnya panas pada interior Bumi. Dalam skala saat yang berlanjut selama ratusan juta tahun, superbenua telah terbentuk dan terbelah sejumlah tiga kali. Sekitar 750 juta tahun yang lalu, salah satu superbenua sangat awal yang dikenal, Rodinia, mulai terpisah. Benua yang terpisah kesudahan membentuk Pannotia (600-540 juta tahun yang lalu) dan Pangaea, yang juga terpecah pada 180 juta tahun yang lalu.[181]

Periode zaman es dimulai sekitar 40 juta tahun yang lalu, dan kesudahan bertambah luas pada masa Pleistosen sekitar 3 juta tahun yang lalu. Wilayah yang terletak pada lintang tinggi telah merasakan siklus glasiasi dan pencairan es berkali-kali, yang berulang setiap 40-100.000 tahun. Glasiasi benua terakhir terjadi 10.000 tahun yang lalu[182]

Masa depan

Persangkaan mengenai berapa lama lagi Bumi sanggup menopang kehidupan berkisar dari 500 juta tahun hingga 2,3 miliar tahun dari sekarang.[183][184][185] Masa depan Bumi bersesuaian akrab dengan Matahari. Dampak penumpukan helium di isi Matahari, luminositas total Matahari akan meningkat secara perlahan. Luminositas Matahari akan meningkat sebesar 10% dalam saat 1,1 miliar tahun ke depan dan 40% dalam saat 3,5 miliar tahun.[186] Peningkatan radiasi yang mencapai Bumi cenderung memiliki dampak yang mengerikan, termasuk menghilangnya samudra di planet ini.[187]

Meningkatnya suhu di permukaan Bumi akan mempercepat siklus CO2 anorganik, mengurangi konsentrasi yang akan menyebabkan kematian tanaman di Bumi (10 ppm untuk fotosintesis C4), yang diperkirakan terjadi pada 500-900 miliar tahun ke depan.[183] Kurangnya vegetasi akan menyebabkan ketiadaan oksigen di atmosfer, sehingga binatang akan punah dalam beberapa juta tahun lagi.[188] Miliaran tahun kesudahan, seluruh cairan di permukaan Bumi akan mandek[184] dan suhu global akan mencapai 70 °C (158 °F).[188] Bumi diperkirakan efektif untuk dihuni dalam saat 500 juta tahun dari sekarang,[183] namun jangka huni ini mungkin bisa diperpanjang hingga 2,3 miliar tahun jika nitrogen di atmosfer mandek.[185] Bahkan jika Matahari tetap benar dan stabil, 27% cairan di samudra akan turun ke mantel Bumi dalam saat satu miliar tahun lagi dampak susutnya ventilasi uap di punggung tengah samudra.[189]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Siklus hidup Matahari

Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah sekitar 5 miliar tahun lagi. Radius Matahari diperkirakan akan lebih luas 250 kali dari radius sekarang, atau sekitar 1 SA (150,000,000 km).[186][190] Sedangkan nasib Bumi masih belum jelas. Sbg raksasa merah, Matahari akan kehilangan massa sekitar 30%. Akibatnya, tidak benar efek pasang surut, dan orbit Bumi akan beralih 17 SA (2.5×109 km) dari Matahari saat bintang raksasa tersebut mencapai radius maksimum. Bumi diperkirakan akan melindungi dirinya dengan metode memperluas atmosfer luarnya. Walaupun demikian, kehidupan di Bumi tetap akan punah dampak meningkatnya tingkat luminositas Matahari (dengan tingkat luminositas 5.000 kali lebih akbar dari sekarang).[186] Penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa orbit Bumi akan rusak sebab efek pasang surut dan daya tarik Matahari, sehingga Bumi akan memasuki atmosfer Matahari dan menguap dampak panas.[190] Setelah kejadian ini terjadi, isi Matahari akan luruh menjadi katai putih dan lapisan luarnya dimuntahkan ke angkasa menjadi nebula planet. Materi Bumi di dalam Matahari akan diloloskan ke angkasa antarbintang, yang di kesudahan hari mungkin akan membentuk planet generasi baru dan benda langit lainnya.

Bulan

Karakteristik
Diameter3.474,8 km
Massa7,349×1022 kg
Sumbu semimayor384.400 km
Periode orbit27 d 7 h 43,7 m

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Rincian sistem Bumi-Bulan. Foto dari NASA. Data dari NASA. Sumbu Bulan ditentukan oleh hukum ketiga Cassini.

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Bulan purnama dilihat dari belahan bumi utara.

Bulan adalah satelit mirip planet akbar dengan sifat kebumian, yang berdiameter sekitar seperempat dari diameter Bumi dan adalah bulan terbesar dalam Atur Surya menurut ukuran relatif planet, walaupun Charon lebih akbar untuk ukuran planet katai Pluto. Satelit alami yang mengorbit planet lainnya juga dinamakan "bulan", sesuai dengan nama satelit Bumi.

Daya tarik gravitasi selang Bumi dengan Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di Bumi, sedangkan Bulan merasakan penguncian pasang surut dampak fenomena yang sama; periode rotasinya sama dengan saat yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama ke Bumi. Sebab Bulan mengorbit Bumi, sisi Bulan yang menghadap Bumi disinari oleh Matahari, yang menyebabkan terjadinya fase bulan; sisi Bulan yang gelap tidak menerima cahaya sebab terhalang oleh terminator surya.

Sebab interaksi pasang surut selang Bulan dan Bumi, Bulan surut dari Bumi dengan jarak sekitar 38 mm per tahun. Selama jutaan tahun terakhir, fenomena ini telah menyebabkan perubahan akbar pada lama hari di Bumi.[191] Pada era Devonian (sekitar 410 juta tahun yang lalu), satu hari berlanjut selama 21,8 jam. Selain itu, lama hari di Bumi juga meningkat kurang lebih 23 µs per tahun.[192]

Bulan diperkirakan telah memengaruhi perkembangan kehidupan dengan metode memoderasi iklim di Bumi. Bukti paleontologi dan simulasi komputer menunjukkan bahwa kemiringan sumbu Bumi distabilkan oleh interaksi pasang surut dengan Bulan.[193] Beberapa berbakat meyakini bahwa tanpa penstabilan torsi yang dimainkan oleh Matahari dan planet lainnya terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi, sumbu rotasi mungkin akan serampangan dan tidak stabil selama jutaan tahun, seperti yang terjadi pada Mars.[194]

Jika dilihat dari Bumi, ukuran Bulan terlihatnya tidak lebih akbar dari ukuran Matahari. Diameter sudut (atau sudut padat) kedua objek ini sama sebab perbedaan jarak selang Matahari dan Bulan dari Bumi; walaupun diameter Matahari 400 kali lebih akbar dari diameter Bulan, jarak selang keduanya juga 400 kali lebih jauh.[110] Hal ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari total dan cincin di Bumi.

Teori mengenai asal usul Bulan yang sangat diterima secara luas, yakni teori tubrukan akbar, menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dampak pelepasan materi yang terjadi setelah tubrukan selang protoplanet seukuran Mars bernama Theia dengan Bumi. Hipotesis ini diantaranya menjelaskan bahwa komposisi Bulan hampir identik dengan kerak Bumi sebab terdapatnya kandungan besi dan volatil dalam jumlah kecil di Bulan.[195]

Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km

Skala perbandingan relatif ukuran dan jarak rata-rata selang Bulan dan Bumi.

Asteroid dan satelit hasil pekerjaan

Bumi setidaknya memiliki lima asteroid orbital, termasuk 3753 Cruithne dan 2002 AA29.[196][197] Suatu asteroid troya pendamping bernama 2010 TK7 menyeimbangkan diri di setiga Lagrange, L4, pada orbit Bumi mengelilingi Matahari.[198][199]

Hingga tahun 2011, terdapat 931 satelit operasional hasil pekerjaan manusia yang mengorbit Bumi.[200] Selain itu, terdapat banyak satelit kesan pakai tidak berfungsi dan lebih dari 300.000 kepingan sampah angkasa. Satelit hasil pekerjaan terbesar Bumi adalah Stasiun Luar Angkasa Internasional.[199]

Perbandingan

Lihat juga

  • Penemuan dan penjelajahan Atur Surya
  • Matahari
  • Dunia
  • Bumi super

Catatan

  1. ^ Oleh Persatuan Astronomi Internasional, istilah terra hanya dipergunakan untuk menamai benda langit dengan massa luas selain Bumi. Cf. Blue, Jennifer (2007-07-05). "Descriptor Terms (Feature Types)". Gazetteer of Planetary Nomenclature. USGS. Diakses 2007-07-05. 
  2. ^ Seluruh penjumlahan astronomi bervariasi, adun sekuler dan periodik. Jumlah yang diberitahukan adalah J2000.0 menurut anggaran sekuler, yang mengabaikan seluruh anggaran periodik.
  3. ^ a b aphelion = a × (1 + e); perihelion = a × (1 – e), dengan a adalah sumbu semimayor dan e adalah eksentrisitas. Perbedaan selang perihelion dan aphelion Bumi adalah 5 km (akurat untuk lima angka signifikan).
  4. ^ Rujukan mencantumkan bujur node menaik adalah −11.26064°, yang setara dengan 348.73936°, dengan catatan setiap sudut sama, ditambah 360°.
  5. ^ Rujukan mencantumkan bujur perihelion, penjumlahan dari bujur node menaik dan gagasan perihelion, yang akbarnya 114.20783° + (−11.26064°) = 102.94719°.
  6. ^ Sebab fluktuasi alami, ambiguitas di sekitar lapisan es dan konvensi pemetaan untuk datum vertikal yang menghitung nilai pasti jumkah cakupan samudra dan daratan tidak berarti. Sesuai data dari Peta Vektor dan Global Landcover, nilai ekstrem cakupan danau dan sungai adalah 0,6% dan 1,0% dari permukaan Bumi. Ladang es Antarktika dan Greenland dihitung sbg daratan, walaupun sebagian akbar batuan yang menopang kedua wilayah tersebut terletak di bawah permukaan laut.
  7. ^ Hari matahari lebih pendek dari hari sideris sebab pergerakan orbit Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan bertambahnya satu putaran planet pada sumbunya.
  8. ^ Bervariasi selang 5 dan 200 km.
  9. ^ Bervariasi selang 5 dan 70 km.
  10. ^ Termasuk Lempeng Somalia, yang saat ini masih dalam ronde pembentukan dari Lempeng Afrika. Lihat: Chorowicz, Jean (October 2005). "The East African rift system". Journal of African Earth Sciences 43 (1–3): 379–410. Bibcode:2005JAfES..43..379C. doi:10.1016/j.jafrearsci.2005.07.019. 
  11. ^ Ini adalah pengukuran yang dimainkan oleh kapal Kaikō pada bulan Maret 1995 dan diyakini adalah pengukuran sangat akurat hingga saat ini. Lihat Challenger Deep untuk penjelasan yang lebih rinci.
  12. ^ Luas total permukaan Bumi adalah 5.1×108 km2. To first approximation, the average depth would be the ratio of the two, or 2.7 km.
  13. ^ Aoki, sumber utama dari angka-angka ini, menggunakan istilah "detik dari UT1", bukannya "detik dari saat matahari rata-rata". – Seidelmann, S.; Kinoshita, H.; Guinot, B.; Kaplan, G. H.; McCarthy, D. D.; Seidelmann, P. K. (1982). "The new definition of universal time". Astronomy and Astrophysics 105 (2): 359–361. Bibcode:1982A&A...105..359A. 
  14. ^ Untuk Bumi, radius Bukit adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    , dengan m adalah massa Bumi, a adalah Satuan Astronomi (AU), dan M massa Matahari. Jadi, radiusnya dalam AU adalah
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    .
  15. ^ Aphelion adalah 103,4% dari jarak ke perihelion. Sebab hukum kuadrat terbalik, radiasi di perihelion adalah sekitar 106,9% energi di aphelion.

Pustaka

  1. ^ a b Standish, E. Myles; Williams, James C. "Orbital Ephemerides of the Sun, Moon, and Planets" (PDF). International Astronomical Union Commission 4: (Ephemerides). Diakses 2010-04-03.  See table 8.10.2. Calculation based upon 1 AU = 149,597,870,700(3) m.
  2. ^ a b c d Staff (2007-08-07). "Useful Constants". International Earth Rotation and Reference Systems Service. Diakses 2008-09-23. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m Williams, David R. (2004-09-01). "Earth Fact Sheet". NASA. Diakses 2010-08-09. 
  4. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 294. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2011-03-13. 
  5. ^ US Space Command (March 1, 2001). "Reentry Assessment – US Space Command Fact Sheet". SpaceRef Interactive. Diakses 2011-05-07. 
  6. ^ Various (2000). In David R. Lide. Handbook of Chemistry and Physics (ed. 81st). CRC. ISBN 0-8493-0481-4. 
  7. ^ "Selected Astronomical Constants, 2011". The Astronomical Almanac. Diakses 2011-02-25. 
  8. ^ a b World Geodetic System (WGS-84). Available online from National Geospatial-Intelligence Agency.
  9. ^ IERS Working Groups (2003). "General Definitions and Numerical Standards". McCarthy, Dennis D.; Petit, Gérard IERS Technical Note No. 32, U.S. Naval Observatory and Bureau International des Poids et Mesures. Diakses pada 2008-08-03. 
  10. ^ Humerfelt, Sigurd (October 26, 2010). "How WGS 84 defines Earth". Diakses 2011-04-29. 
  11. ^ Keliling Bumi (hampir) akurat 40.000 km sebab meter dikalibrasi sesuai ketepatannnya pada pengukuran ini – lebih khusus, 1/10 kesejuta dari jarak selang kutub dan khatulistiwa.
  12. ^ a b Pidwirny, Michael (2006-02-02). Surface lahan of our planet covered by oceans and continents.(Table 8o-1). University of British Columbia, Okanagan. Diakses 2007-11-26. 
  13. ^ a b c d Staff (2008-07-24). "World". The World Factbook. Central Intelligence Agency. Diakses 2008-08-05. 
  14. ^ "Solar System Exploration: Earth: Facts & Figures". NASA. 13 Dec 2012. Diakses 2012-01-22. 
  15. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 12. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-03-08. Diakses 2007-03-17. 
  16. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 296. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  17. ^ Arthur N. Cox, ed. (2000). Allen's Astrophysical Quantities (ed. 4th). New York: AIP Press. hlm. 244. ISBN 0-387-98746-0. Diakses 2010-08-17. 
  18. ^ "World: Lowest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  19. ^ Kinver, Mark (December 10, 2009). "Global average temperature may hit record level in 2010". BBC Online. Diakses 2010-04-22. 
  20. ^ "World: Highest Temperature". WMO Weather and Climate Extremes Archive. Arizona State University. Diakses 2010-08-07. 
  21. ^ National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) – Earth System Research Laboratory (ESRL), Trends in Carbon Dioxide.
  22. ^ Drinkwater, Mark; Kerr, Yann; Font, Jordi; Berger, Michael (February 2009). "Exploring the Water Cycle of the 'Blue Planet': The Soil Moisture and Ocean Salinity (SMOS) mission". ESA Bulletin (European Space Agency) (137): 6–15. "A view of Earth, the 'Blue Planet'... When astronauts first went into the space, they looked back at our Earth for the first time, and called our home the 'Blue Planet'." 
  23. ^ a b Lihat:
  24. ^ Harrison, Roy M.; Hester, Ronald E. (2002). Causes and Environmental Implications of Increased UV-B Radiation. Royal Society of Chemistry. ISBN 0-85404-265-2. 
  25. ^ "NOAA – Ocean". Noaa.gov. Diakses 2013-05-03. 
  26. ^ Yoder, Charles F. (1995). In T. J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington: American Geophysical Union. hlm. 8. ISBN 0-87590-851-9. Diakses 2007-03-17. 
  27. ^ May, Robert M. (1988). "How many species are there on earth?". Science 241 (4872): 1441–1449. Bibcode:1988Sci...241.1441M. doi:10.1126/science.241.4872.1441. PMID 17790039. 
  28. ^ United States Census Bureau (2 November 2011). "World POP Clock Projection". United States Census Bureau International Database. Diakses 2011-11-02. 
  29. ^ Barnhart, Robert K. (1995). Originally. from a Semitic (Arabic/Hebrew) root: أرض| aarth-or, ארץ aerets (Hebrew) is the word for land, country and Earth. As per later Germanic roots, the Barnhart Concise Dictionary of Etymology, pages 228–229. HarperCollins. ISBN 0-06-270084-7
  30. id="cite_note-SIMEK179-38">^ Simek, Rudolf (2007) translated by Angela Hall. Dictionary of Northern Mythology, page 179. D.S. Brewer ISBN 0-85991-513-1
  31. ^ Stern, David P. (2001-11-25). "Planetary Magnetism". NASA. Diakses 2007-04-01. 
  32. ^ Tackley, Paul J. (2000-06-16). "Mantle Convection and Plate Tectonics: Toward an Integrated Physical and Chemical Theory". Science 288 (5473): 2002–2007. Bibcode:2000Sci...288.2002T. doi:10.1126/science.288.5473.2002. PMID 10856206. 
  33. ^ Milbert, D. G.; Smith, D. A. "Converting GPS Height into NAVD88 Elevation with the GEOID96 Geoid Height Model". National Geodetic Survey, NOAA. Diakses 2007-03-07. 
  34. ^ a b Sandwell, D. T.; Smith, W. H. F. (2006-07-07). "Exploring the Ocean Basins with Satellite Altimeter Data". NOAA/NGDC. Diakses 2007-04-21. 
  35. ^ The 'Highest' Spot on Earth? NPR.org Consultado el 25-07-2010
  36. ^ Mohr, P. J.; Taylor, B. N. (October 2000). "Unit of length (meter)". NIST Reference on Constants, Units, and Uncertainty. NIST Physics Laboratory. Diakses 2007-04-23. 
  37. ^ Staff (November 2001). "WPA Tournament Table & Equipment Specifications". World Pool-Billiards Association. Diakses 2007-03-10. 
  38. ^ Senne, Joseph H. (2000). "Did Edmund Hillary Climb the Wrong Mountain". Professional Surveyor 20 (5): 16–21. 
  39. ^ Sharp, David (2005-03-05). "Chimborazo and the old kilogram". The Lancet 365 (9462): 831–832. doi:10.1016/S0140-6736(05)71021-7. PMID 15752514. 
  40. ^ "Tall Tales about Highest Peaks". Australian Broadcasting Corporation. Diakses 2008-12-29. 
  41. ^ Brown, Geoff C.; Mussett, Alan E. (1981). The Inaccessible Earth (ed. 2nd). Taylor & Francis. hlm. 166. ISBN 0-04-550028-2.  Note: After Ronov and Yaroshevsky (1969).
  42. ^ Morgan, J. W.; Anders, E. (1980). "Chemical composition of Earth, Venus, and Mercury". Proceedings of the National Academy of Sciences 77 (12): 6973–6977. Bibcode:1980PNAS...77.6973M. doi:10.1073/pnas.77.12.6973. PMC 350422. PMID 16592930. 
  43. ^
    Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
     One or more of the preceding sentences incorporates text from a publication now in the public domain: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Petrology". Encyclopædia Britannica (ed. 11th). Cambridge University Press 
  44. ^ Tanimoto, Toshiro (1995). "Crustal Structure of the Earth" (PDF). In Thomas J. Ahrens. Global Earth Physics: A Handbook of Physical Constants. Washington, DC: American Geophysical Union. ISBN 0-87590-851-9. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2006-10-16. Diakses 2007-02-03. 
  45. ^ Kerr, Richard A. (2005-09-26). "Earth's Inner Core Is Running a Tad Faster Than the Rest of the Planet". Science 309 (5739): 1313. doi:10.1126/science.309.5739.1313a. PMID 16123276. 
  46. ^ Jordan, T. H. (1979). "Structural geology of the Earth's interior". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 76 (9): 4192–4200. Bibcode:1979PNAS...76.4192J. doi:10.1073/pnas.76.9.4192. PMC 411539. PMID 16592703. 
  47. ^ Robertson, Eugene C. (2001-07-26). "The Interior of the Earth". USGS. Diakses 2007-03-24. 
  48. ^ a b Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 136–137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  49. ^ Sanders, Robert (2003-12-10). "Radioactive potassium may be major heat source in Earth's core". UC Berkeley News. Diakses 2007-02-28. 
  50. ^ http://www.esrf.eu/news/general/Earth-Center-Hotter/Earth-Centre-Hotter
  51. ^ Alfè, D.; Gillan, M. J.; Vocadlo, L.; Brodholt, J.; Price, G. D. (2002). "The ab initio simulation of the Earth's core" (PDF). Philosophical Transactions of the Royal Society 360 (1795): 1227–1244. Bibcode:2002RSPTA.360.1227A. doi:10.1098/rsta.2002.0992. Diakses 2007-02-28. 
  52. ^ Vlaar, N; Vankeken, P.; Vandenberg, A. (1994). "Cooling of the Earth in the Archaean: Consequences of pressure-release melting in a hotter mantle" (PDF). Earth and Planetary Science Letters 121 (1–2): 1. Bibcode:1994E&PSL.121....1V. doi:10.1016/0012-821X(94)90028-0. 
  53. ^ Turcotte, D. L.; Schubert, G. (2002). "4". Geodynamics (ed. 2). Cambridge, England, UK: Cambridge University Press. hlm. 137. ISBN 978-0-521-66624-4. 
  54. ^ Pollack, Henry N.; Hurter, Suzanne J.; Johnson, Jeffrey R. (August 1993). "Heat flow from the Earth's interior: Analysis of the global data set". Reviews of Geophysics 31 (3): 267–280. Bibcode:1993RvGeo..31..267P. doi:10.1029/93RG01249. 
  55. ^ Richards, M. A.; Duncan, R. A.; Courtillot, V. E. (1989). "Flood Basalts and Hot-Spot Tracks: Plume Heads and Tails". Science 246 (4926): 103–107. Bibcode:1989Sci...246..103R. doi:10.1126/science.246.4926.103. PMID 17837768. 
  56. ^ Sclater, John G; Parsons, Barry; Jaupart, Claude (1981). "Oceans and Continents: Similarities and Differences in the Mechanisms of Heat Loss". Journal of Geophysical Research 86 (B12): 11535. Bibcode:1981JGR....8611535S. doi:10.1029/JB086iB12p11535. 
  57. ^ Brown, W. K.; Wohletz, K. H. (2005). "SFT and the Earth's Tectonic Plates". Los Alamos National Laboratory. Diakses 2007-03-02. 
  58. ^ Kious, W. J.; Tilling, R. I. (1999-05-05). "Understanding plate motions". USGS. Diakses 2007-03-02. 
  59. ^ Seligman, Courtney (2008). "The Structure of the Terrestrial Planets". Online Astronomy eText Table of Contents. cseligman.com. Diakses 2008-02-28. 
  60. ^ Duennebier, Fred (1999-08-12). "Pacific Plate Motion". University of Hawaii. Diakses 2007-03-14. 
  61. ^ Mueller, R. D. et al. (2007-03-07). "Age of the Ocean Floor Poster". NOAA. Diakses 2007-03-14. 
  62. ^ Bowring, Samuel A.; Williams, Ian S. (1999). "Priscoan (4.00–4.03 Ga) orthogneisses from northwestern Canada". Contributions to Mineralogy and Petrology 134 (1): 3. Bibcode:1999CoMP..134....3B. doi:10.1007/s004100050465. 
  63. ^ Meschede, Martin; Barckhausen, Udo (2000-11-20). "Plate Tectonic Evolution of the Cocos-Nazca Spreading Center". Proceedings of the Ocean Drilling Program. Texas A&M University. Diakses 2007-04-02. 
  64. ^ Staff. "GPS Time Series". NASA JPL. Diakses 2007-04-02. 
  65. ^ "CIA – The World Factbook". Cia.gov. Diakses 2012-11-02. 
  66. ^ Kring, David A. "Terrestrial Impact Cratering and Its Environmental Effects". Lunar and Planetary Laboratory. Diakses 2007-03-22. 
  67. ^ Staff. "Layers of the Earth". Volcano World. Diakses 2007-03-11. 
  68. ^ Jessey, David. "Weathering and Sedimentary Rocks". Cal Poly Pomona. Diakses 2007-03-20. 
  69. ^ de Pater, Imke; Lissauer, Jack J. (2010). Planetary Sciences (ed. 2nd). Cambridge University Press. hlm. 154. ISBN 0-521-85371-0. 
  70. ^ Wenk, Hans-Rudolf; Bulakh, Andreĭ Glebovich (2004). Minerals: their constitution and origin. Cambridge University Press. hlm. 359. ISBN 0-521-52958-1. 
  71. ^ FAO Staff (1995). FAO Production Yearbook 1994 (ed. Volume 48). Rome, Italy: Food and Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 92-5-003844-5. 
  72. ^ Sverdrup, H. U.; Fleming, Richard H. (1942-01-01). The oceans, their physics, chemistry, and general biology. Scripps Institution of Oceanography Archives. ISBN 0-13-630350-1. Diakses 2008-06-13. 
  73. ^ Number of countries
  74. ^ "7,000 m Class Remotely Operated Vehicle KAIKO 7000". Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC). Diakses 2008-06-07. 
  75. ^ Charette, Matthew A.; Smith, Walter H. F. (June 2010). "The Volume of Earth's Ocean". Oceanography 23 (2): 112–114. doi:10.5670/oceanog.2010.51. Diakses 2013-06-06. 
  76. ^ Shiklomanov, Igor A. (1999). "World Water Resources and their use Beginning of the 21st century Prepared in the Framework of IHP UNESCO". State Hydrological Institute, St. Petersburg. Diakses 2006-08-10. 
  77. ^ Kennish, Michael J. (2001). Practical handbook of marine science. Marine science series (ed. 3rd). CRC Press. hlm. 35. ISBN 0-8493-2391-6. 
  78. ^ Mullen, Leslie (2002-06-11). "Salt of the Early Earth". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  79. ^ Morris, Ron M. "Oceanic Processes". NASA Astrobiology Magazine. Diakses 2007-03-14. 
  80. ^ Scott, Michon (2006-04-24). "Earth's Big heat Bucket". NASA Earth Observatory. Diakses 2007-03-14. 
  81. ^ Sample, Sharron (2005-06-21). "Sea Surface Temperature". NASA. Diakses 2007-04-21. 
  82. ^ Geerts, B.; Linacre, E. (November 1997). "The height of the tropopause". Resources in Atmospheric Sciences. University of Wyoming. Diakses 2006-08-10. 
  83. ^ a b c Zimmer, Carl (3 October 2013). "Earth’s Oxygen: A Mystery Easy to Take for Granted". New York Times. Diakses 3 October 2013. 
  84. ^ a b Staff (2003-10-08). "Earth's Atmosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  85. ^ Pidwirny, Michael (2006). "Fundamentals of Physical Geography (2nd Edition)". PhysicalGeography.net. Diakses 2007-03-19. 
  86. ^ a b Moran, Joseph M. (2005). "Weather". World Book Online Reference Center. NASA/World Book, Inc. Diakses 2007-03-17. 
  87. ^ a b Berger, Wolfgang H. (2002). "The Earth's Climate System". University of California, San Diego. Diakses 2007-03-24. 
  88. ^ Rahmstorf, Stefan (2003). "The Thermohaline Ocean Circulation". Potsdam Institute for Climate Impact Research. Diakses 2007-04-21. 
  89. ^ Various (1997-07-21). "The Hydrologic Cycle". University of Illinois. Diakses 2007-03-24. 
  90. ^ Sadava, David E.; Heller, H. Craig; Orians, Gordon H. (2006). Life, the Science of Biology (ed. 8th). MacMillan. hlm. 1114. ISBN 0-7167-7671-5. 
  91. ^ Staff. "Climate Zones". UK Department for Environment, Food and Rural Affairs. Diakses 2007-03-24. 
  92. ^ Staff (2004). "Stratosphere and Weather; Discovery of the Stratosphere". Science Week. Diakses 2007-03-14. 
  93. ^ de Córdoba, S. Sanz Fernández (2004-06-21). "Presentation of the Karman separation line, used as the boundary separating Aeronautics and Astronautics". Fédération Aéronautique Internationale. Diakses 2007-04-21. 
  94. ^ Liu, S. C.; Donahue, T. M. (1974). "The Aeronomy of Hydrogen in the Atmosphere of the Earth". Journal of Atmospheric Sciences 31 (4): 1118–1136. Bibcode:1974JAtS...31.1118L. doi:10.1175/1520-0469(1974)031<1118:TAOHIT>2.0.CO;2. 
  95. ^ Catling, David C.; Zahnle, Kevin J.; McKay, Christopher P. (2001). "Biogenic Methane, Hydrogen Escape, and the Irreversible Oxidation of Early Earth". Science 293 (5531): 839–843. Bibcode:2001Sci...293..839C. doi:10.1126/science.1061976. PMID 11486082. 
  96. ^ Abedon, Stephen T. (1997-03-31). "History of Earth". Ohio State University. Diakses 2007-03-19. 
  97. ^ Hunten, D. M.; Donahue, T. M (1976). "Hydrogen loss from the terrestrial planets". Annual review of earth and planetary sciences 4 (1): 265–292. Bibcode:1976AREPS...4..265H. doi:10.1146/annurev.ea.04.050176.001405. 
  98. ^ Lang, Kenneth R. (2003). The Cambridge guide to the solar system. Cambridge University Press. hlm. 92. ISBN 0-521-81306-9. 
  99. ^ Fitzpatrick, Richard (2006-02-16). "MHD dynamo theory". NASA WMAP. Diakses 2007-02-27. 
  100. ^ Campbell, Wallace Hall (2003). Introduction to Geomagnetic Fields. New York: Cambridge University Press. hlm. 57. ISBN 0-521-82206-8. 
  101. ^ Stern, David P. (2005-07-08). "Exploration of the Earth's Magnetosphere". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  102. ^ McCarthy, Dennis D.; Hackman, Christine; Nelson, Robert A. (November 2008). "The Physical Basis of the Leap Second". The Astronomical Journal 136 (5): 1906–1908. Bibcode:2008AJ....136.1906M. doi:10.1088/0004-6256/136/5/1906. 
  103. ^ "Leap seconds". Time Service Department, USNO. Diakses 2008-09-23. 
  104. ^ http://maia.usno.navy.mil/ser7/ser7.dat
  105. ^ Seidelmann, P. Kenneth (1992). Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac. Mill Valley, CA: University Science Books. hlm. 48. ISBN 0-935702-68-7. 
  106. ^ Staff. "IERS Excess of the duration of the day to 86400s ..... since 1623". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diakses 2008-09-23. —Graph at end.
  107. ^ Staff. "IERS Variations in the duration of the day 1962–2005". International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-08-13. Diakses 2008-09-23. 
  108. ^ Zeilik, M.; Gregory, S. A. (1998). Introductory Astronomy & Astrophysics (ed. 4th). Saunders College Publishing. hlm. 56. ISBN 0-03-006228-4. 
  109. ^ a b Williams, David R. (2006-02-10). "Planetary Fact Sheets". NASA. Diakses 2008-09-28. —See the apparent diameters on the Sun and Moon pages.
  110. ^ Williams, David R. (2004-09-01). "Moon Fact Sheet". NASA. Diakses 2007-03-21. 
  111. ^ Vázquez, M.; Rodríguez, P. Montañés; Palle, E. (2006). "The Earth as an Object of Astrophysical Interest in the Search for Extrasolar Planets" (PDF). Instituto de Astrofísica de Canarias. Diakses 2007-03-21. 
  112. ^ Astrophysicist team (2005-12-01). "Earth's location in the Milky Way". NASA. Diakses 2008-06-11. 
  113. ^ Bromberg, Irv (2008-05-01). "The Lengths of the Seasons (on Earth)". University of Toronto. Diakses 2008-11-08. 
  114. ^ Lin, Haosheng (2006). "Animation of precession of moon orbit". Survey of Astronomy AST110-6. University of Hawaii at Manoa. Diakses 2010-09-10. 
  115. ^ Fisher, Rick (1996-02-05). "Earth Rotation and Equatorial Coordinates". National Radio Astronomy Observatory. Diakses 2007-03-21. 
  116. ^ Williams, Jack (2005-12-20). "Earth's tilt creates seasons". USAToday. Diakses 2007-03-17. 
  117. ^ Staff (September 2003). "Astrobiology Roadmap". NASA, Lockheed Martin. Diakses 2007-03-10. 
  118. ^ Dole, Stephen H. (1970). Habitable Planets for Man (ed. 2nd). American Elsevier Publishing Co. ISBN 0-444-00092-5. Diakses 2007-03-11. 
  119. ^ Hillebrand, Helmut (2004). "On the Generality of the Latitudinal Gradient". American Naturalist 163 (2): 192–211. doi:10.1086/381004. PMID 14970922. 
  120. ^ Doolittle, W. Ford; Worm, Boris (February 2000). "Uprooting the tree of life". Scientific American 282 (6): 90–95. doi:10.1038/scientificamerican0200-90. PMID 10710791. 
  121. ^ Berkner, L. V.; Marshall, L. C. (1965). "On the Origin and Rise of Oxygen Concentration in the Earth's Atmosphere". Journal of Atmospheric Sciences 22 (3): 225–261. Bibcode:1965JAtS...22..225B. doi:10.1175/1520-0469(1965)022<0225:OTOARO>2.0.CO;2. 
  122. ^ Burton, Kathleen (2002-11-29). "Astrobiologists Find Evidence of Early Life on Land". NASA. Diakses 2007-03-05. 
  123. ^ Yoko Ohtomo, Takeshi Kakegawa, Akizumi Ishida, Toshiro Nagase, Minik T. Rosing (8 December 2013). "Evidence for biogenic graphite in early Archaean Isua metasedimentary rocks". Nature Geoscience. doi:10.1038/ngeo2025. Diakses 9 Dec 2013. 
  124. ^ Borenstein, Seth (13 November 2013). "Oldest fossil found: Meet your microbial mom". AP News. Diakses 15 November 2013. 
  125. ^ Noffke, Nora; Christian, Daniel; Wacey, David; Hazen, Robert M. (8 November 2013). "Microbially Induced Sedimentary Structures Recording an Ancient Ecosystem in the ca. 3.48 Billion-Year-Old Dresser Formation, Pilbara, Western Australia". Astrobiology (jurnal). doi:10.1089/ast.2013.1030. Diakses 15 November 2013. 
  126. ^ Kirschvink, J. L. (1992). In Schopf, J.W.; Klein, C. and Des Maris, D. Late Proterozoic low-latitude global glaciation: the Snowball Earth. The Proterozoic Biosphere: A Multidisciplinary Study. Cambridge University Press. hlm. 51–52. ISBN 0-521-36615-1. 
  127. ^ Raup, D. M.; Sepkoski Jr, J. J. (1982). "Mass Extinctions in the Marine Fossil Record". Science 215 (4539): 1501–1503. Bibcode:1982Sci...215.1501R. doi:10.1126/science.215.4539.1501. PMID 17788674. 
  128. ^ Gould, Stephan J. (October 1994). "The Evolution of Life on Earth". Scientific American 271 (4): 84–91. doi:10.1038/scientificamerican1094-84. PMID 7939569. Diakses 2007-03-05. 
  129. ^ Wilkinson, B. H.; McElroy, B. J. (2007). "The impact of humans on continental erosion and sedimentation". Bulletin of the Geological Society of America 119 (1–2): 140–156. Bibcode:2007GSAB..119..140W. doi:10.1130/B25899.1. Diakses 2007-04-22. 
  130. ^ Lambina, Eric F.; Meyfroidt, Patrick (March 1, 2011). "Global land use change, economic globalization, and the looming land scarcity". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (National Academy of Sciences) 108 (9): 3465–3472. Bibcode:2011PNAS..108.3465L. doi:10.1073/pnas.1100480108. Diakses 2013-04-2013.  See Table 1.
  131. ^ Staff (2006-11-24). "Mineral Genesis: How do minerals form?". Non-vertebrate Paleontology Laboratory, Texas Memorial Museum. Diakses 2007-04-01. 
  132. ^ Rona, Peter A. (2003). "Resources of the Sea Floor". Science 299 (5607): 673–674. doi:10.1126/science.1080679. PMID 12560541. Diakses 2007-02-04. 
  133. ^ Turner, B. L., II (1990). The Earth As Transformed by Human Action: Global And Regional Changes in the Biosphere Over the Past 300 Years. CUP Archive. hlm. 164. ISBN 0521363578. 
  134. ^ Walsh, Patrick J. (1997-05-16). In Sharon L. Smith, Lora E. Fleming. Oceans and human health: risks and remedies from the seas. Academic Press, 2008. hlm. 212. ISBN 0-12-372584-4. 
  135. ^ Staff (2007-02-02). "Evidence is now 'unequivocal' that humans are causing global warming – UN report". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 21 December 2008. Diakses 2007-03-07. 
  136. ^ World, National Geographic – Xpeditions Atlas. 2006. Washington, DC: National Geographic Society.
  137. ^ "Various '7 billionth' babies celebrated worldwide". Diakses 2011-10-31. 
  138. ^ Staff. "World Population Prospects: The 2006 Revision". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 5 September 2009. Diakses 2007-03-07. 
  139. ^ Staff (2007). "Human Population: Fundamentals of Growth: Growth". Population Reference Bureau. Diakses 2007-03-31. 
  140. ^ Peel, M. C.; Finlayson, B. L.; McMahon, T. A. (2007). "Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification". Hydrology and Earth System Sciences Discussions 4 (2): 439–473. doi:10.5194/hessd-4-439-2007. Diakses 2007-03-31. 
  141. ^ Staff. "Themes & Issues". Secretariat of the Convention on Biological Diversity. Diakses 2007-03-29. 
  142. ^ Staff (2006-08-15). "Canadian Forces Station (CFS) Alert". Information Management Group. Diakses 2007-03-31. 
  143. ^ Kennedy, Paul (1989). The Rise and Fall of the Great Powers (ed. 1st). Vintage. ISBN 0-679-72019-7. 
  144. ^ "U.N. Charter Index". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 20 February 2009. Diakses 2008-12-23. 
  145. ^ Staff. "International Law". United Nations. Diarsipkan dari aslinya tanggal 31 December 2009. Diakses 2007-03-27. 
  146. ^ Kuhn, Betsy (2006). The race for space: the United States and the Soviet Union compete for the new frontier. Twenty-First Century Books. hlm. 34. ISBN 0-8225-5984-6. 
  147. ^ Ellis, Lee (2004). Who's who of NASA Astronauts. Americana Group Publishing. ISBN 0-9667961-4-4. 
  148. ^ Shayler, David; Vis, Bert (2005). Russia's Cosmonauts: Inside the Yuri Gagarin Training Center. Birkhäuser. ISBN 0-387-21894-7. 
  149. ^ Wade, Mark (2008-06-30). "Astronaut Statistics". Encyclopedia Astronautica. Diakses 2008-12-23. 
  150. ^ "Reference Guide to the International Space Station". NASA. 2007-01-16. Diakses 2008-12-23. 
  151. ^ Cramb, Auslan (2007-10-28). "Nasa's Discovery extends space station". Telegraph. Diakses 2009-03-23. 
  152. ^ Liungman, Carl G. (2004). "Group 29: Multi-axes symmetric, both soft and straight-lined, closed signs with crossing lines". Symbols – Encyclopedia of Western Signs and Ideograms. New York: Ionfox AB. hlm. 281–282. ISBN 91-972705-0-4. 
  153. ^ Arnett, Bill (July 16, 2006). "Earth". The Nine Planets, A Multimedia Tour of the Solar System: one star, eight planets, and more. Diakses 2010-03-09. 
  154. ^ Dutch, S. I. (2002). "Religion as belief versus religion as fact" (PDF). Journal of Geoscience Education 50 (2): 137–144. Diakses 2008-04-28. 
  155. ^ Edis, Taner (2003). A World Designed by God: Science and Creationism in Contemporary Islam (PDF). Amherst: Prometheus. ISBN 1-59102-064-6. Diakses 2008-04-28. 
  156. ^ Ross, M. R. (2005). "Who Believes What? Clearing up Confusion over Intelligent Design and Young-Earth Creationism" (PDF). Journal of Geoscience Education 53 (3): 319. Diakses 2008-04-28. 
  157. ^ Pennock, R. T. (2003). "Creationism and intelligent design". Annual Review of Genomics Human Genetics 4 (1): 143–63. doi:10.1146/annurev.genom.4.070802.110400. PMID 14527300. 
  158. ^ National Academy of Sciences, Institute of Medicine (2008). Science, Evolution, and Creationism. Washington, D.C: National Academies Press. ISBN 0-309-10586-2. Diakses 2011-03-13. 
  159. ^ Colburn,, A.; Henriques, Laura (2006). "Clergy views on evolution, creationism, science, and religion". Journal of Research in Science Teaching 43 (4): 419–442. Bibcode:2006JRScT..43..419C. doi:10.1002/tea.20109. 
  160. ^ Frye, Roland Mushat (1983). Is God a Creationist? The Religious Case Against Creation-Science. Scribner's. ISBN 0-684-17993-8. 
  161. ^ Gould, S. J. (1997). "Nonoverlapping magisteria" (PDF). Natural History 106 (2): 16–22. Diakses 2008-04-28. 
  162. ^ Russell, Jeffrey B. "The Myth of the Flat Earth". American Scientific Affiliation. Diakses 2007-03-14. ; but see also Cosmas Indicopleustes.
  163. ^ Jacobs, James Q. (1998-02-01). "Archaeogeodesy, a Key to Prehistory". Diakses 2007-04-21. 
  164. ^ Bowring, S.; Housh, T. (1995). "The Earth's early evolution". Science 269 (5230): 1535–40. Bibcode:1995Sci...269.1535B. doi:10.1126/science.7667634. PMID 7667634. 
  165. ^ Yin, Qingzhu; Jacobsen, S. B.; Yamashita, K.; Blichert-Toft, J.; Télouk, P.; Albarède, F. (2002). "A short timescale for terrestrial planet formation from Hf-W chronometry of meteorites". Nature 418 (6901): 949–952. Bibcode:2002Natur.418..949Y. doi:10.1038/nature00995. PMID 12198540. 
  166. ^ Kleine, Thorsten; Palme, Herbert; Mezger, Klaus; Halliday, Alex N. (2005-11-24). "Hf-W Chronometry of Lunar Metals and the Age and Early Differentiation of the Moon". Science 310 (5754): 1671–1674. Bibcode:2005Sci...310.1671K. doi:10.1126/science.1118842. PMID 16308422. 
  167. ^ Reilly, Michael (October 22, 2009). "Controversial Moon Origin Theory Rewrites History". Diakses 2010-01-30. 
  168. ^ (Fall Meeting 2001) "An impact origin of the Earth-Moon system". Abstract #U51A-02, American Geophysical Union. 
  169. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  170. ^ Morbidelli, A. et al. (2000). "Source regions and time scales for the delivery of water to Earth". Meteoritics & Planetary Science 35 (6): 1309–1320. Bibcode:2000M&PS...35.1309M. doi:10.1111/j.1945-5100.2000.tb01518.x. 
  171. ^ "Our Changing Sun: The Role of Solar Nuclear Evolution and Magnetic Activity on Earth's Atmosphere and Climate". Benjamin Montesinos, Alvaro Gimenez and Edward F. Guinan ASP Conference Proceedings: The Evolving Sun and its Influence on Planetary Environments, San Francisco: Astronomical Society of the Pacific. 
  172. ^ Staff (March 4, 2010). "Oldest measurement of Earth's magnetic field reveals battle between Sun and Earth for our atmosphere". Physorg.news. Diakses 2010-03-27. 
  173. ^ Rogers, John James William; Santosh, M. (2004). Continents and Supercontinents. Oxford University Press US. hlm. 48. ISBN 0-19-516589-6. 
  174. ^ Hurley, P. M.; Rand, J. R. (Jun 1969). "Pre-drift continental nuclei". Science 164 (3885): 1229–1242. Bibcode:1969Sci...164.1229H. doi:10.1126/science.164.3885.1229. PMID 17772560. 
  175. ^ De Smet, J.; Van Den Berg, A.P.; Vlaar, N.J. (2000). "Early formation and long-term stability of continents resulting from decompression melting in a convecting mantle". Tectonophysics 322 (1–2): 19. Bibcode:2000Tectp.322...19D. doi:10.1016/S0040-1951(00)00055-X. 
  176. ^ Armstrong, R. L. (1968). "A model for the evolution of strontium and lead isotopes in a dynamic earth". Reviews of Geophysics 6 (2): 175–199. Bibcode:1968RvGSP...6..175A. doi:10.1029/RG006i002p00175. 
  177. ^ Harrison, T. et al. (December 2005). "Heterogeneous Hadean hafnium: evidence of continental crust at 4.4 to 4.5 ga". Science 310 (5756): 1947–50. Bibcode:2005Sci...310.1947H. doi:10.1126/science.1117926. PMID 16293721. 
  178. ^ Hong, D.; Zhang, Jisheng; Wang, Tao; Wang, Shiguang; Xie, Xilin (2004). "Continental crustal growth and the supercontinental cycle: evidence from the Central Asian Orogenic Belt". Journal of Asian Earth Sciences 23 (5): 799. Bibcode:2004JAESc..23..799H. doi:10.1016/S1367-9120(03)00134-2. 
  179. ^ Armstrong, R. L. (1991). "The persistent myth of crustal growth". Australian Journal of Earth Sciences 38 (5): 613–630. Bibcode:1991AuJES..38..613A. doi:10.1080/08120099108727995. 
  180. ^ Murphy, J. B.; Nance, R. D. (1965). "How do supercontinents assemble?". American Scientist 92 (4): 324–33. doi:10.1511/2004.4.324. Diakses 2007-03-05. 
  181. ^ Staff. "Paleoclimatology – The Study of Ancient Climates". Page Paleontology Science Center. Diakses 2007-03-02. 
  182. ^ a b c Britt, Robert (2000-02-25). "Freeze, Fry or Dry: How Long Has the Earth Got?". 
  183. ^ a b Carrington, Damian (2000-02-21). "Date set for desert Earth". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  184. ^ a b Li, King-Fai; Pahlevan, Kaveh; Kirschvink, Joseph L.; Yung, Yuk L. (2009). "Atmospheric pressure as a natural climate regulator for a terrestrial planet with a biosphere". Proceedings of the National Academy of Sciences 106 (24): 9576–9579. Bibcode:2009PNAS..106.9576L. doi:10.1073/pnas.0809436106. PMC 2701016. PMID 19487662. Diakses 2009-07-19. 
  185. ^ a b c Sackmann, I.-J.; Boothroyd, A. I.; Kraemer, K. E. (1993). "Our Sun. III. Present and Future". Astrophysical Journal 418: 457–468. Bibcode:1993ApJ...418..457S. doi:10.1086/173407. 
  186. ^ Kasting, J.F. (1988). "Runaway and Moist Greenhouse Atmospheres and the Evolution of Earth and Venus". Icarus 74 (3): 472–494. Bibcode:1988Icar...74..472K. doi:10.1016/0019-1035(88)90116-9. PMID 11538226. 
  187. ^ a b Ward, Peter D.; Brownlee, Donald (2002). The Life and Death of Planet Earth: How the New Science of Astrobiology Charts the Ultimate Fate of Our World. New York: Times Books, Henry Holt and Company. ISBN 0-8050-6781-7. 
  188. ^ Bounama, Christine; Franck, S.; Von Bloh, W. (2001). "The fate of Earth's ocean". Hydrology and Earth System Sciences (Germany: Potsdam Institute for Climate Impact Research) 5 (4): 569–575. Bibcode:2001HESS....5..569B. doi:10.5194/hess-5-569-2001. Diakses 2009-07-03. 
  189. ^ a b Schröder, K.-P.; Connon Smith, Robert (2008). "Distant future of the Sun and Earth revisited". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 386 (1): 155. arXiv:0801.4031. Bibcode:2008MNRAS.386..155S. doi:10.1111/j.1365-2966.2008.13022.x. 
    See also Palmer, Jason (2008-02-22). "Hope dims that Earth will survive Sun's death". NewScientist.com news service. Diakses 2008-03-24. 
  190. ^ Espenak, F.; Meeus, J. (2007-02-07). "Secular acceleration of the Moon". NASA. Diakses 2007-04-20. 
  191. ^ Poropudas, Hannu K. J. (1991-12-16). "Using Coral as a Clock". Skeptic Tank. Diakses 2007-04-20. 
  192. ^ Laskar, J. et al. (2004). "A long-term numerical solution for the insolation quantities of the Earth". Astronomy and Astrophysics 428 (1): 261–285. Bibcode:2004A&A...428..261L. doi:10.1051/0004-6361:20041335. 
  193. ^ Murray, N.; Holman, M. (2001). "The role of chaotic resonances in the solar system". Nature 410 (6830): 773–779. arXiv:astro-ph/0111602. doi:10.1038/35071000. PMID 11298438. 
  194. ^ Canup, R.; Asphaug, E. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation". Nature 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633. 
  195. ^ Whitehouse, David (2002-10-21). "Earth's little brother found". BBC News. Diakses 2007-03-31. 
  196. id="cite_note-christou_asher2011-212">^ Christou, Apostolos A.; Asher, David J. (March 31, 2011). "A long-lived horseshoe companion to the Earth". arΧiv:1104.0036 [astro-ph.EP]. See table 2, p. 5.
  197. ^ Connors, Martin; Wiegert, Paul; Veillet, Christian (July 27, 2011). "Earth's Trojan asteroid". Nature 475 (7357): 481–483. Bibcode:2011Natur.475..481C. doi:10.1038/nature10233. PMID 21796207. Diakses 2011-07-27. 
  198. ^ a b Choi, Charles Q. (July 27, 2011). "First Asteroid Companion of Earth Discovered at Last". Space.com. Diakses 2011-07-27. 
  199. ^ "UCS Satellite Database". Nuclear Weapons & Global Security. Union of Concerned Scientists. January 31, 2011. Diakses 2011-05-12. 

Bacaan lanjutan

Tautan luar

  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Geografi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Astronomi
  • Bagaimana keadaan Bumi jika jaraknya dari Matahari 500000000 km
    Portal Atur Surya


edunitas.com


Page 5

Bundesliga (wanita) (Jerman: Frauen-Bundesliga) yaitu kompetisi liga utama sepak bola wanita di Jerman. Pada tahun 1990 Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) membuat Bundesliga Wanita Jerman, berdasarkan sistem di Bundesliga pria. Kala ini liga terdiri dari 12 klub dan biasanya kompetisi berlanjut sejak pengahabisan musim panas hingga pengahabisan musim semi dengan jeda kompetisi di musim dingin.

Bundesliga yaitu liga sangat sukses di Liga Champions Wanita UEFA dengan torehan 7 gelar dari 4 klub sampai kala ini.

Format

Bundesliga terdiri dari 12 klub. Pada pengahabisan musim klub yang menempati posisi 11 dan 12 akan digantikan dua pemenang dari 2. Bundesliga. Setiap klub akan memainkan 22 pertandingan dengan format kandang - tandang melawan setiap klub. Juara Bundesliga akan mendapat jatah lolos ke bagian 32 akbar Liga Champions, sedangkan posisi runner-up akan meraih tiket ke bagian kualifikasi.

Peringkat Bundesliga berdasarkan pada hasil pertandingan klub, menang mendapat 3 poin, 1 poin untuk hasil imbang, dan 0 poin bila kalah. Bila perolehan poin sama akan dibedakan dengan perbandingan selisih gol, memasukkan gol, dan hasil head-to-head.

Tim-tim 2013–14

Musim Bundesliga

MusimJuaraRunner-up
1990–91TSV SiegenFSV Frankfurt
1991–92TSV SiegenGrün-Weiß Brauweiler
1992–93TuS NiederkirchenTSV Siegen
1993–94TSV SiegenGrün-Weiß Brauweiler
1994–95FSV FrankfurtGrün-Weiß Brauweiler
1995–96TSV SiegenSG Praunheim
1996–97Grün-Weiß BrauweilerFC Rumeln-Kaldenhausen
1997–98FSV FrankfurtSG Praunheim
1998–991. FFC FrankfurtFCR Duisburg
1999–00FCR Duisburg1. FFC Frankfurt
2000–011. FFC Frankfurt1. FFC Turbine Potsdam
2001–021. FFC Frankfurt1. FFC Turbine Potsdam
2002–031. FFC Frankfurt1. FFC Turbine Potsdam
2003–041. FFC Turbine Potsdam1. FFC Frankfurt
2004–051. FFC FrankfurtFCR Duisburg
2005–061. FFC Turbine PotsdamFCR Duisburg
2006–071. FFC FrankfurtFCR Duisburg
2007–081. FFC FrankfurtFCR Duisburg
2008–091. FFC Turbine PotsdamFC Bayern Munich
2009–101. FFC Turbine PotsdamFCR Duisburg
2010–111. FFC Turbine Potsdam1. FFC Frankfurt
2011–121. FFC Turbine PotsdamVfL Wolfsburg
2012–13VfL Wolfsburg1. FFC Turbine Potsdam

Daftar juara

KlubJuaraRunner-up
1. FFC Frankfurt74
1. FFC Turbine Potsdam64
TSV Siegen41
FSV Frankfurt21
FCR Duisburg17
Grün-Weiß Brauweiler13
TuS Niederkirchen10
VfL Wolfsburg10

Pranala luar

Bundesliga (wanita)

 
Tim–tim musim 2013–14
 
Mantan tim

  • Ahrbach
  • Bad Neuenahr
  • Battenberg
  • Bergisch Gladbach
  • Binzen
  • Brauweiler Pulheim
  • Crailsheim
  • Jahn Delmenhorst
  • KBC Duisburg
  • Flaesheim-Hillen
  • Fortuna Sachsenross
  • FSV Frankfurt
  • FSV Gütersloh 2009
  • Hamburg
  • Herford
  • Lokomotive Leipzig
  • Klinge Seckach
  • Ludwigsburg
  • Niederkirchen
  • Heike Rheine
  • Rot-Weiß Hillen
  • Lövenich
  • Neukölln
  • Nürnberg
  • Poppenbüttel
  • Rostock
  • Saarbrücken
  • Sand
  • Schmalfeld
  • Schwarzbach
  • Sportfreunde Siegen
  • Tennis Borussia Berlin
  • Ulm
  • Wacker Munich
  • Wattenscheid
  • Wildeshausen
  • Wilhelmshaven
  • Wismut Aue
  • Wörrstadt

Liga Utama sepak bola wanita di Eropa (UEFA)

 
Liga Nasional

  • Albania
  • Austria
  • Belarusia
  • Belgia dan Belanda1
  • Bosnia dan Herzegovina
  • Bulgaria
  • Kroasia
  • Siprus
  • Republik Ceko
  • Denmark
  • Inggris
  • Estonia
  • Kepulauan Faroe
  • Finlandia
  • Perancis
  • Georgia
  • Jerman
  • Yunani
  • Hungaria
  • Islandia
  • Israel
  • Italia
  • Kazakhstan
  • Latvia
  • Lituania
  • Luksemburg
  • Makedonia
  • Malta
  • Moldova
  • Montenegro
  • Irlandia Utara
  • Norwegia
  • Polandia
  • Portugal
  • Republik Irlandia
  • Rumania
  • Rusia
  • Skotlandia
  • Serbia
  • Slovakia
  • Slovenia
  • Spanyol
  • Swedia
  • Swiss
  • Turki
  • Ukraina
  • Wales

 
Tak benar liga nasional

  • Armenia
  • Andora
  • Azerbaijan (dibubarkan)
  • Liechtenstein
  • San Marino

 
Bekas liga

  • Belgia
  • Cekoslowakia
  • Jerman Timur
  • Belanda
  • Uni Soviet
  • Yugoslavia

 

  • 1: Belgia dan Belanda jadi pemain di satu liga utama.


edunitas.com


Page 6

Bundesliga (wanita)
Musim2013–14
Banyak barang yang diadu70
Banyak gol274 (3.91 per pertandingan)
Pencetak gol
terbanyak
Célia Šašić
(15 gol)

� 2012–13

2014–15

Bundesliga (wanita) 2013–14 adalah edisi ke-24 dari liga utama sepak bola wanita Bundesliga. Kompetisi hendak aci mulai tanggal 7 September 2013 dan hendak habis tanggal 6 Juni 2014.

VfL Wolfsburg adalah juara bertahan dari kompetisi ini.

Daftar inti

  • 1 Tim
  • 2 Klasemen
  • 3 Pencetak gol terbanyak
  • 4 Pranala luar

Tim

Dua tim promosi dari 2. Bundesliga adalah TSG 1899 Hoffenheim dan BV Cloppenburg. Sedangkan dua klub yang terdegradasi adalah VfL Sindelfingen dan SC 07 Bad Neuenahr.

Klasemen

Pos
Tim
Melakukan permainan
M
S
K
MG
KG
SG
Poin
Kualifikasi atau degradasi
11. FFC Frankfurt12930478+3930Babak 32 agung Liga Champions Wanita UEFA 2014–15
21. FFC Turbine Potsdam129213212+2029
3VfL Wolfsburg127413410+2425
4FC Bayern Munich126332516+921
5FF USV Jena125251718−117
6MSV Duisburg125161621−516
7SGS Essen124352621+515
7Bayer 04 Leverkusen124352621+515
9SC Freiburg124171723−613
10TSG 1899 Hoffenheim123272338−1511
11BV Cloppenburg122371731−149Degradasi ke 2. Bundesliga 2014–15
12VfL Sindelfingen120111262−601

Diperbarui sampai barang yang diadu tanggal 2 Maret 2014.
Sumber: kicker.deAnggaran pengurutan: 1. nilai; 2. selisih gol; 3. banyak gol yang dicetak.

(J) = Juara; (D) = Degradasi; (P) = Promosi; (O) = Pemenang play off; (A) = Maju ke babak selanjutnya.

Hanya berjalan ketika musim belum selesai:

(Q) = Memenuhi syarat ke tahap turnamen yang diindikasikan; (TQ) = Memenuhi syarat untuk turnamen, tetapi belum sampai ke tahap tertentu yang diindikasikan; (RQ) = Memenuhi syarat untuk turnamen degradasi yang diindikasikan; (DQ) = Didiskualifikasi dari turnamen.


Pencetak gol terbanyak

Pranala luar

  • Situs resmi
  • Berita seputar Bundesliga wanita di weltfussball.de

edunitas.com


Page 7

Bundesliga 2012–13 yaitu edisi ke 50 peyelenggaran Bundesliga dari liga utama Jerman. Musim ini dimulai pada tanggal 4 Agustus 2012 dengan pertandingan pembuka di Signal Iduna Park sbg kandang dari juara bertahan Borussia Dortmund melawan SV Werder Bremen[3] dan akan habis pada 18 Mei 2013, dengan henti paruh kompetisi pada tanggal 15 Desember 2012 sampai 19 Januari 2013.[4] Bayern Munich sukses mengamankan gelar juara musim ini hanya sesudah melakoni 28 pertandingan.[5][6]

Pada musim 2012-13 tidak masuk tim yang berasal dari bekasJerman Timur, termasuk ibu kota, Berlin.

Tim

Tim promosi SpVgg Greuther Fürth menambah kapasitas Trolli Arena menjadi 18.000 penonton sbg menjamin suporter mereka masa sah pemain dikandang sendiri[7]. Bayern Munich kapasitas stadion mereka Allianz Arena sebanyak 2.000 penonton; sehingga kapasitas baru menjadi 71.000 penonton[8].

TimLokasiStadionKapasitas[9]
Augsburg FC AugsburgAugsburgSGL arena30,660
Bayer LeverkusenLeverkusenBayArena30,210
Bayern MunichMunichAllianz Arena71,000[8]
Borussia DortmundDortmundWestfalenstadion80,645
Borussia MönchengladbachMonchengladbach MönchengladbachBorussia-Park54,010
Frankfurt Eintracht FrankfurtFrankfurtCommerzbank-Arena51,500
Fortuna Düsseldorf Fortuna DüsseldorfDüsseldorfEsprit Arena54,600
Freiburg SC FreiburgFreiburgDreisamstadion24,000
Greuther Furth SpVgg Greuther FürthFurth FürthTrolli Arena18,000
Hamburger SVHamburgVolksparkstadion57,000
Hannover 96HanoverAWD-Arena49,000
Hoffenheim TSG 1899 HoffenheimSinsheimRhein-Neckar Arena30,150
Mainz 1. FSV Mainz 05MainzCoface Arena34,000
Nuremberg 1. FC NurembergNurembergFrankenstadion50,000[10]
Schalke FC Schalke 04GelsenkirchenVeltins-Arena61,673
Stuttgart VfB StuttgartStuttgartMercedes-Benz Arena60,300
SV Werder BremenBremenWeserstadion42,100
Wolfsburg VfL WolfsburgWolfsburgVolkswagen Arena30,000

Klasemen

2012–13 Fußball-Bundesliga Table

Sumber: Bundesliga.dePerhitungan pengurutan: 1. nilai; 2. beda gol; 3. banyak gol yang dicetak.

(J) = Juara; (D) = Degradasi; (P) = Promosi; (O) = Pemenang play off; (A) = Maju ke anggota berikutnya.

Hanya berlanjut ketika musim belum selesai:

(Q) = Memenuhi syarat ke tahap turnamen yang diindikasikan; (TQ) = Memenuhi syarat sbg turnamen, tapi belum sampai ke tahap tertentu yang diindikasikan; (RQ) = Memenuhi syarat sbg turnamen degradasi yang diindikasikan; (DQ) = Didiskualifikasi dari turnamen.


VfB Stuttgart lolos ke Liga Eropa meski kalah di final Piala DFB 2012-13 masa melawan Bayern Munich-lolos ke Liga Champions-. Karena kalah, mereka akan masuk ke anggota ketiga kualifikasi, dan peringkat kelima dan keenam Bundesliga 2012-13 masing masing akan masuk ke anggota grup dan anggota play-off Liga Eropa.

Statistik

Pustaka

Pranala luar

 

  • 1963–64
  • 1964–65
  • 1965–66
  • 1966–67
  • 1967–68
  • 1968–69
  • 1969–70
  • 1970–71
  • 1971–72
  • 1972–73
  • 1973–74
  • 1974–75
  • 1975–76
  • 1976–77
  • 1977–78
  • 1978–79
  • 1979–80
  • 1980–81
  • 1981–82
  • 1982–83
  • 1983–84
  • 1984–85
  • 1985–86
  • 1986–87
  • 1987–88
  • 1988–89
  • 1989–90
  • 1990–91
  • 1991–92
  • 1992–93
  • 1993–94
  • 1994–95
  • 1995–96
  • 1996–97
  • 1997–98
  • 1998–99
  • 1999–2000
  • 2000–01
  • 2001–02
  • 2002–03
  • 2003–04
  • 2004–05
  • 2005–06
  • 2006–07
  • 2007–08
  • 2008–09
  • 2009–10
  • 2010–11
  • 2011–12
  • 2012–13
  • 2013–14
  • 2014–15


edunitas.com


Page 8

Tags (tagged): bundesliga 2012 13, unkris, munich, kapasitas, stadion mereka allianz, arena sebanyak, 2, 0, dalam bahasa, jerman diakses, 23, november 2012, ball, bund dfb, musim, fu ball bundesliga, 1963 64, 1964, 65 1965, luksemburg, makedonia malta, moldova, montenegro norwegia, center, of studies, italia, jerman kazakhstan kroasia, latvia lithuania, bundesliga, 2012 13, center of, studies, bundesliga 2012


Page 9

Tags (tagged): bundesliga 2012 13, unkris, munich, kapasitas, stadion mereka allianz, arena sebanyak, 2, 0, dalam bahasa, jerman diakses, 23, november 2012, ball, bund dfb, musim, fu ball bundesliga, 1963 64, 1964, 65 1965, luksemburg, makedonia malta, moldova, montenegro norwegia, pusat, ilmu pengetahuan, italia, jerman kazakhstan kroasia, latvia lithuania, bundesliga, 2012 13, pusat ilmu, pengetahuan, bundesliga 2012


Page 10

Bundesliga 2012–13 yaitu edisi ke 50 peyelenggaran Bundesliga dari liga utama Jerman. Musim ini dimulai pada tanggal 4 Agustus 2012 dengan pertandingan pembuka di Signal Iduna Park sbg kandang dari juara bertahan Borussia Dortmund melawan SV Werder Bremen[3] dan akan habis pada 18 Mei 2013, dengan henti paruh kompetisi pada tanggal 15 Desember 2012 sampai 19 Januari 2013.[4] Bayern Munich sukses mengamankan gelar juara musim ini hanya sesudah melakoni 28 pertandingan.[5][6]

Pada musim 2012-13 tidak masuk tim yang berasal dari bekasJerman Timur, termasuk ibu kota, Berlin.

Tim

Tim promosi SpVgg Greuther Fürth menambah kapasitas Trolli Arena menjadi 18.000 penonton sbg menjamin suporter mereka masa sah pemain dikandang sendiri[7]. Bayern Munich kapasitas stadion mereka Allianz Arena sebanyak 2.000 penonton; sehingga kapasitas baru menjadi 71.000 penonton[8].

TimLokasiStadionKapasitas[9]
Augsburg FC AugsburgAugsburgSGL arena30,660
Bayer LeverkusenLeverkusenBayArena30,210
Bayern MunichMunichAllianz Arena71,000[8]
Borussia DortmundDortmundWestfalenstadion80,645
Borussia MönchengladbachMonchengladbach MönchengladbachBorussia-Park54,010
Frankfurt Eintracht FrankfurtFrankfurtCommerzbank-Arena51,500
Fortuna Düsseldorf Fortuna DüsseldorfDüsseldorfEsprit Arena54,600
Freiburg SC FreiburgFreiburgDreisamstadion24,000
Greuther Furth SpVgg Greuther FürthFurth FürthTrolli Arena18,000
Hamburger SVHamburgVolksparkstadion57,000
Hannover 96HanoverAWD-Arena49,000
Hoffenheim TSG 1899 HoffenheimSinsheimRhein-Neckar Arena30,150
Mainz 1. FSV Mainz 05MainzCoface Arena34,000
Nuremberg 1. FC NurembergNurembergFrankenstadion50,000[10]
Schalke FC Schalke 04GelsenkirchenVeltins-Arena61,673
Stuttgart VfB StuttgartStuttgartMercedes-Benz Arena60,300
SV Werder BremenBremenWeserstadion42,100
Wolfsburg VfL WolfsburgWolfsburgVolkswagen Arena30,000

Klasemen

2012–13 Fußball-Bundesliga Table

Sumber: Bundesliga.dePerhitungan pengurutan: 1. nilai; 2. beda gol; 3. banyak gol yang dicetak.

(J) = Juara; (D) = Degradasi; (P) = Promosi; (O) = Pemenang play off; (A) = Maju ke anggota berikutnya.

Hanya berlanjut ketika musim belum selesai:

(Q) = Memenuhi syarat ke tahap turnamen yang diindikasikan; (TQ) = Memenuhi syarat sbg turnamen, tapi belum sampai ke tahap tertentu yang diindikasikan; (RQ) = Memenuhi syarat sbg turnamen degradasi yang diindikasikan; (DQ) = Didiskualifikasi dari turnamen.


VfB Stuttgart lolos ke Liga Eropa meski kalah di final Piala DFB 2012-13 masa melawan Bayern Munich-lolos ke Liga Champions-. Karena kalah, mereka akan masuk ke anggota ketiga kualifikasi, dan peringkat kelima dan keenam Bundesliga 2012-13 masing masing akan masuk ke anggota grup dan anggota play-off Liga Eropa.

Statistik

Pustaka

Pranala luar

 

  • 1963–64
  • 1964–65
  • 1965–66
  • 1966–67
  • 1967–68
  • 1968–69
  • 1969–70
  • 1970–71
  • 1971–72
  • 1972–73
  • 1973–74
  • 1974–75
  • 1975–76
  • 1976–77
  • 1977–78
  • 1978–79
  • 1979–80
  • 1980–81
  • 1981–82
  • 1982–83
  • 1983–84
  • 1984–85
  • 1985–86
  • 1986–87
  • 1987–88
  • 1988–89
  • 1989–90
  • 1990–91
  • 1991–92
  • 1992–93
  • 1993–94
  • 1994–95
  • 1995–96
  • 1996–97
  • 1997–98
  • 1998–99
  • 1999–2000
  • 2000–01
  • 2001–02
  • 2002–03
  • 2003–04
  • 2004–05
  • 2005–06
  • 2006–07
  • 2007–08
  • 2008–09
  • 2009–10
  • 2010–11
  • 2011–12
  • 2012–13
  • 2013–14
  • 2014–15


edunitas.com