Apakah yang dimaksud dengan pemberdayaan komunitas

tirto.id - Pemberdayaan masyarakat dikenal juga dengan istilah pemberdayaan komunitas, yaitu suatu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia secara individu maupun dalam kelompok sosial.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pemberdayaan sendiri berasal dari kata dasar “daya” yang berarti kekuatan, kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak.

Kata tersebut memperoleh awalan -ber menjadi “berdaya”, yang berarti berkekuatan atau berkemampuan.

Artinya adalah pemberdayaan komunitas dilakukan supaya kelompok atau komunitas yang diberdayakan dapat memiliki kekuatan dan mampu bertindak.

Dengan kata lain, pemberdayaan menjadi sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam rangka perbaikan mutu hidup.

Apakah yang dimaksud dengan pemberdayaan komunitas

Dilansir dari jurnal online UIN Raden Intan Lampung, pemberdayaan merujuk pada peningkatan kemampuan kelompok rentan atau kelompok lemah, supaya mereka memiliki kekuatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Di antaranya mencapai kebebasan dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan kesakitan, bebas mengemukakan pendapat.

Mampu menjangkau sumber-sumber produktif untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan, serta meningkatkan pendapatan.

Tak hanya itu, diharapkan juga kelompok rentan mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan dan berbagai keputusan yang mempengaruhi mereka.

Konsep Dasar Pemberdayaan

Dilansir dari Modul Pelatihan Guru Sosiologi SMA, konsep pemberdayaan sendiri sejalan dengan Community Development, yaitu proses pembangunan jejaring interaksi.

Hal itu dilakukan untuk mengembangkan kualitas hidup masyarakat, dengan cara meningkatkan kapasitas semua anggota komunitas, kemudian melakukan pembangunan berkelanjutan.

Terdapat dua kecenderungan dalam proses pemberdayaan, yaitu pemberdayaan primer dengan menekankan pada pemberian sebagian kekuatan, atau kemampuan sehingga individu dapat berdaya.

Kecenderungan kedua, adalah pemberdayaan sekunder dengan menekankan pada pemberian dorongan atau motivasi kepada individu.

Diharapkan, komunitas dapat memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Suatu pemberdayaan dilakukan karena munculnya pemahaman adanya ketidakberdayaan komunitas, yaitu masyarakat tidak memiliki kekuatan (powerless).

Selain itu, faktor penyebab lain di luar ketiadaan daya adalah adanya ketimpangan, meliputi ketimpangan struktural, ketimpangan kelompok, dan ketimpangan personal.

Meningkatkan kemampuan atau kekuatan dari sebuah komunitas bukanlah hal mudah, sehingga pemberdayaan harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Keberhasilan pemberdayaan tidak hanya berfokus pada tercapainya program, melainkan juga terhadap tingginya partisipasi atau keterlibatan dari komunitas itu sendiri.

Baca juga: Diskusi Pemberdayaan Ekosistem Pendidikan Nasional

Tujuan dan Prinsip Pemberdayaan Komunitas

Arah dari pemberdayaan adalah meminimalkan kesenjangan sosial, dengan cara membentuk masyarakat berdaya.

Artinya, masyarakat itu dibangun menjadi masyarakat yang paham, mengetahui peluang, berani mengambil keputuasan, mampu mencari dan menangkap informasi sehingga dapat bertindak sesuai situasi.

Dengan demikian, pengembangan dan penggunaan bakat atau kemampuan terpendam dalam setiap individu dapat berjalan dengan baik.

Mengutip dari Modul Pembelajaran SMA tahun 2016 yang dikeluarkan Kemendikbud, terdapat beberapa tujuan pemberdayaan komunitas (Mardikanto, 2015).

Di antaranya perbaikan kehidupan, perbaikan aksesabilitas, perbaikan pendidikan, perbaikan tindakan, perbaikan kelembagaan, perbaikan usaha, perbaikan pendapatan, perbaikan lingkungan, dan perbaikan masyarakat.

Berikut ini merupakan empat ruang lingkup pemberdayaan komunitas.

  1. Bina manusia, yaitu hal paling mendasar yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki kualitas hidup. Perlu dilakukan pengembangan kapasistas individu, seperti pengembangan karakter dan peningkatan kapasitas di dunia kerja.
  2. bina usaha, yaitu proses pengembangan dalam bidang ekonomi seperti pembentukan badan usaha, pengembangan jaringan usaha, serta manajemen finansial.
  3. Bina lingkungan, yaitu proses pengembangan dalam bidang lingkungan, seperti perawatan serta pelestarian lingkungan.
  4. Bina kelembagaan, yaitu proses pengembangan yang mengarah pada pranata sosial dan organisasi sosial.

Dalam upaya menciptakan masyarakat yang berdaya, maka pemberdayaan komunitas memiliki beberapa prinsip, antara lain:

  • Penyadaran, yaitu upaya menyadarkan masyarakat untuk mampu menganalisis. Meliputi apa kekuatan yang dimiliki, apa yang menjadi kelemahan, peluang atau manfaat yang bisa digunakan, serta masalah atau ancaman yang mungkin terjadi.
  • Pelatihan, yaitu upaya melatih masyarakat untuk mengembangkan berbagai ketrampilan yang dimiliki. Pelatihan tersebut berperan sebagai pendamping, untuk memastikan masyarakat dapat mencapai tujuan pemberdayaan.
  • Pengorganisasian, yaitu upaya melatih masyarakat untuk memiliki struktur sosial dalam sebuah lembaga yang disepakati bersama. Dengan demikian, pembagian kerja akan jelas dan setiap tugas dapat terorganisir dengan rapi.
  • Pengembangan kekuatan, yaitu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berjalan bersama sebagai sebuah kesatuan. Sehingga, masing-masing dapat merasa memiliki kekuatan untuk berani bertindak kembali.
  • Membangun dinamika, berarti membangun keterlibatan atau partisipasi setiap anggota komunitas. Masyarakat itu sendiri yang nantinya akan memutuskan, serta melaksanakan berbagai program yang juga disepakati bersama.

Baca juga:

  • Penjelasan Gegar Budaya atau Shock Culture dan Cara Mengatasi
  • Strategi Pemberdayaan Komunitas dan Contoh Berbasis Kearifan Lokal

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Mulia Budi
(tirto.id - bdi/ulf)


Penulis: Mulia Budi
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Mulia Budi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Apakah yang dimaksud dengan pemberdayaan komunitas

Pemberdayaan komunitas merupakan program yang diupayakan dengan tujuan membentuk sikap dan perilaku individu serta masyarakat yang mandiri. Pemberdayaan komunitas menjadi salah satu program yang terus diupayakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemberdayaan komunitas sebagai proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Untuk lebih mendalami konsep pemberdayaan komunitas, yuk ikuti pembahasan artikel berikut.

Pengertian Pemberdayaan Komunitas

  • Pemberdayaan menurut Suhendra (2006) adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi[1].
  • Selanjutnya pemberdayaan menurut Ife dalam Suhendra (2006) adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage) [1].
  • Sedangkan menurut Widjaja (2003) pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya[2].

Tujuan Pemberdayaan Komunitas

Berikut ini tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan komunitas[3]:

  1. Perbaikan kelembagaan (better institution)

Dengan perbaikan kegiatan atau tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jaring kemitraan usaha.

2. Perbaikan usaha (better business)

Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibilitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.

3. Perbaikan pendapatan (better income)

Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.

4. Perbaikan lingkungan (better environment)

Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.

5. Perbaikan kehidupan (better living)

Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.

6. Perbaikan masyarakat (better community)

Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

Prinsip Pemberdayaan Komunitas

Ada 4 (empat) prinsip pemberdayaan komunitas, yaitu[4]:

a. Prinsip Kesetaraan 

Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah adanya kesetaraan atau kesejajarankedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dinamika yang dibangun adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling mengakuikelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling belajar.

b. Partisipasi 

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun, untuk sampai pada tingkat tersebut perlu waktudan proses pendampingan yang melibatkan pendamping yang berkomitmen tinggiterhadap pemberdayaan masyarakat.

c. Keswadayaan atau kemandirian 

Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan (the have not), melainkan sebagai subjek yang memiliki kemampuan sedikit (the have little). Mereka memiliki kemampuan untuk menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus dipandang sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak justru melemahkan tingkat keswadayaannya.

d. Berkelanjutan 

Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.

Siklus Pemberdayaan Komunitas

Menurut Terry Wilson, terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan komunitas yaitu[5]:

  1. Tahap pertama, keinginan dari masyarakat sendiri untuk berubah menjadi lebih baik.
  2. Tahap kedua, masyarakat diharapkan mampu melepaskan halangan-halangan atau faktor-faktor yang bersifat resiatensi terhadap kemajuan dalam diri dan komunitasnya.
  3. Tahap ketiga, masyarakat diharapkan sudah menerima kebebasan tambahan dan merasa memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan dirinya dan komunitasnya.
  4. Tahap keempat, upaya untuk mengembngkna peran dan batas tanggungjawab yang lebih luas, hal ini berkaitan dengan minat dan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
  5. Tahap kelima, peningkatan rasa memiiki yang besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih baik. Pada tahap ini hasil-hasil nyata dari pemberdayaan mulai terlihat.
  6. Tahap keenam, telah terjadi perubahan perilaku dan kesan terhadap dirinya, ketika keberhasilan dalam peningkatan kerja mampu meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya.
  7. Tahap ketujuh, masyarakat sudah berhasil memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna mendapatkan hasil yang lebih baik.

Berikut ini gambar yang menampilkan salah satu contoh pemberdayaan komunitas.

Pelatihan membatik kepada ibu-ibu daerah setempat[6]

Tahapan Pemberdayaan Masyarakat 

Menurut Soekanto (1987), kegiatan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dalam beberapa tahap sebagai berikut[7].

  1. Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. 
  2. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. 
  3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan. 
  4. Tahap pemformalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana. 
  5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan. 
  6. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. 
  7. Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.

Strategi Pemberdayaan Komunitas

Menurut Hikmat (2006), pemberdayaan masyarakat memiliki 3 (tiga) macam strategi, yaitu[8]:

  • Strategi tradisional. Strategi ini menyarankan agar masyarakat mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak. 
  • Strategi direct-action. Strategi ini membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi. Pada strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan. 
  • Strategi transformatif. Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.

Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Komunitas

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kegiatan pemberdayaan, yaitu[5]:

  1. Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapi.
  2. Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan dapan mengorbankan diri mereka sendiri.
  3. Ketergantungan adalah budaya, dengan adanya masyarakat sudah terbiasa dalam hirarki, birokrasi dan kontrol menejemen yang tegas sehingga membuat mereka terpola dalam berpikir dan berbuat rutinitas.
  4. Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, sehingga inti dari pemberdayaan terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.
  5. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.
  6. Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka tentang anggota komunitasnya.
  7. Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat.
  8. Pemberdayaan membutuhkan dukungan sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.

Video berikut ini menampilkan sebuah desa yang dapat menjadi target pemberdayaan komunitas.

Kesimpulan

Dengan keberadaan pemberdayaan komunitas ini diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan potensial, dengan peningkatan di berbagai bidang kehidupan, seperti kualitas pendidikan, tingkat kesehatan, perluasan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, dan juga meminimalkan kesenjangan sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan.

Contoh Soal

1. Hakikat pemberdayaan komunitas lokal mempunyai tujuan biar masyarakat menjadi…A. Peduli lingkungan sekitar kehidupannyaB. Mandiri dalam mengatasi masalahnyaC. Komunitas yang siap berpartisipasi dalam pembangunanD. Kekuatan dalam memberdayakan aset-aset yang dimilikinya

E. Mampu mencari sarana dan prasarana untuk menyebarkan kreasinya