Mengapa tumbuhan raflesia disebut tumbuhan parasit

KOMPAS.com- Kerap kali ada saja masyarakat yang menganggap bahwa bunga bangkai dan bunga Raflesia atau Rafflesia arnoldii itu adalah satu tumbuhan yang sama.

Bunga Raflesia adalah jenis tumbuhan parasit yang menyerap nutrisi inangnya. Bunga Rafflesia arnoldii adalah salah satu bunga ikonik dan merupakan Puspa Langka Indonesia.

Bunga Rafflesia arnoldii berasal dari pedalaman hutan Bengkulu, Sumatera.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa baik bunga bangkai maupun bunga Rafflesia arnoldii adalah dua tanaman atau tumbuhan yang sangat berbeda.

Perbedaan bunga bangkai dan Raflesia

Berdasarkan penjelasan peneliti ahli Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pemberitaan Kompas.com edisi (9/1/2018), ada banyak hal yang menjadi ciri khas dan membedakan antara bunga bangkai dan bunga Rafflesia arnoldii, yakni sebagai berikut.

1. Berbeda nama

Baik itu nama panggilan atau sebutan maupun nama latin di antara kedua bunga ini jelas memiliki perbedaan.

Baca juga: Bunga Bangkai Mekar di Bekasi Sejenis Suweg, Tanaman Apa Itu?

Bunga bangkai memiliki nama latin Amorphophallus. Namun, ini pun memiliki ragam jenisnya lagi.

Indonesia memiliki jenis yang paling terkenal yaitu Amorphophallus titnaium. Tetapi ada pula jenis Amorphophallus gigas, A. moeleri, dan A. variabilis.

Sedangkan, bunga rafflesia memiliki nama latin Rafflesia, dan ada pula jenisnya di Indonesia seperti Rafflesia arnoldii, Rafflesia gadutensis, F. hasselti, dan R. bengkuluensis.

2. Berbeda golongan tumbuhan

Bunga bangkai berasal dari keluarga talas-talasan. Tumbuhan ini memiliki struktur lengkap mulai dari umbu, batang, bunga, biji hingga akar sendiri, yang membantu tumbuhan ini mencari makan sendiri.

Sedangkan, bunga rafflesia merupakan golongan tumbuhan parasit dari marga Rafflesiaceae.

Berbeda dengan bunga bangkai, tumbuhan bunga rafflesia hidup menyerap nutrisi tanaman induk atau inangnya, yakni Tetrastigma, sejenis tumbuhan pemanjat dari kelaurga anggur-angguran.

Baca juga: Karakterisik Bunga Rafflesia, Tidak Sama dengan Bunga Bangkai

Mengapa tumbuhan raflesia disebut tumbuhan parasit

Mengapa tumbuhan raflesia disebut tumbuhan parasit
Lihat Foto

KOMPAS.com/JOY ANDRE

Bunga bangkai atau bunga suweg yang tumbuh di Kedung Ringin, Lobang Buaya, Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.

3. Berbeda ukuran bunga

Bunga Amorphophallus atau bunga bangkai memiliki ukuran bunga yang tingginya bisa mencapai 2,5 meter, dengan lebar 1,5 meter saat mekar.

Sedangkan, bunga rafflesia memiliki diameter bervariasi, tergantung jenis. Pada umumnya, diameter bunga rafflesia patma sekitar 35-40 meter, dan bunga rafflesia arnoldi diameternya bisa mencapai 1 meter.

4. Berbeda bentuk tanaman

Meskipun bunga keduanya tergolong bunga raksasa, tetapi ada perbedaan bentuk yang mencolok dari bunga bangkai dan bunga rafflesia ini.

Bunga rafflesia adalah bunga raksasa yang tidak menjulang tinggi, melainkan melebar ke samping. Memiliki lubang besar di tengah dan kelopaknya yang indah berwarna merah bata.

Sedangkan, bunga bangkai adalah bunga raksasa yang memiliki tonggol (spadix), atau bagian menjulang tinggi ke atas. Bagian pelindungnya yang mekar disebut braktea.

Baca juga: Mengenal Bunga Bangkai, Habitat Penyebaran hingga Ciri Bentuknya

5. Berbeda cara berkembang biak

Untuk cara berkembang biak di antara kedua bunga raksasa ini pun berbeda. Bunga bangkai dapat tumbuh melalu biji bunga dan juga umbinya.

Akan tetapi, jika dari biji, bunga bangkai membutuhkan puluhan tahun untuk tumbuh dan berbunga, dan jika dikembang biakkan dari umbinya, bunga bangkai akan tubuh lebih cepat tergantung usia dari umbi yang ditemukan di hutan.

Sedangkan, bunga rafflesia dapat tumbuh dengan biji hasil pembuahan jantan dan betina. Namun, biji tersebut sulit ditemukan karena pembuahan sendiri harus terjadi di dalam satu tanaman mekar bersamaan, dengan dua kelamin yang berbeda.

6. Berbeda jenis kelamin

Perbedaan berikutnya dari bunga bangkai dan bunga rafflesia terletak pada jenis kelaminnya.

Dalam satu tanaman bunga bangkai ada yang berkelamin jantan, dan ada juga yang berkelamin betina, berbeda tumbuhan.

Sedangkan, dalam satu tanaman bunga rafflesia memiliki dua jenis kelamin, atau disebut bunga berumah dua.

Baca juga: Mengapa Bunga Bangkai Berbau Busuk?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: National Geographic

Mengapa tumbuhan raflesia disebut tumbuhan parasit
Bunga rafflesia merah mutih yang mekar sempurna di kawasan hutan Rimbang-Baling, Riau (Tim Tiger Patrol unit/WWF-Indonensia)

Spesies rafflesia atau bunga padma raksasa merupakan salah satu kekayaan keragaman hayati yang dijumpai di hutan tropis Indonesia. Meskipun sudah relatif banyak dikenal oleh publik, faktanya masih banyak yang masih banyak fakta keliru tentang rafflesia.

Dihimpun dari berbagai sumber, terkumpul berbagai fakta yang sering disalahtafsirkan tentang flora langka unik ini.

1. Rafflesia sama dengan bunga bangkai suweg raksasa

Rafflesia atau padma raksasa merupakan bunga yang dapat mengeluarkan bau busuk. Namun, umumnya masyarakat umum tertukar dan menyamakan antara rafflesia dengan bunga bangkai suweg raksasa (Amorphophallus titanum). Meskipun sama-sama berbau bangkai, jenis rafflesia (Rafflesia spp.) dan suweg merupakan dua jenis yang sama sekali berbeda.

Jika rafflesia bentuk bunganya melebar, maka suweg raksasa memiliki bunga yang tinggi memanjang. Jika rafflesia merupakan tumbuhan endoparasit, maka suweg adalah tumbuhan seutuhnya yang berkembang dari umbi.

Khusus untuk kesalahan ini sangat elementer di masyarakat umum, bahkan pernah dijumpai kesalahan ini dalam buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa sekolah dasar.

2. Rafflesia merupakan tumbuhan pemakan bangkai

Masih terdapat persepsi bahwa rafflesia adalah tumbuhan predator, atau tumbuhan yang hidup dari memangsa serangga. Pemikiran ini disalahartikan dengan pencampuradukan fakta antara rafflesia dan tumbuhan kantong semar (Nepenthes spp.).

Jika bau yang dikeluarkan oleh kantong semar adalah untuk memikat serangga agar terperangkap ke dalamnya, maka bau yang dikeluarkan oleh bunga rafflesia adalah untuk menarik lalat untuk melakukan penyerbukan antara benang sari dan putik. Menurut para ahli persentase pembuahan rafflesia sangat kecil, karena bunga jantan dan betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam waktu yang sama.

Bunga rafflesia sendiri hanya berumur satu minggu (5-7 hari) setelah itu layu dan mati, sehingga tidak mungkin keberadaan bunga rafflesia adalah untuk memangsa serangga.

3. Rafflesia tumbuh dan berakar di atas tanah

Raflesia tidak tumbuh dan berakar di atas tanah, karena rafflesia merupakan jenis tumbuhan parasit yang menempel pada inangnya yaitu sejenis tumbuhan merambat (liana) tetrastigma (Tetrastigma spp).

Rafflesia tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesa, juga tidak memiliki akar dan tangkai batang. Ketika inangnya mati, maka raflesia juga turut mati. Rafflesia menyerap unsur organik dan anorganik melalui haustorium atau sejenis akar dari jaringan inangnya.

4. Rafflesia hanya ada satu macam jenis

Jenis rafflesia yang paling terkenal di dunia adalah R. arnoldii asal Bengkulu yang sering menghiasi berbagai macam poster maupun buku-buku ilmiah di seluruh dunia.

Faktanya jenis rafflesia tidak hanya terdiri dari satu jenis spesies saja. Diperkirakan di seluruh Asia Tenggara yang melingkupi Sumatera, semenanjung Malaya, Jawa, Borneo dan kepulauan Filipina terdapat sekitar 27 spesies rafflesia. Adapun 17 spesies diantaranya berada di Indonesia.

Jika bunga R. arnoldii dapat berkembang hingga diameter lebih dari 1 meter dan berat hingga 10 kg, jenis bunga rafflesia terkecil adalah R. manillana yang ada di kepulauan Filipina dengan diameter hanya sekitar 20 sentimeter.

5. Rafflesia tumbuh hanya di satu tipe hutan

Faktanya habitat hidup rafflesia pun berbeda-beda, dari yang dapat hidup di hutan pantai seperti R. patma di Cagar Alam Leuweung Sancang di Jawa Barat, R. zollingeriana di hutan dataran rendah TN Meru Betiri Jawa Timur hingga R. rochusenii yang tumbuh di ketinggian 1.000-1.500 meter di lereng Gunung Salak dan Gunung Gede di Jawa Barat.

Selama pada habitat tersebut tumbuh inang rafflesia yaitu liana tetrastigma (famili Vitaceae) terdapat kemungkinan rafflesia dapat dijumpai di situ.

Selain keberadaan inang, faktor kecocokan iklim, seperti kelembaban merupakan faktor penting tumbuhnya rafflesia. Beberapa peneliti menduga musang dan beberapa serangga tertentu turut dalam menyebarluaskan biji parasit rafflesia.

6. Sir Stamford Raffles adalah Penemu Rafflesia

Meskipun secara ilmiah seluruh genus patma raksasa diberi nama rafflesia (terambil dari nama Raffles), faktanya Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles bukanlah penemu rafflesia. Bunga rafflesia terbesar di dunia yaitu Rafflesia arnoldii ditemukan pada tahun 1818 oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold, seorang peneliti yang saat itu sedang melakukan penelitian di hutan Bengkulu.

Arnold yang bekerja untuk sebuah tim ekspedisi di bawah Raffles kemudian melaporkan temuan ini kepada atasannya. Nama ilmiah Rafflesia arnoldii merupakan gabungan dari nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Josep Arnold sebagai penemu bunga.

Sejak saat itu nama Raffles menjadi atribut lestari yang melekat sebagai nama genus ilmiah dari tumbuhan padma raksasa yang hanya dapat dijumpai di kawasan hutan-hutan di Asia Tenggara.

7. Rafflesia sudah dapat dikembangbiakan di luar habitatnya

Hingga saat ini rafflesia belum dapat dibudidayakan dan dikembangkan di luar habitat alaminya. Meski demikian penelitian yang dilakukan oleh Sofi Mursidawati dan timnya dari LIPI telah berhasil menumbuhkan bunga Rafflesia patma di Kebun Raya Bogor. Teknik ini dikenal dengan nama grafting atau penyambungan akar inang rafflesia yaitu tetrastigma.

Sebelumnya para peneliti telah memperkirakan akar tumbuhan tetrastigma yang memiliki probabilitas terinfeksi biji parasit rafflesia, kemudian memotongnya dan menyambungkannya dengan tetrastigma lain yang telah ada di Kebun Raya Bogor. Dibutuhkan waktu hingga 6 tahun hingga R. patma tersebut berbunga pertama kalinya di Kebun Raya Bogor pada tahun 2010. Keberhasilan ini merupakan yang pertama di dunia.

Meskipun telah berhasil dibungakan di luar habitat alaminya, para peneliti melihat hilangnya habitat alami rafflesia akan berakibat musnahnya tumbuhan unik ini. Masih banyak misteri yang perlu dikaji tentang rafflesia.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/inilah-salah-kaprah-kita-soal-rafflesia