Apa yang menjadi penyebab perubahan di masyarakat tradisional sulit untuk mengalami perubahan?

Jakarta -

Perubahan sosial dan budaya selalu terjadi dalam sebuah masyarakat. Namun, mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya?

Dalam buku 'Perubahan Sosial Budaya' karya Sriyana dijelaskan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam sistem sosial. Tepatnya, ada perbedaan keadaan dalam sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan tujuan tertentu.

Walaupun begitu, perubahan sosial bisa berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan, dan sebagainya.

Perubahan sosial terjadi karena proses yang dialami dalam kehidupan sosial, yaitu perubahan yang mengenai sistem dan struktur sosial. Perubahan tersebut ada yang direncanakan, tidak direncanakan, cepat atau lambat.

Dilansir buku 'Sosiologi SMP Kelas 3' karya Taufik Rohman Dhohiri, adanya telepon genggam (handphone) orang tidak perlu lagi mengirim surat panjang lebar melalui pos, yang bisa memakan waktu berhari-hari untuk sampai tujuan. Cukup dengan menulis pesan singkat.

Budaya berkirim surat di kalangan masyarakat berganti menjadi budaya berkirim pesan singkat lewat handphone. Perubahan ini akan terus berlangsung tanpa henti, hanya kecepatan dan arahnya saja yang berbeda-beda.

1. Faktor intern (dari dalam masyarakat)

Perubahan sosial budaya bisa terjadi karena bertambah atau berkurangnya penduduk, misalnya dengan mengetahui sistem kepemilikan tanah, bagi hasil, gadai, hingga pembagian kerja.

Kemudian, faktor lainnya bisa terjadi karena adanya penemuan-penemuan baru. Dengan munculnya inovasi di masyarakat, misalnya penemuan listrik atau lampu merah.

2. Faktor ekstern (dari luar masyarakat)

Perubahan sosial juga bisa terjadi karena adanya dorongan dari luar masyarakat, seperti lingkungan fisik atau alam. Contohnya, terjadinya bencana alam, seperti gunung meletus, gempa bumi masyarakat akan berpindah atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya

Selain itu, peperangan bisa juga membuat masyarakat mengalami perubahan sosial budaya, karena kelompok yang menang dalam perang akan memaksa kelompok yang kalah menerima budayanya.

Selain itu, menurut Soerjono Soekanto ada beberapa faktor perubahan sosial budaya yang lain, seperti di bawah ini

1. Kontak dengan kebudayaan masyarakat lain2. Sistem pendidikan dan ilmu pengetahuan yang maju3. Sikap menghargai karya orang lain dan kegiatan-kegiatan untuk maju4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang5. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka6. Penduduk yang heterogen7. Ketidakpuasan manusia pada bidang-bidang kehidupan tertentu8. Orientasi manusia ke masa depan

9. Adanya nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

Semoga detikers paham alasan mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya, ya!

Simak Video "Mensos Risma: Kalau Saya Tidak Mampu, Saya Akan Mundur!"


[Gambas:Video 20detik]
(pay/lus)

tirto.id - Adat dan kebiasaan dapat menjadi faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial. Secara keseluruhan, terdapat 9 faktor yang menghambat perubahan sosial.Perubahan sosial tidak dapat dihindari dari kehidupan bermasyarakat. Meski begitu, perubahan tersebut dapat berjalan lambat, karena sejumlah faktor yang mempengaruhinya.

Perubahan sosial memiliki 4 ciri khas yang paling umum diketahui, menurut sosiolog, Selo Soemardjan. Pertama, masyarakat merasakan perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti.



Kedua, saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan, akan terjadi perubahan pula di lembaga-lembaga sosial lain. Ketiga, disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi, sifat disorganisasi ini hanya sementara. Keempat atau yang terakhir, perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua bidang ini memiliki kaitan timbal-balik.

Pengertian Perubahan Sosial

Secara etimologi, perubahan sosial berarti perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosial masyarakat, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap, pola, perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.
Priotr Sztompka menguraikan perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial, dengan penjelasan adanya perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam waktu yang berlainan. Konsep dasar tentang perubahan sosial berkaitan dengan tiga kriteria meliputi:
  1. Studi tentang perbedaan, dalam arti dapat melihat adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi. Studi tersebut harus dilakukan dalam waktu yang berbeda, dalam arti dilakukan studi komparatif dalam dimensi waktu yang berbeda.
  2. Pengamatan pada sistem sosial yang sama, dalam arti objek yang menjadi studi komparasi tersebut haruslah objek yang sama. Sehingga pembahasan perubahan sosial selalu terkait dengan dimensi ruang dan waktu.
  3. Dimensi ruang menunjuk pada wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Tentunya dimensi ini tidak terlepas dari aspek historis yang terjadi pada wilayah tersebut. Dimensi waktu dalam arti perubahan sosial melihat dari masa lampau (past), sekarang (present), dan masa depan (future). Dari masa ke masa akan dibandingkan sehingga dapat diketemukan perubahan sosial yang terjadi.
Di dalam proses perubahan sosial juga terdapat pendorong (penguat) dan penghambat perubahan sosial. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pendorong membuat proses perubahan sosial budaya menjadi lebih cepat sedangkan faktor penghambat membuat proses perubahan sosial menjadi lebih lambat bahkan gagal.

Apa yang menjadi penyebab perubahan di masyarakat tradisional sulit untuk mengalami perubahan?

Infografik sc faktor yang menghambat perubahan sosial. (tirto.id/fuad)

Faktor Penghambat Perubahan Sosial


Berikut ini adalah faktor penghambat perubahan sosial budaya, seperti dikutip Sumberbelajar Kemendikbud.

1. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang lamban. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan masya rakat lain yang dapat memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan polapola pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman.

2. Masyarakat yang Bersikap Tradisional

Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini menghambat masyarakat tersebut untuk maju.

3. Pendidikan yang Rendah

Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.

4. Adanya Kepentingan Yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)

Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk perubahan.

Mereka akan berusaha mempertahankan sistem yang telah ada. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat.

5. Ketakutan Akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi

Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat.

6. Prasangka Buruk Terhadap Unsur Budaya Asing

Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing. Akibatnya, mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

7. Hambatan Ideologis

Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Mengapa demikian? Setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Oleh karena itu, perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.

Sementara, dalam Modul Mata Pelajaran Sosiologi SMA, terdapat dua faktor lain yang dapat menghambat perubahan sosial, yaitu:

8. Adat dan Kebiasaan yang Mendarah Daging

Kebiasaan merupakan pola-pola perlaku bagi anggota masyrakat untuk memenuhi kebutuhannya pokoknya. Apabila kemudian pola-pola perilaku tersebut tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan, maka akan terjadi krisis. Misalnya dalam adopsi inovasi yang kemudian dapat menggantikan tenaga manusia, tidak selalu mudah terjadi karena disisi tertentu teknologi dapat menggantikan keberadaan tenaga manusia sehingga terjadi efektivitas dan penghematan. Di sisi lain justru memunculkan masalah baru yakni terjadi pengangguran.

9. Nilai Bahwa Hidup Ini pada Hakikatnya Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki

Nilai ini dimiliki oleh sebagian individu yang berlatar belakang mengalami kegagalan sehingga merasa bahwa pada hakikatnya hidup itu buruk dan tidak mungkin diperbaiki. Rasa putus asa dan menyerah lebih menguasai daripada ingin bangkit dan mencoba yang baru lagi. Sehingga nilai ini penghambat terjadinya perubahan sosial.


Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa