Apa saja medical check up kerja

AB A. Professional Recruiter - Headhunter & Executive Search - Business Consultant Diterbitkan 16 Okt 2019 Setelah serangkaian panjang recruitment proses,mulai dari phone interview, face to face iterview tahap 1, face to face interview tahap 2 , dan psikotes, biasanya akan ada offering dari perusahan terkait posisi yang kita lamar. Jika kita setuju dengan term and condition yang ditawarkan, seperti besaran remunerasi yang akan kita terima, benefit - benefit yang akan kita dapatkan, berapa lama kontrak kerja yang ditawarkan, atau bagaimana sistim rotasinya, dll, maka kita akan memasuki proses MCU sebagai gerbang terakhir dari proses recruitment.

Biasanya kita akan mendapatkan surat pengantar untuk klinik tempat MCU yang sudah ditunjuk, dan kita tinggal datang sesuai jadwal yang telah diberikan. Dalam kasus tertentu ada perusahaan yang menerapkan sistim reimbuse, artinya calon karyawan bayar dulu, nanti akan diganti oleh perusahaan tersebut setelah proses MCU selesai. Skema ini rentan dan lebih baik dihindari, karena jika hasil MCU tidak lulus, sangat boleh jadi anda gigit jari. Pastikan bahwa jika perusahan tersebut menginginkan anda, mereka harus mengcover biaya MCU ini dari sisi mereka, sebagai sebuah resiko bisnis yang di jalani perusahaan.

Dalam artikel ini fokus bahasan kita adalah MCU itu sendiri, apa itu MCU calon pekerja ?, bagaimana persiapan nya ?, dan apa saja result MCU tersebut yang perlu kita ketahui?.

Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap calon karyawan di suatu lingkungan kerja. Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeteksi secara dini gangguan kesehatan yang mungkin dialami calon karyawan akibat faktor tertentu di lingkungan kerja.

Medical check up merupakan salah satu program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang perlu dilakukan oleh tiap perusahaan untuk mengetahui kondisi terkini dari kesehatan calon karyawan, sehingga perusahaan dapat menentukan kemampuan calon karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan yang dilihat dari sisi kesehatan. Hal ini penting untuk mencegah penyakit atau kecelakaan yang mungkin ditimbulkan akibat bahaya yang muncul di lingkungan kerja.

Persiapan sebelum mengikuti MCU

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan calon karyawan sebelum menjalani medical check up, antara lain:

  • Menjalani puasa selama 8-12 jam sebelum menjalani medical check up, tergantung jenis pemeriksaan yang dilakukan.
  • Tidur yang cukup setidaknya 6 jam sebelum medical check up. Kurang tidur dapat menyebabkan hasil medical check up kurang baik terkait tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh.
  • Gunakan baju lengan pendek, sehingga memudahkan dokter untuk mengakses lengan bagian atas guna mengambil sampel darah.
  • Jika pernah atau sedang menderita gangguan kesehatan, pasien dianjurkan untuk membawa hasil pemeriksaan sebelumnya, seperti foto Rontgen.

Hal- hal yang dilakukan saat MCU

Medical check up  terdiri atas serangkaian prosedur pemeriksaan. Jenis pemeriksaan ini umumnya disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi kesehatan karyawan. Prosedur medical check up karyawan meliputi:

  • Pemeriksaan riwayat kesehatan. Ini merupakan tahap paling awal dalam proses medical check up. Pada tahap ini, dokter akan menanyakan beberapa hal kepada pasien, seperti:
  • Keluhan kesehatan yang mungkin dialami oleh pasien.
  • Riwayat kesehatan pasien, termasuk gangguan kesehatan yang pernah diderita baru-baru ini atau pada masa lalu.
  • Riwayat operasi yang pernah dilalui pasien.
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
  • Alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
  • Riwayat kesehatan keluarga.
  • Gaya hidup yang dijalani pasien saat ini.
  • Pemeriksaan tanda vital. Dokter akan memeriksa beberapa tanda vital pasien, seperti:
  • Frekuensi denyut jantung. Denyut jantung normal adalah 60-100 kali per menit.
  • Frekuensi pernapasan. Pernapasan normal berkisar antara 12-20 kali per menit.
  • Suhu tubuh. Rata-rata suhu tubuh normal adalah 36-37o
  • Tekanan darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah pasien menderita hipertensi atau hipotensi. Tekanan darah normal adalah 90/60 mmHg hingga di bawah 120/80 mmHg.
  • Pemeriksaan fisikDokter akan mengawali pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan terhadap sejumlah bagian tubuh yang meliputi:
  • Pemeriksaan kepala dan leher. Pasien akan diminta membuka mulut dengan lebar agar dokter dapat memeriksa kondisi tenggorokan dan amandel. Dokter juga akan memeriksa kualitas gigi dan gusi, telinga, hidung, mata, kelenjar getah bening, dan kelenjar tiroid.
  • Pemeriksaan paruDokter akan menggunakan stetoskop untuk mendeteksi suara abnormal yang mungkin terjadi di organ paru.
  • Pemeriksaan jantung. Untuk mendeteksi detak jantung yang tidak beraturan atau gejala lain yang menunjukkan adanya gangguan pada jantung dengan menggunakan stetoskop.
  • Pemeriksaan perut. Pada pemeriksaan ini, dokter akan menekan perut pasien untuk mendeteksi ukuran hati dan keberadaan cairan perut, serta mendengarkan bunyi usus dengan menggunakan stetoskop.
  • Pemeriksaan kulit. Untuk mendeteksi adanya gangguan pada kulit dan kuku.
  • Pemeriksaan saraf. Untuk mengukur kekuatan otot, refleks tubuh, serta keseimbangan yang mungkin terganggu.

Dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan kepada pasien. Untuk pasien pria, akan dilakukan pemeriksaan penis dan testis guna melihat apakah ada infeksi atau peradangan, serta pemeriksaan prostat dengan colok dubur. Untuk pasien wanita, dokter akan melakukan pemeriksaan payudara dan panggul.

  • Pemeriksaan penunjang. Ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang dalam medical check up karyawan, antara lain:
  • Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, dan tinja. Ketiga sampel ini akan dianalisis berdasarkan penampilan fisik, zat kimia yang terkandung, dan secara mikroskopik dengan bantuan mikroskop.
  • Tes darah. Tes darah dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah, zat kimia penanda fungsi organ, gula darah, kolesterol, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
  • Tes urine (urinalisis). Untuk mendeteksi adanya gangguan atau infeksi saluran kemih. Tes urine juga dapat menjadi penanda penyakit lain, seperti diabetes.
  • Tes tinja. Feses atau tinja mengandung bakteri dan zat lain yang ada di dalam sistem percernaan. Melalui analisis kadar zat dan bakteri dalam tinja, dapat diketahui apa yang terjadi di dalam sistem percernaan pasien. Hal ini dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit, seperti gastroentritis dan radang usus.
  • Foto Rontgen dan USGFoto Rontgen dan USG dapat menghasilkan gambar bagian dalam tubuh secara detail. Hasil Rontgen dan USG dapat menunjukkan kondisi organ dalam tubuh, seperti paru, jantung, hati, ginjal, pankreas, usus, dan kandung kemih, serta mendeteksi infeksi atau peradangan yang mungkin terjadi pada organ tubuh.
  • Elektrokardiografi (EKG). Pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat aktivitas listrik pada jantung dan mendeteksi gangguan jantung. Dokter akan menempelkan sekitar 12-15 elektroda di bagian dada, lengan, dan tungkai pasien. Selama pemeriksaan, pasien akan dibaringkan di atas meja, sementara mesin EKG akan merekam aktivitas jantungnya. EKG terkadang juga dilakukan ketika pasien melakukan aktivitas, seperti berjalan atau berlari di atas treadmill. 
  • Spirometri. Spirometri digunakan untuk memeriksa fungsi paru. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat spirometer. Alat ini akan mencatat jumlah udara yang dihirup masuk dan keluar, serta mengukur kecepatan napas pasien.
  • Tes buta warna. Beberapa perusahaan mungkin mengharuskan karyawan atau calon karyawan untuk melakukan tes buta warna. Tes buta warna adalah prosedur pemeriksaan yang sangat sederhana. Metode Ishihara adalah tes buta warna yang paling umum digunakan. Pasien akan diminta untuk menyebutkan angka berwarna yang disisipkan di antara titik-titik warna. Jika pasien tidak dapat atau sulit melihat angka tersebut, mungkin pasien menderita buta warna.

Hasil MCU

Hasil dari medical check up akan dievaluasi oleh dokter di tempat medical check up diselenggarakan atau akan dievaluasi oleh dokter perusahaan. Ada beberapa kriteria yang dibuat untuk menentukan status kesehatan pekerja. Di antaranya adalah:

  • Fit to work. Karyawan dinyatakan dalam keadaan sehat dan aman untuk melakukan pekerjaannya.
  • Temporary unfit. Karyawan dinyatakan memiliki gangguan kesehatan yang berisiko menimbulkan bahaya dalam pekerjaannya, namun masih dapat membaik bila ditangani.
  • Unfit. Karyawan dinyatakan tidak dapat melakukan pekerjaan karena berisiko menimbulkan bahaya, baik bagi diri karyawan itu sendiri atau bagi pekerja lain di lingkungan kerjanya.

Setiap calon pekerja mengharapkan hasil MCU nya FIT to WORK, agar bisa melenggang ke pekerjaan idamannya. Namun faktanya banyak impian dan harapan hancur gara gara UNFIT, meskipun serangkaian hasil test dan interview sangat memuaskan. So, mulailah memperbaiki pola hidup dan pola makan , termasuk pola olahraga anda..itu nasehat yang biasa saya dengar dari dokter saat MCU rutin tiap tahun. Saya rasa hal itu sangat berlaku untuk teman teman yang sedang mencari pekerjaan idamannya, disamping mempersiapkan segudang skill.. baik "hard skill" maupun "soft skill' nya, yang tak kalah penting adalah mempersiapkan kesehatan kita , karena mau tidak mau penentu akhir proses recruitment adalah MCU tersebut.

Semoga bermanfaat.

Source : disarikan dari https://www.alodokter.com/medical-check-up-karyawan-ini-yang-harus-anda-ketahui

Orang lain juga melihat

Apa saja tes medical check up kerja?

Pemeriksaan yang termasuk di dalamnya, antara lain:.
Pemeriksaan riwayat kesehatan..
Pemeriksaan fisik..
Pemeriksaan mata..
Pemeriksaan gigi..
Pemeriksaan laboratorium, seperti tes darah dan urine..
Foto Rontgen paru-paru..
Tes fungsi paru (spirometri).
Pemeriksaan EKG dan EKG treadmill..

Apa yang membuat medical check up gagal?

Beberapa penyakit menular yang bisa menjadi penyebab gagal tes medical check up antara lain HIV, TBC, Covid-19, radang paru-paru, dan penyakit menular lainnya. Adapun jika penyakit ringan seperti batuk, pilek atau yang sejenisnya, biasanya tidak akan membuat Anda gagal lolos tes medical check up.