Apa kelebihan buku novel Ayah menurut isi teks ulasan tersebut

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Andrea Hirata telah menerbitkan 9 novel edisi bahasa Indonesia (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Kaprov, Padang Bulan, Cinta di Dalam Gelas, Sebelas Patriot, Laskar Pelangi Song Book, dan Ayah) dan dua novel edisi internasional. Pecinta novel karya Andrea Hirata pasti menyambut novel Ayah dengan sangat baik. Novel ini terbit setelah 6 tahun dari terakhir kali Andrea menerbitkan novelnya. Novel ini mempunyai 396 halaman yang berisi cerita dan beberapa halaman catalog novel karya Andrea Hirata.

“Ayah”sebuah novel karya Andrea Hirata dibuat selama 6 tahun. Buku ini memuat tentang kisah hidup seseorang yang selalu sabar menghadapi peliknya kehidupan dengan gaya bahasa yang asik. Novel ini juga mengajarkan kita tentang bagaimana indahnya bahasa Indonesia itu sendiri. Seperti novel Andrea Hirata yang lainnya, novel “Ayah” ini juga mengambil setting latarnya di Pulau Belitung. Mungkin Andrea Hirata ingin memperkenalkan keindahan pulau ini karena di cerita novel ini juga menyebutkan tentang beberapa panorama alam yang terdapat di Pulau Belitung, dan juga mitos tentang pantai selatan pulau Belitung.

Seperti novel pada umumnya novel ini juga mempunyai kekurangan dan kelebihannya. Kekurangan pada novel ini menurut saya terletak pada awalan novel. Pada bab awal, kita harus menggabungkan beberapa cerita yang alurnya berbeda. Mungkin untuk beberapa orang hal ini akan membuatnya tidak membaca novel ini lagi. Tapi seiring kita membaca kelanjutan dari novel ini kita akan mulai bisa menggabungkan cerita-cerita di bab awal novel ini. Kekurangan lainnya adalah adanya beberapa bagian cerita yang tidak diceritakan secara detail. Yang sudah membaca novel ini mungkin bertanya bagaimana bisa Ukun dan Tamat bisa menemukan Marlena di daerah Singkep?, atau siapa ayah dari Zorro – anak yang dirindukan Sabari?. Di novel ini hanya diceritakan setelah Tamat dan Ukun menemukan Marlena dan bagaimana bahagianya Sabari yang memiliki Zorro walaupun dia bukan anaknya. Dimana ada kekurangan maka akan ada kelebihan yang mampu melengkapi kekurangan tersebut. Novel ini mengandung banyak humor segar yang sangat menghibur. Andrea Hirata sangat pintar menceritakan beberapa cerita konyol dan lucu di beberapa bagian dalam novel ini. Saat membaca novel ini pembaca juga akan membayangkan dengan baik latar suasana, latar tempat, dan kejadian yang diceritakan. Andrea Hirata mempunyai kemampuan narasi yang sangat baik, sehingga kita dengan mudah membayangkan kejadian-kejadian di novel Ayah. Untuk beberapa orang, perubahan point of view mungkin dianggap mengesalkan tapi menurut saya hal ini baik karena dengan adanya pergantian point of view, tidak akan membuat pembaca menjadi bosan karena ceritanya diaanggap monoton.

Selain tokoh sabar yang disebutkan diatas, juga ada tokoh lain yang tak kalah menarik. Tokoh ini adalah sosok perempuan yang tegar, kuat, pemberontak, dan mudah bosan. Nama tokoh ini adalah Marlena. Ada hubungan apa antara tokoh sabar­ – Sabari denga Marlena? Sabari adalah suami pertama dari Marlena. Ya, Marlena mengalami perjalanan hidup yang kurang menyenangkan yaitu bahtera rumah tangganya harus hancur berkali-kali. Dia juga punya masalah dengan ayahnya karena Marlena tidak suka dikekang akhirnya setelah mencoba beberapa kali membangun rumah tangga, Marlena memutuskan untuk hidup mandiri bersama Zorro dengan menjadi buruh,dan bekerja serabutan dengan berpindah-pindah kota – nomaden. Marlena bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan anaknya. Menghilangnya Marlena bersama Zorro – anaknya  dari kampung halamannya membuat Sabari depresi karena harus berjauhan dengan Zorro. Hal inilah yang mendorong Tamat dan Ukun mencari Zorro dan Marlena agar Sabari tidak menjadi sepenuhnya gila. Kisah persabatan yang kental di novel ini sangat menarik melihat bagaimana pengorbanan mereka harus mengelilingi Sumatra untuk mencari Zorro dan Marlena. Hal ini mungkin akan menguras air mata para pembaca yang melankolis. Beberapa orang mungkin tidak suka jika saya spoiler jadi saya tidak akan menceritakan bagaimana pengorbangan mereka.

Novel ini juga menceritakan tentang bagaimana pengorbanan seorang ayah yang memperjuangkan pendidikan anaknya. Ayah yang tidak mau anaknya jadi sama sepertinya yang tidak mengenyam bangku pendidikan dengan baik. Sang ayah memutar otak agar keempat anaknya dapat hidup layak. Sayangnya harapan anaknya dapat mengenyam pendidikan hingga sarjana harus pupus karena buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Kedua anak laki-lakinya menikah sebelum lulus sarjana. Anak perempuannya menikah saat di bangku sekolah. Harapannya hanya tinggal si bungsu yang mempunyai jiwa pemberontak seperti sang ayah. Seringkali si bungsu tidak naik kelas karena kemalasannya. Sang ayah yang mendengar dari gurunya bahwa si bungsu sebenarnya pintar menjadi geram akhirnya mengancam anaknya untuk dijodohkan jika tidak masuk SMA negeri. Disinilah awal pertemuan Sabari dan Marlena. Pertemuan yang menyebabkan hidup Sabari berubah. Dia mengikuti beberapa lomba agar dipandang oleh Marlena yang notabene sama sekali tidak tertarik pada Sabari. Sahabat sabari yang melihat hal ini menyayangkan karena saat Sabari pertama jatuh cinta tetapi tidak dianggap oleh orang yg dicintainya.

Novel ini menceritakan bagaimana di kehidupan pernikahan di kampung yang masih kental dengan pernikahan di bawah umur, perceraian berkali-kali yang tidak hanya terjadi di perkotaan. Di novel ini diceritakan bagaimana hal sepele saja bisa menjadi alasan yang sangat kuat untuk berakhirnya sebuah rumah tangga yang susah payah telah dibangun. Dengan berkali-kali perceraian antara Marlena dengan beberapa mantan suaminya dengan alasan yang sangat sepele. Marlena memang menikah dengan Sabari hanya untuk menutupi aibnya – hamil diluar nikah, sehingga Marlena menceraikannya. Marlena menceraikan suami keduanya karena suami keduanya lebih memilih berdiam di rumah daripada bepergian bersama Marlena. Alasan yang sepele seperti ini bisa membuat perceraian terjadi.

Walaupun Marlena mempunyai kehidupan pernikahan yang buruk, sosok Marlena mempunyai hal yang bisa diteladani juga. Hal yang bisa diteladani yaitu kegigihan Marlena untuk bertahan hidup, betapa sayangnya Marlena dengan anaknya zorro.

Novel ini mengenang kembali jaman dimana orang-orang saling mengirim surat kepada sahabat pena yang jauh tempat tinggalnya. Di jaman modern ini sudah jarang orang menggunakan surat untuk sarana komunikasi. Sekarang kita lebih sering menggunakan media sosial untuk berkomunikasi. Novel ini memuat cerita tentang bagaimana Marlena saling mengirim suratnya dengan sahabat penanya.

Novel ini memuat beberapa bahasa Belitung. Andrea Hirata mengemas bahasa Belitung bersama dengan ceritanya dengan sangat baik sehingga kita bisa mengira-ngira apa arti dari kata asing tersebut. Kita dapat mengenal bahasa baru sambil kita membaca novel menjalankan hobi kita dengan membaca.

Beberapa orang yang pernah membaca karya Andrea Hirata lainnya mengatakan bahwa novel ini mudah dibaca alurnya karena pola cerita pada novel ini hampir sama dengan pola cerita dari novel  Andrea Hirata lainnya. Hal ini menyebabkan terkadang orang malas membaca novel Ayah ini. Tapi hal ini tidak menyurutkan penggemar Andrea Hirata untuk membaca dan mengoleksi novel ini.

Menurut saya novel ini kurang tepat untuk dikomsumsi oleh kaum remaja. Karena novel ini memuat permasalahan rumah tangga yang belum pernah dirasakan oleh kaum remaja. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa remaja menyukai novel ini melihat remaja sekarang mempunyai wawasan yang lebih luas dari biasanya. Remaja mungkin menyukai novel ini melihat perjuangan cinta seorang pria yang gigih mempertahankan cintanya. Tapi untuk remaja yang senang membaca novel romance pasti akan kecewa dengan ending cerita yang disuguhkan oleh novel ini. Novel ini menyuguhkan ending yang kurang klimaks bagi pecinta romance karena kedua tokoh utamanya tidak bersatu. Tapi secara keseluruhan, novel ini merupakan novel recommended yang patut dibaca karena moral yang ditawarkan oleh novel ini sangat baik.

Terbit lagi buku terbaru karya penulis fenomenal Andrea Hirata. Judulnya adalah Ayah. Dari judulnya, kita bisa menebak bahwa keseluruhan isi cerita dalam novel ini bercerita tentang sosok ayah. Kali ini cukup berbeda, karena bukan ayahnya Andrea Hirata yang sedang dibahas di buku ini, melainkan seorang ayah tangguh bernama Sabari yang senantiasa mencintai anaknya, walaupun anak tersebut bukan anak kandungnya. Tentu saja seorang anak terlahir dari cinta ayah dan ibunya. Tapi Zorro (nama anak Sabari) beda! Dan buku ini adalah kisah epik Sabari dan Zorro anaknya.

Apa kelebihan buku novel Ayah menurut isi teks ulasan tersebut

Judul Ayah
Penulis Andrea Hirata
Penerbit Bentang
Tahun Terbit Mei 2016
ISBN 9786022911029
Jumlah Halaman 432 Halaman
Berat Buku 500 gr
Jenis Sampul Soft Cover
Genre/Kategori Roman, Drama

Sejak kecil Sabari jatuh hati pada Marlena, gadis cantik pujaanya. Inilah awal mula semua kisah hebat ini.

Sabari, yang jago puisi adalah Isaac Newtonnya pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam segala situasi, kemampuan berbahasa Sabari tidak boleh dipertanyakan.

Ketika ujian, Marlena mengambil kertas jawaban Sabari begitu saja dan menyalin semua jawabannya. Di sanalah mereka pertama kali bertemu. Sabari langsung terpana.

Masalahnya, Marlena sedikitpun tidak tertarik pada Sabari. Jangankan tertarik, justru dia jijik.

Hebatnya, Sabari tidak pernah menyerah. Dengan kemampuannya berpuisi dia selalu menciptakan kalimat-kalimat indah untuk pujaan hatinya itu.

Kisah cinta masa SMP itu ternyata tidak berakhir sampai di sana. Hingga tamat sekolah pun, Sabari tetap mengejar-ngejar Marlena.

Segala cara dilakukan Sabari untuk merebut hati Marlena, termasuk dengan cara bekerja di tempat Markoni sang juragan batu bata. Markoni adalah ayah Marlena.

Sabari bekerja dengan baik dan langsung menjadi pegawai teladan. Markoni menghadiahinya medali. Sabari dengan banggu mengalungkan medali itu ketika bekerja sembari berharap Marlena terpukau. Jangankan terpukau, selirik pun Marlena tidak peduli.

Kejadian aneh memang selalu terjadi. Marlena hamil. Entah siapa lelaki itu, tidak ada yang tahu.

Demi menutup aib keluarga, Marlena terpaksa menikah dengan Sabari. Sosok Sabari yang demikian hebat mau saja menerima Marlena dan anak yang dikandungnya itu apa adanya.

Lahirlah anak beruntung itu. Namanya Zorro. Sekalipun bukan anak kandungnya, Sabari justru merawat Zorro dengan baik. Zorro adalah anak kesayangannya.

Tapi Marlena tetaplah Marlena. Sediktipun dia tidak peduli dengan Sabari. Bahkan, dia meninggalkan Sabari dan Zorro begitu saja, lalu menikah lagi dengan lelaki lain.

Yang membuat Sabari nyaris gila adalah suatu hari, Zorro direbut kembali oleh Marlena. Entah apa tujuan Marlena merebut Zorro. Yang pasti, Marlena ingin menikan dengan lelaki lain (untuk kesekian kalinya) dan Zorro akan berada di pelukan ibunda.

Zorro besar bersama ibunya. Sosok Sabari masih samar-samar di ingatanya karena dia masih terlalu kecil ketika berada di pangkuann Sabari.

Sabari benar-benar gila. Pertama dia kehilangan Marlena. Tidak apa-apa, masih ada Zorro yang menjadi penghibur hatinya. Kemudian dia kehilangan Zorro anaknya itu. Setelah itu semua yang dimilikinya pergi meninggalkannya, termasuk kucingnya.

Akankah Sabari bertemu kembali dengan Zorro setelah Zorro di ambil ibunya? Itulah kisah yang tidak ingin saya bocorkan disini.

Intinya, novel Ayah menceritakan betapa besarnya kasih seorang ayah kepada anaknya, bahkan bukan anak kandungnya sekalipun. Bisa kita lihat sosok Sabari bahkan hilang warasnya karena berpisah dengan Zorro.

Kelebihan Novel Ayah karya Andrea Hirata

Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang tidak jauh beda apabila dibandingakn dengan gaya bahsa Andrea Hirata pada buku-buku lainnya. Jika kamu penikmat tulisan Andrea Hirata, maka novel Ayah ini bukanlah sesuatu yang mengecewakan. Justru buku ini membuat kamu semakin cinta dengan karya-karya penulis kebanggaan kita yang satu ini. Buku ini begitu mendidik, sekaligus menghibur. Mendidik kita supaya menjadi manusia yang tahu adat, tahu bagaimana harus menjalani hidup, tahu bagaiman harus memosisikan orang-orang yang ada di sekitar kita, khususnya mereka yang mencintai kita. Buku ini adalah gambaran sempurna tentang cinta ayah kepada anaknya. Memang tidak begitu mengharukan, namun apa yang terjadi pada Sabari adalah sesuatu yang unik, indah, memilukan, membahagiakan, di waktu yang bersamaan. Lagi-lagi, tentu saja ada momen kita tertawa terpingkal-pingkal ketika membaca tulisan Andrea Hirata. Novel Ayah ini bukanlah sebuah pengecualian.  Kekurangannya Saya merasa tidak nyaman ketika membaca bagaimana gaya bahasa Ukun dan Tamat yang berlebihan ketika bertemu dengan orang asing (kamu akan tahu siapa itu Ukun dan Tamat ketika membaca novel ini). Namun lama kelamaan, akhirnya saya merasa bahwa cara mereka berbicara bisa dibilang lucu juga.

Alur campuran yang membuat mereka yang jarang membaca akan kebingungan apabila membaca buku ini secara tidak runtut. Sesungguhnya ini bukanlah suatu kekurangan, namun hanya sekedar pemberitahuan jika kamu hendak membeli buku ini,