Allah akan memberikan jalan keluar apabila menghadapi Kesulitan hal ini salah satu manfaat Membaca

Reporter : Ahmad Baiquni

Masalah rumit, bisa diselesaikan dengan bantuan Allah.

Dream - Setiap hari kita akan berhadapan dengan berbagai masalah. Tentunya, semua menuntut untuk diselesaikan.

Masing-masing masalah tentu punya porsinya sendiri. Ada yang mudah sehingga cepat selesai, ada pula yang begitu berat dan rumit.

Kisah Gadis Cantik Pesan Kamar di Neraka, Detik Itu Juga Dikabulkan Allah SWT

Menghadapi masalah rumit, kita tentu membutuhkan waktu. Juga, menyedot pikiran dan perasaan.

Seringkali, kita harus berupaya keras agar masalah bisa cepat selesai. Tetapi, sekeras apapun usaha itu, jalan keluar juga belum juga ada.

Ketika menghadapi masalah semacam ini, dianjurkan membaca doa yang terdapat dalam Alquran Surat Al Kahfi ayat 10.

Allah akan memberikan jalan keluar apabila menghadapi Kesulitan hal ini salah satu manfaat Membaca
(Foto: Shutterstock)

Rasulullah SAW menjadikan sholat media meminta pertolongan Allah SWT

REPUBLIKA

Rasulullah SAW menjadikan sholat media meminta pertolongan Allah SWT Sholat berjamaah (Ilustrasi)

Rep: Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sholat menjadi salah satu pelipur lara Rasulullah SAW saat menghadapi masalah.  Maka sudah saputnya kita sebagai umatnya, mengikuti caranya (sholat) ketika menemukan kesulitan.  

Baca Juga

عن حُذَيْفَةُ بن اليمان رضي الله عنه قَالَ : «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى 

Dari sayyidina Hudzaifah RA, dia berkata, "Apabila Baginda Rasulullah SAW menemui suatu kesulitan, maka beliau bergegas mengerjakan sholat." (HR Ahmad, Abu Dawud, dari Kitab Durrul Mantsur) 

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal mengatakan, sholat adalah rahmat Allah SWT yang besar. Mencari penyelesaian dengan sholat ketika menghadapi setiap kesulitan berarti mendatangkan rahmat Allah SWT.

"Jika rahmat Allah SWT datang, tidak akan ada lagi kesulitan yang tersisa. Banyak riwayat yang menyebutkan tentang hal ini," katanya. 

Para sahabat RA yang selalu mengikuti setiap langkah Baginda Nabi SAW juga sering melakukannya.  

عن أبي الدرداء قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا كانت ليلة ريح كان مفزعه إلى المسجد حتى تسكن

Sayydina Abu Darda berkata, “Jika terjadi angin topan, Baginda Rasulullah SAW akan bergegas masuk ke masjid dan tidak akan keluar dari masjid sebelum angin reda. "  

Demikian juga ketika terjadi gerhana matahari atau bulan, Baginda Rasulullah akan bergegas mengerjakan sholat. 

Sayyidina Husain RA meriwayatkan dari Baginda Nabi SAW beliau bersabda, "Para Nabi Alaihimus salam setiap kali menghadapi kesulitan, akan bergegas melaksanakan sholat." 

Suatu hari, ketika dalam perjalanan, Sayyidina Ibnu Abbas RA  mendapat kabar bahwa anaknya telah meninggal dunia. Ia segera turun dari untanya kemudian sholat dua rakaat, lalu membaca.  "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali." 

Setelah itu, ia berkata. "Aku telah melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah SWT dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 45: 

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ "Carilah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat."

Terdapat kisah lain mengenai Sayyidina Ibnu Abbas RA. Saat dalam perjalanan Ia mendapatkan berita kematian saudaranya yang bernama Sayyidina Qutsam  RA. Ia segera turun dari untanya dan mengerjakan sholat dua rakaat di pinggir jalan. Ia berdoa cukup lama dalam tasyahudnya. Kemudian ia berdiri untuk melanjutkan perjalanannya membaca ayat Alquran surat Albaqarah ayat 45 di atas.    

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Allah akan memberikan jalan keluar apabila menghadapi Kesulitan hal ini salah satu manfaat Membaca

Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.

Hadis di atas tentunya sudah tidak asing di benak kita, bahwa kewajiban menuntut ilmu itu diperuntukkan bagi setiap orang Islam. Syaikh Az Zarnuji pun menjelaskan, bahwa diwajibkan pula atas seorang Muslim, mempelajari ilmu yang dibutuhkan dirinya sekarang ini, dan juga ilmu yang dapat diamalkan kapan saja dan dimana saja.

Mengapa wajib bagi setiap Muslim untuk menuntut ilmu? Karena ada banyak keutamaan ilmu. Beberapa keutamaan ilmu diantaranya adalah:

  1. Ilmu adalah kekhususan, ilmu adalah keistimewaan yang Allah subhanahu wa ta’ala khususkan hanya untuk manusia semata. Selain ilmu, manusia dan hewan memiliki kesamaan.
  2. Ilmu dapat mengantarkan seseorang menuju kepada kebajikan dan ketaqwaan. Dan sebab ketaqwaan itu, seseorang dapat memperoleh kemuliaan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, dan kebahagiaan abadi.

Keutamaan akan ilmu ini seyogyanya dapat menjadikan setiap Muslim senantiasa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Syaikh Az Zarnuji mengatakan, bahwa diantara hal yang penting dalam menuntut ilmu yang harus diperhatikan adalah fil jiddi (kesungguhan). Jika sesuatu dilakukan dengan kesungguhan, maka Allah subhanhu wa ta’ala akan memberikan keberhasilan di dalamnya. Selain kesungguhan (al jiddu), juga perlu diiringi dengan sikap kesungguhan yang terus menerus (al muwazobah) dan komitmen (al muzallimah) dalam menuntut ilmu. Tiga sikap ini harus ada dalam diri pelajar (orang yang belajar) dan berjalan beriringan, tidak dapat hanya salah satu saja.

Wajib bagi setiap pelajar, bersungguh-sungguh, terus menerus, dan komitmen, tidak berhenti hingga tujuan dalam menuntut ilmu tercapai. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Maryam: 12 yang artinya, “Wahai Yahya, ambillah kitab (itu) dengan kuat”, dan dalam QS Al Ankabut: 69 yang artinya, “Dan orang-orang berjuang, untuk mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan mereka jalan-jalan menuju Kami”.

Dikatakan oleh Az Zarnuji, barangsiapa yang mencari sesuatu dan dilakukannya dengan sungguh-sungguh, pasti dia akan mendapatkannya. Dan barangsiapa yang mengetuk pintu dengan terus menerus, pasti dapat masuk. Dikatakan pula, bahwa sesuai dengan kesungguhannya, seseorang akan mendapat apa yang menjadi harapannya.

Dalam konteks kesungguhan ini, Az Zanurji menjelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi seseorang akan dapat selesai dengan kesungguhan, terutama kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar. Allah akan memberikan pertolongan pada seseorang jika Allah menghendaki. Kesulitan dapat selesai dengan kesungguhan adalah menjadi anugerah Allah subhanahu wa ta’ala dan berada dalam kekuasaan-Nya.

Kesungguhan dalam belajar dan memperdalam ilmu bukan hanya dari pelajar semata namun kesungguhan ini juga dibutuhkan kesungguhan dari tiga (3) orang, yakni pelajar (murid), guru, dan orang tua. Jika murid, guru, dan orang tua sungguh-sungguh, insya Allah itu akan berhasil, kesulitan (dalam menuntut ilmu, dalam belajar) akan dapat terselesaikan, insya Allah. Manusia diperintahkan Allah untuk belajar dan belajar. Hanya saja memang kualitas akal manusia itu berbeda-beda. Nah, kesungguhan inilah yang menjadi kunci. Dengan kesungguhan ini, sesuatu yang sulit itu insya Allah akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Bagaimana ilmu itu dapat diperoleh tanpa melalui kesulitan? Banyak diantara kita ini memiliki cita-cita, memiliki keinginan, namun jika tidak diiringi dengan kesungguhan, maka itu adalah kedustaan. Apapun cita-cita dan keinginan seseorang, jika diiringi dengan kesungguhan, maka insya Allah akan terwujud. Jika tidak diiringi dengan kesungguhan, maka itu adalah kegilaan. Kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tanpa kesungguhan, maka kita adalah orang yang gila. Orang belum dapat dikatakan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, jika dia belum mendapatkan kepayahan yang sangat dalam menuntut ilmu. Allah akan memberikan jalan keluar untuk kesungguhan tersebut.

Masya Allah, merujuk pada materi di atas, maka pentinglah bagi setiap diri kita untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam belajar (menuntut ilmu). Semoga rangkuman materi ini dapat menjadi refleksi untuk diri kita, terlebih khusus bagi penulis pribadi. Insya Allah akan kita lanjutkan pembahasan mengenai kesungguhan dalam menuntut ilmu pada kesempatan berikutnya. Allahu’alam bish showab.

Referensi:

Materi kajian Kitab Ta’lim Muta’allim Syaikh Az Zanurji oleh Ustadz Muhammad Abdullah Sholihun yang dirangkum oleh penulis pada Ramadhan 1441 H.

Penulis:
Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A
– Dosen Jurusan Psikologi FPSB UII
– Kepala Divisi Pembinaan Kepribadian dan Kesejahteraan DPK UII