Jelaskan peran seorang bapak dalam perkembangan seorang anak

Akhir tahun 2019 lalu dunia dibuat terkejut dengan munculnya virus corona di Wuhan, Tiongkok yang kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia shingga kini memasuki tahun 2021. Semua Negara melakukan berbagai upaya dalam melakukan pencegahan salah satunya mencegah kerumunan yang diyakini berpotensi besar menyebabkan tersebarnya virus dengan cepat. Kegiatan belajar mengajar baik di tingkat Universitas hingga Sekolah dialihkan dengan metode daring, berbagai tempat hiburan ditutup, juga kegiatan perkantoran dialihkan dengan daring (work from home). Tahun 2020 meninggalkan jejak kisah yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dimana banyak hal ‘pertama’ yang kita lakukan sebagai dampak dari pandemic covid-19.

Berbagai peran baru yang sebelumnya tidak terbayangkan akan dilakukan karena adanya pandemi covid-19 dipaksa keadaan untuk melakukannya. Ada yang ‘dipaksa’ jadi anak rumahan yang sebelumnya jarang dirumah, ibu yang bekerja ‘dipaksa’ untuk menjelanakan double peran, juga seorang ayah yang terbiasa berada di luar rumah ‘dipaksa’ lebih sering berada di rumah dan menjalankan peran pengasuhan pada anak-anaknya. Semua peran yang terkesan ‘dipaksa’ keadaan sebenarnya itulah peran yang seharunya dilakukan tanpa harus ‘dipaksa’ seperti peran ayah dalam pengasuhan anak. Tidak sedikit laki-laki yang berpikir bahwa pengasuhan anak bukan tugas seorang ayah semua pengasuhan diserahkan pada perempuan selaku seorang ibu, padahal peran ayah dalam pengasuhan anak sangat mempengaruhi tahapan perkembangan anak. Kondisi pandemi covid-19 ini yang memaksa banyak orang untuk berdiam diri di rumah seakan ‘memaksa’ khususnya seorang laki-laki untuk menyadari tugasnya yang kemungkinan sering terlupakan yaitu perannya untuk turut serta dalam pengasuhan anak. menurut Lamb (2010) sosok ayah seringkali dinilai sebagai pengasuh kedua. Ada beberapa penyebab mengapa ayah dianggap sebagai pengasuh kedua khususnya di Indonesia yang menempatkan seorang laki-laki sebagai pekerja disektor publik atau pencari nafkah dan menempatkan perempuan pada sektor domestik menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh mengapa ayah kurang berperan dalam proses pengasuhan anak.

Menurut Maureen Black seorang professor peneliti pediatric University of Maryland School of Medicine, anak-anak yang dalam pola asuhannya melibatkan peran ayah cenderung memiliki masalah yang sedikit, skill bicara yang lebih baik, dan masalah tingkah laku yang lebih sedikit jika dibandingkan anak-anak yang dalam pola asuhannya tidak melibatkan peran ayah. Berdasarkan hasil penelitian Black tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa peran ayah dalam pengasuhan anak sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak. Untuk itu dalam pengasuhan anak kerjasama antar ayah dan ibu atau disebut juga coparenting sangat diperlukan. Ditengah tingginya kompetisi industri peran ayah dalam pengasuhan anak semakin minim.

Dalam tulisan ini penulis akan membahas mengenai peran ayah dalam pengasuhan anak, penulis akan memaparkan secara singkat mengenai peran ayah dalam pengasuhan, dampak keterlibatan ayah dalam pengasuhan, kelekatan ayah dan anak, macam-macam bentuk kelekatan, pembagian peran pengasuhan ibu dan ayah, dan juga manfaat dari kelekatan anak dan ayah.

Peran ayah dalam pengasuhan anak

Dalam melakukan pengasuhan terhadap anak peran Ayah & Ibu merupakan peran yang sangat penting hingga idealnya ayah dan ibu mengambil peran yang saling melengkapi. Dalam berinteraksi dengan anak ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda, menurut Lamb dalam (Santrock : 2007) interaksi ibu berpusat dalam aktivitas perawatan anak seperti mengganti popok, memandikan, memberi makan, juga menggantikan pakaian. Interaksi ayah dan anak lebih banyak terlibat dalam bermain yang menimbulkan semangat.

Sebelum membahas terlalu jauh mengenai peran ayah khusus dalam pengasuhan anak ada beberapa peran ayah dalam keluarga menurut McAdoo adalah sebagai berikut :

1.     Provider yaitu sebagai penyedia dan pemberi fasilitas kebutuhan keluarga.

2.     Protector yaitu sebagai pemberi perlindungan bagi setiap anggota keluarganya.

3.     Decision maker yaitu sebagai pengambil keputusan dalam keluarganya.

4.     Child spesialiser & educator yaitu sebagai pendidik dan menjadikan anak mahluk sosial.

5.     Nurtured mother yaitu sebagai pendamping ibu dalam pengasuhan anak.

Lamb mengatakan bahwa keterlibatan ayah dalam proes pengasuhan anak memiliki tiga komponen yaitu :

1.     Paternal engagement

Mencakup kontak dan interaksi langsung ayah secara langsung dengan anak dalam konteks pengasuhan, bermain atau rekreasi.

2.     Accesibilty atau availability

Peran ini mencakup kehadiran dan keterjangkauan ayah bagi anak, terlepas dari ada atau tidaknya interaksi langsung antara ayah dan anak.

3.     Responsibility

Mencakup pemahaman dan usaha ayah dalam memenuhi kebutuhan anaknya, mencakup faktor ekonomi maupun pengaturan dan rencana kehidupan.

Sebuah lembaga riset dan pengembangan di Amerika Serikat (National Center for Education Statistic) merilis dan merangkum peran-peran Ayah dalam pengasuhan anak hasil riset dari para ahli seperti Amato (1987, 1996), McBride (1990), McBride dan Mills (1993), Palkovitz (1997), Radin (1994), Volling & Belsky (1991), peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :

1.     Economic provider

Ayah sebagai penyedia kebutuhan anak dan juga kebutuhan keluarga baik kebutuhan primer maupun sekunder.

2.     Caregiver & nurture

Caregiver bagi ayah yaitu ayah berperan pada kebutuhan dan perawatan anak seperti memandikan, membersihkan atau memberi makan. Sementara nurture bagi ayah adalah berperan dalam pengasuhan dan terlibat secara emosi seperti mencium, membelai, memeluk dan memanggilnya dengan panggilan kasih sayang.

3.     Teacher & role model

Ayah berperan mendidik sekaligus sebagai teladan bagi anak-anak, perilaku kedua orangtua termasuk ayah akan dijadikan contoh bagi anak-anak.

4.     Friends & playmates

Ayah juga berperan sebagai teman dan sekaligus menjadi teman bermain bagi anak. Anak merasakan kenyamanan saat menjadikan ayahnya sebagai teman untuk berbagi cerita ataupun bermain.

5.     Monitors & disciplinarian

Ayah juga berperan dalam mengontrol kedisplinan, sikap dan tingkah laku anak.

6.     Protector

Ayah berperan juga sebagai pelindung bagi anak, anak akan merasa aman ketika ayah berada di dekatnya.

Berdasarkan Jain, Belsky, dan Crinc (1996) peran ayah dalam pengasuhan dikategorikan kedalam empat tipe yaitu sebagai pengasuh, guru dan teman, pengontrol kedisiplinan, dan pengawasan. Evans (1999) memaparkan teori peran ayah dalam pengasuhan atau disebut juga fathering yaitu pemberi solusi, teman bermain, pemberi hukuman, pemberi dan penyedia. Hart (2002) berpendapat ayah memiliki peran dalam keterlibatannya dalam pengasuhan yaitu :

1.     Economic provider, ayah dianggap sebagai pendukung finansial untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga termasuk apa yang dibutuhkan oleh anak dan pelindung bagi keluarga.

2.     Friend & playmate, ayah dianggap sebagai ‘fun parent’ serta memiliki waktu bermain yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu.

3.     Caregiver, ayah dianggap sering memberikan stimulasi afeksi dalam berbagai bentuk sehingga memberikan rasa nyaman dan penuh kehangatan.

4.     Teacher & role model, ayah bertanggung jawab terhadap apa saja yang dibutuhkan anak untuk masa mendatang melalui latihan dan teladan yang baik bagi anak.

5.     Monitor & disciplinary, ayah memenuhi peran penting dalam pengawasan terhadap anak, terutama begitu ada tanda-tanda awal penyimpangan maka disiplin dapat ditegakan.

6.     Protector, ayah mengontrol dan mengorganisasi lingkungan anak sehingga anak terbebas dari kesulitan atau bahaya serta mengajarkan bagaimana anak seharusnya menjaga keamanan diri mereka terutama selagi ayah dan ibu tidak sedang bersamanya.

7.     Advocate, ayah menjamin kesejahteraan anak dalam berbagai bentuk terutama kebutuhan anak terutama kebutuhan anak ketika berada di institusi di luar keluarganya.

8.     Resource, ayah dengan berbagai cara yang bisa dilakukan mendukung anak untuk berkembang dan menemukan kesuksesan pada bidang yang anak minati. Bentuk dukungannya dapat berupa dukungan moril maupun materil seperti menyediakan fasilitas bagi anak untuk menekuni minatnya dan lain sebagainya.

Peran ayah dalam pengasuhan anak dalam beberapa tahapan perkembangan anak

Masa bayi & balita

Kedekatan ayah dan anak menurut studi university college London kebanyakan baru dimulai ketika si anak sudah bernajak usia pubertas, padahal waktu terbaik untuk membangun kedekatan antara ayah dan anak harus dimulai sejak dini terutama saat bayi berusia 0-3 tahun. Kedekatan antara ayah dan anak yang dibangun dengan ayah melibatkan diri dalam proses pengasuhan anak sejak masih bayi memiliki banyak dampak positif seperti meningkatkan kreativitas anak, kontrol emosi menjadi lebih baik, mengasah psikologi, dan membentuk inisiatif anak. Ayah bisa melibatkan diri dalam proses pengasuhan bayi dengan cara mengajak bicara bayi, mengasuh bayi, memberi sentuhan pada bayi, bermain dengan bayi, juga mendukung proses menyusui.

Masa usia anak-anak

Pada usia anak ayahpun memimiliki peran tersendiri dalam keterlibatannya untuk pengasuhan anak. Peran ayah dalam pengasuhan masa usia anak-anak menurut adalah sebagai berikut :

1.     Membina hubungan dengan saudara kandung

2.     Membina hubungan dengan teman sebaya

3.     Parent peer cross preasure

4.     Dukungan sosial

Masa usia remaja

Ketika anak memasuki remaja orangtua pun harus ikut berkembang dalam menerapkan pola pengasuhannya. Menerapkan pengasuhan bagi anak yang memasuki usia remaja ayah juga memiliki peran tersindiri. Menurut buku penyuluhan bina keluarga remaja (BKR) yang beredar di Indonesia peran ayah dalam pengasuhan anak usia remaja adalah :

1.     Sebagai pendidik

2.     Sebagai panutan

3.     Sebagai pendamping

4.     Sebagai konselor

5.     Sebagai komunikator

6.     Sebagai teman atau sahabat

Dampak Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak

Keterlibatan ayah dalam pola asuh anak seperti yang telah sedikit di paparkan pada pembahasan awal memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak. Keterlibatan ayah juga mempengaruhi proses perkembangan anak pada beberapa aspek diantaranya adalah :

Perkembangan kognitif

Ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak sejak masih bayi akan menunjukan kemampuan peningkatan kognitif pada saat bayi tersebut berusia enam bulan. Pada saat anak menginjak usia satu tahun fungsi kognitif juga meningkat seperti dalam pemecahan masalah. Pada saat anak menginjak usia sekolah akan menunjukan prestasi akademik. Anak yang mendapatkan keterlibatan peran ayah dalam pengasuhannya akan termotivasi untuk melakukan performa terbaik. Hal ini juga berdampak pada saat anak dewasa selain memiliki prestasi akademik juga prestasi dalam karir nya dan kesejahteraan psikologis (Flouri, 2005).

Hasil penelitian pengaruh keterlibatan ayah dalam pengasuhan terhadap prestasi belajar anak usia sekolah menunjukan hasil signifikan atau adanya pengaruh. Perkembangan kognitif anak, kompetensi sosial anak sejak dini dipengaruhi oleh kelekatan, hubungan emosional serta ketersediaan sumber daya dan masa transisi menuju remaja.

Perkembangan sosial

Keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan anak yang berdampak pada perkembangan sosial menurut Kato (2002) berpengaruh terhadap perilaku prososial anak pada usia tiga tahun. Anak pada usia remaja akan berdampak pada minimnya konflik dengan teman sebayanya. Menurut Gottman dan DeClaire (2004) keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak akan mengembangkan kemampuan anak untuk berempati, penuh kasih sayang dan perhatian, serta hubungan sosial yang lebih baik.

Perkembangan emosi

Keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan anak juga berdampak positif dengan kepuasan hidup anak, kebahagiaan, juga rendahnya pengalaman depresi (Dubowits, 2001 & Fomoso, 2007). Ketika seorang ayah memberikan perhatian dan kasih sayang seperti menemani bermain, membantu mengerjakan tugas sekolah atau lainnya akan menimbulkan perkembangan emosi positif pada anak, apabila emosi postif pada anak terus berkembang dan distimulasi maka kemampuan anak dalam mengendalikan emosi akan berkembang dengan baik.

Wahai para ayah sudahkah anda menjalankan peran sebagai ayah untuk anak-anak anda ?

Oleh : Olvia Nursaadah