11 apa yang dapat kita lakukan ketika mendapat nikmat dari Allah sebutkan dan berikan contohnya

Sikap syukur yang lebih luas diwujudkan dalam bentuk taat kepada Allah

ANTARA FOTO/Jojon

Mengingat Allah Ilustrasi.

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Usep Romli HM

Anugerah nikmat Allah SWT kepada manusia sangat tidak terbatas. Sebagaimana firman-Nya, "Dan Dia telah memberikan ke padamu dari segala apa yang kamu mohonkan. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitungnya. Se sungguhnya manusia itu sangat zalim dan suka mengingkari (nikmat Allah)." (QS Ibrahim: 34).

Seandainya semua air di lautan dijadikan tinta untuk menuliskan sabda Allah SWT, mencakup rahmat, nikmat, pertolongan, peringatan, seruan kepada haq, dan lain sebagainya, lautan akan kering sebelum semuanya berhasil dicatat. Bahkan, jika didatangkan tinta tambahan sebanyak itu pula, tetap tidak akan cukup.

Itulah bukti kebesaran Allah SWT dengan limpahan nikmatnya yang sangat tidak terbatas (tafsir al-Kahfi: 109). Dalam menyikapi nikmat karunia tak tepermanai itu, manusia terbagi ke dalam tiga kelompok : Pertama, kelompok yang bersyukur. Mensyukuri nikmat Allah SWT untuk digunakan di jalan yang benar, sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.

Sikap syukur paling sederhana adalah mengucapkan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) setiap mendapat kenikmatan. Sikap syukur yang lebih luas diwujudkan dalam bentuk taat kepada Allah, mematuhi dan melaksanakan segala perintah-Nya, sekaligus menninggalkan segala larangan-Nya.

Jika mendapat nikmat kekuasaan, hal tersebut digunakan untuk menegakkan keadilan, melindungi orang-orang yang lemah teraniaya, membangun sarana-sarana kepentingan umum penuh ikhlas dan pengabdian, serta bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jika mendapat nikmat kekayaan, sebagian dikeluarkan untuk zakat (jika sudah mencapai nisab dan haul), infak, sedekah, jariyah, dan amal kebajikan sosial lainnya.

Orang yang mensyukuri nikmat akan mendapat tambahan nikmat berlipat ganda (QS Ibrahim: 7). Kedua, kelompok yang kufur. Kelompok ini menggunakan nikmat yang mereka terima dari Allah SWT berupa kekuasaan atau kekayaan untuk melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. Contohnya adalah menentang aturan Allah dan Rasul-Nya. Mereka asyik melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT sekaligus meninggalkan segala perintah-Nya.

Kelompok tersebut adalah yang dimaksud dalam QS Ibrahim: 7, yakni mendapat azab amat pedih. Azab yang mungkin mereka terima langsung di dunia dan pasti akan diterima di akhirat kelak. Ketiga, kelompok bimbang dan ragu. Mereka tak punya pendirian. Ibarat pucuk bambu, mengarah ke mana angin bertiup. Jika mendapat nikmat, mereka bergembira-ria.

Bahkan, lupa sama sekali untuk bersyukur. Namun, jika ditimpa kekurangan, mereka menggerutu, putus asa. Firman Allah SWT, "Sebagian manusia ada yang menyembah Allah, dengan tidak sungguh-sungguh, sehingga kalau mendapat kebaikan, bersenang hati, tapi kalau mendapat cobaan, berputar ke belakang. Orang-orang demikian akan mendapat kerugian nyata di dunia dan akhirat." (QS al-Hajj : 11).

Kelompok semacam ini jika mendapat ke senangan maka merasa disayang dan di muliakan Allah. Namun, apabila mendapat ujian kesulitan, rezekinya surut, maka ia me rasa dihinakan oleh Allah SWT (QS al-Fajr: 15-16).

Mensyukuri nikmat dengan cara menyadari nikmat itu dari Allah SWT.

alifmusic.net

Zikir dan munajat kepada Allah (ilustrasi).

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, tidaklah terhitung banyaknya. Bahkan kalau kita mencoba melakukan hitungan itu, tidak akan kita mampu karena banyaknya. "Dan jika kamu (mencoba) menghitung (nikmat Allah), pastilah tidak akan mampu melakukannya," demikian firman-Nya dalam Alquran.

Baca Juga

Mensyukuri nikmat, antara lain dengan cara lisan, yakni mengucapkan hamdalah, alhamdulillah. Seraya dicamkan dalam hati, betapa Mahakasih dan Mahasayangnya Allah. Sedangkan bersyukur dalam bentuk perilaku adalah memperlakukan nikmat yang ada sesuai yang dikehendaki Allah, Sang Pemberi Nikmat.

Nikmat sehat misalnya, tentu saja harus disyukuri dengan menggunakan kesehatan itu dengan giat beribadah kepada-Nya. Juga, termasuk bersyukur, adalah memelihara kesehatan itu. Misalnya dengan berolahraga dan memakan makanan yang halal dan bergizi.

Mensyukuri nikmat sehatnya (normalnya) pendengaran, penglihatan, dan suasana hati, haruslah disyukuri dengan jalan hanya mendengar, melihat, dan merasakan yang baik-baik dan halal saja menurut aturan Islam. Yaitu berupaya sekuat tenaga hanya melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang tidak membuat kita lupa kepada Allah (dzikrullah), atau menghindari hal-hal yang dapat membuat lupa kepada-Nya dan mendorong kita memperturutkan hawa nafsu syaithoniyah.

Imam Ghazali menyebutkan, syukur itu tersusun dari tiga hal, yaitu ilmu, hal (keadaan), dan amal (perbuatan). Ilmunya ialah dengan menyadari bahwa kenikmatan yang diterimanya itu semata-mata dari Allah SWT. Keadaannya adalah menyatakan kegembiraan karena memperoleh kenikmatan. Amalnya adalah menunaikan sesuatu yang sudah pasti menjadi tujuan serta yang dicintai oleh Allah SWT yang memberi kenikmatan itu untuk dilaksanakan.

Syukur dalam bentuk amal berkaitan dengan amalan hati, anggota badan, dan lisan. Kaitannya dengan hati adalah sengaja berbuat kebajikan dan merahasiakanya kepada seluruh makhluk. Hubungannya dengan lisan adalah mengucapkan pujian, hamdalah, yakni mengucapkan "alhamdulillah" (segala puji bagi Allah). Kaitannya dengan anggota badan adalah mempergunaan kenikmatan itu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, tidak mempergunakannya untuk berbuat maksiat.

Dengan demikian, nikmat harta disyukuri dengan menggunakan harta itu untuk kebaikan semata, sesuai dengan perintah Allah SWT, yakni untuk nafkah diri, keluarga, kerabat, dan kaum dhuafa dengan tetap mengeluarkan zakat, infak, dan sedekahnya. Termasuk syukur terhadap nikmat harta adalah mempersembahkan harta itu untuk jihad di jalan Allah atau menegakkan syi'ar Islam.

Allah SWT menjanjikan, amalan syukur disertai iman adalah penghalang turunnya siksa Allah di muka bumi ini. Sebuah bangsa tidak akan mengalami krisis atau kesulitan jika mereka beriman dan bersyukur. Tidaklah Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman (QS  an-Nisaa: 147). 

Dia pun akan terus menambah kenikmatan itu jika kita pandai mensyukuri nikmat yang sudah diberikan-Nya (QS Ibrahim: 7). Sayangnya, sedikit sekali dari kita, hamba-hamba Allah, yang pandai bersyukur (QS Saba: 13), sehingga kesusahan kerap menimpa kita.

  • Syukur
  • syukur nikmat
  • cara mensyukuri nikmat
  • hikmah syukur nikkmat

  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat dan Ketentuan

Banyak manusia di dunia ini dilanda kegelisahan atas kehidupan yang dijalaninya. Kegelisahan tersebut kadang muncul akibat merasa dirinya lebih rendah dari orang lain, atau bisa juga karena merasa pekerjaannya tidak lebih mulia daripada pekerjaan orang lain, dan terkadang mereka merasa tidak kaya seperti orang lain. Perasaan tersebut sering menimbulkan rasa depresi, stres, dan gelisah bahkan iri hati.

Perasaan tersebut muncul juga dikarenakan manusia kurang bersyukur dan kurang memaknai arti syukur yang sesungguhnya dalam kehidupannya. Akibatnya mereka selalu merasa rendah dari orang lain. Anjuran untuk bersyukur atas nikmat Allah tersebut terdapat dalam Alquran Surah Al-A’raf ayat 10 yang artinya:

"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."

Ayat tersebut bermakna bahwa Allah telah memberikan kenikmatan di Bumi berupa sumber daya penghidupan untuk manusia. Dan hendaknya manusia mempergunakannya dengan baik sehingga kebutuhan hidup tercukupi dan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah SWT. Dalam tafsir Al-Misbah juga dijelaskan makna ayat tersebut berupa:

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kalian di muka bumi. Lalu Kami berikan kalian kekuatan untuk dapat mengeksploitasi dan mendaya-gunakannya. Kami juga menyediakan sarana-sarana kehidupan. Akan tetapi sangat sedikit yang bersyukur di antara kalian, dan kalian akan mendapatkan balasan dari itu."

Syukur kepada Allah SWT adalah ibadah yang wajib harus dilaksanakan seorang muslim. Karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba mendapatkan kenikmatan dunia baik nikmat harta, makanan, pakaian, serta jabatan, melainkan dari pemberian Allah SWT. Dalam ayat tersebut juga disebutkan bahwa sedikit manusia yang dapat bersyukur kepada Allah. Syukur juga dapat mendatangkan kebaikan bagi umat manusia itu sendiri.

Kebaikan tersebut dapat berupa kebaikan lahir dan batin. Orang yang selalu bersyukur maka ia akan selalu merasa tentram hidupnya dan tidak gelisah hatinya juga tidak iri atas pencapaian orang lain yang lebih besar daripadanya. Bahkan dengan senantiasa bersyukur Allah akan menambah nikmat kehidupan terhadap orang itu.

Nabi Muhammad juga menganjurkan ummatnya untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah. Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allâh yang telah dianugerahkan kepada kalian."

Dalam hadis tersebut Rasullullah juga menganjurkan umatnya untuk selalu bersyukur dengan cara melihat dan membandingkan diri dengan orang yang lebih rendah dari kita. Bukan malah membandingkan diri dengan yang di atas kita. Dengan cara seperti itu kita dapat memaknai syukur lebih dalam, yaitu merasa bahwa kita sudah diberikan nikmat yang baik oleh Allah sehingga tidak merasakan kesusahan.

Cara bersyukur kepada Allah dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya kebiasaan bagi kita, antara lain:

1. Meyakini bahwa setiap nikmat datangnya dari Allah.

11 apa yang dapat kita lakukan ketika mendapat nikmat dari Allah sebutkan dan berikan contohnya

Yakin dengan sepenuh hati bahwa apa yang kita capai dan kita dapatkan semua itu tatkala berasal dari Allah dan atas kehendak juga kuasanya. Jika kita sudah meyakini syukur seperti ini dalam hati kita maka ketika kita diuji oleh Allah, kita tidak akan merasa berat dan mengeluh.

2. Mengucapkan melalui lisan.

11 apa yang dapat kita lakukan ketika mendapat nikmat dari Allah sebutkan dan berikan contohnya

Mengucapkan Alhamdulillah pada saat kita mendapatkan suatu kenikmatan merupakan tanda syukur kepada Allah SWT. Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti berzikir akan menambah rasa syukur kita terhadap nikmat Allah.

Orang yang bersyukur kepada Allah melalui lisannya akan selalu mengucapkan bahwa karena Allah lah dia mendapatkan nikmat. Sedangkan orang yang menyombongkan diri dan berniat membuat orang lain iri dengan pencapaiannya adalah tanda orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

3. Mewujudkan syukur dengan melakukan hal baik.

11 apa yang dapat kita lakukan ketika mendapat nikmat dari Allah sebutkan dan berikan contohnya

Wujud syukur dengan melakukan hal baik bisa dengan melibatkan diri sendiri untuk membuktikannya dengan cara mensyukuri nikmat dengan membantu orang lain menggunakan tangan kita sendiri yaitu bersedekah, kemudian menggunakan mata, telinga, dan mulut kita yang telah diberikan Allah untuk melihat, mendengar, dan mengatakan sesuatu yang baik. Sehingga secara tidak langsung kita telah mensyukuri nikmat anggota tubuh kita yang telah diberikan Allah sesempurna ini.

Itulah beberapa cara untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita maknai sebagai bentuk syukur kita terhadap nikmat Allah. Semoga kita tidak termasuk dalam orang-orang yang kufur dan lupa bersyukur atas nikmatnya.