Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat berikut kecuali

Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat berikut kecuali

Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat berikut kecuali
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Ilustrasi tekanan darah tinggi

KOMPAS.com - Besarnya tekanan darah bisa berubah-ubah sepanjang waktu sebagai respons dari suasana hati, aktivitas, sampai posisi tubuh.

Melansir NHS, tekanan darah adalah ukuran kekuatan jantung saat memompa darah ke seluruh tubuh.

Besar kecilnya tekanan darah diukur dengan alat tensimeter. Satuan pengukuran tekanan darah yakni milimeter air raksa atau mmHg.

Baca juga: 11 Penyebab Tekanan Darah Naik Mendadak yang Kerap Tidak Disadari

Ada dua jenis tekanan darah yang diukur, yakni sistolik dan diastolik. Sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Dan diastolik adalah tekanan saat jantung beristirahat di antara detak.

Sebagai panduan umum, hasil pengukuran tensi:

  • Tekanan darah normal antara 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg
  • Tekanan darah tinggi 140/90 mmHg atau lebih tinggi
  • Tekanan darah rendah di bawah 90/60 mmHg

Ada beberapa faktor yang memengaruhi besarnya tekanan darah seseorang. Melansir Suntech Medical, berikut beberapa di antaranya:

1. Manset tensimeter terlalu kecil

Penelitian menunjukkan, manset alat pengukur tekanan darah yang terlalu kecil dapat membuat hasil pengukuran tekanan darah sistolik naik sekitar 10-40 mmHg.

Sebelum menggunakan alat tensimeter, setiap orang perlu memastikan ukuran manset yang digunakan sesuai dengan lingkar lengan.

2. Manset tensimeter digunakan di atas pakaian

Saat mengukur tekanan darah, pastikan manset alat tensimeter yang digunakan menempel langsung di lengan.

Penggunaan manset alat pengukuran tekanan darah bisa memengaruhi besarnya tekanan darah sistolik antara 10-50 mmHg.

Baca juga: Penyebab Tekanan Darah Naik di Pagi Hari

Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat berikut kecuali

Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat berikut kecuali
Lihat Foto

shutterstock

Ilustrasi mengukur tekanan darah

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau rendah dapat diketahui lewat pengukuran tekanan darah.

Pengukuran tensi atau tekanan darah dengan alat tensimeter harus akurat.

Pasalnya, hasil pengukuran tensi digunakan untuk menentukan pengobatan atau penanganan medis selanjutnya.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil

Memahami tekanan darah

Tensimeter umumnya menunjukkan dua jenis angka saat pengukuran tekanan darah.

Angka pertama atau sistolik, menunjukkan besarnya tekanan darah pada dinding arteri ketika jantung berdetak.

Angka kedua atau diastolik, menunjukkan besarnya tekanan darah pada dinding arteri saat jantung beristirahat di antara detak jantung.

Tekanan darah normal

Besarnya tekanan darah tersebut bervariasi dipengaruhi usia sampai kondisi kesehatan.

Menurut standar American Heart Association, rentang tekanan darah dikategorikan dalam beberapa jenis:

Normal : tekanan darah normal atau tensi normal sistoliknya berada di angka 120 mm Hg dan diastoliknya 80 mm Hg atau 120/80 mm Hg.

Potensial naik: tekanan darah dianggap mulai naik saat diukur hasil sistoliknya antara 120-129 mm Hg dan diastolik kurang dari 80 mm Hg.

Pemeriksaan tekanan darah bertujuan untuk memantau sirkulasi darah dalam tubuh. Pemeriksaan ini perlu dilakukan secara rutin karena tinggi rendahnya tekanan darah dapat menjadi acuan dari kondisi yang Anda alami. Anda dapat mengukur tekanan darah secara mandiri di rumah atau di rumah sakit.

Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital pada tubuh selain denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh. Ada beragam faktor yang dapat memengaruhi tekanan darah, mulai dari pola hidup, aktivitas, hingga kondisi psikis.

Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat berikut kecuali

Pemeriksaan tekanan darah rutin biasanya disarankan oleh dokter bila terdapat kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi.

Memahami Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah

Terdapat dua angka yang tertera pada alat pengukur tekanan darah atau tensimeter. Angka di atas menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan angka di bawah menunjukkan tekanan diastolik.

Tekanan sistolik menunjukkan tekanan aliran darah dalam dinding arteri setelah jantung berdenyut, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan aliran darah dalam dinding arteri saat jantung dalam kondisi rileks setelah berdenyut. Pada saat inilah jantung terisi darah dan menerima oksigen.

Tingkat tekanan darah diukur dalam skala mmHg atau milimeter air raksa (merkuri). Di dunia medis, raksa digunakan sebagai unit pengukuran standar untuk tekanan darah.

Hasil pemeriksaan tekanan darah dapat dikategorikan menjadi:

1. Normal

Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg dapat dikatakan normal. Anda yang memiliki tekanan darah normal harus mempertahankannya dengan makan makanan bernutrisi dengan gizi yang seimbang dan berolahraga secara rutin.

2. Prahipertensi

Tekanan darah pada kisaran antara 120–129 mmHg sistolik dengan diastolik kurang dari 80 mmHg menunjukkan prahipertensi. Apabila tidak segera diatasi, prahipertensi dapat berkembang menjadi hipertensi.

3. Hipertensi derajat 1

Tekanan darah dengan kisaran 130–139 mmHg sistolik atau 80-89 mmHg diastolik, termasuk hipertensi derajat 1. Namun, Anda belum tentu mengalami hipertensi derajat 1 jika pemeriksaan ini baru dilakukan satu kali. Dokter biasanya akan mengulang pemeriksaan untuk memastikannya.

4. Hipertensi derajat 2

Anda dapat didiagnosis hipertensi derajat 2 apabila tekanan darah secara konstan berada di atas 140/90 mmHg. Jika tekanan darah mencapai batas ini, dokter akan menyarankan Anda untuk menerapkan pola hidup sehat dan meresepkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang perlu dikonsumsi secara rutin.

5. Krisis Hipertensi

Jika tekanan darah Anda mencapai lebih dari 180/120 mmHg, tunggu selama 5 menit, lalu ulangi pemeriksaan. Jika setelah diulang tekanan darah masih sama, Anda harus memeriksakan diri ke dokter karena sudah masuk dalam kategori krisis hipertensi.

Waspadai juga gejala lain yang kerap menyertai, seperti nyeri dada, sesak napas atau sulit bernapas, nyeri punggung, rasa lemas atau mati rasa, perubahan pada penglihatan, atau kesulitan berbicara.

6. Hipotensi

Sebaliknya, jika tekanan darah Anda sering berada di bawah 90/60 mmHg, Anda mungkin mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi. Kondisi ini juga bisa disertai rasa pusing karena kurang pasokan oksigen dalam darah.

Hipotensi kadang menjadi tanda seseorang mengalami dehidrasi. Namun, bisa juga menjadi tanda adanya gangguan kesehatan tertentu sehingga Anda dianjurkan untuk tetap berkonsultasi ke dokter jika hasil pemeriksaan sering menunjukkan tekanan darah rendah.

Cara Pemeriksaan Tekanan Darah Untuk Hasil yang Lebih Akurat

Pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama pada penderita hipertensi, sangat penting. Selain untuk memahami pola tekanan darah, pemeriksaan ini juga dapat membantu pemberian obat dan memantau efektivitas pengobatan yang diberikan serta membantu dokter memperkirakan potensi komplikasi.

Sebelum melakukan pemeriksaan, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan dan hindari agar pemeriksaan tekanan darah lebih akurat, yaitu:

Tidak makan sebelum pemeriksaan dilakukan

Anda disarankan untuk tidak makan, merokok, serta minum minuman berkafein dan beralkohol setidaknya 30 menit sebelum pemeriksaan dilakukan. Selain itu, jangan lupa buang air kecil terlebih dahulu. Saluran kemih yang penuh dapat meningkatkan tekanan darah walau hanya sedikit.

Cobalah bersikap tenang

Pastikan Anda dalam kondisi tenang saat pemeriksaan tekanan darah dilakukan. Guna membantu Anda tenang, cobalah duduk secara santai selama 5 menit dengan posisi senyaman mungkin sebelum pemeriksaan dilakukan. Usahakan untuk tidak membicarakan dan memikirkan hal-hal yang memicu stres.

Posisikan lengan setinggi jantung

Posisikan lengan Anda setinggi jantung di meja atau lengan kursi. Pastikan telapak tangan berada di atas. Letakkan bantal atau alas di bawah lengan agar lengan sejajar dengan jantung.

Gulung lengan baju ke atas. Alat pemeriksa tekanan darah akan ditempelkan langsung menyentuh kulit agar hasil pemeriksaan akurat. Untuk memastikan keakuratannya, Anda bisa mengulangi pemeriksaan beberapa kali dengan jeda 2–3 menit. Catatlah setiap hasil pemeriksaan sesuai keperluan.

Bila Anda memiliki hipertensi, penting untuk selalu melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, baik secara mandiri maupun dengan bantuan petugas medis. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah Anda tidak normal dan disertai gejala tertentu, segeralah periksakan diri ke dokter.