Surah Al Isra ayat 23 menjelaskan tentang sikap baik kepada kedua orang tua apa saja pesan Allah dalam ayat tersebut?

Abstract. Al-Qur'an is the word of Allah given to the Prophet Muhammad. through the angel Gabriel and in it contains instructions for Muslims. One of the Qur'anic commands that must be carried out by the child is to devote to both parents, to love and cherish both, the command of Birrul despite placing the second place after the order to worship other than Allah SWT. the phenomenon when there are still many children who do not carry out birrul walidain, therefore in Al-Qur'an surat Al-Isra verse 23 Allah SWT instructs his servants to do good to their parents and prohibit lawlessness from him. This study aims to find out a). The meaning of QS. Al-Isra verse 23 b). The essence of QS interpretation. Al-Isra verse 23 c). Opinions of experts about the obligation to do good to parents d). Educational values contained in QS. Al-Isra verse 23 about doing good to parents. This research is a library research (library reseach), which is research whose main object is from the Qur'an, books and writings published, and other sources related to this problem. Judging from the type of data, this study belongs to descriptive qualitative research. Descriptive research is an explanation of the variables studied, through defining and in-depth description of various references, so that the scope, position and prediction of the relationship between variables to be examined becomes clearer and more directed. Based on the results of this study, it can be concluded that: the values contained in QS. Al-Isra verse 23, namely: Not associating partners with Allah SWT and Allah SWT ordered his servant to do good to both parents, and forbid his servant to say words that hurt both parents, such as yelling, cursing, and rebuking both, and Allah SWT ordered that show attention and an attitude of affection towards both, then God ruled his servant to worship, because it has the nature of tawadhu, which is the commendable nature that is favored by Allah SWT.

Keywords: Birrul Walidain, Moral Education, QS. Al-Isra ayat 23

Abstrak. Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat jibril dan didalamnya berisi petunjuk bagi umat muslim. Salah satu perintah Al-Qur’an yang harus dilaksanakan oleh sang anak yaitu berbakti kepada kedua orang tua, mengasihi dan menyayangi keduanya, perintah birrul walidain menempatkan urutan kedua setelah perintah untuk menyembah kepada selain Allah SWT. fenomena saat yang terjadi masih banyak anak yang tidak melaksanakan birrul walidain, oleh karena itu dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 23 Allah SWT memerintahkan kepada hambanya agar berbuat baik kepda orang tua dan melarang durhaka kepadanya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a). Makna dari QS. Al-Isra ayat 23 b). Esensi tafsir QS. Al-Isra ayat 23 c). Pendapat para pakar tentang kewajiban berbuat baik kepada orang tua d). Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam QS. Al-Isra ayat 23 tentang berbuat baik kepada orang tua. Penelitian ini merupakan penelitan pustaka (library reseach), yaitu penelitian yang objek utamanya dari Al-Qur’an, buku-buku dan tulisan-tulisan yang dipublikasikan, dan sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan ini. Ditinjau dari jenis data, penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian lengkap mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antara variabel yang akan ditelliti menjadi lebih jelas dan terarah. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: nilai yang terkandung dalam QS. Al-Isra ayat 23 yaitu: Tidak menyekutukan Allah SWT dan Allah SWT memerintahkan hambanya agar berbuat baik kepada kedua orang tua, dan melarang hambanya mengucapkan perkataan yang menyakiti kedua orang tua, seperti membentak, memaki, serta menghardik keduanya, dan Allah SWT memerintahkan agar menunjukkan perhatian serta sikap kasih sayang terhadap keduanya, kemudian Allah memerintah kepada hambanya agar bertawadhu, karena memiliki sifat tawadhu yaitu sifat terpuji yang disukai oleh Allah SWT.

Kata kunci: Birrul Walidain, Pendidikan Akhlak , QS.Al-Isra ayat 23

Surah Al Isra ayat 23 menjelaskan tentang sikap baik kepada kedua orang tua apa saja pesan Allah dalam ayat tersebut?
akhlak kepada orang tua

BincangSyariah.Com – Setiap insan tentu mempunyai orang tua yang telah melahirkannya dan merawatnya. Tak perlu diragukan lagi, hampir kebanyakan orang tua sangat menyayangi anaknya sampai tua kelak. Sebagai anak, tentu kita haruslah mempunyai sikap yang baik kepada orang tua kita. Dan Islam sudah mengaturnya tentang bagaimana baiknya akhlak kepada orang tua.

Allah berfirman dalam Q.S Al-Isra’ ayat 23,

Surah Al Isra ayat 23 menjelaskan tentang sikap baik kepada kedua orang tua apa saja pesan Allah dalam ayat tersebut?

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Menurut Mujahid Lafadz waqadla pada awal ayat tersebut berartikan sebuah perintah. Sehingga pada awal ayat ini terdapat dua perintah yang bisa dikatakan seimbang. Pertama, larangan menyekutukan Allah. Kedua, berbuat baik kepada orang tua. Hal tersebut menandakan satu hal, yakni orang tua mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di hadapan Allah Swt.

Sebagai penguat, tentu kita sudah tak asing dengan satu hadits tentang ridho orang tua. Nabi Saw. bersabda, “Ridho Allah berada dalam ridho orang tua, dan Murka-Nya berada dalam murka orang tua.”. hadits tersebut sangat jelas menyatakan kedudukan orang tua yang sangat tinggi di hadapan-Nya.

Menurut Sayyid Qutb, susunan ayat yang seperti itu merupakan sebuah dekralasi akan tingginya nilai berbakti kepada orang tua di sisi Allah Swt atau disebut juga birrul-walidain. Dalam tafsir Al-Misbah disebutkan bahwa lafadz “ihsana” dapat berarti memberi nikmat kepada orang lain atau perbuatan baik. Dan lafadz tersebut lebih kuat maknanya dari lafadz adil.

Pada redaksi selanjutnya baru disebutkan contoh perilaku yang termasuk birrul-walidain. Pertama, janganlah mengucapkan kata “ah” dihadapan kedua orang tua. Menurut Ibnu Katsir, kata “ah” merupakan sebuah kata yang buruk dan paling ringan. Sehingga kita dilarang mengucapkan kata tersebut, apalagi sampai mengucapkan kata yang menyakitkan.

Kedua, dilarang membentak orang tua. Ibnu Katsir mengatakan bahwa redaksi tersebut memberi artian larangan melawan orang tua, terlebih melawannya dengan menggunakan tangan. Jangan sampai hanya karena kita merasa berbuat benar, sehingga berani membentak orang tua yang sudah membesarkan kita.

Ketiga, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Menurut Wahbah al-Zuhaili, kata kariim dapat berarti lembut, baik yang disertai dengan penghormatan, tatakrama, sopan dan penuh pengagungan. Hal tersebut menandakan perlunya kehati-hatian dalam mengucapkan perkataan kepada keduanya. Tentu supaya tidak ada satu kata pun yang dapat menyakitinya.

Pembahasan dilanjutkan pada ayat 24:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.”

Keempat, merendahkan diri di hadapan orang tua. Maksudnya ialah kita senantiasa menaati perintahnya selama tidak berada di jalan maksiat kepada Allah. Karena itu merupakan suatu bentuk kasih sayang kepada mereka. Dan jangan pernah merasa tinggi dengan keilmuan dan kekayaan yang kita miliki di hadapan mereka.

Kelima, berdoalah untuk mereka. Sudah semestinya kita senantiasa mendoakan kedua orang tua kita. Dan dalam ayat tersebut, kita diperintahkan oleh Allah Swt. untuk berdoa agar kedua orang tua kita diberi kelimpahan kasih sayang dari Allah sebagaimana dahulu mereka mendidik dan mengasihi kita semasa kecil.

Kelima sikap tersebut merupakan sedikit dari banyaknya akhlak kepada orang tua. Yang terpenting, kita haruslah senantiasa berbuat baik dan mendoakan kepada mereka. Semoga kita diberikan kemudahan untuk senantiasa melakukan hal tersebut. Aamiin.

Ilustrasi Surat Al-Isra ayat 23. Foto: pixabay

Surat Al-Isra ayat 23 adalah ayat Alquran yang menjelaskan tentang kewajiban berbakti kepada orangtua. Ayat ini juga menjelaskan tentang ketentuan dan sopan santun yang harus diperhatikan anak kepada kedua orangtuanya.

Surat Al-Isra terdiri dari 111 ayat dan merupakan surat ke-13 dalam kitab suci Alquran. Surat ini tergolong ke dalam surat Makkiyah karena diturunkan di Mekkah.

Secara bahasa, kata Al-Isra (الإسرا) memiliki arti perjalanan malam. Dinamakan demikian karena dalam surat ini dikisahkan peristiwa perjalanan Isra Mi'raj yang dilakukan Rasulullah pada malam hari.

Bagaimana bacaan Surat Al-Isra ayat 23? Dan apa isi kandungannya?

Surat Al-Isra ayat 23 dan Artinya

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا‌ ؕ اِمَّا يَـبۡلُغَنَّ عِنۡدَكَ الۡكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوۡ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيۡمًا‏

Wa qadaa Rabbuka allaa ta'buduuu illaaa iyyaahu wa bilwaalidaini ihsaanaa; immaa yablughanna 'indakal kibara ahaduhumaaa aw kilaahumaa falaa taqul lahumaaa uffinw wa laa tanharhumaa wa qullahumaa qawlan kariimaa

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Ilustrasi Surat Al-Isra ayat 23. Foto: pixabay

Isi Kandungan Surat Al-Isra ayat 23

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk tidak menyembah selain kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Seorang Muslim hendaknya mengingat kebaikan ibu bapak mereka. Mengetahui betapa berat penderitaannya, betapa sulit pengorbanannya, dan betapa melelahkannya mengasuh anak-anak mereka.

Mengutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karya Dr. KH. M. Hamdan Rasyid, MA., ada keutamaan besar jika seorang Muslim berbakti kepada kedua orangtuanya, yaitu:

  1. Mendapatkan Pengampunan atas Dosa-dosanya

Diriwayatkan bahwa suatu hari seorang lelaki dengan hati yang hancur dan sedih, datang menemui Rasulullah. Kepada beliau, lelaki itu bertanya, "Wahai Nabi Allah, Sesungguhnya saya telah melakukan dosa besar, masih adakah kesempatan bagi saya untuk bertaubat?" Beliau bertanya, "Wahai fulan. Masihkah Anda memiliki Ibu?" Lelaki itu menjawab. "Tidak". Beliau bertanya lagi, "Apakah engkau mempunyai bibi (saudara perempuan dari ibu)?" Lelaki itu menjawab, "Ya". Beliau pun bersabda, "Kalau begitu, berbaktilah engkau kepadanya, karena bibi mempunyai posisi yang sama dengan ibu." (HR. At- Tirmidzi)

  1. Menjadi Penebus Dosa-dosa Besar

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang menemui Umar ibn Al-Khattab, seraya berkata, "Wahai Umar, sebenarnya saya telah membunuh seseorang." Umar pun berkata,"Celakalah engkau. Engkau membunuh tidak sengaja atau sengaja?" Lelaki itu menjawab, "Tidak sengaja". Umar pun berkata, "Apakah masih ada di antara kedua orangtuamu yang masih hidup?" Lelaki itu menjawab, "Ya". "Siapa?" tanya Umar. Lelaki itu menjawab. "Ayahku." Umar pun mengatakan, "Kalau begitu, pergilah! Berbaktilah kepada ayahmu."Setelah lelaki itu pergi dari hadapannya, Umar pun berkata,"Demi Allah, yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, seandainya orangtuanya yang masih hidup itu adalah ibunya, lalu ia mau berbakti dan berkonsultasi dengan baik, niscaya saya berharap bahwa api neraka tidak akan pernah memeriksa dirinya untuk selama-lamanya. Tapi faktanya tidak seperti itu, maka biarlah Allah yang menentukan hal yang terbaik untuk dirinya." (HR. Al-Baihaqi)

  1. Mendapatkan Ridho Allah SWT

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {رِضَا الرَّبِّ فِيْ رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللهِ فِيْ سَخَطِ الْوَالِدِ}

Nabi SAW bersabda, “Ridha Tuhan itu di dalam ridhanya orang tua, dan ketidak ridhaan Allah itu di dalam ketidak ridhaan orang tua.” Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan Imam At-Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin Amr RA.