Suatu alasan ketika kita Menuangkan bahan kimia zat cair dari suatu botol ke wadah lain label harus


Dalam pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum maupun eksperimen di laboratorium. Hal ini dikarenakan metode praktikum adalah salah satu bentuk pendekatan keterampilan proses. Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu pemahaman mereka terhadap materi kimia yang diajarkan di kelas. S-ielain itu, bagi peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya secara nyata.

laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

Keterampilan Dasar Dalam Laboratorium

A.    Keterampilan sebelum bekerja

Bahan kimia dapat dikenali melalui sifat dan wujudnya. Sifat bahan kimia berupa asam, basa dan bentuk garam. Wujud bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan, dan gas. Bahan juga dapat dikenali dengan menggunakan indera misalnya tembaga sulfat bentuk kristal warna biru, iodium bentuk kristal berwarna coklat ungu. Sebelum mengenali bahan sebaiknya dikenali dahulu sifatnya dengan melihat simbol bahaya yang tercantum pada label.

2.      Pemberian Label dan Penyimpanan Bahan Kimia

Pemberian label terhadap jenis – jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Pengenalan dengan label ini  amat penting dalam penanganannya, transportasi dan penyimpanan bahan-bahan atau pergudangan. Cara penyimpanan bahan-bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta kemungkinan interaksi antara bahan serta kondisi yang mempengaruhinya.

3.      Dalam sebuah praktikum, praktikum diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat laboratorium. Alat-alat dilaboratorium dapat dibagi berdasarkan jenis bahan pembuatnya atau berdasarkan fungsinya.

4.      Sebelum melakukan praktikum, hendaknya memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.

5.      kebersihan meja praktikum serta penataan alat dan zat-zat kimia harus tertata dengan baik. Dengan kerapihan dan penataan meja praktikum beserta alat dan zat-zat kimia akan mengecilkan kemungkinan mencampur adukan sample, salah menambahkan zat kimia, menumpahkan larutan dan memecahkan alat gelas.

B.     Keterampilan saat bekerja

1.      Penyediaan atau Penyiapan Bahan

Setiap akan mengambil bahan kimia, baca terlebih dahulu labelnya dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan. Pegang botol dengan baik, yaitu dengan label yang melekat pada botol ada di bawah telapak tangan. Dengan cara ini tidak akan ada bahan yang menetes atau menempel pada label sehingga label tetap utuh.

2.      Cara Mengambil dan Menuangkan Bahan Padat

·         Pegang botol bahan dengan label di bawah telapak tangan.

·         Miringkan botol sehingga sedikit bahan masuk ke dalam tutup botol, kemudian keluarkan tutup botol dengan hatihati.

·         Ketuk-ketuk tutup botol dengan telunjuk atau batang pengaduk sehingga bahan pada tutup jatuh pada tempat yang diinginkan.

3.      Cara Mengambil dan Menuangkan Bahan Cair

·         Baca label bahan pada botol dengan teliti.

·         Pegang botol sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada telapak tangan agar tidak terjadi penetesan bahan ke label.

·         Basahi tutup botol dengan bahan di dalam botol dengan cara botol dimiringkan untuk memudahkan melepas tutup botol

·         Jika akan menuangkan, buka botol dan jepit tutup botol diantara jari.

·         Tuangkan bahan cair dengan bantuan batang pengaduk

Proses pemanasan dan penguapan bahan memerlukan ketrampilan khusus untuk keselamatan bekerja. Pengetahuan bahan kimia sangat diperlukan, misalnya jangan sekali-kali memanaskan atau menguapkan bahan yang mudah terbakar di atas nyala api langsung. Gunakan penangas air atau penangas uap. Untuk memanaskan bahan cair di dalam tabung reaksi, lakukan seperti berikut.

·         Nyalakan bunsen atau pemanas lain dengan baik.

·         Jepit tabung reaksi berisi cairan yang akan dibakar dengan penjepit.

·         Panaskan tabung reaksi di atas nyala api. Hadapkan tabung ke arah yang berlawanan dengan muka kita. Pemanasan dimulai dari bagian permukaan cairan bukan dari dasar tabung. Jangan lupa menggerakkan tabung reaksi selama pemanasan agar pemanasan tidak berlangsung hanya pada satu bagian saja.

·         Untuk memanaskan bahan cair yang cukup banyak, lakukan dengan menempatkan bahan cair tersebut dalam gelas beaker dan dipanaskan di atas pemanas bunsen.

5.      Jika ingin memindahkan bahan kimia :

·         Membaca label bahan kimia (minimal 2 kali)

·         Memindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan

·         Tidak menggunakan secara berlebihan

·         Jika ada sisa, jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi

·         Menggunakan alat yang tidak bersifat korosif untuk memindahkan bahan kimia padat

·         Untuk bahan kimia cair, pindahkan secara hati-hati agar tidak tumpah

6.      Dilarang makan, minum, merokok, menyimpan makanan atau memakai kosmetik dalam ruang Laboratorium Terpadu oleh karena beberapa bahan kimia/bahan biologis yang digunakan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan, potensi penumpahan yang akan merusak alat atau menyebabkan kontaminasi ruangan pula harus dicegahkan.

7.      Mahasiswa/peneliti wajib menggunakan jas praktikum dan alas kaki. Sepatu harus tertutup dan rambut harus ringkas dan tidak boleh tergerai.

C.     Keterampilan setelah bekerja

1.      Cuci segera tangan atau anggota badan yang kontak atau terpecik darah. Cuci dengan cermat dan menggunakan sabun.

2.      Buang bahan yang mengandung darah dalam wadah plastik tertutup. Glassware dan alat lain yang kena darah harus direndam dalam larutan natrium hipoklorit 0,5% selama 30 menit. Kemudian alat tsb bisa dicuci dengan sabun.

3.      Bersihkan meja laboratorium dengan larutan natrium hipoklorit 0,5%. Tinggalkan meja kerja dalam keadaan bersih.

4.      Penanganan terhadap bahan kimia :

·         Menghindari kontak langsung dengan bahan kimia

·         Menghindari untuk mencium langsung uap bahan kimia

·         Menggunakan sarung tangan

5.      Jika terkena bahan kimia :

·         Bersikap tenang dan jangan p anik

·         Meminta bantuan teman yang ada di dekat Anda

·         Membersihkan bagian yang mengalami kontak langsung (dicuci dengan air bersih)

·         Jangan menggaruk kulit yang terkena bahan kimia

·         Menuju ke tempat yang cukup oksigen

·         Menghubungi paramedis secepatnya

6.      Masalah penanganan limbah bahan kimia :

a.       Limbah berupa zat organik harus dibuang terpisah agar dapat didaur ulang

b.      Limbah cair yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi harus diencerkan dulu dengan menggunakan air secukupnya

c.       Limbah cair yang tidak larut dalam air dan limbah beracun harus dikumpulkan dalam botol penampung dan diberi label

d.      Limbah padat harus dibuang terpisah karena dapat menyumbat saluran air

e.       Sabun, deterjen dan cairan yang tidak berbahaya dalam air dapat langsung dibuang melalui saluran air kotor dan dibilas dengan air secukupnya

f.       Gunakan zat / bahan  kimia secukupnya

Penilaian yang dapat di lakukan oleh guru :

1. Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kinerja siswa. Penilaian kinerja dilakukan melalui pengamatan. Alat pengamatan yang digunakan dapat berupa Daftar Cek atau Skala Rentang.


 2. Penilaian Sikap

Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah:
  • Sikap terhadap subjek
  • Sikap positif terhadap belajar
  • Sikap positif terhadap diri
  • Sikap terhadap seseorang yang berbeda

Teknik penilaian sikap dapat berupa: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta.


3.   Penilaian Proyek


Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas (suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data) yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas



Penilaian cara ini dapat dilakukan terhadap perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan hasil akhir proyek. Dalam penilaian ini guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) ataupun skala rentang (rating scale)


4. Penilaian Portofolio


Penilaian Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karya siswa.


Dalam mengembangkan penilaian portofolio, guru perlu melakukan hal-hal berikut.
  • Menjelaskan maksud penggunaan portofolio.
  • Menentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat.
  • Mengumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map/folder/wadah.
  • Memberi tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu
  • Menentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio siswa beserta pembobotannya bersama para siswa agar dicapai kesepakatan
  • Meminta siswa menilai karyanya secara berkesinambungan
  • Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki lagi
  • Bila perlu, menjadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.

5.    Penilaian Diri

Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam menerapkan penilaian diri ini, guru perlu melakukan hal-hal berikut.


  • Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai
  • Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
  • Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala rentang
  • Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri
  • Mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif

Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:

1. Teknik dasar kerja laboratorium

Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan. Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik, contoh:

sangat kompeten                        tidak kompeten

Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:

Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur. contoh pada penentuan sifat asam basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji, misal indikator alami, kertas lakmus, indikator universal, pH meter. Penilaian dengan menggunakan skala sebagai berikut:

Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:

Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan. Diperlukan  beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan laporan praktikum. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:


Contoh instrumen penilaian :

kerapian pekerjaan dilaboratorium


Keterangan: Beri skala 1- 4

1. Menurut anda bagaimana seorang guru dapat memperoleh instrumen tes yang berkualitas?

2. Dari tiga aspek penilaian otentik (afektip, kognitif dan psikomotor) yang mana yang paling diutamakan dalam proses pembelajaran di laboratorium?

3. Instrumen penilaian apa yang akan anda gunakan dalam penilaian kinerja peserta didik di laboratorium?