Kamis, 2019-11-07 - 13:23:50 WIB Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan tingkat kesuburan tanah, belum memberikan dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang dibuktikan dengan adanya tingkat kemiskinan dan berakibat terhadap gizi buruk di Indonesia. Mengapa hal ini dapat terjadi? Menurut hemat saya bahwa negara yang memiliki sumberdaya yang melimpah belum menangani dengan optimal terhadap industri pertanian di Indonesai baik dari sisi pengelolaan sumberdaya, proses dan pemanfaatan sumberdaya pertanian tersebut. Show Pertanyaan berikutnya adalah mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan selain adanya ketimpangan kepemilikan lahan yang menyebabkan industri pertanian belum optimal adalah karena: Pertama, faktor sumberdaya manusia (SDM) bidang pertanian di Indonesaia rata-rata berusia lanjut dengan kapasitas pemahaman terhadap pengelolaan masih lemah karena tidak didukung oleh ilmu pengetahuan yang cukup. Kedua, daya dukung proses produksi belum tercukupi karena rata-rata petani di Indonesia dalam menggarap lahan masih menggunakan cara-cara tradisional sehingga biaya menjadi tinggi dan hasil kurang optimal. Ketiga, faktor-faktor tersebut disebabkan karena minimnya perguruan tinggi yang mempunyai program studi yang beroerientasi terhadap industri pertanian baik program studi yang terkait dengan pengolahan lahan pertanian, manajemen pemeliharan tanaman, tehnik pengelolaan pasca panen dan tehnik produksi untuk produk jadi serta manajemen tata niaga hasil pertanian. Oleh karena itu hemat saya untuk menjadikan sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Indonesai idealnya dibuat startegi jangka panjang industri pertanian, namun untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan beberapa hal yaitu: Pertama, pemimpin yang kompeten, kredibel dan peduli terhadap kemajuan pertanian pada khususnya dan kemajuan masyarakat perdesaan yang ada diseluruh pelosok tanah air Indonesia. Kedua, program pembangunan diarahkan kepada program pembangunan pertanian yang benar dengan upaya membangun industri pertanian dengan itikad pemimpin baik dalam membangun pertanian. Ketiga, melakukan reformasi birokrasi dan pemerintahan yang sejalan dengan prinsip good governance. Keempat, pengembangan modal sosial berbasis kearifan local yang disesuaikan dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 dalam bidanga pertanian. Kelima, industri pertaniah idealnya melakukan aliansi stretegis dengan menerapkan strategi Penthahelik yang merupakan strategi kolaborasi antara, Academic, Business, Government, Costumer and Media (ABGCM). Penerapan startegi akan optimal apabila masing-masing mempunyai peran yang berimbang dibidangnya masing-masing sehingga dapat berkolaborasi dengan baik dan menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Perguruan tinggi mempunyai peran dalam mencetak SDM dan melakukan riset untuk menjawab kebutuhan industri bidang pertanian, dan berorientasi untuk memenuhi kebutuhan industri pertanian yang telah disesuaikan dengan kebijakan pemerintah yang ada dalam roadmap pengembangan industri yang dibuat oleh government dan selalu menggandeng media untuk sosialisasi dan desiminasi hasil riset tersebut sehingga tersampaikan kepada para petani atau Industri bidang pertanian. Strategi ini akan bermanfaat karena hasil kolaborasi tersebut dapat menjawab permasalahan dalam industri pertanian mulai dari indutsri hulu hingga industri yang ada dihilir. (Penulis: Jumadi, Dr., S.E., M.M- Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Humas dan Kerjasama Universitas Widya Mataram di Yogyakarta, Ketua Ikatan Dosen Republik Indonesia Wilayah DIY-Pernah dimuat pada laman https://watyutink.com/opini/Strategi-Menjawab-Permasalahan-Industri-Pertanian-di-Indonesia)
Indonesia merupakan negara agraris, yang artinya sektor pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup bekerja dalam sektor pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah ditambah posisi Indonesia yang dinilai sangat strategis. Dilihat dari sisi geografis, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi. Kondisi ini yang membuat Indonesia memiliki lahan yang subur dan banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat. Baca JugaUmumnya, negara-negara agraris memiliki ciri yang khas. Tak hanya memilki lahan yang subur, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas negara agraris, di antaranya: 1. Menghasilkan Berbagai Jenis Hasil PertanianNegara-negara agraris mampu menghasilkan bermacam-macam jenis hasil bumi dengan jumlah sangat besar. Hasil panen yang berlimpah ini membuat negara agraris mampu melakukan ekspor produk pertanian ke negara lain. Hal ini juga memengaruhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak untuk dapat memenuhi produksi hasil pertanian. 2. Lahan yang Luas dan SuburUnsur terpenting dalam sektor agraria adalah lahan yang luas dengan kualitas yang baik. Keduanya akan memengaruhi hasil pertanian yang ditanam. Lahan yang luas dengan kualitas tanah yang buruk akan sulit dijadikan sebagai media tanam. Oleh karena itu, ciri-ciri negara agraris adalah memiliki lahan yang luas dan subur untuk mendukung jalannya roda pertanian. Air juga termasuk salah satu unsur yang memegang peran vital dalam menunjang perkembangan sektor pertanian. Tanpa adanya persediaan air melimpah, tingkat kesuburan tanah menjadi rendah. Namun, negara agraris tidak perlu khawatir karena persediaan air bersih di negara ini sangat melimpah, misalnya dari sungai, danau, atau dari air hujan. 4. Merupakan negara pengekspor komoditas hasil pertanianNegara agraris biasanya merupakan pengekspor komoditas pertanian yang dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan dunia. Misalnya negara India, merupakan negara agraris pengekspor beras terbesar di dunia. World's Top Exports melaporkan, pada tahun 2020 India mengekspor sekitar 32,6% dari total ekspor beras dunia. Indonesia juga mengekspor hasil pertanian yang menjadi komoditas unggulan seperti kopi, udang, kakao, karet, dan kelapa sawit. Sebagai komoditas unggulan, tentu saja hasil pertanian memegang peran besar dalam perekonomian. 5. Memiliki ketahanan panganNegara agraris merupakan negara penghasil bahan pangan dalam jumlah besar, seperti beras, jagung, kopi, teh, kakao, sayuran, buah-buahan, ikan, dan juga daging dari subsektor perikanan dan perternakan. Hal tersebut membuat negara agraris memiliki ketahanan pangan. Negara agraris dapat memenuhi kebutuhan pokok pangan rakyatnya tanpa membutuhkan impor dari negara lain. Baca JugaSeperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pertanian jadi zona utama yang diandalkan oleh negeri agraris di mana sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. Dengan begitu keberadaan para petani sangat berarti untuk ikut dan berkontribusi tingkatkan kesejahteraan warga. Salah satu keuntungan jadi negeri agraris adalah mempunyai sumber energi manusia yang profesional dalam bidang pertanian. Sehingga negeri tersebut mampu penuhi kebutuhan pokoknya sendiri. Mengingat betapa berartinya zona pertanian di negeri agraris, pemerintah pun mulai melaksanakan pengembangan mulai dari pengolahan lahan yang benar, pemanfaatan bibit unggul, metode penanaman sampai panen yang telah memakai alat-alat berteknologi besar. Pasti tujuannya mendapatkan hasil pertanian yang baik dan bermutu. Adapun keuntungan menjadi negara agraris adalah, diantaranya yaitu:
Negara Agraris di DuniaSelain Indonesia, ada beberapa negara yang merupakan negara agraris diantaranya yaitu:
|