Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala

Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala

"Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (Hadis Hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) 

Penjelasan Hadis

Hadits ini menjelaskan tiga kelompok orang yang doanya tidak tertolak, yaitu: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan orang yang terzhalimi. 

Kalimat “Tiga orang yang doanya tidak tertolak” menjelaskan faktor-faktor dan ciri-ciri orang yang doanya cepat terkabul, baik berdoa untuk diri sendiri maupun orang lain. Faktor pengabulan doa disebabkan kebaikan yang melekat pada diri mereka, atau karena ketundukan kepada Allah ketika berdoa. Para ulama hadis menjelaskan bahwa penyebutan bilangan “tiga” tidak menunjukkan pembatasan jumlah tetapi hanyalah keterangan di antara orang-orang yang doanya cepat terkabul.

Pertama: Pemimpin Yang Adil

Yang dimaksud kalimat “pemimpin yang adil” adalah penguasa wilayah yang mengurusi segala urusan manusia dan ia berlaku adil, mentaati perintah Allah dengan meletakkan sebuah kebijakan sesuai tempatnya. Penyebutan “pemimpin yang adil” didahulukan karena keumuman manfaat serta nilai kehadirannya berkaitan dengan kepentingan publik dan hajat hidup rakyat. 
Menurut Ibn Mandhur dalam kamus Lisan Arab, adil adalah sesuatu yang hawa nafsu tidak mempengaruhi untuk menyimpang/lalim dalam suatu keputusan. Adil merupakan putusan dengan jalan yang benar atau memutuskan dengan benar (Lisanul Arab, XI: 430). Menurut Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki, pemimpin yang adil ini adalah ia yang mematahkan ‘duri’ orang-orang zalim dan pelaku kriminal. Ia menjadi sandaran kaum dhuafa dan orang-orang miskin. Dengan kehadiran pemerintah yang adil, urusan publik terselesaikan sehingga mereka merasa aman dan terjamin jiwa, harta, dan nama baiknya.

Kedua: Orang Yang Berpuasa

Kalimat “orang yang berpuasa sampai ia berbuka” meliputi orang-orang yang berpuasa sunnah maupun wajib, khususnya puasa di bulan Ramadhan. Terkabulnya doa orang yang berpuasa disebabkan kuatnya unsur kedekatan diri kepada Allah SWT, mengosongkan jiwa dari perkara mubah dan godaan syahwat. 

Ibadah “lapar” tersebut menghasilkan kolaborasi kuat antara nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan sehingga mereka terjaga dari perbuatan dosa dan maksiat. 

Oleh karena itu, orang yang berpuasa hendaklah memanfaatkan moment berpuasa untuk memperbanyak do’a dengan penuh keikhlasan dan ketundukan kepada Allah SWT dengan keyakinan terkabulnya doa. Kalimat “sampai ia berbuka” menunjukkan masa terkabulnya doa tidak terikat dengan waktu-waktu tertentu, tetapi detik-detik waktu sepanjang berpuasa sejak terbit fajar sampai matahari terbenam merupakan waktu mustajab. 

Dalam kondisi darurat pandemik Covid 19 saat ini misalnya, doa orang-orang yang berpuasa Ramadan dapat menjadi upaya batin guna melewati wabah ini.Allah yang menguji kualitas syukur dan sabar manusia dengan musibah, maka Dia pula yang mengangkatnya. Allah yang menguji manusia dengan rasa takut, maka Dia pula yang mengangkatnya. Manusia hanya berusaha secara lahir dan bathin, namun hasil usaha milik Allah semata. Untuk itu, umat Islam hendaklah menajamkan usaha dengan doa, karena tidak ada yang dapat menolak turunnya wabah atau melenyapkannya kecuali doa.

Dalam sebuah hadis dari Salman al-Farisi, Rasulullah SAW bersabda, 

“Tidak ada yang dapat menolak qadha' kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah (kualitas) usia kecuali ketaatan.” (Hadis Shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi)

Ramadan adalah momentum umat Islam untuk bersatu melawan Covid 19 dengan doa dalam berbagai kesempatan, secara individu maupun berjemaah. Berdoalah selepas shalat, berdoalah selepas tilawah, berdoalah dalam munajatmu di malam hari, berdoalah bersama keluarga setiap berbuka puasa dan sahur. 

Karena Allah SWT memiliki sifat al Hayyu yang artinya malu, dimana Dia merasa malu jika hamba-Nya mengangkat kedua tangan seraya berdoa kepada-Nya namun Dia tidak mengabulkannya. 

Dalam sebuah hadits dari Salman al-Farisi, Rasulullah SAW bersabda, 

Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala

"Sesungguhnya Allah Maha Pemalu. Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa.” (Hadis Shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah) 

Ketiga: Orang Yang Terzalimi

Kalimat “dan doa orang yang terzalimi” merupakan peringatan keras dan ancaman bagi para pelaku kezhaliman baik individu maupun kolektif. Doa orang teraniaya atau yang terzalimi termasuk salah satu doa yang mudah diijabah oleh Allah SWT. Berhati-hatilah, karena diantara dirinya dengan Allah tidak ada hijab. Sumpah, cacian dan kata-kata buruk adalah doa yang didengar Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala

"Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa: 148)

Oleh karena itu, marilah kita menajamkan usaha dengan berdoa sepanjang bulan suci Ramadhan ini agar Allah SWT segera melenyapkan Covid 19 dari bumi Indonesia khususnya, dan seluruh penjuru dunia pada umumnya. Sekian, semoga bermanfaat. 

H. Subhan Nur, Lc, M.Ag

(Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam)

Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala
Ilustrasi berdoa. ©shutterstock.com/AJP

NEWS | 17 Mei 2018 06:00 Reporter : Desi Aditia Ningrum

Merdeka.com - Doa merupakan cara manusia meminta segala sesuatu kepada Allah. Dengan berdoa yang khusyu dan tulus Allah akan mengabulkan permintaan hambanya sampai waktu itu tiba.

Tapi doa juga mesti dibarengi dengan usaha yang gigih agar keinginan segera terkabul. Namun ada tiga macam doa yang pasti diterima oleh Allah, artinya doa dari orang-orang ini tak pernah ditolak. Berikut rangkumannya seperti dikutip dari buku 'Serba 3' karangan Mahran Mahir Utsman.

2 dari 4 halaman

Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala
ilustrasi tasbih. ©umipearls.com

Doa orang tua memang paling mustajab. Setiap ucapan mereka adalah doa. Sehingga semua doa yang dipanjatkan oleh orang tua pasti akan dikabulkan oleh Allah, entah itu baik maupun buruk. Maka berbaktilah kepada mereka agar senantiasa mendapat ridha dan doa terbaiknya.

Sabda Rasullullah "Jangan kamu berdoa kepada Allah untuk keburukan diri kamu, atau berdoa untuk keburukan anak-anak kamu, atau berdoa untuk para pembantu kamu atau beroda untuk keburukan harta benda kamu, janganlah kamu berdoa kepada Allah dengan sesuatu permohonan (yang buruk) pada saat mustajab (yakni yang memungkinkan bagi doa itu untuk dikabulkan) sehingga Allah mengabulkan doa dan permohonan kamu." (HR. Muslim).

3 dari 4 halaman

Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala
ilustrasi tasbih. ©www.goeboegtasbeh.com

Doa orang yang tengah dalam perjalanan jauh (musafir) tidak pernah ditolak oleh Allah. Hal itu karena musafir mampu mengendalikan diri atau nafsu.

Dalam perjalanan musafir menanggung berbagai kesulitan. Maka hanya orang-orang tertentu yang mampu melewati kesulitan tersebut. Dengan begitu doa orang musafir pun mudah diterima Allh.

4 dari 4 halaman

Siapakah orang yang doanya pasti diterima atau tidak ditolak oleh allah subhanahu wa ta ala
ilustrasi tasbih. ©spiritualkalimantan.indonetwork.co.id

Allah SWT tak pernah menolak doa orang yang teraniaya. Biasanya orang teraniaya yang diperlakukan secara tidak adil. Baik itu secara verbal maupun non verbal.

Seperti dalam sebuah riwayat hadist Bukhari dan Muslim dikisahkan ketika Sa'd bin Abi Waqqasah difitnah oleh seorang laki-laki bernama Usamah bin Qatadah. Salah satu fitnah yang datang kepada Sa'd adalah dibilang bahwa tak pernah menghukum perkara dengan adil.

Mendengar fitnah itu, Sa'd beroda agar Usamah diberi umur panjang namun dengan kehidupan yang miskin dan serba kekurangan. "Aku adalah seorang tua renta yang tertimpa bencana karena doa Sa'd," kata Usamah saat ditanya kabar oleh tetangga.

Berikut ini hadist yang menerangkan tiga macam doa yang tak pernah ditolak, "Tiga macam doa yang dikabulkan (oleh Allah SWT) dan tidka ada keraguan di dalamnya (yakni dalam hal dikabulkannya doa tersebut); doa orang tua, doa orang yang sedang bepergian dan doa orang yang teraniaya". (HR Ahmad, at Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah). (mdk/has)

Baca juga:
5 Tips berhemat di Ramadan saat ramai ajakan buka puasa bersama
Imam Besar Istiqlal: Jihad itu untuk 'hidupkan' orang, bukan mematikan orang
Menjelang Ramadan, puluhan PSK terjaring razia di Bekasi
Antisipasi teror, pintu masuk Masjid Istiqlal dipasang alat detektor
Polisi petakan lokasi rawan terjadi kriminal & balap liar selama bulan puasa