Setelah melahirkan caesar berapa lama boleh hamil lagi

Setelah melahirkan caesar berapa lama boleh hamil lagi
Ilustrasi hamil. Unsplash.com/John Looy

TEMPO.CO, Jakarta - Persalinan dengan operasi Caesar semakin banyak. Beberapa faktor penyebab kenaikan ini antara lain perubahan demografi penduduk ibu hamil seperti obesitas, diabetes, hipertensi, usia lanjut, dan teknik reproduksi berbantuan.

Menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan di India, Aruna Muralidhar, operasi caesar tergolong operasi besar yang dilakukan untuk melahirkan bayi ketika persalinan pervaginam dianggap tidak aman baik bagi ibu atau bayinya atau ketika persalinan tidak berjalan sesuai rencana. C-section melibatkan beberapa langkah, termasuk sayatan melalui kulit dan struktur di bawahnya; rongga perut dibuka; sayatan dibuat pada rahim di segmen bawahnya; bayi dikeluarkan dan akhirnya, lapisan dijahit lagi satu demi satu.

Setelah operasi Caesar dan keluar dari rumah sakit, ibu dan bayi diminta untuk menindaklanjuti setelah 7-10 hari pertama dan antara minggu ke-6-8. Banyak pasangan yang menunda kehamilan berikutnya karena khawatir tentang risikonya. Sebab, setiap luka di tubuh membutuhkan waktu untuk sembuh. Misalnya, luka pada kulit biasanya membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk sembuh. Proses penyembuhan melibatkan beberapa perubahan seperti pembekuan, peradangan, pembentukan kolagen, dan fibrosis jaringan. Waktu penyembuhan berbagai jaringan bervariasi. Misalnya, otot membutuhkan waktu 2-4 minggu dan tulang rawan membutuhkan waktu sekitar 12 minggu.

Setelah operasi caesar juga, luka pada kulit sembuh segera dalam waktu 2 minggu. Namun, otot rahim mengalami banyak perubahan regeneratif dan perbaikan untuk jangka waktu yang lebih lama. Integritas bekas luka juga tergantung pada banyak faktor. Wanita yang telah menjalani beberapa operasi caesar cenderung memiliki bekas luka yang lebih lemah.

Para peneliti telah menemukan bahwa jika kehamilan berikutnya terjadi dalam 24 bulan atau 2 tahun setelahnya, ada risiko ruptur uteri yang lebih tinggi selama kehamilan atau saat persalinan. Karena itu, kehamilan sebaiknya direncanakan setelah dua tahun. Ruptur uteri adalah peristiwa bencana yang terjadi baik selama persalinan atau dalam kehamilan di mana bekas luka memberi jalan dan bayi dapat keluar dari dalam rahim ke dalam rongga perut. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan internal yang deras pada ibu dan kematian bayi. Untungnya, komplikasi ini jarang terjadi pada frekuensi yang diperkirakan sekitar 0,2-3,8 persen. Risiko ruptur meningkat dengan interval antar kehamilan yang lebih pendek yaitu kurang dari 24 bulan.Pada wanita yang mencoba melahirkan pervaginam setelah operasi caesar, pasangan harus diberi konseling mengenai risiko yang terlibat selama persalinan seperti ruptur uteri, peningkatan risiko perdarahan yang memerlukan transfusi, dan risiko infeksi. Risiko operasi caesar elektif berulang juga meningkat. Risiko utama adalah infeksi, pendarahan berlebihan yang mungkin memerlukan transfusi darah, kerusakan kandung kemih, usus, dan ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih), dan peningkatan risiko ibu yang membutuhkan perawatan intensif.Salah satu risiko penting yang dapat terjadi dengan operasi caesar berulang adalah spektrum akreta plasenta (PAS). Di sini, implantasi plasenta terlalu dalam ke dinding rahim dan gagal berpisah setelah melahirkan. Ini dapat menyebabkan risiko serius seperti perdarahan yang berlebihan dan mungkin memerlukan pengangkatan rahim jika tidak dapat dikendalikan.Jadi, pasangan yang menginginkan kehamilan berikutnya setelah operasi caesar harus segera konsultasi mengenai berbagai pilihan pengendalian kelahiran sehingga interval antar kehamilan yang optimal dapat dicapai. Lebih baik lagi mengunjungi dokter kandungan untuk mendiskusikan rencana sebelum pembuahan.

TIMES OF INDIA

Baca juga: Ingin Hamil di Usia Menjelang Menopause, Ini Tips Kesuburan dari Dokter

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Jakarta -

Operasi caesar merupakan metode persalinan alternatif jika Bunda tidak dapat melakukan secara alami atau normal. Biasanya, ibu melahirkan yang menggunakan cara ini tidak dapat dipastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dan kembali normal seperti sedia kala.

Itu karena operasi caesar secara umum bisa disertai dengan lebih banyak komplikasi, rasa sakit, dan waktu pemulihan usai melahirkan. Bahkan, lebih banyak buang air kecil melalui kateter selama 24 jam pertama. 


Kemungkinan, ibu melahirkan bisa membutuhkan waktu hingga beberapa bulan untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari lagi. Sehingga, menunda hamil lagi memang menjadi keputusan yang tepat untuk beristirahat selama pemulihan demi kebaikan ibu dan bayi yang akan dilahirkan berikutnya.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk menunggu selama 2 tahun setelah melahirkan sebelum hamil lagi, terlepas apakah wanita pernah menjalani operasi caesar atau tidak. Ini berarti idealnya ada jarak usia dua tahun sembilan bulan antara kelahiran bayi.

Sementara bagi ibu yang pernah melahirkan caesar, beberapa ahli menyarankan, lebih baik menunggu 12 hingga 15 bulan. Sementara lainnya menyarankan jeda antara 18 hingga 24 bulan, Bunda.

"Dalam mempertimbangkan kapan aman untuk hamil lagi, kami melihat interval antar kehamilan (IPI). Ada bukti yang menunjukkan bahwa jika IPI pendek, kurang dari 18 bulan, memiliki risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi pada kehamilan berikutnya," kata Pamela Promecene, MD, profesor dan dokter kandungan di McGovern Medical School di UTHealth, dikutip dari Parents.

Pada sebagian operasi caesar, sayatan dibuat di perut dan rahim tepat di sepanjang bagian atas rambut alat vital wanita. Ini biasanya akan sembuh dengan baik dalam tiga bulan setelah bayi dilahirkan.

Namun, semakin lama, semakin kuat penyembuhannya. Dan penyembuhan yang kuat dapat menyebabkan lebih sedikit masalah seiring waktu. Ini sangat penting bagi wanita yang ingin melahirkan secara normal.

"Semakin lama bekas luka Anda sembuh, semakin baik, terutama jika Anda ingin melahirkan secara normal di lain waktu," kata Dr Ashwini Nabar, ahli kandungan dan ginekolog, dikutip dari BabyCenter.

Dijelaskan pula bahwa memiliki IPI lebih lama ini tak hanya menguntungkan bagi ibu yang melahirkan caesar saja, Bunda. Menurut para ahli, tubuh wanita yang melahirkan normal sebenarnya juga membutuhkan waktu untuk pulih dari stres di kehamilan terakhir sekaligus untuk mengisi nutrisi. Dengan begitu, dapat mengurangi risiko adanya masalah kesehatan bayi di masa depan.

Risiko hamil terlalu cepat pasca operasi caesar?

Operasi caesar adalah operasi besar dan wanita membutuhkan waktu untuk sembuh sepenuhnya. Jika tidak, wanita akan berisiko lebih tinggi mengalami berbagai masalah.

Mengutip dari Healthline, hasil penelitian menunjukkan bahwa kehamilan yang terjadi dalam waktu kurang dari enam bulan setelah operasi caesar dapat meningkatkan risiko komplikasi, Bunda. Jika Bunda ingin mencoba persalinan secara normal di masa depan, maka perlu untuk mempertimbangkan hal ini dengan lebih matang.

Berikut ini beberapa risiko yang dapat mengancam jika hamil terlalu cepat pasca operasi caesar, dikutip dari beberapa sumber:

1. Ruptur uteri

Penelitian menemukan bahwa hamil kurang dari 2 tahun setelah operasi caesar dapat meningkatkan risiko terjadinya ruptur uteri atau perdarahan akibat robeknya dinding uterus menjadi lebih tinggi saat melahirkan normal.

Menurut sebuah penelitian pada 2010, ditemukan bahwa tingkat komplikasi ini akan meningkat terhadap:

  • Hampir 5 persen pada wanita dengan rentang waktu kurang 18 bulan dari hamil sebelumnya.
  • Hampir 2 persen pada wanita yang menunggu selama 18 sampai 23 bulan
  • Lebih dari 1 persen pada wanita yang menunggu 24 bulan atau lebih.

2. Kelahiran prematur

Menurut dua studi yang diterbitkan oleh International Journal of Obstetrics & Gynaecology (BJOG) dan Public Library of Science (PLOS One) pada 2019, dibenarkan bahwa adanya tingkat kelahiran prematur yang lebih tinggi secara statistik, yaitu pada ibu yang pernah menjalani operasi caesar sebelumnya. Peneliti pun menduga hal ini mungkin diperburuk oleh periode waktu yang lebih pendek di antara kehamilan, tetapi pada titik ini, hal tersebut belum dipelajari dengan cukup cermat untuk memastikannya.

Dengan kata lain, risiko ini mungkin tak berlaku dan terjadi pada setiap wanita, Bunda. Ini semua dapat bergantung pada kesehatan ibu, serta dibutuhkan kontrol dari dokter selama kehamilan agar semuanya dapat berjalan dengan aman dan lancar.

"Ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, tetapi risiko pecah dan masalah pada plasenta masih sangat kecil," ucap Nabar.

Apakah harus melahirkan dengan operasi caesar lagi?

Di masa lalu, sebagian besar ibu mungkin tidak disarankan untuk mencoba melahirkan secara normal pasca operasi caesar. Itu karena sebelumnya belum ada penelitian yang dapat memastikan keamanannya.

"Tidak ada cukup penelitian di bidang ini, tetapi satu analisis menunjukkan bahwa wanita yang menunggu lebih dari 18 bulan setelah operasi caesar sebelum hamil lagi memiliki peluang lebih tinggi untuk berhasil melahirkan normal," ungkap Nabar.

Namun, hal tersebut kini tak perlu dikhawatirkan. Dengan ilmu pengetahuan dan penelitian yang sudah dilakukan, ibu hamil dapat memiliki pilihan yang dianggap benar-benar aman dan layak untuk melahirkan sesuai saran dokter, meskipun sebelumnya pernah lebih dari dari satu kali melakukan operasi caesar.

Dalam banyak kasus, melahirkan secara normal pasca caesar juga dianggap bisa lebih aman daripada operasi caesar berulang lho, Bunda. Ini karena dapat membantu ibu untuk pulih lebih cepat dan menghindari adanya risiko infeksi.

Meskipun demikian, kemampuan ibu untuk melahirkan secara normal tergantung pada kehamilan dan riwayat operasi caesar sebelumnya juga. Perlu diketahui, selalu ada kemungkinan sayatan caesar sebelumnya bisa pecah selama persalinan, terutama jika sayatan vertikal.

Nah jika ingin hamil lagi pasca operasi caesar, ibu hamil perlu untuk terus memenuhi jadwal kontrol dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan pasca persalinan 6 minggu dan ujian ginekologi tahunan. Setiap kali akan bertemu dokter, pastikan untuk bertanya terkait beberapa hal berikut:

1. Berdasarkan pemeriksaan kesehatan ibu secara menyeluruh, berapa lama waktu yang disarankan untuk mencoba hamil kembali?2. Apabila usia dan kesuburan mendukung, bisakah hamil lagi dalam waktu kurang dari 24 bulan?

3. Jika kehamilan pasca caesar terjadi lebih cepat, apa saja penanganan yang harus dilakukan dokter dan ibu hamil? Misalnya dengan menjadwalkan pengecekan ultrasound (USG) ekstra untuk memeriksa kesehatan rahim atau plasenta.

Jika usia ibu sudah lebih dari 35 tahun, dan tidak ingin menunggu lebih dari satu atau dua tahun untuk memiliki bayi lagi karena masalah kesuburan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, bicarakan pada dokter. Jika memiliki kehamilan yang sehat, mungkin cukup aman untuk hamil lagi lebih awal, namun tetap ikuti saran dokter, ya.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bunda, simak juga yuk curhatan Dr. Reisa yang 'tersiksa' setelah melahirkan caesar dalam video berikut:

(AFN/jue)