Jakarta - Tanda serta ciri-ciri perubahan seks primer dan sekunder laki-laki umum terjadi di usia remaja. Perubahan yang bersifat normal ini sangat khas menandai pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Show Munculnya tanda serta ciri-ciri perubahan seks primer dan sekunder laki-laki biasa terjadi di masa pubertas. Kondisi ini dialami laki-laki di usia 12-16 tahun, bergantung pada kondisi tiap anak. "Pada masa pubertas, anak laki-laki akan mengalami perubahan fisik primer dan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang pasti akan dialami laki-laki pada masa pubertas," tulis repository Universitas Sumatera Utara (USU) Tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki saat pubertasA. Tanda dan ciri-ciri perubahan primer 1. Kesiapan testis memproduksi sperma 2. Mengalami mimpi basah Peristiwa mimpi basah adalah peristiwa ejakulasi atau keluarnya air mani saat tidur. Tanda dan ciri-ciri perubahan primer ini terjadi saat testis serta salurannya (uretra) terisi penuh sperma. Mimpi basah biasa dialami semua anak laki-laki menjelang dewasa. Kondisi ini menunjukkan seorang laki-laki siap melakukan proses reproduksi. Dia sudah mampu membuahi sel telur yang sudah matang hingga terjadi kehamilan. B. Tanda dan ciri-ciri perubahan sekunder 1. Ukuran kemaluan bertambah 2. Suara menjadi lebih berat 3. Kumis tumbuh dan jakun mulai tampak 4. Perubahan hormon mengakibatkan munculnya gangguan bau badan dan jerawat 5. Rambut halus tumbuh di ketiak dan kemaluan 6. Dada pria menjadi lebih lebar dan bidang. Perubahan sekunder mengindikasikan kondisi anak laki-laki yang menjadi lebih matang dibanding sebelumnya. Dikutip dari Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi untuk Petugas Kesehatan di Tingkat Pelayanan Dasar, Kementerian Kesehatan, tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki terjadi sangat cepat. Perubahan fisik kerap tidak seimbang dengan kondisi mental dan kejiwaan remaja. "Perubahan dapat membingungkan para remaja sehingga perlu bimbingan dan dukungan lingkungan di sekitarnya, agar tidak salah melangkah. Apalagi remaja adalah masa perilaku remaja ingin mencoba hal baru," tulis Kemenkes. Berbagai hal bisa mendorong remaja mencoba hal baru termasuk rangsangan seksual. Perilaku ini berisiko memberikan dampak buruk pada remaja. Misal kehamilan tidak diinginkan, tertular penyakit menular seksual, dan gangguan lainnya. Karena itu, remaja harus punya cukup informasi soal tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki saat puber. Pengetahuan diharapkan bisa mencegah remaja melakukan perbuatan yang berisiko merugikan dirinya. Info yang benar terkait tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki, juga diharapkan membantu remaja menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dengan kesehatan dan kesiapan fisik serta mental, remaja bisa membangun keluarga dan masa depan yang lebih baik. Simak Video "Jika Anak Alami Eating Disorder" (row/erd) Puber atau pubertas merupakan salah satu tanda anak mama sudah menginjak usia remaja. Perlu Mama ketahui bahwa waktu puber setiap anak berbeda, lho Ma. Ada yang mengalami puber lebih cepat dan adapula yang waktu pubernya terlambat. Tenang, hal tersebut masih normak kok, Ma. Pasalnya ada berbagai faktor yang mempengaruhi datangnya waktu puber seorang anak. Datangnya masa puber biasanya ditandai dengan perubahan yang terjadi pada tubuh , organ vital serta emosi anak. Perubahan tersebut dipicu oleh kerja hormon pelepas gonadotropin (GnRH) dari hipotalamus pada kelenjar hipofisis anterior. Perubahan apa saja yang terjadi ya, Ma? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama ketahui. Perubahan Fisik Anak PerempuanPixabay/AtlantiosMasa pubertas anak perempuan biasanya datang lebih cepat dibandingkan anak laki-laki, yakni antara usia 10 hingga 13 tahun. Nah, ini tahapan perkembangan fisik anak perempuan saat memasuki masa puber.
EDITORS' PICKS
Perubahan Fisik Anak Laki-lakiPixabay/Kapa65Berbeda dengan anak perempuan, perubahan fisik yang terjadi pada anak laki-laki saat puber biasanya datang lebih lambat, yakni antara usia 12 hingga 13 tahun. Ini tahapan perubahan fisik yang dialami anak laki-laki saat puber:
Puncak dari pertumbuhan fisik anak laki-laki biasanya terjadi pada usia 14 hingga 17 tahun yang ditandai dengan postur tubuh yang lebih tinggi, besar dan kuat. Berikutnya, pertumbuhan anakpun mulai melambat. Jika anak mama sudah mengalami tanda-tanda diatas, kemungkinan besar anak mama sedang mengalami masa puber. Tidak perlu khawatir, Ma. Pastikan anak mendapat asupan nutrisi yang cukup dan seimbang guna menunjang masa pertumbuhannya. Pada masa ini, sebaiknya pengertian dan diskusikan kepada anak mengenai perubahan apa saja yang akan terjadi pada tubuhnya dan bagaimana efek yang akan ia rasakan. Dengan begitu, anak akan merasa lebih siap dan paham pada apa yang terjadi pada tubuhnya. Baca juga:
Orangtua sebagai TemanFreepik/tirachardzPenting bangi orangtua pintar-pintar memposisikan diri dalam menghadapi anak di masa puber. Dokter kandungan dari Loyola University Health System di Maywood III, dr. Akua Afriyie mengatakan kebanyakan anak remaja di masa pubertas tanpa pengetahuan yang cukup. Pubertas umumnya dimulai sejak anak berusia 8-9 tahun dengan tumbuhnya rambut halus disekitar ketiak dan organ intim. Kemudian diikuti pertumbuhan payudara pada umur 9-10 tahun menstruasi rata-rata pada umur 12 tahun pada perempuan. Untuk laki-laki mengalami mimpi basah. Di fase ini anak mulai merasa dirinya sudah dewasa. Bagaimana cara orangtua komunikasi dengan anak menjadi hal yang penting. Anak tidak suka dirinya dianggap masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Mama perlu menganggap anak sebagai seorang teman. Orangtua bisa membuka obrolan atau diskusi dengan menanyakan apakah ada teman-temannya yang sudah berubah secara fisik. Misalnya mulai terlihat jakun, berkumis, berjenggot untuk laki-laki dan untuk teman-teman perempuan yang sudah menggunakan bra atau menstruasi. Ciptakan hubungan yang baik dan tingkatkan kedekatan dengan anak, sehingga orangtua bisa mendampingi di masa pubernya. Sering mengajak diskusi atau ngobrol ringan bisa menghilangkan jarak antara orangtua dan anak. Cobalah untuk membuat anak merasa nyaman sehingga anak bisa lebih terbuka kepada orangtua secara leluasa. Baca juga:
|