Selasa, 11 Januari 2022 | 09:00 WIB
Bobo.id - Apakah teman-teman sudah tahu apa saja prinsip-prinsip dalam keberagaman? Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keberagamannya. Salah satu faktornya adalah karena Indonesia merupakan negara kepulauan luas. Hal itu menyebabkan masyarakatnya yang tersebar di berbagai daerah punya latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan ini disatukan dalam semboyan yang kita kenal dengan Bhineka Tunggal Ika yang artinya "Berbeda-beda tapi tetap satu". Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman masyarakat ini dibutuhkan prinsip persatuan. Tujuannya agar prinsip persatuan bisa dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat. Ada lima prinsip persatuan dalam keberagaman, yaitu: - Bhineka Tunggal Ika - Nasionalisme Indonesia Baca Juga: Contoh Perilaku yang Mencerminkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan - Kebebasan yang bertanggung jawab - Wawasan nusantara Page 2
Page 3
Bobo.id - Apakah teman-teman sudah tahu apa saja prinsip-prinsip dalam keberagaman? Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keberagamannya. Salah satu faktornya adalah karena Indonesia merupakan negara kepulauan luas. Hal itu menyebabkan masyarakatnya yang tersebar di berbagai daerah punya latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan ini disatukan dalam semboyan yang kita kenal dengan Bhineka Tunggal Ika yang artinya "Berbeda-beda tapi tetap satu". Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman masyarakat ini dibutuhkan prinsip persatuan. Tujuannya agar prinsip persatuan bisa dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat. Ada lima prinsip persatuan dalam keberagaman, yaitu: - Bhineka Tunggal Ika - Nasionalisme Indonesia Baca Juga: Contoh Perilaku yang Mencerminkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan - Kebebasan yang bertanggung jawab - Wawasan nusantara
Lihat Foto Oleh: Hananta Wisnu Hermawan, Guru SDN Brebeg 02, Cilacap, Jawa Tengah KOMPAS.com - Toleransi secara bahasa berarti tenggang rasa. Bisa diartikan dengan menahan diri atau sabar. Selain itu, toleransi juga bisa diartikan dengan bersikap lapang dada terhadap orang yang memiliki pendapat berbeda. Sedangkan secara istilah, toleransi artinya menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, kepercayaan, pandangan terhadap sesama manusia yang pada dasarnya bertentangan dengan diri sendiri. Toleransi bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Terutama dalam beraktivitas dan dan berinteraksi sesama manusia. Dengan bersabar dan menahan diri serta menghargai orang lain, maka konflik atau perbedaan bisa dicegah atau tidak akan terjadi. Dengan begitu toleransi memiliki peranan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi di IndonesiaDi Indonesia toleransi menjadi penting. Ini karena bangsa Indonesia memiliki cukup banyak suku, ras, dan agama. Perbedaan tersebut tentu memberi pembawaan bagi setiap individu di negeri tercinta ini. Namun perbedaan tersebut juga bukan menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Baca juga: Toleransi dalam Keberagaman
Karena para bapak bangsa dan pahlawan sudah banyak memberi contoh tentang budaya toleransi. Contoh nyata adalah pada masa mempertahankan kemerdekaan semua pasukan yang berasal dari berbagai elemen pejuang, laskar, dan masyarakat bahu membahu dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam perjuangan diplomasi pun presiden pertama Indonesia Soekarno selalu berunding dengan berbagai tokoh dalam kabinet pemerintahannya, yang tentu berasal dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bentuk-Bentuk ToleransiMasyarakat Indonesia tanpa mereka sadari telah melakukan sikap bertoleransi dalam aktivitas kegiatan sehari-hari. Baik itu di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Berbagai bentuk aktivitas tersebut di antaranya: Menghormati hak dan kewajiban umat beragamaKita sama-sama mengetahui bahwa di Indonesia ada beberap agama dan kepercayaan yang diakui oleh negara. Acapkali perbedaan agama dan kepercayaan itu menjadi bahan perdebatan dan pemecah persatuan dan kesatuan bangsa. Maka dari itu sikap yang harus dimiliki adalah saling menghormati antarumat beragama. Contoh dalam kehidupan sekolah adalah setiap siswa diberi kesempatan untuk berdoa susuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing saat memulai dan mengakhiri pembelajaran. Baca juga: Tujuan dan Manfaat Toleransi Membantu sesama dalam kehidupan bermasyarakatPada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Artinya saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu manusia yang bertoleransi adalah manusia yang membantu manusia lain baik saat dibutuhkan maupun ketika tidak dibutuhkan.
Contohnya adalah saat melihat ada musibah bencana alam, maka kita secara sigap membantu dengan memberi donasi atau memberi bahan makanan bagi yang terkena musibah. Ramah dengan tetanggaOrang yang paling dekat dengan pintu rumah kita adalah tetangga. Walaupun tetangga kita berbeda suku, ras agama maupun pekerjaan, apabila kita baik dengan tetangga, maka tetangga akan baik dengan kita. Menghargai perbedaan pendapatDalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat, acapkali kita berbeda pendapat dengan orang lain. Maka agar tidak terjadi perpecahan sikap kita adalah menghargai pendapat orang lain. Karena bisa jadi pendapat orang lain itu benar daripada pendapat kita. Baca juga: Pelaksanaan Sikap Toleransi Mengedepankan musyawarah untuk menyelesaikan masalahMusyawarah adalah cara terbaik dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Dengan musyawarah semua pendapat akan didengar dan dibicarakan oleh peserta musyawarah. Serta akan diputuskan hasil yang terbaik bagi semua orang. Tidak memandang rendah suku atau budaya lain serta tidak memandang tinggi suku dan budaya sendiriDalam hal budaya, tidak ada istilah budaya satu lebih tinggi dari budaya lain. Maka sikap-sikap memandang rendah suku lain dan memandang tinggi suku dan budaya sendiri harus sebisa mungkin dihindari. Hal ini selaras dengan semboyan bangsa Indonesia yakni Bhineka Tungga Ika yang artinya berbeda-beda tetap satu jua. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Jakarta, Kominfo – Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa maka sikap moderat, saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam kehidupan sosial maupun kehidupan beragama menjadi penting. “Umat Islam harus menjadi umat yang moderat (wasathy) dalam segala hal, baik cara berpikir, bersikap, maupun bertindak, baik dalam hal ibadah maupun muamalah,” ucap Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada Peringatan Isra’ Mikraj Tingkat Kenegaraan Tahun 2021 Masehi/1442 Hijriah, melalui konferensi video, di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro No. 2 Jakarta, Rabu malam (10/03/31). Wapres menuturkan bahwa keberagaman masyarakat juga terjadi pada zaman Rasulullah SAW, menghadapi etnis dan agama yang berbeda-beda. “Kondisi umat yang dihadapi Rasulullah SAW sangat beragam, baik dari aspek agama maupun etnis. Oleh karena itu, diperlukan sikap kepemimpinan yang penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan keadilan, namun tetap teguh dalam menyampaikan misi dakwahnya,” kata Wapres. Selanjutnya Wapres menekankan agar sikap moderat dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia yang majemuk dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. “Dalam konteks berbangsa dan bernegara sikap moderat ini sangat relevan dan harus dijadikan pedoman karena bangsa kita adalah bangsa yang majemuk,” ujar Wapres. Kemudian, Wapres mengungkapkan menyetujui penerapan prinsip menjaga persaudaraan bangsa dan persaudaraan kemanusiaan yang dilakukan oleh para ulama untuk menjaga persatuan bangsa. Sangat tepat sekali apa yang dibuat oleh para ulama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan cara mengembangkan prinsip ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa), di samping ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan), ungkap Wapres. Lebih lanjut, Wapres juga menuturkan bahwa peristiwa Isra’ Mikraj merupakan peristiwa penting bagi umat Islam yang merupakan perjalanan spiritual bagi Nabi Muhammad SAW dalam membuktikan kekuasaan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin besar yang ditugasi untuk melakukan perbaikan di segala bidang bagi seluruh umat manusia dengan berbagai latar belakang, memerlukan pengetahuan dan wawasan yang luas. Dengan perjalanan Isra’ dan Mikraj itu Nabi Muhammad SAW memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan tentang kekuasaan Allah SWT, tutur Wapres. Pada kesempatan tersebut, Wapres mengajak masyarakat untuk senantiasa bahu membahu dan bergotong royong guna mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera, serta tidak lupa mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol Kesehatan sebagai wujud ikhtiar dengan seraya memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi Covid-19 dapat segera berakhir. “Marilah kita tetap melakukan ikhtiar bersama untuk menghilangkan pandemi ini melalui vaksinasi Covid-19 untuk membentuk kekebalan komunitas (herd immunity). Saya juga mengajak semua masyarakat untuk tetap mematuhi pelaksanaan protokol kesehatan,” ajak Wapres. Sebelumnya, Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa semangat Isra’ Mikraj yang memiliki nilai moderasi beragama, senada dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila, sehingga sangat tepat apabila diterapkan untuk membangun Indonesia yang lebih maju. “Beberapa spirit Isra’ Mikraj seperti keseimbangan, keberkahan, musyawarah, dan persatuan, tidak lain adalah spirit yang dibutuhkan untuk negara ini. Seyogyanya spirit tersebut dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai landasan membangun kehidupan harmonis di tengah-tengah keragaman latar belakang, suku, dan agama untuk sampai pada cita-cita luhur kita, yakni bangsa yang utuh yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila,” ucap Yaqut. Turut hadir dalam acara, Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Zainut Tauhid, para pejabat di lingkungan Kementerian Agama, serta para pimpinan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri seluruh Indonesia. Sementara, Wapres didampingi oleh Staf Khusus Wapres Bambang Widianto dan Masykuri Abdillah serta Masduki Baidlowi. Presiden meyakini jika seluruh kepala daerah dapat bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) maupun Tim Pengendali Inflasi Pu Selengkapnya Prosesi kirab budaya ini kembali dilakukan setelah terakhir dilakukan pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19. Selengkapnya Presiden Joko Widodo turut mengharapkan dukungan dari semua lembaga negara untuk menjaga dan membangun demokrasi di Tanah Air sekaligus memp Selengkapnya Wapres menyampaikan bahwa kunci sukses upaya penghapusan kemiskinan ekstrem adalah konvergensi program dan perbaikan akurasi pensasaran. Selengkapnya |